11

Chapter 11: a little memory revealed but can't be remembered

Ruangan itu terasa lebih tegang dari sebelumnya. Yoon Seo masih belum bisa mencerna apa yang baru saja terjadi.

Kehadiran dari ibu tiri dan kakak ketiganya membuat segala sesuatu menjadi lebih rumit.

Ditambah lagi dengan perkataan cha eunwoo membuat nya semakin kebingungan.

Tatapan tajam Se-Hyeon masih terarah pada Cha Eunwoo, sementara pria itu tetap tenang dengan senyum tipis di wajahnya.

Tidak ada yang berani memecahkan kesunyian, hingga akhirnya, se-hyeon menghela napas dan menegakkan tubuhnya.

"Aku tidak menyangka akan bertemu denganmu lagi disini, Cha Eunwoo," ucapnya dingin. Ada nada perhitungan dalam suaranya, seolah sedang menilai apakah pria di hadapannya masih sama dengan yang ia kenal di masa lalu. "semua orang mengira kau sudah mati 2 tahun yang lalu. "

Eunwoo hanya mengangkat bahu. "Aku juga tidak menyangka bibi akan datang ke sini. Tapi, melihat bagaimana bibi masih mengenaliku, itu cukup mengesankan."

Mata Se-Hyeon sedikit menyipit. "Kau memang banyak berubah. Tapi aura dan cara bicaramu masih sama. Itu cukup untuk membuatku yakin bahwa itu kau. "

Jung-In yang sejak tadi diam, kini membuka suara. "Tunggu... ibu bilang, bahwa dia Cha Eunwoo? Maksud ibu, Cha Eunwoo yang dulu sering main ke rumah? sahabat kak min-soo? Makhluk yang selalu mengambil perhatian Yoon Seo-ah setiap datang berkunjung?!"

Yoon Seo menoleh dengan terkejut.

'Huh? Apa maksudnya?...'batinnya.

Dalam novel yang ia ketahui, 'Kim Yoon Seo' hanya disebutkan dalam beberapa baris singkat.

dia hanya karakter NPC yang tidak terlalu penting bagi masa lalu protagonist, dan menghilang begitu saja bak angin yang berlalu. Tidak ada bagian yang membahas tentang kehidupannya, keluarganya, atau bagaimana hubungannya dengan karakter lain.

'lebih tepatnya, 'Kim Yoon seo' adalah karakter latar belakang tanpa wajah' batin Yoon seo.

"Apa kau tidak ingat, Yoon Seo?" tanya Eunwoo tiba-tiba."apa kau sama sekali tidak mengingat sosok yang sudah kau anggap kakak, lebih dari saudara-saudaramu ini?"

"hei! kau bajingan!beraninya kau bilang begitu! " seru Jung-In setelah mendengar ucapan eunwoo dengan tersinggung. tak Terima dia mengatakan yang paling dekat dengan yoon seo adalah dirinya.

"apa? aku hanya mengatakan hal yang sebenarnya? " eunwoo berkata tanpa rasa bersalah.

"akan ku bunuh kau! "

Sebelum kim Jung-In melancarkan serangan, Se-Hyeon terlebih dahulu menghentikan nya dan berbicara dengan suara tenang namun tegas. "Percuma saja. Dia mengalami amnesia setelah koma beberapa bulan yang lalu. Banyak ingatan masa lalunya yang hilang." ucapnya, menggantikan yoon seo menjawab.

Eunwoo terdiam sejenak sebelum mengangguk pelan.

"Begitu rupanya... Pantas saja dia sama sekali tidak mengenaliku," gumamnya pelan.

Jung-In, setelah agak tenang, menatap Yoon Seo dengan ekspresi rumit. "yoon Seo-ah... kau belum mengingat satu pun kenanganmu sampai sekarang ya..." ucapnya sedikit terdengar sedih dan kecewa namun berusaha untuk menutupi nya dengan nada sarkas. dia kemudian menoleh ke arah cha eunwoo dan menyeringai. "Padahal kau dulu begitu lengket ketika dia datang bermain ke rumah. Bahkan lebih lengket daripada saat bersama dariku dan saudara yang lainnya. sayang sekali..." sarkasnya yang membuat cha eunwoo mengerutkan keningnya.

Yoon Seo terdiam. tidak tau harus menjawab apa setelah mendengar hal tersebut.

Ruangan itu kembali hening. Baek Soyeon, yang sejak tadi mengamati percakapan mereka dengan santai, akhirnya berdeham.

"Baiklah, aku paham kalau kalian punya banyak hal yang harus dibicarakan. Tapi jangan lupa, kita masih terjebak di dalam Gate ini. Jika ingin keluar hidup-hidup, kita harus bekerja sama."

Kim Jung-In menghela napas berat. "Benar juga. Aku tidak peduli siapa pun di antara kalian, tapi kita perlu strategi yang tepat. Aku tidak akan membiarkan Yoon Seo-ah dalam bahaya lebih jauh."

"Kami sudah punya rencana," ujar Baek Soyeon. "Dan dengan tambahan kalian, kemungkinan kita untuk menang menjadi lebih besar."

Se-Hyeon menatap Eunwoo tajam sebelum mengalihkan pandangannya pada Yoon Seo. "Baik. Aku akan membantu. Tapi setelah semua ini selesai, aku ingin penjelasan."

Yoon Seo mengangguk pelan. Pikirannya menjadi sangat rumit. Tapi untuk saat ini, mereka harus fokus pada satu hal: keluar dari Gate ini dengan selamat.

Beberapa jam kemudian

Tim mereka kini terbagi menjadi tiga kelompok sesuai dengan strategi yang telah disusun. Tim penyerang utama dipimpin oleh Cha Eunwoo, terdiri dari Kang Jisung, Baek Soyeon, dan Han Mirae. Tim pendukung yang akan memberikan perlindungan di garis belakang dipimpin oleh Ahn Se-Hyeon dan Kim Jung-In.

Dirinya? tentu saja karena dia yang terlemah dia akan berada di tengah sebagai bagian tim pendukung.

Saat mereka sedang bersiap-siap, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki dari luar. Semua orang segera memasang posisi siaga.

namun ketika Pintu terbuka, disana berdiri seorang wanita bertopeng hitam yang melangkah masuk dengan santai.

"Aku selesai berpatroli," ucapnya singkat.

Baek Soyeon menyeringai. "Bagus. akhirnya kau kembali juga...Denganmu di sini, peluang kita semakin besar."

Wanita bertopeng itu mengangguk dan berdiri di sisi ruangan, tanpa mengatakan apa-apa lagi.

"Wow, siapa sangka aku akan melihat awakener nomor 1 Korea ada di sini..." ucap Kim Jung-In dengan nada main-main.

Wanita bertopeng hanya menoleh sekilas, tidak memberikan tanggapan lebih lanjut. itu membuat kim Jung-In merasa kesal akibat diabaikan. tapi segera dia ditenangkan oleh kang ji-sung.

"Naya, kau posisi penyerang paling depan. dengan skill dan kemampuan mu, kau sangat cocok di posisi itu. " jelas baek soyeon.

wanita bertopeng itu, yang sekarang dipanggil Naya mengangguk, mengiyakan perkataan soyeon.

Naya?

Itu namanya?

Tunggu

Ini berbeda dari novel..

nama itu tidak pernah disebutkan didalam novel..

Terlebih lagi...

Kenapa nama itu terasa familiar?

Yoon Seo, yang sejak awal merasa ada sesuatu yang aneh tentangnya, mulai memperhatikannya lebih seksama. Ada sesuatu yang familiar dalam cara wanita itu bergerak, dalam posturnya, dan bahkan dalam caranya diam.

Namun, bagaimanapun itu Yoon seo sama sekali tidak dapat menjelaskan rasa dejavu ini.

banyak pertanyaan yang mulai muncul di benaknya hingga tanpa dia sadari, cha Eunwoo telah berada dihadapannya.

tanpa diberi aba-aba, cha eunwoo langsung menjitak jidat Yoon seo.

"argh! apa-apaan kau! " seru Yoon seo terkejut.

"Jangan terlalu memikirkan hal yang tidak perlu," ucapnya dengan nada yang lebih lembut dari biasanya. Sambil berbicara, dia menempelkan sapu tangannya ke hidung Kim Yoon Seo yang mengeluarkan darah.

Yoon Seo mengangguk pelan. "Aku baik-baik saja, jadi jangan khawatir," katanya sambil mengambil alih sapu tangan itu dari Cha Eunwoo. "Fokuslah ke tugasmu, aku tidak ingin menjadi beban bagimu."

Eunwoo menatapnya dalam-dalam, seolah mencoba membaca pikirannya. "Aku tidak pernah menganggapmu beban, Yoon Seo."

Perkataannya membuat jantung Yoon Seo berdetak lebih cepat. Ia menelan ludah, lalu mengalihkan pandangannya. "Ayo kita mulai sebelum keadaan semakin buruk."

Eunwoo tersenyum tipis, lalu berbalik menuju timnya. Yoon Seo menarik napas panjang.

'untuk saat ini mari fokus untuk keluar dari gate ini.. '

To be continued~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!