Seorang wanita terlihat berjalan dengan sedikit tergesa gesa ketika keluar dari mobilnya, Sesekali melihat jam mewah yang bertengger di tangannya.
Oh shit, Aku terlambat
Pekiknya dalam hati.
Lantas tanpa buang buang waktu dia mendorong pintu yang ada di hadapannya, Dimana saat itu juga pandangannya tertuju pada seorang pria tua yang juga menatapnya.
Wanita itu mulai mengatur nafasnya, Berusaha menetralisir perasaanya dengan berjalan secara perlahan ke arah depan.
"Kau terlambat"
Sahut pria tua itu yang menatap wanita di hadapannya dengan tatapan tidak suka.
"Anda menghubungiku dengan tiba tiba tuan Hedward Santoso"
Sahut Nova dengan sopan, Namun tidak dia pungkiri dia merasa sedikit kesal tapi berusaha mengendalikan ekspresinya.
Mereka adalah Nova dan Tuan besar Santoso, Hedward Santoso, Pagi tadi saat dia sedang di hotel bersama teman temannya, Lalu terkejut ketika mendapatkan telfon dari seseorang yang tidak dia kenal.
Namun saat orang itu mengatakan jika tuan Hedward Santoso yang meminta untuk bertemu jelas saja wanita itu tidak menolak.
Hedward Santoso yakni kakek dari kekasihnya, Dia tentu saja tidak menyia nyiakan kesempatan ini bukan. Sayangnya pria itu mengambil waktu pertemuan mereka dengan waktu singkat. Membuatnya cukup tergesa gesa dalam menyiapkan diri. Dan pada akhirnya dia terlambat seperti yang dia perkirakan.
Nova kemudian menarik kursi yang ada di dekatnya, Lantas duduk tepat di hadapan pria tua itu.
Tuan besar Santoso menatap wanita di hadapannya dengan teliti dan mulai membandingkannya dengan cucu menantunya.
Dan jelas saja cucu menantunya jauh lebih unggul dari wanita itu. Cucu menantunya cantik tanpa perlu memoleskan makeup di wajahnya, Sedangkan wanita di hadapannya terlihat menutupi wajahnya dengan sempurna melalui makeup tebalnya.
Tuan besar Santoso mulai berfikir, Kenapa cucunya itu bisa tergoda dengan wanita modelan seperti itu, Yang tidak memiliki daya tarik walaupun sedikit saja di matanya
"Aku tidak ingin membuang buang waktu untuk hal yang tidak penting"
Ucap pria tua itu dengan datar
"Kau jelas tau siapa aku? Meski berpura pura memasang wajah seolah tidak mengenalku"
Lanjut tuan besar Santoso kembali dengan tatapan sinis ke arah Nova.
"Ambil ini dan jauhi cucuku"
Lantas tuan besar Santoso meletakkan sebuah amplop di depannya.
Nova jelas saja terkejut mendengar perkataan kakek dari kekasihnya, Dia pikir apakah pria tua itu sudah tau hubungan dia dengan Arldan.
Matanya kemudian tertuju pada amplop bewarna coklat di atas meja, Tangannya kemudian bergerak melihat isi dari benda tersebut.
"Itu cek kosong, Kau bisa menuliskan berapa uang yang kau mau, Dengan syarat pergi dari kehidupan cucuku dan jangan pernah kembali"
Sahut tuan besar Santoso yang melihat ekspresi terkejut dari wanita di hadapannya.
"Maaf tuan Hedward, Aku tidak bisa menerimanya"
Wanita tersebut berkata dengan sopan, Meletakkan kembali amplop tersebut di atas meja yang ada di hadapan mereka
Wanita itu jelas berpikir, Uang yang di tawarkan pria itu jelas tidak ada apa apanya jika dia telah menjadi nyonya besar Santoso. Jikapun uang yang dia tuliskan dalam cek terus dalam jumlah yang banyak, Bukankah tetap akan habis? Sedangkan ketika dia menikah dengan Arldan dia tidak hanya mendapatkan kekayaan yang tidak terbatas melainkan status tinggi yang membuat semua orang menghormatinya.
Melihat penolakan wanita tersebut membuat tuan besar Santoso mencibir.
"Kenapa sok jual mahal? Bahkan putraku memakai tubuhmu tanpa mengeluarkan uang sepeserpun"
Cibir tuan besar Santoso dengan pedasnya, tidak peduli jika wanita itu akan tersinggung dengan perkataannya atau tidak.
"Berfikir naik status sebagai nyonya Santoso? Bukankah mimpimu terlalu tinggi"
Ejek pria itu tanpa tanggung tanggung, Dia jelas tau wanita dengan modelan seperti yang di hadapannya jelas mengincar posisi yang lebih tinggi.
"Anda tidak mengenal saya dengan baik, Bagaimana bisa anda menghina saya dengan begitu keterlaluan"
Ucap Nova cepat, Meskipun dia tau jika pria tua itu adalah kakek dari kekasihnya, Namun dia tidak bisa jika di hina begitu saja
Tuan besar Santoso mendengus menatap wanita di depannya dengan tatapan meremehkan.
"Sejauh mana yang aku tidak tau tentangmu? Wanita bayaran dari sebuah club, Memikat cucuku dengan tubuhnya yang jelas tidak bernilai apapun"
Sarkas pria tua tersebut
"Arldan terlalu bodoh, Memilih mengkhianati istrinya dengan selingkuhan yang bahkan rela menjual tubuhnya pada sembarangan pria"
"Tuan Hedward, Bukankah anda sudah keterlaluan"
"Tidak sadar diri?"
Tuan besar Santoso tampak terkekeh sinis.
Pria tua itu langsung berdiri dari posisinya, Dia tidak akan membuang buang waktu dengan wanita tidak tau malu seperti itu.
"Jangan terlalu percaya diri jika kau mampu merangkak naik masuk ke keluarga Santoso dengan masa lalu kelam mu"
Sarkas tuan besar Santoso kembali yang kemudian pergi meninggalkan Nova dalam jutaan kemarahan.
"Sial pria tua sialan"
Dada wanita itu naik turun, Amarahnya saat ini seolah mencapai batasnya. Jika saja, Jika saja pria tua itu bukan dari kakek Arldan maka dia pastikan dia telah mengatai pria tua itu.
"Tunggu sampai aku benar benar menjadi nyonya Santoso, Kau akan lihat betapa mengerikannya aku"
Ucap Nova yang mengeram dengan kemarahan yang mendalam.
Berulang kali Nova mengatur nafasnya, Lantas wanita tersebut membuka tas miliknya mencari ponsel dan menghubungi Arldan yang sejak kemarin tidak membalas pesannya.
Bukannya hanya tidak bertemu? Kenapa pria itu malah mengacuhkannya.
Berulang kali dia mencoba menghubungi pria itu, Sialnya tidak peduli sebanyak apa dia mencoba menelponnya Arldan tidak menjawabnya.
Brakkk
Nova memukul meja di hadapannya dengan keras, Seolah tidak peduli dengan tatapan semua orang kini tertuju padanya.
...****************...
Art Space
Pukul 15.20
Kedua gadis yang tadi sibuk dengan kegiatan melukisnya secara perlahan meletakkan kuas mereka.
"Perlihatkan lukisanmu"
Seru Lili ke arah Vanesa
Vanesa menurut membalikkan kanvas yang di pegang agar Lili bisa melihat lukisannya.
"Indah, Sangat indah"
Seru Lili yang menatap takjub lukisan milik sahabatnya. Meski dia juga pandai melukis namun kemampuan Vanesa dalam bidang itu jelas saja lebih unggul darinya.
Vanesa tampak terkekeh melihat ekspresi sahabatnya itu.
"Lukisan mu juga sangat indah"
Ucap Vanesa jujur
"Mari mengambil gambar"
Sahut Lili kemudian
"Coba tersenyum"
"Astaga kamu sangat cantik"
Ucap Lili yang kembali kagum melihat kecantikan sahabatnya.
"Aishhhh kau selalu berlebihan"
Timpal Vanesa ke arah sahabatnya.
"Mari berfoto bersama"
Lili menganggukkan kepalanya, Lantas meminta tolong pada seseorang yang ada di sana untuk mengambil gambar mereka.
"Aku akan mempostingnya di Instagramku"
Vanesa hanya menganggukkan kepalanya, Dia kemudian melirik jam tangannya.
"Sepertinya aku harus pulang sekarang"
Mendengar itu membuat Lili mengerutkan keningnya.
"Tidak ingin makan malam bersamaku?"
Vanesa menggelengkan kepalanya cepat.
"Ada kakek di rumah, Aku harus menyiapkan makanan untuknya dan juga Arldan"
Lili hanya bisa menghela nafasnya pasrah, Dia tidak memiliki pilihan lain selain membiarkan sahabatnya itu pergi lebih dulu meninggalkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments