CHAPTER 4 Makan Malam Bersama

Lana terkesima, matanya membulat sempurna, mulutnya menganga tak percaya, menatap hamparan makanan lezat yang memenuhi meja makan. Aroma menggoda dari berbagai hidangan menggugah selera, membuatnya seolah berada di surga kuliner. Ia menoleh ke arah Sakha, ekspresinya bertanya-tanya, seolah meminta penjelasan atas pemandangan luar biasa ini.

Sakha, yang melihat ekspresi lucu Lana, terkekeh pelan. Ia sudah menduga reaksi gadis itu akan seperti ini.

"Nek, banyak sekali makanannya," ujar Lana, masih takjub, seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Nenek Yasmin tertawa renyah, melihat ekspresi polos Lana.

"Tidak apa-apa, Nak. Nenek sangat senang. Kamu tahu tidak, ini pertama kalinya Sakha membawa teman ke rumah," ujarnya, matanya berbinar.

Mata Lana semakin membulat mendengar ucapan nenek. "Pertama kali?" bisiknya pada Sakha, tak percaya.

Sakha hanya mengangkat bahu, tak menjawab, lalu menarik kursi untuk Lana duduk. "Ayo, duduk," ajaknya.

Ketiganya duduk di meja makan, Lana masih bingung harus memulai dari mana. Begitu banyak hidangan lezat yang menggoda selera.

"Ayo, ambil, Nak. Kamu suka apa? Ayam goreng mau? Atau udang saus mentega? Masakan Bi Maya lezat-lezat, kamu pasti tidak kecewa," tawar Nenek Yasmin dengan semangat, seolah ingin membuat Lana mencicipi semua hidangan.

Lana mengangguk, tersenyum lebar. Setelah melihat Nenek dan Sakha mengambil makanan, ia pun mulai menyendok nasi ke piringnya. Ia mengambil sepotong ayam goreng yang renyah, perkedel jagung yang gurih, dan sedikit kuah sayur yang harum.

Sambil menikmati hidangan lezat, mereka berbincang-bincang. Nenek Yasmin lebih banyak bertanya pada Lana, ingin tahu lebih banyak tentang gadis itu. Ia menanyakan tentang pekerjaan orang tua Lana, tempat tinggalnya, saudara-saudaranya, dan hal-hal lain yang membuat Lana sedikit tidak nyaman.

Sebenarnya, Lana tidak suka membicarakan keluarganya, karena baginya itu adalah privasi. Namun, ia mencoba menjawab pertanyaan Nenek Yasmin dengan sopan, memberikan jawaban umum tanpa mengungkapkan kondisi keluarganya yang sebenarnya.

"Tadi, saat Nenek pertama kali melihat kamu di ruang keluarga, Nenek merasa familiar dengan kamu. Kamu ingat tidak, apakah kita pernah bertemu?" tanya Nenek Yasmin, matanya menatap Lana dengan penuh harap.

Lana berhenti mengunyah, mencoba mengingat-ingat. Ia merasa pernah bertemu dengan Nenek Yasmin, tetapi tidak ingat kapan dan di mana.

"Maaf, Nek, Lana tidak ingat," ujarnya, merasa bersalah.

"Mungkin Nenek salah ingat. Sudah-sudah, ayo ambil lagi lauknya, Nak. Udangnya kenapa tidak dicoba, enak, lho," Nenek Yasmin menyodorkan udang saus mentega yang terlihat menggiurkan.

"Maaf, Nek, tapi Lana alergi udang," tolak Lana sopan.

"Ya Tuhan, maafkan Nenek, ya. Sakha, kamu kok tidak memberitahu Nenek?" Nenek Yasmin menatap Sakha dengan sedikit kesal.

"Lah, Sakha saja baru tahu," jawab Sakha acuh, mengambil udang yang tadi ditawarkan pada Lana.

"Dasar kamu ini!" Nenek Yasmin menggeleng-gelengkan kepala, tersenyum maklum. "Sakha memang orangnya cuek seperti ini, Lana. Kamu maklumi saja, ya," pintanya.

Lana mengangguk, tersenyum tipis.

Setelah makan malam, Lana bergegas pamit karena hari sudah larut. Nenek Yasmin memanggil Pak Izal, sopir keluarga mereka, untuk mengantar Lana pulang.

Nenek Yasmin mengantar Lana ke pintu keluar. "Nanti main ke sini lagi, ya. Dan jangan kapok belajar dengan Sakha," ujarnya, tersenyum hangat.

"Iya, terima kasih, ya, Nek, untuk makan malamnya. Jadi, aku tidak perlu masak lagi di rumah," kata Lana, tulus.

"Lho, kamu suka masak? Sebentar, memangnya Mama kamu tidak masak, ya?" tanya Nenek Yasmin, penasaran.

"Oh, eh... bukan begitu, Nek," Lana terlihat gelagapan. "Mmmm, maksudnya, orang tua Lana sedang di luar kota, jadi akhir-akhir ini Lana selalu masak sendiri."

"Oh, begitu. Kalau kamu kesepian di rumah, main ke sini, ya. Nenek senang punya teman ngobrol. Kalau Sakha kan pendiam, seperti kulkas dua pintu, dingiiinnnn..." canda Nenek Yasmin, membuat mereka tertawa.

Tiba-tiba, Sakha menghampiri mereka, sudah mengenakan jaket. "Lho, kamu mau ke mana?" tanya Nenek Yasmin.

"Sakha saja yang antar Lana, Nek," ucap Sakha, membuat Nenek Yasmin terkejut.

"Hah, maksudnya?"

"Sakha yang menyetir," kata Sakha, menunjukkan kunci mobil di tangannya.

"Eh, tidak, tidak! Kamu masih Nenek hukum, ya, dilarang menyetir sampai tahun depan, Nenek tidak mau tahu.

Suruh Pak Izal antar Lana, kamu diam di rumah atau ikut boleh, asal jangan menyetir," tegas Nenek Yasmin.

"Nek..." Sakha merajuk, mencoba membujuk. "Aman, kok, tidak akan kenapa-kenapa."

"Sekali Nenek bilang tidak boleh, tetap tidak boleh," kata Nenek Yasmin, final.

Lana, yang menyaksikan perdebatan mereka, hanya bisa terdiam, menggigit bibir, bingung harus berbuat apa.

Akhirnya, Sakha mengalah. Ia tetap mengantar Lana, tetapi hanya menemani gadis itu di kursi belakang, sementara Pak Izal menyetir mobil.

...---------...

"Lagian, kenapa kamu ikut segala, sih? Kan sudah ada Pak Izal yang mengantarku," ujar Lana, sedikit kesal, saat mereka sudah berada di dalam mobil. Suasana di dalam mobil terasa canggung, dipecahkan oleh suara Lana.

"Jadi, kamu tidak mau aku antarkan?" tanya Sakha, nadanya datar, namun ada nada penasaran di sana.

"Bukan begitu... Kamu kan tadi sempat sakit, ini malah keluar malam. Nanti kalau kamu sa..." Lana mengkhawatirkan kondisi Sakha.

"Jadi, kamu khawatir sama aku, nih?" potong Sakha, menoleh menatap Lana dengan tatapan menyelidik.

Lana segera menjauhkan kepalanya, wajahnya memerah.

"Dih, pede!" serunya, bersedekap, membuang muka, dan menatap ke arah jalanan yang diterangi lampu jalan.

"Tidak perlu malu, kalau khawatir, bilang saja," ledek Sakha, senyum tipis menghiasi wajahnya.

"Aku takut Nenek Yasmin khawatir sama kamu. Eh, memangnya kamu bisa menyetir, ya? Sudah punya SIM? Terus, kenapa Nenek melarang kamu menyetir?" tanya Lana, rasa penasarannya memuncak.

"Wah, cerewetnya kumat," komentar Sakha, sedikit geli.

"Ihh, aku serius, Sakha. Kenapa?" desak Lana, tak sabar.

"Tidak perlu tahu," jawab Sakha, seolah membungkam semua pertanyaan Lana.

"Ihh, menyebalkan," Lana mengerucutkan bibirnya, kesal.

Lana tidak mengerti, biasanya ia akan bersikap acuh tak acuh pada orang yang baru dikenalnya. Namun, anehnya, Sakha bisa membuat Lana menunjukkan sisi lain dirinya, sisi yang lebih terbuka dan cerewet.

"Thanks, ya, sudah bantu aku belajar," ucap Sakha tiba-tiba, memecah keheningan. Suaranya terdengar tulus, membuat Lana menoleh.

"Kamu jago mengajar, belajar di mana?" tanya Sakha, penasaran.

"Aku biasa mengajar anak TK dan SD," jawab Lana, singkat.

"Hah?" Sakha terkejut, tak menyangka.

"Dua kali dalam seminggu, aku memberikan les untuk anak tetanggaku," jelas Lana.

"Kamu serius?" tanya Sakha, masih tak percaya.

Lana mengangguk.

"Why?" tanya Sakha, penasaran dengan alasan Lana.

"Why?" Lana mengernyitkan dahi. "Why not?" jawabnya, balik bertanya.

Sakha menghela napas, merasa pertanyaannya tidak akan dijawab.

"Untuk apa kamu memberikan les pada anak-anak itu?" tanyanya, lebih spesifik.

"Hmm..." Lana mengangkat bahu, ragu untuk menjawab.

"Lana?" Sakha masih menunggu jawaban.

"Untuk alasan yang tidak akan kamu punya," jawab Lana akhirnya, nadanya sedikit sinis.

"Maksud kamu?" tanya Sakha, bingung.

"Uang," jawab Lana, singkat dan jelas.

Episodes
1 CHAPTER 1 Senyum Tulus Alana
2 CHAPTER 2 Hati Yang Mulai Tertarik
3 CHAPTER 3 Pertemuan dengan Nenek
4 CHAPTER 4 Makan Malam Bersama
5 CHAPTER 5 Malaikat Penolong Nenek
6 CHAPTER 6 BERTEMAN
7 CHAPTER 7 Perhatian Lana
8 CHAPTER 8 Ulang Tahun Nenek
9 CHAPTER 9 Hadiah Untuk Nenek
10 CHAPTER 10 KELUARGA LANA
11 CHAPTER 11 Sebuah Pelukan
12 CHAPTER 12 Bekal Untuk Lana
13 CHAPTER 13 Lana Yang Sendiri
14 CHAPTER 14 Study Tour Part 1
15 CHAPTER 15 Study Tour Part 2
16 CHAPTER 16 Study Tour Part 3
17 CHAPTER 17 Apa itu cinta ?
18 CHAPTER 18 Kehadiran Bayu
19 CHAPTER 19 Nenek Yasmin Sakit
20 CHAPTER 20 Bersama Kak Bayu
21 CHAPTER 21 Bertemu Bunda Part 1
22 CHAPTER 22 Bertemu Bunda Part 2
23 CHAPTER 23 MENYEMBUNYIKAN LUKA
24 CHAPTER 24 Memasak Untuk Nenek Part 1
25 CHAPTER 25 Memasak Untuk Nenek Part 2
26 CHAPTER 26 Tentang Kuliah dan Masa Depan
27 CHAPTER 27 Jangan Membuatku Jatuh Cinta
28 CHAPTER 28 Kalian Pacaran ??
29 CHAPTER 29 Nasehat Dilla
30 CHAPTER 30 Hati Lana
31 CHAPTER 31 Berita Buruk dari Ibu
32 CHAPTER 32 Ada Apa dengan Sakha ? Part 1
33 CHAPTER 33 Ada Apa dengan Sakha ? Part 2
34 CHAPTER 34 ASING
35 CHAPTER 35 Pesta Kelulusan
36 CHAPTER 36 Air Mata Lana
37 CHAPTER 37 Kecelakaan Sakha
38 CHAPTER 38 10 Tahun Kemudian
39 CHAPTER 39 Bunda Sakit
40 CHAPTER 40 Kembali Ke Jakarta
41 CHAPTER 41 Bertemu Keanu yang Lucu
42 CHAPTER 42 Meninggalnya Bunda Part 1
43 CHAPTER 43 Meninggalnya Bunda Part 2
44 CHAPTER 44 Perjodohan Sakha
45 CHAPTER 45 Deluxe Line
46 CHAPTER 46 Kehadiran Lana di Deluxe Line
47 CHAPTER 47 Bermain Dengan Keanu
48 CHAPTER 48 Arriba Group Part 1
49 CHAPTER 49 Arriba Group Part 2
50 CHAPTER 50 Makan Malam dengan Nenek
51 CHAPTER 51 Kegundahan Dilla dan Lana
52 CHAPTER 52 Kak Gani
53 CHAPTER 53 Pertemuan Berikutnya
54 CHAPTER 54 MAAF
55 CHAPTER 55 Kejujuran
56 CHAPTER 56 Kenyataan
57 CHAPTER 57 Bahaya Mengintai
58 CHAPTER 58 Dalam Bahaya
59 CHAPTER 59 Tangisan Lana
60 CHAPTER 60 Di Rumah Sakit
61 CHAPTER 61 Memberi Kesempatan
62 CHAPTER 62 Kejujuran Sakha
63 CHAPTER 63 Coba Memaafkan
64 CHAPTER 64 Keluar Rumah Sakit
65 CHAPTER 65 Sakha di Deluxe Line
66 CHAPTER 66 Makan Siang Bersama
67 CHAPTER 67 Mencintaimu..Lagi..
68 CHAPTER 68 Tak Menyerah
69 CHAPTER 69 Survei Lokasi Project
70 CHAPTER 70 Sakit
Episodes

Updated 70 Episodes

1
CHAPTER 1 Senyum Tulus Alana
2
CHAPTER 2 Hati Yang Mulai Tertarik
3
CHAPTER 3 Pertemuan dengan Nenek
4
CHAPTER 4 Makan Malam Bersama
5
CHAPTER 5 Malaikat Penolong Nenek
6
CHAPTER 6 BERTEMAN
7
CHAPTER 7 Perhatian Lana
8
CHAPTER 8 Ulang Tahun Nenek
9
CHAPTER 9 Hadiah Untuk Nenek
10
CHAPTER 10 KELUARGA LANA
11
CHAPTER 11 Sebuah Pelukan
12
CHAPTER 12 Bekal Untuk Lana
13
CHAPTER 13 Lana Yang Sendiri
14
CHAPTER 14 Study Tour Part 1
15
CHAPTER 15 Study Tour Part 2
16
CHAPTER 16 Study Tour Part 3
17
CHAPTER 17 Apa itu cinta ?
18
CHAPTER 18 Kehadiran Bayu
19
CHAPTER 19 Nenek Yasmin Sakit
20
CHAPTER 20 Bersama Kak Bayu
21
CHAPTER 21 Bertemu Bunda Part 1
22
CHAPTER 22 Bertemu Bunda Part 2
23
CHAPTER 23 MENYEMBUNYIKAN LUKA
24
CHAPTER 24 Memasak Untuk Nenek Part 1
25
CHAPTER 25 Memasak Untuk Nenek Part 2
26
CHAPTER 26 Tentang Kuliah dan Masa Depan
27
CHAPTER 27 Jangan Membuatku Jatuh Cinta
28
CHAPTER 28 Kalian Pacaran ??
29
CHAPTER 29 Nasehat Dilla
30
CHAPTER 30 Hati Lana
31
CHAPTER 31 Berita Buruk dari Ibu
32
CHAPTER 32 Ada Apa dengan Sakha ? Part 1
33
CHAPTER 33 Ada Apa dengan Sakha ? Part 2
34
CHAPTER 34 ASING
35
CHAPTER 35 Pesta Kelulusan
36
CHAPTER 36 Air Mata Lana
37
CHAPTER 37 Kecelakaan Sakha
38
CHAPTER 38 10 Tahun Kemudian
39
CHAPTER 39 Bunda Sakit
40
CHAPTER 40 Kembali Ke Jakarta
41
CHAPTER 41 Bertemu Keanu yang Lucu
42
CHAPTER 42 Meninggalnya Bunda Part 1
43
CHAPTER 43 Meninggalnya Bunda Part 2
44
CHAPTER 44 Perjodohan Sakha
45
CHAPTER 45 Deluxe Line
46
CHAPTER 46 Kehadiran Lana di Deluxe Line
47
CHAPTER 47 Bermain Dengan Keanu
48
CHAPTER 48 Arriba Group Part 1
49
CHAPTER 49 Arriba Group Part 2
50
CHAPTER 50 Makan Malam dengan Nenek
51
CHAPTER 51 Kegundahan Dilla dan Lana
52
CHAPTER 52 Kak Gani
53
CHAPTER 53 Pertemuan Berikutnya
54
CHAPTER 54 MAAF
55
CHAPTER 55 Kejujuran
56
CHAPTER 56 Kenyataan
57
CHAPTER 57 Bahaya Mengintai
58
CHAPTER 58 Dalam Bahaya
59
CHAPTER 59 Tangisan Lana
60
CHAPTER 60 Di Rumah Sakit
61
CHAPTER 61 Memberi Kesempatan
62
CHAPTER 62 Kejujuran Sakha
63
CHAPTER 63 Coba Memaafkan
64
CHAPTER 64 Keluar Rumah Sakit
65
CHAPTER 65 Sakha di Deluxe Line
66
CHAPTER 66 Makan Siang Bersama
67
CHAPTER 67 Mencintaimu..Lagi..
68
CHAPTER 68 Tak Menyerah
69
CHAPTER 69 Survei Lokasi Project
70
CHAPTER 70 Sakit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!