HAJ

Setahun telah berlalu sejak Yorde, Farel, para Tetua, dan Guardian menerima buku panduan dari Arkan. Mereka telah memilih jalur masing-masing dan kini menjalani pengasingan untuk mempertajam kekuatan mereka.

...****************...

"HAJ adalah kekuatan yang seimbang, tetapi keberadaan mu membuatnya tidak seimbang."

Suara itu bergema di seluruh ruang, datar dan tanpa emosi. Aku menatap makhluk di depanku—sesosok pria, atau setidaknya itulah yang bisa kukatakan dari bentuknya. Dia besar, sangat besar, begitu besar hingga meski aku terbang menjauh miliaran tahun cahaya, wajahnya tetap memenuhi pandanganku.

Dia transparan, berwarna hijau, dan dipenuhi bintik-bintik seperti bintang yang berkelap-kelip di seluruh permukaannya. Ia terus berbicara, mengulangi kalimat yang sama berulang kali.

Dia mengoceh selalu tentang ku , aku tidak tau apa yang dia ucapkan, tetapi sepertinya dia merasa terganggu dengan kehadiranku.

“HA...”

Sebelum suara itu sempat berlanjut—

“DIAM.”

Makhluk itu langsung terhenti.

Azam menatap tajam. "Keberadaan mu sendiri tidak seimbang. Jadi, kenapa kau mengusikku? Kenapa kau masuk ke dalam mimpiku? Apa kau makhluk dari dunia lain, seperti yang tertulis dalam buku harian ku?"

Makhluk itu tetap diam, benar-benar diam.

Lalu, Azam berkata—

“SILAKAN.”

Entah bagaimana, aku menggunakan kekuatanku. Itu terjadi secara spontan, seakan aku hanya perlu memahami dan menginginkannya.

Makhluk itu akhirnya berbicara, suaranya bergema di antara bintang-bintang.

"B E R A N I K A M U. M E N I R U H A J. K A M U. T I D A K S E B A N D I N G. D E N G A N N Y A."

Haj. Lagi-lagi nama itu disebut. Tapi aku tidak melihat siapa pun.

'Siapa HAJ sebenarnya?'

Seolah membaca pikiranku, makhluk itu melanjutkan dengan suara berat.

"H A J. A D A L A H. K E P E R C A Y A A N. T E K A D. D A N. K E R J A K E R A S."

Anomali raksasa itu terus berbicara, dan anehnya... aku mulai memahami setiap kata yang ia ucapkan.

......................

Dalam Kamar Azam

Azam duduk di meja kecilnya. Setiap malam, ia menuliskan kata-kata yang diucapkan makhluk itu dalam mimpinya. Kata-kata aneh yang terasa seperti teka-teki tanpa jawaban.

Sudah hampir sebulan penuh makhluk itu hadir dalam tidurnya. Setiap pertemuan, Azam selalu melontarkan pertanyaan yang berbeda, mencoba menggali lebih dalam. Sedikit demi sedikit, ia mulai menemukan pola.

HAJ...

Sistem kekuatan ini mengingatkannya pada berbagai komik dan novel yang ia baca sejak kecil. Dunia-dunia fiksi selalu memiliki energi yang mendampinginya—Reiryoku, Qi, Mana, Cakra, Haki, Ki, Nen.

“Apa ini sesuatu yang mirip seperti itu?” gumamnya pada diri sendiri.

menurut apa yang dikatakan makhluk tersebut, pilar utama HAJ ada 3

-ASAL - Kepercayaan - Faith HAJ

-PILAR - Tekad - Resolve HAJ

-TEMPA - Kerja Keras - Effort HAJ

ASAL - - Ini adalah sumber HAJ seseorang, karena tanpa keyakinan, HAJ tidak bisa terbentuk.

- Contoh: "Asal"-nya seseorang bisa berupa kepercayaan pada sihir, tubuh, roh, atau konsep lain yang mereka yakini sebagai kekuatan mereka

PILAR - - Ini yang menjaga dan mengendalikan HAJ agar tetap stabil dan berkembang sesuai kehendak pengguna.

- Jika "Pilar"-nya runtuh, HAJ bisa menjadi lemah, tidak terkendali, atau bahkan menghilang.

TEMPA - - Ini yang memperkuat HAJ melalui usaha dan pengalaman.

- Semakin banyak seseorang mengalami kesulitan, latihan, dan pengorbanan, semakin tinggi pertumbuhan "Tempa"-nya.

......................

Aku mulai memahami sesuatu.

Makhluk raksasa itu... bukan sekadar entitas asing. Ia adalah bentuk kesadaran yang dibentuk sendiri oleh HAJ. Sepertinya, ia memang sangat terganggu dengan eksistensiku.

Namun, aku tidak membencinya.

Aku masih mengingat kata-katanya—

"K A M U. B U K A N. M U L T. D A N. B U K A N. J U G A. H A J. S I A P A. K A M U?"

Sepertinya ia bertanya karena aku bukan bagian dari HAJ maupun MULT. Aku berada di luar keduanya.

Ah... aku lupa menuliskan tentang MULT.

Jika HAJ adalah Asal, Pilar, dan Tempa, maka MULT adalah kebalikannya. Ia lahir sebagai reaksi dari keberadaan HAJ.

Tapi aku belum pernah melihat keberadaan atau bentuk kesadaran Mult.

......................

Tunggu...

Azam mengingat sesuatu.

Perkataan Arkan tentang dunia ini.

"Qi atau Mana di dunia ini hampir tidak ada—atau bahkan tidak ada sama sekali."

Tapi bagaimana dengan Yorde dan yang lain?

Mereka bisa mewujudkan Qi dengan sendirinya.

Apa itu berarti... kekuatan yang mereka gunakan sebenarnya adalah HAJ?

ASAL – KEYAKINAN

"Kalau begitu, apakah HAJ ini sepenuhnya tergantung pada keyakinan seseorang?"

Azam mulai menganalisis.

Bentuk HAJ yang digunakan Yorde, Farel, dan yang lain tampaknya merupakan manifestasi dari keyakinan mereka. Mereka percaya bahwa HAJ adalah kekuatan alam, sehingga HAJ mereka berwujud seperti Qi.

Tapi bagaimana jika mereka tiba-tiba meyakini bahwa HAJ adalah sihir?

Apakah mungkin HAJ mereka berubah menjadi Mana, hanya dengan mengganti keyakinan mereka?

Namun, Azam teringat pada konsep berikutnya—

PILAR – TEKAD & TEMPA – KERJA KERAS

Keyakinan saja tidak cukup.

Seseorang membutuhkan tekad dan prinsip yang kuat agar HAJ mereka tetap stabil. Jika seseorang terlalu labil, HAJ mereka bisa melemah atau bahkan menghilang.

Lebih dari itu, kerja keras menentukan seberapa jauh seseorang bisa mengembangkan HAJ mereka. Tanpa usaha nyata, HAJ mungkin hanya berhenti pada bentuk dasarnya.

Dengan menyatukan semua pemikirannya, Azam menuliskan kesimpulan:

Jika seseorang percaya bahwa HAJ adalah sihir, maka HAJ mereka akan berfungsi seperti Mana.

Jika seseorang percaya bahwa HAJ adalah energi tubuh, maka HAJ mereka akan berfungsi seperti Qi.

Jika seseorang memiliki pemahaman yang lebih luas, tekad yang tak tergoyahkan, dan dedikasi tanpa batas, HAJ mereka bisa berkembang tanpa batas—mencapai Energi Realitas, sesuatu yang melampaui segala bentuk energi yang dikenal.

Azam menutup bukunya.

......................

"Bagaimana cara memberitahu yang lain tentang ini?"

HAJ terlalu kompleks. Tidak mungkin dia menjelaskannya satu per satu. Bahkan jika dia mencoba, penjelasan yang salah bisa menyesatkan mereka.

Apalagi Yorde dan yang lain—mereka sudah membentuk HAJ seperti Qi. Jika mereka terlalu terpaku pada pemahaman itu, mereka mungkin akan sulit menerima fleksibilitas HAJ yang sebenarnya.

'HAJ ini sangat bermanfaat jika seseorang benar-benar paham menggunakannya,' pikir Azam.

Lebih dari itu, HAJ tidak terbatas pada satu titik pusat energi seperti Qi atau Mana.

Orang-orang dapat menciptakan HAJ Core mereka di jantung, tulang, darah… bahkan di kesadaran.

Tetapi, bagaimana cara mengajari mereka tanpa membingungkan?

Azam berpikir sepanjang malam.

Mungkin membuat metode pengajaran bertahap?

Atau mengembangkan eksperimen yang bisa mereka alami sendiri?

Jika HAJ bisa berubah berdasarkan keyakinan, maka setiap orang mungkin akan memiliki pendekatan berbeda untuk memahaminya…

...----------------...

Keesokan Harinya

Azam kembali berbicara dengan makhluk itu. Ada beberapa hal yang berhasil ia pahami dari percakapan mereka, tetapi ada satu pernyataan yang sulit ia cerna:

"M U S T A H I L. K A M I. B E R A D A. D I B A W A H. Y A N G. L A I N. S E B E L U M. M E L I H A T M U."

‘Apa maksudnya dengan itu?’ pikir Azam.

......................

Beberapa hari kemudian, Azam berdiskusi dengan Arkan mengenai HAJ. Ia menjelaskan semua yang ia ketahui.

...----------------...

Ruang Tamu Rumah Azam

"Jadi begitu..." gumam Arkan, menyandarkan tubuhnya ke kursi. "Aku pikir aku mengerti, tapi sulit untuk menjelaskannya. Ini lebih dari sekadar 'kekuatan'. Dan kau bilang dia menciptakan dirinya sendiri hanya untuk menyampaikan ini kepadamu? Apa dia pernah mengatakan kenapa dia memilih untuk berbicara denganmu?"

Azam terdiam. Ia tidak bisa memberi tahu Arkan bahwa perwujudan HAJ membencinya. Namun, satu hal yang pasti, energi HAJ sangat berguna, terutama untuk generasi di masa depan.

"Aku juga kurang tahu," jawab Azam. "Yang jelas, kita tidak bisa mengajarkan ini kepada mereka yang sudah yakin bahwa HAJ itu hanya sekadar Qi. Itu hanya akan membingungkan mereka. Kita harus mulai dari dasar dulu."

Arkan mengangguk, memahami maksud Azam. Mereka yang sudah membentuk HAJ harus memiliki keyakinan penuh bahwa kekuatan mereka adalah yang terkuat. Dengan begitu, tidak akan ada keraguan dalam hati mereka—karena sejatinya, tidak ada yang benar-benar 'terkuat'. Semua kekuatan memiliki kesetaraan dalam bentuknya masing-masing.

Arkan berpikir sejenak sebelum berbicara, "Baik, aku Rasa aku mengerti bagaimana cara mengajarkannya. Tapi beri aku waktu untuk menyusun metodenya dulu."

Azam mengangguk. Mereka berdua tahu bahwa ini bukan hanya tentang memahami HAJ, tetapi juga tentang cara menyampaikannya dengan benar.

Arkan terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata,

“Tapi... ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku. Apa sistem tingkatan kekuatan HAJ akan sama seperti yang kita kenal? Bagaimana kita tahu apakah seseorang masih berada di tahap Qi Refining atau sudah mencapai Golden Core?"

Azam tersenyum. Ia teringat bahwa ia pernah menciptakan sistem tingkatan sendiri. Pola perkembangan kekuatan itu cocok dengan HAJ, bahkan mungkin lebih baik. HAJ memiliki sifat yang jauh lebih fleksibel dan kuat dibandingkan energi lain yang pernah ada. Menggunakan sistem tingkatan lama yang kaku dan terbatas akan sia-sia.

'Mungkin, dengan HAJ, aku bisa mewujudkan kekuatan di atas ranah ke-19 hingga mencapai ranah ke-29—sesuatu yang selama ini tampak mustahil untuk dicapai,' pikir Azam.

Diskusi mereka terus berlanjut hingga sore hari. Saat itu, Azam mulai menjelaskan sistem ranah baru yang ia ciptakan.

“...Kau serius?” Arkan menatap Azam dengan ekspresi sulit dipercaya. “Setiap tingkatan dalam sistem ini memiliki kekuatan yang jauh lebih besar daripada yang kukira.”

Sebagai perbandingan, Arkan menjelaskan sistem ranah di dunianya. Menurutnya, ranah tertinggi yang ada disebut Omniversal God—tingkatan yang jika dibandingkan dengan sistem Azam, hanya setara dengan Final Anomaly.

“Jika Omniversal God hanya setara dengan Final Anomaly…” Arkan menelan ludah. “Maka tidak ada yang bisa mencapai puncak sistemmu.”

Azam mengangguk. Memanfaatkan HAJ hingga batas tertinggi hanya mungkin jika seseorang mengikuti ranah yang ia ciptakan. Hanya dengan sistem ini, potensi HAJ bisa dimaksimalkan.

Setelah pembicaraan panjang itu, Arkan akhirnya berpamitan dan pulang.

...----------------...

Beberapa bulan berlalu sejak diskusi mereka hari itu.

Suatu pagi, Azam menerima telepon dari Arkan.

"Halo Ab-..., halo Zam. Aku sudah berhasil menyusun mata pelajaran tentang HAJ. Aku yakin, dengan ini, era baru kekuatan bisa tercapai."

Azam terdiam sejenak, matanya menatap ke kejauhan. Era baru kekuatan? Mungkin Arkan benar.

Ranah yang Diciptakan Azam

1.Mortal Genesis

2.Ascended Mortal

3.Soul Transcender

4.Eternal Dominion

5.Cosmic Arbiter

6.Omniversal Paragon

7.Transcendent Divinity

8.Unknown Manifest

9.Zero Absolute

10.Final Anomaly

11.Endless Oblivion

12.Nihil Absolutum

13.Void Ascendant

14.Omni Nexus

15.Eclipsing Paragon

16.Undefined Existence

17.Abyssal Zero

18.Unreality Principle

19.Nameless Transcendence

20.Transcendent Oblivion

21.True Anomaly

22.Final Nullification

23.Absolute Transcendence

24.Boundless Sovereignty

25.Eternal Paradox

26.The Nameless Principle

27.Unreality Absolute

28.The Final Beyond

29.The Endlessness

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!