Setelah menikmati makan malam yang sederhana, mereka memutuskan untuk bermalam di sebuah gua tidak jauh dari tempat mereka sebelumnya.
Denara segera merebahkan diri di dalam gua, membiarkan kelelahan menyelimuti tubuhnya. Sementara itu, Yuyu Kangkang memilih duduk di pintu masuk, berjaga sepanjang malam.
Angin malam berembus pelan, membawa suara dedaunan yang bergesekan di kejauhan. Cahaya bulan samar-samar menerangi wajahnya yang dipenuhi pemikiran.
Yuyu menghela napas berat, tatapannya menerawang ke kejauhan.
"Pangeran..." gumamnya lirih, suaranya nyaris tertelan oleh angin. "Semoga kau tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya."
Dia meremas jemarinya, lalu mengalihkan pandangan ke dalam gua, ke arah Denara yang sudah tertidur lelap.
Malam ini terasa lebih panjang dari biasanya.
—————
Ribuan mil jauhnya, di dalam istana kerajaan yang megah, Klenting Merah duduk anggun di atas sebuah sofa mewah.
Di kedua sisinya, dua pria tampan duduk dekat, tubuh mereka hampir menempel padanya. Tatapan mereka dipenuhi ketertarikan, sementara tangan mereka dengan lembut menyentuh lengan dan pinggangnya.
Klenting Merah tersenyum, bibirnya melengkung dengan pesona yang menggoda. Matanya berkilat penuh perhitungan, menikmati perhatian yang diberikan kepadanya.
"Yang Mulia... izinkan saya..." bisik salah satu pria, suaranya rendah dan menggoda saat dia mendekatkan wajahnya ke arah Klenting Merah.
Klenting Merah tidak menolak. Bibirnya melengkung dalam senyum tipis sebelum dengan lembut menyambut ciuman pria itu.
Dia adalah tunangan Ande-Ande Lumut, tidak, itu sang pangeran. Namun, pertunangan itu bukanlah hasil dari cinta yang tulus.
Pangeran tidak benar-benar menginginkannya.
Sebaliknya, Klenting Merah telah menjebaknya, membuatnya tidak punya pilihan selain mengikat hubungan meraka.
Dia masih mengingat kejadian itu sejelas kemarin.
Saat itu, dia dan Klenting Biru tiba lebih dulu dibanding Klenting Kuning, bersama beberapa wanita lain yang akan mengikuti sayembara. Dia tahu bahwa jika hanya bersikap biasa-biasa saja, dia tidak akan pernah mendapatkan Ande-ande Lumut, pemuda tampan saat itu.
Lebih buruk lagi, dia selalu merasa terancam oleh Klenting Kuning, saudari tirinya yang belum datang. Ditambah lagi, ada ujian kesucian yang akan segera dilakukan. Itu mengkhawatirkan karena dia telah kehilangan ciuman pertamanya, yang setara dengan kehilangan kesuciannya. Jika dia ingin memastikan posisinya, dia harus bertindak lebih dulu.
Sehari sebelum ujian dilakukan, sebuah ide muncul di kepalanya. Dia akan menjebak sang pangeran dengan tuduhan menganiaya dirinya. Dengan bantuan Klenting Biru, rencana itu berjalan dengan sangat mudah.
Pertama, Klenting Biru memancing Ande-ande Lumut ke taman belakang. Begitu sampai di sana, Klenting Biru dengan sengaja mengacak-acak pakaian dan penampilan pria itu sebelum berlari pergi. Tujuannya bukan lari dari Ande-ande lumut, tapi untuk memanggil orang lain.
Ande-Ande Lumut tidak menyadari apa yang sedang terjadi. Dia dengan tenang merapikan pakaiannya. Namun, sebelum dia benar-benar merapikan penampilannya, sekelompok orang sudah muncul.
Saat itulah Klenting Merah memainkan perannya. Dia keluar dari balik semak-semak dibelakang Ande-ande Lumut dengan pakaian yang tampak berantakan, wajah penuh kepanikan, dan tubuh gemetar seolah baru saja menjadi korban kekerasan.
Ande-Ande Lumut yang tampil dengan pakaian berantakan dan Klenting Merah yang gemetar ketakutan menciptakan pemandangan yang langsung membentuk opini publik. Tanpa perlu mendengar penjelasan lebih lanjut, orang-orang yang menyaksikan kejadian itu langsung menyimpulkan bahwa Ande-ande Lumut telah menganiaya seorang gadis!
Dengan dukungan dari kerumunan, Klenting Merah mendapatkan suara mayoritas untuk menikahi Ande-Ande Lumut sebagai bentuk "pertanggungjawaban."
Dari sudut matanya, dia melihat Klenting Kuning berdiri di antara kerumunan. Ada kepuasan yang membuncah di hatinya, dia telah memenangkan sayembara ini.
Menang tetaplah menang, tidak peduli bagaimana caranya.
Namun, ada satu hal yang tidak pernah dia duga. Ande-Ande Lumut ternyata adalah sang pangeran. Dengan statusnya sebagai bangsawan, pernikahan mereka tidak bisa langsung dilakukan begitu saja. Ada aturan istana yang harus diikuti, dan hal itu membuat Klenting Merah harus bersabar lebih lama untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments