"Kamu itu kenapa sih laras, selalu berbuat keributan. Apa yang kamu permasalahkan lagi ha!" bentak aja dengan keras kepada putri nya itu.
"Apa ayah tak mau mendengarkan penjelasan ku dulu. kenapa selalu menuding ku Seperti penjahat!" ucap nya dengan pandangan nanar menatap kecewa ke arah ayah nya.
"Karena kau tak pernah mau menerima istri baru ayah. Dia selalu baik kepada mu nak, tapi kau malah berbuat jahat kepada nya." ucap nya dengan tatapan menuding.
"Apa ayah tau apa yang membuat ku marah, dia membuang kue ulang tahun ku. Dia membuang kue buatan mbok Lela. Dan kenapa aku begitu murka. Karena ayah berubah.... Ayah selalu membela nya. Ayah tak pernah lagi menunjukkan kasih sayang ayah kepada ku. Ayah. jahat."
"Mas... Aku ga tau... Aku kira sudah tak terpakai lagi." ucap nya dengan wajah melas seolah bersalah akan hal tersebut.
Mendengar ucapan ibu tirinya membuat nya berdecak sinis. Sungguh penghargaan orang yang bermuka dua saat ini jatuh kepada Weni. Ibu tirinya itu.
"sungguh memuakan. Aku membenci mu, kau tak pantas menjadi ibu tiri ku."
"Plak....
Tamparan keras membuat Laras tertegun seketika. Tak menyangka ayah nya menampar nya hanya karena wanita jalang ini. dia begitu kecewa dengan apa yang ayah nya Perbuat.
"Laras.... Ayah." ucap nya terbata saat menampar putri kandung nya itu.
"Jadi seperti ini yang katanya ga bakalan berubah. Sungguh ayah, kau membuat ku kecewa berkali kali nya. Kalau saja waktu bisa diulang. Aku ga akan mengijinkan ayah untuk menikahinya. ayah jahat." teriak nya dengan wajah sendu dan langsung menuju ke kamar nya.
"Laras....maaf nak, ayah."
"Mas... sudah dia butuh waktu. Jangan di kejar."
"Tapi aku sudah menamparnya."
"Sudah mas, jangan seperti ini. Kamu ga salah kok. Memang dia yang salah."
mendengar ucapan istrinya membuatnya menurut saja. hal itu membuat Weni tersenyum bangga. Sebab aura pemikat nya berhasil. Laki laki ini berhasil terjerat dengan pesona nya. Tentu saja dia datang ke dukun terdekat untuk membuat jaya semakin mencintai nya. Dengan melakukan ritual khusus dan beberapa kali mandi kembang untuk memperlancar usaha nya saat itu. Dan terbukti ampuh. Apalagi bayarannya juga besar untuk membuat laki laki di depan nya jatuh cinta.
"Bagus... Selangkah lebih cepat, dan gadis itu akan tersingkirkan sebentar lagi." gumam nya dalam hati sambil tersenyum licik.
Jaya merasa perasaan bersalah, dan merasa kosong saat memandang wajah anaknya yang menangis tadi. Entah mengapa dia bisa menampar putri kandung nya sendiri. rasanya seperti ada yang mengendalikan diri nya saat ini. Tapi dia tak mampu melawan nya.
POV Laras....
"Hiks.... Ayah jahat."
"Bunda... Ayah jahat bunda."
"Dia jahat sama Laras bunda... Hiks... Dia nampar Laras... Ayah jahat Bun." ucap ku sambil mengelus Poto figuran bunda ku yang tersenyum manis ke arah kamera.
Sungguh rasa sakit ini semakin besar kepada ayah ku sendiri. Entah mengapa aku tak bisa menahan diri lagi saat ini. Ingin sekali rasanya aku pergi dari sini. tapi aku gabisa biarkan weni menguasai rumah ini.
"Hiks..... Bahkan dia tak mengingat hari ulang tahun ku, dia melupakan segalanya tentang ku... bunda... Laras kangen... hiks.."
Setelah puas menangis, aku pun tertidur di kamar tanpa tau hari sudah mulai malam. Suara pintu pun terdengar ditelinga ku.
"Tok.... Tok...
"Non...mbok bawakan makanan non, ayok dimakan dulu." ucap mbok Lela dengan pandangan khawatir nya.
Aku beranjak menuju ke arah pintu untuk membuka nya, sebab perut ku juga sudah mulai keroncongan. Memang dari tadi siang aku belum sempat makan, dan berakhir ribut dengan ayah ku sendiri.
"Cklek...
"Non... Mbok bawakan makanan untuk non, ayok dimakan dulu."
Mbok begitu perhatian kepada ku, hanya dia satu satu nya orang yang perduli dengan ku. sungguh aku merasa begitu menyayanginya.
"makasih ya mbok, tolong dibawak ke dalam. aku ingin cuci wajah dulu."
"iya non." ucap nya dengan senyum tipis.
Setelah selesai mencuci muka, aku langsung makan masakan mbok Lela dengan nikmat nya. Sungguh masakan mbok Lela itu sama seperti masakan bunda ku.
"Jangan sedih lagi ya non, jangan khawatir soal tuan yang berubah. kita doakan semoga pintu hati tuan terbuka lebar dan bersalah telah menampar nona Laras."
"Makasih ya mbok, kalau ga ada mbok. Aku sendirian disini."
"Sama sama non, mbok akan selalu mendampingi non."
Mereka berdua bercerita banyak hal. tentu saja membuat perasaan Laras kian membaik dari sebelumnya.
Setelah menghabiskan makanan ku, mbok pun beranjak ke luar dan membawa piring kotor ku ke dapur. Apalagi badan ku terasa panas saat ini. seperti nya akan demam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments