RAP 20

Blaaak

" Baginda Ratu, apa-apaan ini semua!"

" Kalian semua boleh pegi."

Ariga yang baru saja kembali dari Sein langsung menemui Ratu Beatrix. Kabar tidak mengenakkan baginya yang tadi ia dengar saat menginjakkan kaki di istana ingin langsung dikonfirmasi.

Ratu Beatrix sudah menduga bahwa putra kesayangannya itu pasti akan sangat marah jika tahu tentang ekspedisi yang akan dilakukan Arinsa berama keluarga Grand Duke Adentine.

" Pengeran Mahkota, jaga wibawamu itu. Tenanglah dulu."

" Iiibuuu, bagaimana aku bisa tenang. Gadis rendahan itu, mengapa malah dia yang ikut serta dalam ekspedisi. Seharusnya kan aku yang pergi? Kenapa setelah dia muncul semua menjadi berantakan begini. Arhhhh sialan."

Ratu Beatrix tentu paham benar bagaimana rasa kesal yang menyelimuti diri Ariga karena dia juga merasakan hal yang sama. Tapi Rati Beatrix harus bersikap tenang, karena itu menyangkut kredibilitas dan juga image nya.

" Semua bisa diselesaikan, dan lagi pula mungkin ini akan jadi kesempatan kita."

" Kesempatan? Kesempatan apa memangnya?"

" Kesempatan kita untuk menyingkirkan Arinsa."

Ariga mengerutkan kedua alisnya dalam mencerna ucapan dari sang ibu. Dia jelas masih belum mengeti maksud dari perkataan ibunya itu.

" Maksud Ibu?"

" Dalam ekspedisi seperti itu, pastilah perjalanan tidak mudah. Banyak bahaya yang mengancam. Dan Arinsa, dia sama sekali tidak memiliki kemampuan. Sepanjang hidupnya dia terkurung di kastel. Jadi jika dia tidak bisa bertahan di alam bebas, bukankah itu adalah hal yang wajar. Kita pun bisa menuntut Grand Duke atas hal ini. Dan penawaran pernikahan akan jadi cara kita untuk menyelesaikannya."

Aaah

Setelah mendengar penjelasan dari Ratu Beatrix, Ariga baru paham sepenuhnya. Dengan Arinsa pergi ke luar malah itu bisa dijadikan kesempatan untuk menyingkirkan gadis itu. Ibarat kata, lempar satu batu bisa mengenai dua burung sekaligus.

" Ibu memang luar biasa cerdas."

" Siapa dulu, Ratu Beatrix De Rouglas. Tidak aka ada yang bisa mengganggu semua tujuan Ibu. Dan ini sungguh kesempatan bagus bukan? Biarkan saja mereka pergi, itu malah semakin memudahkan kita untuk membuat sebuah tragedi."

Ariga tersenyum puas. Amarah yang tadi menyelimuti dirinya, kini bisa diredam sepenuhnya. Jika ibunya sudah bicara demikian, pasti banyak cara yang aka diupayakan untuk bisa menghilangkan Arinsa dari dunia ini.

Sungguh kesempatan yang bagus, dia akan meninggalkan Rou, maka Ariga berharap Arinsa tidak akan pernah kembali.

" Ya pergilah sana, dan aku sudah tidak sabar untuk memiliki Glencia. Ibu apa Ibu tahu, Glencia sangat cantik. Dan tubuhnya, aaah sangat menggoda. Aku sungguh tidak sabar untuk memeluknya di atas ranjang."

" Ingat Pangeran, Anda tidak boleh memperlihatkan hal itu. Tampilan di depan banyak orang sebagai pria yang bersih."

Ariga mengangguk cepat, dia kemudian mohon pamit untuk kembali ke kamarnya. Ratu Beatrix seketika menghembuskan nafasnya kasar. Dia tahu betul perangai putranya itu. Ariga, dia gemar sekali bermain wanita. Dan selama ini Ratu Beatrix yang membereskannya.

Setiap wanita yang keluar dari kamar Ariga, langsung dipanggil oleh sang ratu lalu diberi ramuan yang harus diminum saat itu juga. Ramuan itu adalah ramuan pencegah kehamilan. Ratu Beatrix tidak ingin kejadian Arinsa terulang. Ariga hanya boleh memiliki anak dari pernikahan yang sah dengan wanita yang akan jadi ratu. Maka dari itu, dia melakukan banyak hal untuk membereskan kelakuan putra semata wayangnya itu.

Cekleek

" Sayang, aku merindukanmu."

Greb

Ariga membuka pintu kamarnya, ia langsung menghambur memeluk seorang wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah dayang pribadinya.

Namanya Aile, dia putri seorang baron yang sudah jadi dayang Ariga selama setahun ini. Namun tentu saja apa yang dilakukan oleh Aile tidak hanya menjadi dayang yang melayani kebutuhan biasa Ariga. Aile juga melayani kebutuhan biologis dari pria itu yang memang gemar bermain dengan wanita.

" Anda sudah lama ya perginya, Pangeran?"

" Huh benar, dan aku juga merindukanmu. Ibu sih tidak memperbolehkan aku membawamu."

Tentu saja mereka berdua sama-sama tahu mengapa Aile tidak diizinkan ikut. Semua itu karena Ratu beatrix paham dan tahu betul bahwa Aile adalah wanita milik Ariga.

Sebenarnya Rati Beatrix tidak masalah jika Aile dijadikan selir. Hanya saja itu baru boleh dilakukan jika Ariga sudah bisa menikah dengan Glencia.

Greb

" Nanti dulu Yang Mulia, Anda harus mandi dulu."

" Ohooo tentu saja. Jadi mari mandi bersama."

Kyaaaa!

Aile hampir saja memekik, namun dia cepat-cepat menutup mulutnya dengan tangannya sendiri. Ariga langsung saja menggendongnya dan membawa ke kamar mandi. Bukan hanya itu, pria itu langsung melucuti pakaian milik Aile. Sehingga tubuh Alie yang polos terpampang nyata di depan matanya.

Mata Ariga nampak buas, seolah hewan kelaparan yang tidak sabar menyantap makanan yang ada di depannya. Sudah hampir satu minggu dia tidak menyentuh wanitanya tersebut. Jadi ini merupakan hal yang sudah ia tunggu.

Aaahhh

" Yang Mulia, pe-lan."

" Ughhh tidak bisa sayang, aku sungguh merindukanmu."

Ariga menciumi Aile dengan sangat brutal. Dia lalu mencondongkan tubuh dayangnya itu dan langsung menghujamkan miliknya. Aile memekik. Apa yang terjadi di dalam kamar mandi itu tentu di dengar oleh para kesatria yang berjaga di pintu luar. Dan bagi mereka itu merupakan hal yang biasa.

Bukan hanya sekali dua kali mereka mendengar suara desahann dari dalam kamar sang pengeran, namun mereka tentu hanya bisa diam dan mengunci rapat mulut mereka.

Drap drap drap

" Baginda Ratu?"

Kedua kesatria itu terkejut saat melihat Ratu Beatrix. Mereka terlihat kebingungan saat Ratu Beatrix hendak masuk ke dalam kamar.

" Maaf Baginda, tapi sekarang Yang Mulia Pangeran sedang~"

Aaaaah

Ratu Beatrix menggenggam erat kipas yang ada di tangannya. Ia juga memejamkan matanya sejenak. Baru saja dia memeringati anak lelakinya itu, malah sekarang sudah melakukannya.

Rasanya ingin sekali menarik Ariga keluar dan menghajarnya. Tapi itu pasti akan mencoreng namanya dan nama Ariga juga.

Dugh dugh dugh

" Ariga, ibu ingin bicara."

" Y-ya Bu!"

Di dalam sana Ariga buru-buru menyelesaikan kegiatannya. Padahal dia masih ingin karena hasratnya belum tuntas sepenuhnya. Namun panggilan ibunya tentu lebih penting dari ini semua. Jika dia tidak segera datang, bisa-bisa dayangnya itu yang diambil.

" Iya Baginda Ratu."

" Segera keluar, pakai pakaianmu yang bagus dan rapi. Duke Muda Glen dan Putri Glencia ada di sini."

" Apa? Glencia ada di sini. Baik-baik, aku akan segera kesana. Aile, tolong bantu aku berpakaian."

Ratu Beatrix menyeringai ke arah dayang milik Ariga. Ia tahu putri dari Baron itu memang menyukai putranya, namun dia tidak akan membiarkan nya begitu saja. Sebelum Ariga berhasil menikah degan Glencia, maka tidak boleh ada satu wanita pun yang berdiri di sisi Ariga.

Tampak sekali wajah Aile masam saat mendengar nama Glencia. Semua itu karena Aile tahu bahwa Ariga begitu mendambakan putri dari satu-satunya Grand Duke di kekaisaran Sein.

" Kau pikir bisa mendapatkan hati Ariga? Tidak, dia hanya menjadikanmu sebuah mainan saja," ucap Ratu Beatrix sangat pelan ke arah Aile.

TBC

Terpopuler

Comments

marie_shitie💤💤

marie_shitie💤💤

wah,liciknya kalo tau kelakuan km kyk gini Theo yg akan trun tangan hancurkan km

2025-03-20

0

GiZaNy

GiZaNy

dahlah Ariga sama Aile aja... udah pas gitu namanya sama-sama dari huruf A...

2025-03-20

0

marie_shitie💤💤

marie_shitie💤💤

mana mau glecia klo ad selir,blm JD aj dah ngatur hidup

2025-03-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!