Jacob keluar dari kamar dengan langkah hati-hati. Ia menatap lorong yang sepi dengan tatapan penuh perhitungan. Rumah ini bukan sekadar tempat tinggal, melainkan sebuah benteng dengan pengawasan ketat. Setiap sudutnya dipenuhi kamera pengintai, dan anak buah Lordan selalu berjaga, siap mengeksekusi siapa pun yang melanggar aturan.
Ia berjalan ke ruangan kecil yang ia gunakan untuk memantau situasi di rumah ini. Begitu sampai, Jacob menutup pintu dan mengaktifkan komputer. Jari-jarinya lincah mengetik, membuka akses ke sistem keamanan rumah. Sebagian besar CCTV bisa ia kendalikan, tetapi ada beberapa area yang masih di luar jangkauannya, terutama di bagian yang dijaga langsung oleh tangan kanan Lordan.
Jacob mengamati rekaman beberapa jam terakhir. Matanya menyipit melihat Lordan menikmati hasil rekaman yang ia buat.
"Bajingan," desisnya.
Ia menahan diri agar tidak menghancurkan layar di depannya. Amarah di dadanya membuncah, tetapi ia tahu harus tetap berpikir jernih. Ia harus mencari cara untuk menyerang keluarga sialan ini.
Lordan adalah orang yang berbahaya. Ia bukan hanya seorang kriminal, tetapi juga pewaris keluarga Rafael, keluarga mafia yang menguasai dunia bawah tanah. Kakeknya, Don Rafael, memiliki kekuasaan yang bahkan bisa membuat pejabat tinggi tunduk. Tetapi Jacob tidak takut sama sekali, sekarang dia memiliki kekuatan yang sama untuk menyerang mereka.
Jacob menyandarkan punggungnya ke kursi, berpikir keras. Ia tak bisa menunggu lebih lama lagi. Benda pusaka milik keluarganya yang di rebut oleh keluarga Rafael memang penting, tetapi Kari jauh lebih penting.
Tiba-tiba, sebuah pesan masuk ke ponselnya.
[Matt, anak buahnya]
"Bos, aku berhasil menemukan benda pusaka milik keluarga bos."
Jacob menegakkan tubuhnya, matanya menajam membaca pesan itu.
Akhirnya.
Benda pusaka milik keluarganya yang direbut keluarga Rafael bertahun-tahun lalu, kini berada dalam jangkauannya. Itu adalah kunci kekuatannya, sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menekan keluarga Rafael dan menghancurkan mereka. Tentu Jacob tidak akan lupa untuk membantai dan menghabisi mereka seperti yang telah dilakukan keluarga mereka kepada keluarganya bertahun-tahun lalu.
Jacob segera membalas pesan Matt.
[Jacob]
"Di mana kau menemukannya?"
Hanya butuh beberapa detik sebelum balasan masuk.
[Matt]
"Di salah satu brankas bawah tanah villa Rafael. Aku butuh akses untuk membukanya."
Jacob menyeringai. Lordan dan keluarganya mungkin berkuasa, tetapi mereka bukan satu-satunya yang punya sumber daya.
[Jacob]
"Aku akan memberimu kode akses. Pastikan kau melakukannya dengan cepat dan diam-diam."
Setelah mengirim pesan, Jacob segera mengakses sistem keamanan villa Rafael melalui komputernya. Ia memang tidak bisa mengendalikan seluruh CCTV di rumah ini, tetapi ia memiliki jalan masuk ke beberapa sistem keamanan keluarga Rafael yang pernah ia retas diam-diam.
Jari-jarinya lincah mengetik, menonaktifkan alarm yang terhubung ke brankas yang dimaksud Matt. Ia hanya punya waktu kurang dari lima menit sebelum sistem mendeteksi keanehan dan mengaktifkan kembali keamanannya.
[Jacob]
"Sekarang, Matt. Cepat."
Detik-detik berlalu begitu lambat. Jacob menatap layar dengan napas tertahan. Jika Matt tertangkap, segalanya bisa berantakan.
Dua menit berlalu.
Tiga menit.
Lalu, akhirnya, sebuah pesan muncul.
[Matt]
"Aku mendapatkannya. Akan segera kembali ke tempat persembunyian."
Jacob mengembuskan napas panjang, lalu menutup sistem sebelum sistem keamanan kembali aktif. Matanya bersinar penuh tekad.
Kini, ia memiliki senjata.
Kini, ia punya sesuatu yang bisa ia gunakan untuk membalas keluarga Rafael.
Dan yang lebih penting, ia akan membawa Kari pergi dari neraka ini, apa pun yang terjadi.
(Jacob)
"Okey. Kembalilah ke markas, kumpulkan semua orang kita akan akan bicarakan serangan kita."
(Matt)
Baik bos.
Setelah pembicaraan itu, Jacob bergegas dari tempatnya. Ia sempat menatap ke kamar Kari sebentar.
"Bertahanlah, sayang. Aku akan kembali nanti. Kau tidak akan menderita lagi karena laki-laki biadab itu."
Gumam Jacob, masih menatap lama ke arah kamar Kari.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di kamar, Kari menggeliat pelan. Tubuhnya masih terasa lelah, tetapi setidaknya sekarang ia lebih nyaman setelah mandi dan mengenakan pakaian bersih. Matanya terbuka sedikit, menatap langit-langit kamar.
Pikirannya masih kacau. Setelah mengumpulkan kesadarannya, ia baru sadar kalau tadi ia hanya pakai handuk saja.
Jacob … laki-laki itu yang membantunya mengganti pakaian? Ah sudahlah, buat apa dia malu? Toh dia sudah di sentuh sedalam-dalamnya oleh pria itu.
Kari tertidur lebih dari satu jam. Pikirannya masih di penuhi oleh sosok Jacob.
Ia seharusnya membenci Jacob, tetapi ada sesuatu dalam diri pria itu yang berbeda dari Lordan. Jacob memang mengikuti perintah Lordan, tetapi ada sorot mata yang tak bisa ia abaikan. Tatapan bersalah, tatapan yang bukan milik seorang pria yang hanya memikirkan nafsu.
Kari meremas selimut yang menutupi tubuhnya. Hatinya dipenuhi kebencian, tetapi juga kebingungan.
"Kenapa kau melakukan ini padaku, Jacob?" bisiknya pelan.
Ia tidak mengharapkan jawaban. Bahkan jika Jacob menjelaskan alasannya kenapa menatapnya dengan lembut seperti itu, itu tidak akan mengubah kenyataan bahwa pria itu telah menyakitinya.
Namun, ada sesuatu yang lebih besar dari itu.
Lordan.
Pria itu adalah iblis yang sesungguhnya. Ia bukan hanya memperlakukan Kari seperti barang, tetapi juga menikmati penderitaannya. Ia merekam semuanya tanpa rasa bersalah.
Kari menelan ludah. Ia harus menemukan cara untuk keluar dari cengkeraman pria itu. Tetapi bagaimana? Bagaimana dengan keluarganya? Apa Lordan akan menyakiti mereka? Apa Lordan akan membuat bisnis keluarganya jatuh?
Kari menatap ke jam di tangannya, jam menunjukkan pukul dua belas malam. Sudah tengah malam ternyata. Besok pagi saja dia minta ijin pulang ke rumah keluarganya. Sudah lama dia tidak ke sana karena Lordan melarangnya. Alasannya banyak sekali. Kari berharap malam ini laki-laki itu tidak pulang.
Ia melangkah turun dari tempat tidur dan membuka jendelanya sebentar untuk merasakan angin malam, tetapi ketika tirai dan kaca jendelanya terbuka, matanya langsung bertemu dengan Jacob.
Laki-laki itu berdiri di kejauhan dengan pandangan tertuju ke kamarnya, tepatnya mereka sudah saling bertatapan lama.
Jacob menampilkan senyuman lembutnya, sedang Kari cepat-cepat membuang muka ke arah lain.
Jantungnya sedang berdetak kencang tanpa bisa ia cegah. Kenapa, kenapa ia selalu seperti ini saat bertatapan dengan laki-laki itu? Ia bahkan tak dapat mengontrol dirinya sendiri dihadapan pria itu.
Kari buru-buru menutup kembali tirai jendelanya, berusaha mengatur napas yang tiba-tiba berantakan. Jantungnya masih berdegup kencang.
Kari menggigit bibirnya, lalu berbalik dan bersandar di dinding. Ia harus tetap kuat. Ia tak boleh lengah hanya karena tatapan lembut Jacob.
Di luar, Jacob masih berdiri di tempatnya. Senyumnya menghilang, digantikan helaan nafas panjang. Ia bisa melihat bagaimana Kari buru-buru menutup tirai dan menghindari tatapannya. Itu wajar. Setelah semua yang terjadi, perempuan itu pasti membencinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
sum mia
benda pusaka sudah diketemukan , tinggal menyusun rencana untuk menyerang keluarga Rafael dan membebaskan Kari dari jerat manusia biadab macam Lordan .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
2025-03-19
5
Budiman
semoga si Lordan gk balik balik. Sibuk terus. Jadi ke inget si Alex di novel Author yg itu,,, yg ngerekam si Bunga lagi di ho Hi he sama teman2 Jahannam nya,, ayo Jacob,, ambil rekaman yg ada sama si Lordan,, terus ancurin tu keluarga nya beserta antek anteknya,, isss amit amit sama sifat Lordan ini,, penyakit ini mahh,, gk sabar liat si Lordan kena karma
2025-03-19
1
Miss Typo
aku penasaran benda pusaka nya apa ya??
yg dicari Jacob dah ketemu, saatnya menyerang keluarga Lordan dan membawa Kari pergi dari situ
2025-03-19
1