Episode 7 Ancaman Besar.

Mahira kembali ketakutan ketika melihat mobil itu bergerak yang seperti ingin menyerang dirinya. Vanisa yang semakin takut tidak tahu harus melakukan apalagi, dirinya bahkan sangat mudah sekali jika harus ditabrak karena sudah terduduk di aspal yang sangat sepi.

Tetapi hal itu tidak jadi terjadi ketika dengan cepat orang-orang berlarian menuju ke arahnya yang akhirnya membuat mobil itu pergi melaju dengan kencang.

Hahhhhh.

Suara nafas panjang Vanisa terdengar begitu luas yang merasa lega. Vanisa melihat kembali kondisi Mahira yang memeriksa apakah Mahira terluka dan Untung saja tidak terjadi apa-apa kepada Mahira.

Mahira juga sangat baik sampai tidak menangis, dia mungkin sangat mengerti dengan kondisi yang di hadapi Vanisa.

"Neng baik-baik saja?"

"Apa yang terjadi?"

"Siapa orang itu?"

Vanisa mendapatkan banyak pertanyaan dari orang-orang sekitarnya yang mempertanyakan apa yang terjadi kenapa peristiwa itu bisa terjadi. Vanisa yang masih mengatur nafas dengan jantungnya yang masih berdebar kencang tidak bisa menjawab semua pertanyaan itu.

Dia juga tidak tahu apa yang terjadi dan hal itu baru terjadi kali ini yang memang sangat mengejutkannya.

****

Setelah kejadian itu membuat Vanisa yang masih schok. Tetapi untung saja dia dan Mahira selamat yang sekarang Vanisa sudah berada di dalam kamar dan Mahira yang tertidur di atas ranjangnya.

Vanisa berjalan menuju meja rias yang melihat dahinya terluka parah akibat benturan pada setir mobil.

"Siapa orang itu. Kenapa dia melakukan semua itu. Apa sebelumnya aku mencelakai dirinya. Maka dari itu dia mengejar ku. Tetapi kenapa dia tidak berbicara dan mencoba untuk bertanya padaku. Bukan malah menyerang begitu saja," ucap Vanisa yang benar-benar masih sangat takut yang membayangkan kejadian beberapa jam yang lalu.

"Aku bahkan bersama anak kecil. Apa dia tidak melihat itu. Dia bahkan ingin menabrakku secara langsung. Apa yang ada di pikiran dia. Ya Allah tentang perjuangan kau masih memberikan aku keselamatan. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa ya Allah," batin Vanisa yang sampai detik ini perasaannya belum tenang.

Sementara Di Perusahaan Arvin yang baru saja membubarkan rapat dengan para pengusaha yang menjadi tamu di Perusahaan.

Seperti biasa setelah rapat itu selesai Arvin akan berjabat tangan dengan mereka semua yang memberikan senyuman palsu. Arvin tahu semua orang-orang yang hadir dalam pertemuan itu adalah saingannya. Hanya saja ada etika profesional yang ditanamkan dalam dirinya.

Jadi hanya sekedar menyambut dan menghormati saja. Arvin berada di dalam dunia bisnis bukan hanya sekali ini saja. Dia sudah berada dalam tahap puluhan tahun.

"Tuan Arvin kami menunggu acara peresmian kepemimpinan tuan yang menjadi perwakilan dari semua kalangan bisnis," ucap salah seorang pria yang menjadi terakhir kalinya berjabatan tangan dengan Arvin.

Pria itu sekitar berusia 50 tahun yang tersenyum tampak ada maksud di wajahnya.

"Tuan tidak perlu menunggu acara peresmian. Karena saya juga mengundang tamu secara teliti dan tidak semua tamu diundang," jawab Arvin dengan sindiran.

"Ha-ha-ha!" pria itu tertawa membahana yang menutupi rasa malu yang sangat percaya diri akan di undang.

"Saya tahu dan saya juga tidak berharap hadir dalam acara itu. Karena belum tentu juga ada acara seperti itu dan belum tentu juga tuan akan diresmikan," ucap pria itu.

Arvin melepas jabatan tangan itu dengan tersenyum miring.

"Tuan Arvin ternyata istri anda sangat cantik! Kenapa tidak pernah mengajaknya dalam pertemuan bisnis," ucap pria itu yang membuat Arvin mengerutkan dahinya.

"Anda mengetahui istri saya?" tanya Arvin.

"Wajah Anda terlihat begitu shock. Memang ada yang tidak mengenal Putri pertama dari tuan Daniel?" tanya pria itu. Arvin tampak menghela nafas lega.

"Atau jangan-jangan sebenarnya bukan itu istri Anda?" pria itu menduga kembali yang membuat Arvin menatap serius.

Orang-orang memang tahu jika dia sudah menikah. Pengumuman pernikahan itu sangat jelas di undangan siapa calon istri Arvin dan orang-orang juga sangat mengenal Putri pertama dari Daniel Ahmad jaya. Tetapi perkataan pria itu barusan membuat Arvin sedikit panik. Karena tidak ada yang tahu bahwa Vanisa adalah istrinya yang sesungguhnya.

"Anda kenapa tiba-tiba shock seperti itu? apa yang saya katakan benar?" tanya pria itu.

"Apa maksud Anda?" tanya Arvin.

"Tidak apa-apa. Saya hanya bercanda saja. Saya tadi bertemu dengan istri Anda dan saya rasa tidak salah melihat. Saya sertemu dengannya memeluk anak kecil yang dikerumuni orang-orang yang sepertinya baru saja mengalami kecelakaan," ucap pria itu seperti mengetahui sesuatu yang membuat Arvin mengerutkan dahi.

"Hmmmm, mungkin saja saya hanya salah lihat. Saya permisi tuan!" ucap pria itu tersenyum yang tampak jelas terbesit maksud.

"Apa maksud dia? Bagaimana mungkin dia melihat Angela dan sampai saat ini Angela tidak kembali," ucapnya dengan pelan.

Ketika ruang pertemuan itu sudah kosong. Arvin yang seketika panik dan mengambil ponselnya.

"Hallo Arvin?" sahut suara wanita dalam telepon tersebut.

"Apa Mahira hari ini bersama dengan Vanisa?" tanya Arvin dengan suaranya yang bergetar.

"Iya. Tadi pagi aku ke rumah kamu dan menitipkan Mahira pada Vanisa," jawab Mitha yang membuat Arvin kaget.

"Jadi anak kecil itu Mahira!" batinnya.

"Tapi Vanisa juga bertemu dengan Mama. Mereka sedang makan siang bersama," lanjut Mitha.

Arvin yang membuang nafas panjang ke depan yang merasa lega.

"Memang ada apa Arvin?" tanya Mitha.

"Oh. Tidak apa-apa. Aku mungkin berselisih di jalan. Aku pikir itu bukan Vanisa," jawab Arvin bohong.

"Begitukah," sahut Mitha.

"Ya. Sudah kalau begitu aku tutup teleponnya dulu," ucap Arvin yang langsung mematikan panggilan telepon tersebut.

"Kurang ajar. Apa maksudnya berbicara seperti itu. Dia hanya berusaha untuk mengecoh ku saja," umpat Arvin yang terlihat begitu kesal yang sudah terpancing oleh rekannya itu

"Lalu apa sekarang Vanisa masih bersama Mama?" tanya Arvin.

Tidak membuang waktu membuat Arvin langsung menelpon.

"Mama makan bersama Vanisa?" tanyanya to the point.

"Hanya sebentar saja. Aku meninggalkan dia dan ibunya," jawab Lara.

Arvin yang langsung mematikan telepon tersebut tanpa berpamitan. Arvin mengubah panggilan yang sekarang menelpon Sarah.

"Ada apa Arvin?" tanya Sarah dengan sangat lembut.

"Vanisa bersama dengan Mama?" tanya Arvin.

"Tidak! Kami bertemu tadi siang dan hanya sebentar saja. Mama tidak tahu sekarang dia dimana," jawab Sarah.

Wajah Arvin yang terlihat begitu khawatir.

"Memang ada apa?" tanya Sarah.

"Tidak ada apa-apa," jawab Arvin yang langsung mematikan panggilan telepon tersebut.

Arvin kembali menscroll ponselnya yang melihat kontak istrinya, tangannya sudah ingin menekan tombol hijau itu. Tetapi tiba-tiba tidak jadi membuat Arvin kembali memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. dan langsung pergi dengan buru-buru.

Mobil Arvin berhenti di parkiran Apartemen dan langsung buru-buru keluar dari rumah dengan berlari. Dia tampak tergesa-gesa yang akhirnya memasuki Apartemennya dengan nafas naik turun.

Arvin baru bisa bernafas lega ketika melihat di ruang tamu ternyata Vanisa yang ada di sana yang sudah tertidur dengan Mahira yang tengkurap berada di atas tubuhnya. Posisi Vanisa yang duduk dengan kepala mendongak ke atas. Mahira mungkin lebih nyaman tertidur tengkurap di atas tubuhnya dengan posisi seperti itu.

Walau dapat di pastikan tubuh Vanisa pasti pegal-pegal yang tidak bisa tidur dengan nyaman.

Bersambung......

Terpopuler

Comments

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

untung kalian selamat ya vanesa, klu tdk kalian mungkin tinggal nama
makin penasaran siapa yg di dlm mobil itu niat bgt mau nyelakain vanesa

2025-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Tidak Nyaman.
2 Episode 2 Kontrak Pernikahan.
3 Episode 3 Di Jalankan Selama 3 Tahun.
4 Episode 4 Tekanan.
5 Episode 5 Debat
6 Episode 6 Insiden
7 Episode 7 Ancaman Besar.
8 Episode 8 Khawatir.
9 Episode 9 Rencana Perceraian.
10 Episode 10 Mengetahui.
11 Episode 11 Hal Yang Tidak Diinginkan.
12 Episode 12 Tekanan.
13 Episode 13 Tindakan.
14 Episode 14 Perhatian.
15 Episode 15 Dugaan
16 Episode 16 Hal Buruk.
17 Episode 17 Kok Dekat.
18 Episode 18 Semakin Dekat.
19 Episode 19 Ada Saja.
20 Episode 20 Ketegasan Arvin.
21 Episode 13 Tidak Menemukan.
22 Episode 22 Insiden
23 Episode 23 Tidur Bersama
24 Episode 24 Malah Dekat.
25 Episode 25 Dia Akan kembali.
26 Episode 26 Ternyata Hanya Luka Yang Di Tunggu.
27 Episode 27 Kata-kata Pedas.
28 Episode 28 Semakin Sesak.
29 Episode 29 Ternyata.
30 Episode 30 Ungkapan Yang Terpendam.
31 Episode 30 Tegas.
32 Episode 32. Hampir.
33 Episode 33 Keputusan Tidak Akan Di Ubah.
34 Episode 34 Siapa Itu?
35 Episode 35 Khawatir.
36 Episode 36 Dia Kembali.
37 Episode 37 Keputusan.
38 Episode 38 Vanisa dan Arvin
39 Episode 39 Kebimbangan
40 Episode 40 Kembali
41 Episode 41 Kenyataan
42 Episode 42 Terjebak
43 Episode 43 Nyaris
44 Episode 44 Menyatakan
45 Episode 45 Berusaha Dekat.
46 Episode 46 Bantahan.
47 Episode 47 Meyakinkan
48 Episode 48 Saling Memberitahu.
49 Episode 49 Rencana Jahat.
50 Episode 50 Jebakan
51 Episode 51 Ada Sesuatu
52 Episode 56 Kenyataan Pahit.
53 Episode 53 Perceraian.
54 Episode 54 Apa Yang Harus Di Lakukan.
55 Episode 55
56 Episode 56 Apa Harus Pergi.
57 Episode 57 Tidak Terduga.
58 Episode 58 Tegas
59 Episode 59 Bucin
60 Episode 60 Pembatalan Perceraian.
61 Episode 61 Hilang
62 Episode 62 Keputusan Di Luar Nalar.
63 Episode 63 Mencurigai Sesuatu.
64 Episode 64 Merasa Aneh.
65 Episode 65 Menanyakan Langsung.
66 Episode 66 Rencana
67 Episode 67 Bekerja Sama
68 Episode 68 Hampir Saja.
69 Episode 69 Masih Bisa Selamat.
70 Episode 70 Kenyataan
71 Episode 71 Gebrakan Menyenangkan.
72 Episode 72 Terbongkar.
73 Episode 72 Obrolan Mendalam
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Episode 1 Tidak Nyaman.
2
Episode 2 Kontrak Pernikahan.
3
Episode 3 Di Jalankan Selama 3 Tahun.
4
Episode 4 Tekanan.
5
Episode 5 Debat
6
Episode 6 Insiden
7
Episode 7 Ancaman Besar.
8
Episode 8 Khawatir.
9
Episode 9 Rencana Perceraian.
10
Episode 10 Mengetahui.
11
Episode 11 Hal Yang Tidak Diinginkan.
12
Episode 12 Tekanan.
13
Episode 13 Tindakan.
14
Episode 14 Perhatian.
15
Episode 15 Dugaan
16
Episode 16 Hal Buruk.
17
Episode 17 Kok Dekat.
18
Episode 18 Semakin Dekat.
19
Episode 19 Ada Saja.
20
Episode 20 Ketegasan Arvin.
21
Episode 13 Tidak Menemukan.
22
Episode 22 Insiden
23
Episode 23 Tidur Bersama
24
Episode 24 Malah Dekat.
25
Episode 25 Dia Akan kembali.
26
Episode 26 Ternyata Hanya Luka Yang Di Tunggu.
27
Episode 27 Kata-kata Pedas.
28
Episode 28 Semakin Sesak.
29
Episode 29 Ternyata.
30
Episode 30 Ungkapan Yang Terpendam.
31
Episode 30 Tegas.
32
Episode 32. Hampir.
33
Episode 33 Keputusan Tidak Akan Di Ubah.
34
Episode 34 Siapa Itu?
35
Episode 35 Khawatir.
36
Episode 36 Dia Kembali.
37
Episode 37 Keputusan.
38
Episode 38 Vanisa dan Arvin
39
Episode 39 Kebimbangan
40
Episode 40 Kembali
41
Episode 41 Kenyataan
42
Episode 42 Terjebak
43
Episode 43 Nyaris
44
Episode 44 Menyatakan
45
Episode 45 Berusaha Dekat.
46
Episode 46 Bantahan.
47
Episode 47 Meyakinkan
48
Episode 48 Saling Memberitahu.
49
Episode 49 Rencana Jahat.
50
Episode 50 Jebakan
51
Episode 51 Ada Sesuatu
52
Episode 56 Kenyataan Pahit.
53
Episode 53 Perceraian.
54
Episode 54 Apa Yang Harus Di Lakukan.
55
Episode 55
56
Episode 56 Apa Harus Pergi.
57
Episode 57 Tidak Terduga.
58
Episode 58 Tegas
59
Episode 59 Bucin
60
Episode 60 Pembatalan Perceraian.
61
Episode 61 Hilang
62
Episode 62 Keputusan Di Luar Nalar.
63
Episode 63 Mencurigai Sesuatu.
64
Episode 64 Merasa Aneh.
65
Episode 65 Menanyakan Langsung.
66
Episode 66 Rencana
67
Episode 67 Bekerja Sama
68
Episode 68 Hampir Saja.
69
Episode 69 Masih Bisa Selamat.
70
Episode 70 Kenyataan
71
Episode 71 Gebrakan Menyenangkan.
72
Episode 72 Terbongkar.
73
Episode 72 Obrolan Mendalam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!