TTT(Tiba-tiba Tunangan)

Malam ini Lavanya dan Amara di undang ke rumah Xabiru untuk makan malam bersama. Entah dalam konteks apa orang tua Xabiru melakukan perjamuan tersebut walaupun terkesan ini bukan yang pertama kali bagi mereka mengadakan makan malam bersama, yang jelas Lavanya tidak mempunyai semangat untuk menghadiri acara makan malam kali ini, sebab dia sedang merasakan lelah di sekujur tubuhnya karena menjalani hukuman dua kali, apalagi perkara luka cakar di pipinya yang di sebabkan siang tadi oleh Siska pasti akan jadi pertanyaan sang Mommy. Karena kenyataan hari ini dia belum bertemu dengan Amara karena Amara adalah salah satu seorang desainer ternama di Indonesia dia selalu sibuk dengan Boutique nya, apalagi setelah bercerai Amara benar-benar menjadi Workaholic, bukan karena kekurangan biaya hidup karena dia juga salah satu anak pengusaha, tapi memang butuh melampiaskan rasa sakitnya dengan cara berkerja tanpa henti.

"Vanya... Kamu udah siap belum sih ayo dong cepetan" Teriak Amara dari luar kamar Lavanya.

"Iya Mom bentar, kalo engga aku nyusul aja deh, mommy duluan gih" Balas Lavanya.

"Kamu lagi ngapain sih, pintu kamar pake segala di kunci laga-lagaan, cepetan mommy ga enak sama Tante Ameena dan Om Radit" Oceh Amara dengan geram.

Sedangkan di dalam kamar Lavanya sibuk memilih baju yang akan dia kenakan, bukan ingin terlihat Perfect dan jadi pusat perhatian, justru dia tidak ingin memperlihatkan wajahnya.

"Aduh gimana ya ini, kalo gue pake masker di sangka sakit, kalo gue pake cadar juga ga mungkin, di sangka abis ikut rukiah online gue" Ocehnya dengan panik.

"Gara-gara si jamet Kunti sih, sialan emang tuh cewek, 10/11 sama emaknya" dumel nya dengan kesal.

Sedangkan di luar Amira semakin geram menunggu anaknya yang tak kunjung keluar kamar.

"Ini anak bener-bener minta di masukin lagi ke dalam perut apaya" ucapnya dengan kesal. "Lavanyaaa mommy duluan aja nanti kamu nyusul deh, nungguin kamu lumutan ini" teriaknya dengan lantang.

"Iya Mom duluan aja gih, nanti aku nyusul" Balas Lavanya.

"Jangan ga datang loh, malu sama Tante Ameena, awas aja kalo kamu ga datang mommy copot kenalpot butut kamu itu" Ancamnya pada Lavanya.

"Etdahh, jangan dong udah sana pergi hus-hus, tungguin aja aku pasti datang ko" Balasnya.

Setelah berdebat panjang dengan Lavanya, Amara memutuskan untuk pergi dahulu ke rumah Xabiru yang berada di sebrang jalan rumahnya, tak butuh waktu lama Amara sampai di kediaman Radit dan Ameena.

"Widihh macet Bu jam segini baru nongol" Ucap Mela ibu dari Karel dan Karina. Yah hari ini bukan hanya Amara dan Lavanya yang di undang dalam jamuan makan malam tapi ada juga Mela dan Rafi orang tua dari si kembar dan juga Denis dan Amira orang tua dari Arbian dan jelas jika Lavanya saja ikut tidak jauh berbeda dengan Arbian, Karel, dan Karina. Sedikit pemberitahuan bahwa orang tua mereka memang sudah berteman sejak masa kuliah.

"Tau nih depan-depanan juga rumahnya datangnya lama banget" timpal Amira ibu dari Arbian sekaligus adik kandung Amara.

"Ponakan kamu ribet Mira, lama banget dia di kamar ga keluar-keluar sampe lumutan teteh nunggunnya" Oceh Amara dengan ketus.

"Udah biasa namanya juga anak perempuan wajar itumah" Balas Ameena dengan tersenyum manis.

"Lah Tante ko sendirian Lavanya mana Tan?" Tanya Karina yang baru datang dari arah belakang.

"Gatau lagi semedi kali di dalam kamar" Balas Amara dengan asal.

"Hehe Tante bisa aja, tapi nanti dia kesini kan Tan?" Tanya Karina lagi.

"Iyah nanti nyusul katanya, maaf yah kalian nunggu lama gara-gara aku, mulai aja sambil nunggu anakku" Ucap Amara dengan rasa bersalah.

"Gapapa santai aja, yaudah yuk kita mulai, Karina maaf Tante nyuruh, panggil Hana sama anak laki-laki gih" Ucap Ameena dengan lembut.

"Oh iya Tante siap" Balas Karina sambil berjalan meninggalkan meja makan.

Saat ini semuanya sudah berkumpul di meja makan untuk memulai acara makan malam tersebut, ketika yang lain sibuk dengan aktivitas lainnya Xabiru hanya lingak-linguk mencari seseorang siapa lagi kalau bukan Lavanya, yah sedari tadi netranya mencari tak henti-henti melihat ke arah pintu masuk, ingin bertanya tapi gengsi, apalagi di hadapan semua orang dia tidak bisa terang-terangan bertanya, namun tingkah nya sedari tadi di perhatikan oleh Ameena, ibunya yang paham dengan tingkah anaknya lalu berkata. Sedikit agak keras agar di dengar oleh anaknya.

"Mara, Lavanya beneran nyusul kan dia?" Tanya Ameena pada Amara.

"Iyah dia nyusul kok, tenang aja kita mulai aja dulu, nanti juga itu anak nongol, kamu kaya gatau dia aja" Ujar Amara yang saat ini sedang sibuk menyedok lauk kedalam piringnya.

"Oh syukurlah, aku cuma mastiin aja, yaudah lanjut-lanjut, selamat menikmati" Balas Ameena dengan tersenyum.

Sedangkan Xabiru yang diam-diam sedari tadi menguping pembicaraan ibunya dengan Amara merasa puas, karena tanpa bertanya sudah ada jawabannya. Setelah beberapa menit berlangsung Lavanya datang tanpa sepengetahuan orang-orang, namun setelah beberapa detik Karel yang duduk nya menghadap ke pintu masuk ruangan itu seketika kaget melihat penampilan Lavanya saat ini sampe tersedak.

"Uhuk..uhukk.." Seketika Karel langsung mendapatkan teguran dari ayahnya.

"Kamu ini makan gimana loh, sampe kesedek kaya gitu, minum yang banyak" Omel Rafi.

"Maaf-maaf aku kaget, noh liat aja ke arah pintu" Ujarnya sambil menunjuk ke arah yang dia maksud, orang-orang yang mendengar itu reflek menoleh kearah tersebut, seketika ikut terkejut melihatnya.

"Ebusett putri dinasti dari kerajaan mana ini, lu ngapain Vanya? Hahaha" Ucap Karina yang sudah tertawa lebih dulu.

"Kamu apa-apaan sih dari tadi dandan berjam-jam cuma mau cosplay doang, aduh beneran pengen gadai anak aku pusing liat tingkahnya" Oceh Amara sambil memegang kening nya. Karena saat ini penampilan Lavanya benar-benar sukses jadi pusat perhatian, bagaimana tidak, dia datang menggunakan hanfu ala-ala putri kerjaan dinasti dan setengah mukanya tertutup kain berupa cadar.

...

...

"Kenapa pada liatin aku sih, udah lanjut makan lagi, aku lagi cosplay jadi putri kerjaan Dinasti Ming" Ucapnya dengan percaya diri.

"Lu udah kaya mau ikutan Opera China Van, gokil abis hahaha" Ujar Karel sambil tertawa terbahak-bahak.

"Terserah kamu mommy pusing liatnya, ganti baju sana" Ucap Amara dengan kesal.

"Gapapa Mara, lagian Lavanya dandan kaya gitu lucu, cantik juga, tapi kenapa mukanya di tutup cadar Teh?" Tanya Ameena dengan tersenyum manis.

"Oh, ini Tante tau ga putri Ong Tien Nio, itu salah satu putri dinasti Ming yang jatuh cinta sama syeh sunan gunung jati, nah aku ini lagi meranin dia Tante, kenapa pake cadar tanpa pake hijab, karena aku lagi cosplay jadi Ong Tien Nio yang lagi hijrah tapi hijrahnya baru setengah-setengah" Jelasnya panjang lebar. Yang jadi pertanyaan ko bisa dia kepikiran cosplay pake hanfu, hanfu ini miliknya pas kelas X dia pernah mengikuti drama di sekolah dan perannya jadi putri dinasti. "Ini baju berguna juga, ga sia-sia dulu gue beli mahal" Gumannya dalam hati.

"Ada-ada aja keponakan uncle yang satu ini" Timpal Denis sambil tersenyum simpul.

"Terus kamu dalam rangka apa cosplay jadi dia?" Tanya Ameena.

"Cuma pengen aja Tante" Ucapnya sambil duduk, dan pas sekali duduknya di sebelah Xabiru, karena hanya itu bangku yang tersisa. Sedari tadi Xabiru hanya memperhatikan kerendoman Lavanya tanpa banyak bicara, namun tanpa ada yang menyadari, dia diam-diam ikut tersenyum tipis.

"Apalu liat-liat" Ucap Lavanya pada Xabiru dengan pelan tapi masih bisa di dengar oleh Xabiru.

"Cih aneh" Balas Xabiru sambil membuang mukanya dan kembali fokus makan.

"Vanya kita ini mau makan loh, copot dulu itu cadar nya, heran deh mommy sama kamu" Ujar Amara dengan terlihat stres.

"Ih mommy mah ga ngerti peran apaya, inituh namanya pendalaman karakter tau" Jelas Lavanya pada ibunya.

"Udah biarin, kita lanjut makan saja, ga enak kalo keburu dingin" Ucap Radit yang sedari tadi diam.

"Haha gue tau kenapa muka lu di tutupin kegitu, nutupin luka tadi siang kan" Bisik Karina yang berada di sebelah kiri Lavanya.

"Udah tau nanya, kalo si janda tau, bisa-bisa di potong uang jajan gue" Balasnya dengan ketus.

"Emang cuma Lavanya yang kocak haha" balas Karina.

"Kalian kenapa bisik-bisik, udah makan aja ga baik banyak bicara di depan makanan" Ujar Rafi.

"Hehe iya Om siap" Balas Lavanya.

Dan setelahnya mereka makan dengan khidmat, tanpa banyak bicara. Namun setelah makan malam selesai semuanya tak kunjung pulang sebab Radit menggiring semuanya ke ruang tamu entah ada apa tapi yang jelas mereka hanya menurut saja pada tuan rumah. Dan saat semuanya sudah berkumpul tiba-tiba Radit membuka acara tersebut.

"Terimakasih kepada yang telah hadir dalam acara makan malam hari ini, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, sebenarnya niat saya dan sang istri mengadakan jamuan ini  bertujuan untuk mengadakan pertunangan antara Xabiru dan putri sahabat saya yang sudah saya anggap anak sendiri yang tidak lain Lavanya" Ucapnya tanpa jeda, namun Lavanya yang mendengar hal itu seketika kaget bukan main.

"HAH....." Bukan hanya Lavanya tapi Karina dan yang lainnya juga.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!