Malam menyambut dunia Moonira. Setelah hampir seharian Ernathan dan timnya berburu di hutan akhirnya mereka memutuskan untuk beristirahat di tenda kemah yang sudah anggota Ernathan bangun saat hari pertama Ernathan mulai berburu.
Para anggota pengawal Ernathan mulai sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing di sekitar tenda, di dalam tenda Ernathan, terlihat Ernathan, Roselina, dan tangan kanan Ernathan bernama Robert terlihat sedang berdiskusi mengenai dimana Roselina akan tidur mengingat kelompok Ernathan membawa tenda pas tidak ada tenda lebih untuk Roselina beristirahat.
Ernathan terlihat berpikir keras dimana Roselina akan tidur, mengingat semua kelompok berburu Ernathan adalah laki-laki, hanya Roselina yang perempuan seorang diri. Ernathan juga tidak mungkin meminta Roselina untuk tidur di luar.
"Baiklah, Roselina akan tidur di tendaku" ujar Ernathan memberikan keputusannya, mendengar itu Roselina dan Robert terkejut.
"Apa anda yakin tuan?" Tanya Robert meyakinkan tuannya, Ernathan mengangguk pelan membuat Robert menghela nafas.
"Baiklah tuan, kalau begitu saya pamit undur diri" pamit Robert membungkukkan badannya singkat lalu beranjak pergi meninggalkan Ernathan dan Roselina berduaan di dalam tenda.
Ernathan berjalan kearah sofa berwarna coklat muda yang berada tidak jauh dari tempat tidur milik Ernathan. Ernathan duduk diatas sofa, menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa, melipat kedua kakinya, dan menatap tajam kearah Roselina yang masih berdiri di tempatnya.
"Duduklah di kasurku, ada beberapa hal yang ingin ku diskusikan denganmu" pinta Ernathan.
Roselina menjalankan perintah Ernathan tanpa berkata apapun. Ia duduk di atas kasur empuk milik Ernathan dan menatap kearah Ernathan.
"Jika kau tidak keberatan, apa kau bisa memberitahuku apa yang sebenarnya kau lakukan di dalam hutan seorang diri? Lalu pakaian terbuka macam apa yang kau kenakan?" Tanya Ernathan. Roseline tersenyum kikuk ketika mendengar Ernathan mengomentari pakaiannya.
Memang Roselina mengenakan pakaian yang agak sedikit terbuka, ia mengenakan baju kaos berlengan panjang dengan *High Neck* berwarna merah maroon dan memakai rok hitam polos diatas lutut, rambut coklatnya terikat dengan gaya *Pony Tail*, dengan riasan wajah natural.
"Yah bisa dibilang aku bukan dari dunia ini, aku sedang membaca buku di perpustakaan dan tiba-tiba aku membaca sebuah mantra aneh dan seketika aku tidak sadarkan diri dan bangun-bangun aku sudah ada di dalam hutan" jelas Roselina.
Ernathan terdiam sembari menatap penuh selidik kearah Roselina. Roselina yang ditatap seperti itu merasa sedikit tidak nyaman.
"Apa kau masih ingat mantra yang kau baca?" Tanya Ernathan.
Roselina mengangguk dan mulai membaca kembali mantra yang ia baca sebelum akhirnya ia berada di dunia Moonira, Roselina juga menceritakan semua kejadian yang ia alami sebelum ia masuk ke dunia Moonira tanpa menyembunyikan apapun. Ernathan mendengarkan cerita Roselina dengan penuh seksama, lalu ia menghela nafas ketika Roselina selesai bercerita.
"Jadi kau bukanlah dari bangsa elf?" Tanya Ernathan dan Roselina menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan Ernathan.
Ernathan menadahkan tangan kanannya dan sebuah lingkaran sihir tercipta di atas telapak tangan Ernathan. Roselina yang melihat sihir tertegun dan matanya berbinar karena ia tidak pernah menyangka bahwa seumur hidupnya ia bisa melihat sihir. Lingkaran sihir itu menghilang dan secara bersamaan muncul sebuah cincin perak polos di tangan kanan Ernathan.
Ernathan bangkit dan berjalan menuju kearah Roselina, Ernathan mengangkat tangan kanan Roselina dan memasang cincin itu tepat di jari manis Roselina. Melihat tingkah Ernathan membuat Roselina terkejut, setelah memasang cincin di jari manis Roselina, Ernathan sedikit menjauh dari Roselina dan tubuh Roselina bercahaya.
Tak lama telinganya memanjang, rambutnya juga memanjang dan berubah menjadi warna putih, matanya yang awalnya berwarna senada dengan rambutnya berubah menjadi warna hijau persis seperti warna mata Ernathan.
"Untuk saat ini kau harus terus memakai cincin itu, kau berada di dunia Moonira dimana dunia ini hanya dihuni oleh bangsa Elf, akan sangat berbahaya jika identitasmu sebagai manusia diketahui oleh elf lainnya" jelas Ernathan.
"Lalu bagaimana dengan anggota kelompok berburumu? Bukannya mereka tahu identitasku sebagai seorang manusia?" Tanya Roselina.
"Kau tidak perlu khawatir, aku akan mengurus itu nanti" jawab Ernathan berjalan kembali menuju sofa dan duduk diatas sofa.
Roselina memegang telinganya yang memanjang, lalu tanpa sengaja ia memegang lehernya dan tidak merasakan adanya liontin itu membuatnya sedikit panik. Melihat kepanikan Roselina, Ernathan menjelaskan kalau kalung liontin milik Roselina disebunyikan oleh sihir ilusi milik Ernathan yang tertanam dalam cincin di jari manis Roselina. Mendengar itu Roselina mengangguk paham.
"Apa kau tahu sesuatu tentang liontinku?" Tanya Roselina. Ernathan tidak langsung menjawab pertanyaan Roselina, ia membaringkan tubuhnya diatas sofa.
"Besok akan aku jelaskan, sekarang kau istirahat, besok kita akan bangun pagi untuk kembali berburu, itu jika kau mau ikut" jelas Ernathan.
Roselina menoleh kesamping melihat selimut yang terlipat rapi diatas kasur. Ia mengambil selimut itu dan menyelimuti tubuh Ernathan agar ia tidak kedinginan. Ernathan yang awalnya memejamkan mata kembali membuka mata dan menatap heran kearah Roselina.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Ernathan membuat Roselina menoleh menatap kearah wajah Ernathan.
"Memberimu selimut, malam ini terasa dingin, aku tidak ingin kau kedinginan" jelas Roselina. Ernathan bangkit dari posisi tidurnya dan memberikan selimut tadi ke Roselina.
"Tidak usah, kau saja yang pakai" ujar Ernathan namun Roselina menolak.
"Kau saja yang pakai, aku bisa memakai jubah yang kau berikan padaku sebagai selimut, kalau begitu selamat malam" ujar Roselina berjalan menuju kasur Ernathan dan mulai tidur, tidak butuh waktu lama akhirnya Roselina bisa tertidur nyenyak karena Roselina merasa sangat kelelahan.
Ernathan menyadarkan tubuhnya di sandaran sofa sembari terus menatap kearah wajah damai Roselina yang tertidur. Pesona Roselina saat ia berhasil memanah rusa putih kembali terbayang dalam benak Ernathan, senyuman dan raut wajah Roselina yang berbinar mampu membuat sosok dingin Ernathan bisa terpaku dalam waktu yang singkat.
Ernathan tidak bisa menghilangkan pesona Roselina tadi siang dalam benaknya, tak pernah Ernathan sangka bahwa jantungnya berdetak kencang saat ia melihat pesona Roselina. Kini memandang wajah Roselina yang kini menyamar sebagai elf kembali membuat jantung Ernathan berdetak kencang.
Ernathan tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Ia tidak pernah merasakan jantungnya berdetak kencang saat melihat lawan jenis. Jantungnya hanya akan berdetak kencang saat ia sedang berlatih atau berada di medan perang. Tapi Ernathan merasa bahwa perasaannya kali ini sangat berbeda dibandingkan saat ia berada di medan perang.
Ernathan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan pelan berharap bahwa ia bisa menenangkan dirinya. Pandangannya beralih pada selimut yang ada di tangannya, Ernathan bangkit dari duduknya dan berjalan kearah Roselina yang terlelap dan menyelimuti tubuh Roselina.
Ernathan terdiam sejenak menatap kearah wajah Roselina lalu kembali ke sofa dan ia terlelap tidur.
"Nona Helena agung" Roselina terbangun ketika ia mendengar suara lembut seorang wanita dalam benaknya, Roselina berusaha mengabaikannya dan kembali tidur.
"Nona Helena agung" Roselina kembali terbangun dan ia bangkit dari posisi baringnya menatap sekitar mencari asal sumber suara namun Roselina tidak menemukan apa-apa.
Tiba-tiba Roselina merasa sangat haus, jadi Roselina turun dari kasur dan berjalan kearah meja yang berada di samping pintu tenda. Ia mengambil cerek untuk menuangkan air di dalam gelas, namun Roselina melihat cerek itu kosong membuat Roselina menggeram kesal.
Ia berjalan keluar tenda sembari membawa cerek kosong berniat untuk mencari air yang bisa ia minum. Roselina menghampiri Robert bersama dengan lima anggota kelompok berburu Ernathan yang terlihat tertidur di sekitar api unggun.
Roselina melihat cerek tak jauh dari tempat dimana Robert dan anggota yang tertidur, ia menghampiri cerek itu. Namun terlihat ekspresi kesal Roselina ketika ia melihat cerek itu juga kosong. Roselina yang masih setengah sadar terdiam sejenak, ia mengingat tidak jauh dari tempat perkemahan terdapat sungai.
Roselina memutuskan untuk berjalan menuju sungai untuk minum, setidaknya untuk meredakan sedikit dahaga di lehernya. Dengan langkah linglung Roselina berjalan menuju sungai. Setibanya di sungai Roselina segera minum air sungai dan menghela nafas setelah dahaga di lehernya menghilang.
Roselina bangkit dan berjalan kembali ke tenda, namun saat baru saja membalikkan badan, Roselina kembali mendengar suara itu membuat tubuhnya menegang, ia berbalik dan menatap kearah sungai. Langkahnya pelan menuju kearah pinggir sungai. Saat ia tiba di pinggir sungai, Roselina menatap kearah air sungai dan ia melihat bayangan dirinya yang tersenyum lebar dengan tatapan menyeramkan. Roselina membulatkan matanya terkejut.
"Roselina Awas!"
To be continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments