Saat ini Lavanya sedang berusaha menuruni balkon kamarnya menggunakan tali tambang, jangan bertanya tambangnya dari mana, jelas saja Lavanya sengaja membeli tambang kapal untuk kabur dari rumah jika ada panggilan balapan liar, karena jika sampai ketahuan Amara bisa-bisa fasilitasnya akan di sita, walaupun Amara seorang single parents dia berusaha mendidik Lavanya dengan baik, jangan sampai anaknya salah pergaulan, cuma karena kurangnya kasih sayang, walaupun di tengah kesibukannya Amara tetap memantau perkembangan sang anak, karena Amara hanya memiliki Lavanya dan begitu pula sebaliknya.
"Anjir tangan gue agak kebas ini" Ujar Lavanya yang berusaha turun dengan perlahan. "Aman kan ya ga ada orang" Lanjutnya sambil menengok ke arah kanan-kirinya
Yang di pikir Lavanya sudah aman nyatanya salah, sebab saat ini ada seseorang yang memperhatikan tingkahnya dari balkon sebrang rumahnya, siapa lagi kalau bukan Xabiru.
"Ck bener-bener cewek ini, mau kemana dia malem-malem kaya gini coba" Ucapnya dengan sedikit kesal. Yang membuatnya kesal bagaimana mungkin dia membahayakan diri sendiri dengan cara menuruni balkon hanya dengan tali tambang.
Saat ini Lavanya sudah berada di bawah, dan langsung bergegas keluar rumah, dia tidak pergi menggunakan motornya, karena motor khusus untuk turun track sirkuit berbeda dengan motor yang sehari-hari di pakainya dan itu ada di markas salah satu geng motor tempat dia nongkrong, tapi Lavanya bukan bagian dari anggota geng tersebut hanya saja Panglima geng motor itu sangat dekat dengan Lavanya dan sudah menganggap Lavanya seperti adiknya sendiri.
"Ayo cus berangkat" Ucap Lavanya pada seseorang yang saat ini berdiri di depan sebuah mobil Audi berwarna abu metalic.
"Ck lama" Ucap orang tersebut.
"Elah santai dong, marah mulu, btw makasih ya Nil, mau anterin gue ke sirkuit" Ucap Lavanya, yah orang yang saat ini berada di hadapannya adalah Vanila.
"Gue bete di rumah ga ada orang, bokap, nyokap belum pulang masih di LN" Terang Vanila, pikirnya dari pada di rumah sendirian tidak ada salahnya dia ikut dengan Lavanya.
"Yaudah ayok takut telat nih gue" Ujar Lavanya sambil mengambil kunci mobil Vanila dan masuk ke pintu kemudi, sedangkan Vanila duduk di bangku sebelah kemudi.
Di rasa sudah siap Lavanya langsung menginjak pedal gas dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, sebab ini masih jam 22.30 masih ada waktu sekitar 1 jam lagi untuk memulai pertandingan.
Sedangkan di sisi lain Xabiru yang baru saja melihat kepergian Lavanya langsung menelpon seseorang yang tidak lain adalah Arbian.
"Bi, kerumah gue sekarang" Ucapnya to the point.
"Ngapain?" Balas Arbian di sebrang sana.
"Udah datang aja dulu" Jawabnya dengan singkat.
"Oke, otw" Balas Arbian dengan singkat.
"Ya... Tutt" Jawab Xabiru yang tak kalah singkat sambil menutup sambungan telponnya.
Hanya butuh waktu 10 menit Arbian sudah sampai di depan rumah Aksara jangan tanya kenapa cepat sekali, karena rumah Arbian juga masih satu komplek yang sama, tapi berbeda blok dengan Xabiru dan Lavanya. Xabiru yang sedari tadi sudah menunggu di depan gerbang langsung masuk ke dalam mobil Arbian.
"Lu tau kemana biasanya Lavanya pergi jam segini?" Tanya Xabiru yang saat ini sudah duduk di sebelah Arbian.
"Kayanya balapan liar deh" Ujar Arbian. "Emang itu anak ga ada di rumahnya?" Tanya Arbian.
"Gue liat dia turun balkon pake tambang, terus pergi sama Vanila" Terangnya dengan raut wajah yang terlihat kesal.
"Gokil juga sepupu gue" Balas Arbian dengan sedikit tersenyum tipis.
"Intinya lu tau ga sirkuit tempat dia balapan?" Tanya Xabiru.
"Tempat biasanya sih gue tau, tapi gue denger-denger lagi ada perbaikan, jadi kemungkinan besar mereka ga ngadain balapan di sana" jelas Arbian.
"Yaudah sekarang kita kemana?" Tanya Xabiru dengan frustasi.
"Sabar Xa, kita cari aja, gue telpon Karina aja apa ya, siapa tau, tuh orang tau " Ujar Arbian.
"Telpon satu-satu temennya, soalnya dia juga pergi sama Vanila" Ucap Aksara.
"Okey" Jawab Arbian singkat sambil menelpon Karina.
"Hallo, Rin?" Ujar Arbian.
"Ih Abi telpon Karin malem-malem kangen ya" Ucap Karina dengan penuh percaya diri.
"Ekhm, bisa ga usah bercanda dulu, gue mau tanya lu lagi sama Lavanya engga" Celetuk Arbian.
"Lavanya, engga tuh, Abi modus kan padahal mah Abi pengen telpon Karin aja kan, iya kan ngaku aja" Ucap Karina dengan penuh percaya diri
"Gue serius nanyain Lavanyaa, tapi kalo emang lu ga tau yaudah, gue tutup" Ucapnya dengan ketus.
"Ck, iya-iya dasar, tadi di grup chat Lavanya janjian sama Vanila ke sirkuit yang dekat pinggir kota, soalnya dia mau turun" Ujar Karina.
"Berarti dia di sirkuit sekarang?" Tanya Arbian.
"Engga deh kayanya dia belum ke sirkuit, motornya aja di markas Bang Alvin, mungkin ngambil motor dulu" Jelas Karina.
"Oh, yaudah lu kirim alamat dua itu ke gue sekarang" Jelas Arbian.
"Buat ap... Tutttt" Belum sempat Karina berbicara sudah di matikan oleh Arbian.
"Ribet" Ucap Arbian seketika tatapannya berpindah ke Xabiru.
"Siapa Alvin, Lavanya ikut geng motor" Tanya Xabiru dengan penasaran, ada rasa kekesalan di wajahnya.
"Ga tau gue, ayo kita berangkat, nih Karina udah ngasih alamatnya ke gue" Ujar Arbian.
"Kita langsung ke tempat balapan aja, gue yakin dia ada di sana" Celetuk Xabiru
Keduanya sudah sampai di alamat yang di berikan oleh Karina, Xabiru dan Arbian turun dari mobilnya. Mereka melihat Arena balap yang sedang ramai-ramainya. Keduanya melangkah menuju tepian Arena di sana juga banyak orang yang menonton, awalnya mereka yang fokus ke arena balapan, tiba-tiba netranya berpindah ke Xabiru dan Arbian apalagi para wanita sudah menjerit histeris karena ada dua pria tampan di hadapan mereka. Tak lama dari arah samping kanan Alvin mendekat ke arah mereka berdua.
"Sorry gue baru liat kalian, mau cari siapa ya, atau mau ikut turun" Tanyanya pada Arbian dan Xabiru.
"Gue mau cari sepupu gue bang" ujar Arbian.
"Sepupu lu yang kaya gimana" Tanya Alvin, tapi ketika mereka sedang sibuk berbincang tak lama suara riuh penonton mengalihkan perhatian mereka bertiga.
"Wih udah pada deket tuh, Mojang kita menang lagi kayaknya" celetuk salah satu anak buah Alvin.
"Udah pasti itumah Neng Vanya ga ada lawan" ucap pria satunya.
Sedangkan Xabiru yang mendengar ucapan orang tersebut seketika melihat ke arena balapan di depan sana dia melihat seorang peserta balap terdepan memakai pakaian serba hitam dan lengkap dengan helm full di kepalanya dan perawakan yang sangat dia kenalin sudah bisa di pastikan itu adalah calon istrinya.
Lavanya sudah mendekati garis finish orang-orang bersorak-sorak dengan ramai. Bunyi kenalpot Lavanya menggema ke seluruh penjuru arena balapan, dalam hitungan detik dia resmi menjadi pemenang. Xabiru memperhatikan Alvin yang terus tersenyum seketika kesal.
"Dia adik saya, hebat kan" Ucap Alvin pada Arbian dan Xabiru. Lavanya membuka helmnya dan turun dari motornya.
"Wih Neng Vanya menang lagi, nih uangnya neng" Ujar seorang pria sambil menyodorkan sebuah amplop coklat yang sangat tebal.
"Gausah bang, buat kalian aja, Bang Alvin mana?" Tanyanya.
"Ih serius Neng, wah party kita, makasih ya neng geulis, Noh Alvin di sana" tunjuknya pada arah samping kanan Lavanya.
"Oh Okey bang sama-sama, gue duluan" tanpa menoleh Lavanya berjalan mendekati Alvin.
"Bang gue mau bal..." Belum selesai berbicara dia terkejut dengan orang yang ada di hadapannya saat ini ternyata bukan hanya Alvin disana tapi ada Arbian dan juga Xabiru dengan tatapan yang kian tajam. Tanpa basa-basi Xabiru menarik tangan Lavanya.
"Pulang" Singkatnya dengan datar, Lavanya hanya pasrah dengan perlakuan Xabiru. Langkahnya terhenti saat Alvin menghadang mereka berdua.
"Ets, main tarik-tarik aja, lu siapanya" Tanya Alvin dengan santai.
"Gue pacarnya" singkat Xabiru, belum sempat Xabiru menarik Lavanya dari tempat itu tiba-tiba Vanila yang baru saja dari toilet bingung kenapa tiba-tiba ada Arbian dan Xabiru.
"Bang Uda Bang gapapa, gue duluan ya, nanti gue jelasin, dan Biru gue mohon bisa pelan engga kita harus anterin Vanila dulu" Terang Lavinka sambil melihat ke arah Vanila.
"Bi gue minta tolong lu di mobil Vanila dulu, gapapa kan sekalian anterin dia, gue ikutin kalian dari belakang, baru lu gabung sama kita" Terang Xabiru yang sedang berusaha menahan emosinya di hadapan semua orang.
"Oke, ayok Nil lu sama gue dulu" ujar Arbian pada Vaila.
"Iya gue paham" Balas Vanila dengan singkat.
"Lavanya sepupu lu, tapi ko lu santai aja dia dibawa sama tuh orang" Tanya Alvin.
"Iya bang dia sepupu gue bahkan udah gue anggap Kakak kandung gue sendiri, gapapa dia di bawa sama Xabiru gue percaya sama dia" Ujar Arbian.
"Oh oke deh hati-hati di jalan bro" Balas Alvin dengan ramah.
"Okey makasih Bang, gue duluan" Ujar Arbian yang melangkah pergi bersama Vanila meninggalkan arena balap tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments