Yorde, seorang Guardian, mengadakan rapat bersama para Guardian lainnya, Wakil Abah, dan para Tetua.
"Kalian tahu kan, penyakit Abah kambuh lagi," kata Yorde serius. "Jadi, sekarang aku dan—"
Sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, seorang wanita di sampingnya menyela, "Aku Raisya, mantan Wakil."
Ruangan mendadak riuh. Bisik-bisik terdengar.
"Raisya? Apakah dia Raisya yang itu?"
......................
Setelah saling memperkenalkan diri, Wakil membuka rapat. "Baik, kita langsung ke inti pembahasan," ucapnya.
Yorde mengangguk. "Kita akan membahas ekspansi bisnis TCG ke luar negeri. Kemarin, aku, Mantan Wakil Raisya, dan Wakil Farel sudah berdiskusi dengan Abah mengenai hal ini."
Para Guardian dan Tetua menyimak dengan serius.
"Jadi… kami juga harus ikut serta dalam rencana ini?" tanya salah satu Guardian.
"Ya," jawab Farel. "Siapa di sini yang lancar berbahasa Inggris?"
Seorang Guardian mengangkat tangan. "Aku bisa."
"Bagus, Guardian Zabran," kata Farel. "Kamu akan membantu menerjemahkan saat kita bernegosiasi dengan mereka."
Salah satu Guardian mengangkat tangan. "Kenapa kita tidak memilih pengikut yang juga bisa berbahasa Inggris?"
Farel mengangguk setuju. "Ide bagus, tapi bagaimana kita memastikan mereka tidak menimbulkan konflik?"
Yorde berpikir sejenak lalu berkata, "Lebih baik kita tetap dengan rencana awal. Itu akan mengurangi risiko yang tidak perlu."
Farel kembali mengangguk. "Benar. Jadi, aku yang berbicara, Guardian Zabran menerjemahkan, dan satu Tetua mengawasi."
Para Guardian dan Tetua menyetujui.
Rapat pun berlanjut hingga mencapai kesepakatan.
...****************...
Para Wakil beserta rombongan berangkat ke berbagai negara, memulai dari Malaysia dan Vietnam, karena di sana terdapat anggota TCG terbanyak. Selanjutnya, mereka menuju Filipina, Singapura, Timor Leste, dan negara-negara ASEAN lainnya.
Awalnya, tidak mudah. Beberapa kelompok menolak, bahkan ada yang menantang. Namun, setelah memperkenalkan TCG, menjelaskan sistemnya, dan menunjukkan berbagai informasi penting, mereka mulai tertarik—terutama saat pembicaraan beralih ke uang dan bisnis. Dengan itu, kami berhasil memperluas jaringan TCG di beberapa negara Asia Tenggara.
Setelah ASEAN, kami bergerak ke Rusia. Di sini, situasinya lebih rumit. TCG di Rusia sudah terpecah menjadi kelompok-kelompok kecil. Kami akhirnya bekerja sama dengan salah satu kelompok untuk menyebarkan informasi penggabungan. Seperti di ASEAN, mereka lebih tertarik pada uang dan bisnis, tapi itu bukan masalah bagi kami. Sejak awal, mereka memang tidak memiliki ikatan yang kuat dengan Abah.
Kemudian, kami mencoba ekspansi ke Eropa, seperti Inggris dan Jerman. Di sinilah masalah besar dimulai. Mereka sudah membangun markas sendiri dengan jumlah anggota yang besar. Kami mengalami kesulitan besar dan akhirnya mengurungkan niat untuk menggabungkan mereka ke dalam TCG dalam negeri.
Amerika lebih buruk lagi. Mereka sama sekali tidak mengakui Abah sebagai pemimpin. Bertindak semaunya sendiri, mereka bahkan pernah bersitegang dengan kami hingga nyaris terjadi baku tembak. Untungnya, kami memilih melakukan gencatan senjata sebelum situasi semakin memburuk.
Dalam perjalanan pulang, kami semua merasa kesal. Kami gagal bukan karena kurang kuat, tetapi karena tidak bisa membawa sebagian besar pasukan TCG keluar. Semua ini terjadi karena kami harus menghindari perhatian pemerintah.
Namun, jika Azam turun tangan, segalanya akan berbeda. Dia bisa menggerakkan para pejabat negeri agar pasukan kami bisa keluar tanpa terdeteksi. Lagi pula, provinsi kami memiliki hak otonomi yang luas dan tidak terlalu bergantung pada pemerintah pusat. Jika saatnya tiba, kami akan kembali—dan mereka tidak akan bisa berbuat semena-mena lagi.
...----------------...
Di Ruang Rapat
"Hmm… ini rumit," gumam salah satu Tetua. "Kita masih membutuhkan Abah untuk ini. Sepertinya, kita perlu mengangkat pemimpin sementara."
Ruangan mendadak sunyi. Semua Guardian, Tetua, dan Wakil serempak menoleh ke arah Yorde.
Yorde berdeham. "Ehem… sebaiknya kita tunggu Abah bangun dulu. Jangan tergesa-gesa. Bukankah lebih baik jika kita fokus pada apa yang sudah kita capai?"
Wakil Farel mengangguk. "Benar kata Guardian Yorde. Ini baru awal. Kita perlu membangun beberapa kantor di negara-negara ASEAN dan Rusia. Setidaknya, saat Abah bangun nanti, TCG di kawasan ASEAN dan Rusia sudah siap sepenuhnya."
Semua yang hadir di ruang rapat mengangguk setuju. Keputusan pun diambil.
Tahun 2039
TCG berhasil membangun kantor cabang serta memperluas server internal di berbagai negara ASEAN dan Rusia, sekaligus mengembangkan bisnis.
Restoran & Kafe → Basis pertemuan sekaligus sumber pemasukan.
Produk TCG → Branding resmi organisasi.
Penjualan Kosmetik
Game & Hiburan
Dan lainnya
Meski baru tahap awal, anggota TCG di luar negeri mulai memahami sistem otoritas organisasi. Kini, mereka lebih patuh dan terorganisir.
Dari segi struktur, Rusia masih berada di tingkat ketiga. Jumlah anggotanya belum sebanyak beberapa negara di ASEAN. Di sini, pangkat Abang 2 adalah yang tertinggi. Negara ini sudah memiliki kurang lebih 70.000 anggota TCG di dalamnya.
Sementara itu, di ASEAN:
Malaysia → 123.000 anggota
Vietnam → 100.000 anggota
Filipina → 96.000 anggota.
Singapura → 76.000 anggota.
Jika digabungkan, total anggota TCG di ASEAN sudah memenuhi syarat untuk menciptakan pangkat Abang 1 pertama di luar negeri.
...----------------...
Ruang Rapat
Para Tetua dan Guardian ,Masih menunggu Guardian Yorde dan Wakil
Kriiiik—
Pintu terbuka perlahan.
Semua yang hadir menoleh, lalu terdiam. Mata mereka melebar, napas tertahan.
Di tengah-tengah Wakil dan Yorde, berdiri sosok yang sudah lama mereka nantikan.
Azam.
Di belakangnya, empat Mantan Wakil berjalan, termasuk Raisya.
Guardian dan Tetua serempak berdiri, menundukkan kepala dalam-dalam.
"Selamat datang kembali, Abah!"
Suara mereka menggema, memenuhi ruangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments