" Ku pikir aku akan mendapatkan mimpi sebagai petunjuk. Tapi ternyata tidak. Aiiish, terus bagaimana aku bisa hidup. Biasanya kalau di novel-novel itu kan akan mendapatkan sebuah mimpi begitu, jadi aku bisa mengerjakan apa yang selanjutnya harus dilakukan . Haaah, ini tidak ada apapun sama sekali.
Awalnya Arinsa begitu yakin bahwa dia mampu bersikap tenang dan bisa mencari jalan keluar, tapi ternyata tidak demikian. Saat matanya terbuka, tidak ada hal yang luar biasa. Dia benar-benar tidur sampai pagi. Bahkan jika pelayannya tidak datang, ia pun juga tidak akan bangun.
Semangatnya yang tadi malam begitu menggebu-gebu pun kini seakan lenyap begitu saja. Dan Arinsa merasa bahwa hidupnya pun tidak akan bertahan lama di sini. " Mati ya mati saja lah," gumamnya lirih dengan diliputi rasa putus asa yang besar.
Tap tap tap
Cekleek
Barina, pelayan Arisa itu datang entah dari mana. Dia hanya tiba-tiba muncul tapi tidak tahu apa saja yang dilakukan olehnya.
" Anda ingin sarapan apa Tuan Putri."
" Terserah. Memangnya di sini ada makanan yang bisa aku pilih?"
Arinsa menjawab dengan ketus, dan itu membuat Barina terkejut. Bukan tanpa alasan, selama ini Arinsa selalu bicara lembut dan terkesan takut bahkan itu dengan Barina sekalipun. Akan tetapi agaknya Barina mengabaikan hal itu, dia melenggang pergi begitu saja tanpa bicara apapun. Tentu saja apa yang dilakukan oleh Barina ini membuat Arinsa menyadari sesuatu yakni pelayan itu bersikap tidak sopan kepadanya.
Splaaasss
Nguuuung
Kepala Arinsa seperti tersambar sebuah kilatan cahaya, kepalanya juga berdengung. Rasanya sungguh sakit, Arinsa bahkan memejamkan matanya untuk sejenak.
" Ughhh, kenapa kepalaku mendadak sakit sekali begini? Tuan Putri, kamu tidak punya penyakit parah yang mematikan kan? Tapi kenapa ini terasa begitu sakit, ughhh."
Saking sakitnya, Arinsa bahkan sampai memegang erat kepalanya dengan dua tangan. Matanta mendadak berat dan pandangannya mulai kabur.
Bruk!
Tubuh Arinsa terjatuh dari kursi, ya dia pingsan tak sadarkan diri. Dalam pandangan Arinsa saat ini hanya ada gelap, dan sosok jiwa lain yang ia lihat dalam cermin saat dia bangun pertama kali, kini berdiri di depannya.
Arinsa yang asli, Arinsa De Rouglas dan bukan Arinsa Gramel. Saat ini Arinsa yang datang dari dimensi waktu yang berbeda menggunakan tubuh aslinya sendiri dan bukannya Tuan Putri.
" Anda Tuan Putri Arinsa? Kalau begitu, apakah Anda benar-benar sudah meninggal? Apa penyebab Anda meninggal, dan apakah Anda tahu mengapa saya di sini menempati tubuh Anda?"
Tuan Putri Arinsa menggeleng, yang berarti semua pertanyaan yang diutarakan oleh Arinsa Gramel tidak bisa dijawab. Tuan Putri tersebut hanya tersenyum lalu menarik tangan Arinsa Gramel.
" Anda mau membawa saya kemana?"
Sentuhan yang lembut namun dingin, Arinsa Gramel bisa merasakan bahwa jiwa itu memang lah bukan jiwa yang sudah tidak ada dalam kehidupan.
Dari tempat yang sangat gelap, Tuan Putri Arinsa membawa Arinsa Gramel menuju ke sebuah hutan. Pepohonan yang hijau dan rimbun membuat udara segar. Lalu mereka tiba-tiba sampai di sebuah danau, sang Tuan Putri mengajak Arinsa Gramel untuk duduk.
Ketika dia menghempaskan tubuhnya di sebuah batu besar, danau yang bermula berair tenang itu tiba-tiba bergejolak. Lalu tenang kembali, dan muncul sebuah gambar.
Arinsa Gramel mengerutkan alisnya, apa yang ia lihat pada permukaan danau seperti sebuah video bioskop. Tapi yang ditampilkan di sana bukanlah sebuah film, melainkan kisah hidup dari Tuan Putri Arinsa De Rouglas. Sepanjang melihatnya, Arinsa Gramel yang datang dari dunia berbeda itu tidak bisa membendung air matanya. Hingga gambar terakhir yang ditampilkan, air matanya masih sangat deras mengalir.
" Ya Tuhan, ini sungguh sangat menyakitkan. Bagaimana kau bisa bertahan, Tuan Putri?"
Greb
Tidak ada kata yang keluar dari Sang Tuan Putri, dia hanya memeluk Arinsa Gramel dengan erat.
" Maka dari itu, aku minta tolong. Aku minta tolong padamu untuk membalaskan rasa sakit ku ini. Kau adalah wanita yang kuat dan hebat, tidak seperti ku yang lemah. Aku yakin kau bisa melakukannya. Kau pasti bisa menghancurkan negera ini. Jika kau kesulitan untuk melakukannya sendiri, maka pergi dan minta bantuan. Seingat ku ada undangan pesta dansa yang diadakan di Istana Kekaisaran Sein, ada dua orang keturunan Naga, mereka pasti akan membantumu."
Tuan Putri Arinsa padahal tidak membuka mulutnya sama sekali, namun ada suara yang masuk ke telinga Arinsa Gramel. Dan saat Arinsa Gramel ingin bertanya, sosok Tuan Putri Arinsa menjadi kabur dan lama-lama menghilang.
" Tuan Putri! Tuan Putri Arinsa! Bangun Yang Mulia. Tuan Putri!"
Eughhh
Arinsa membuka matanya secara perlahan. Di depannya sudah ada Barina yang tengah berusaha membangunkannya. Wajar khawatirnya tergambar jelas. Jika tadi dia tidak melihat tentang apa yang dialami tuan putri yang asli, maka pasti Arinsa akan beranggapan bahwa Barina adalah pelayan yang tulus dan setia.
Srrak
" Maaf, kenapa Tuan Putri mendorong saya?" Barina tampak terkejut dengan perlakuan Arinsa yang berubah menjadi kasar. Yang Barina tahu, putri yang ia layani ini adalah seorang penakut. Dia bahkan akan menurut saja dengan apa yang Barina lakukan.
" Jangan berlagak bodoh kamu, Barina. Kau pikir aku tidak tahu apa yang kau perbuat dibelakang ku. Meskipun aku ini memang putri yang terbuang dan dilupakan, seharusnya kau tetap bisa menyadari bahwa aku tetaplah keturunan Raja."
Gluph!
Barina menelan saliva nya dengan susah payah. Sorot mata yang sangat tajam itu membuat tubuhnya merinding ketakutan.
Sruuuk
Barina seketika itu juga langsung berlutut dan bersujud. Dia masih belum tahu sejauh mana Sang Tuan Putri mengetahui tentang perbuatannya.
" Ma-maafkan saya Tuan Putri, saya~"
" Cih! Kau pikir dengan minta maaf saja cukup hah! Dimana kau menjual perhiasan-perhiasan yang selama ini kau curi dariku? Dan dimana juga kau mengambil jatah bulanan yang diberikan oleh Ratu?"
Jedeeeer
Barina kini benar-benar menciut. Rupanya putri yang ia anggap bodoh dan penakut selama ini mengetahui semua perbuatannya. Tapi yang jadi pertanyaan, mengapa Putri Arinsa hanya diam saja dan baru bicara sekarang.
" Kau pasti berpikir kan kenapa selama ini aku diam saja? Aku hanya ingin tahu sejauh mana kau berbuat culas terhadap majikanmu ini."
" Ampun Tuan Putri, saya sungguh mohon ampun. Sa-saya tidak akan melakukannya lagi. Saya berjanji, saya akan melakukan apapun untuk menebus kesalahan saya."
Arinsa menyeringai, memang ini yang dia harapkan. Dia harus punya sebuah alat, dan saat ini alat itu dalah Barina. Bukannya dia bodoh karena masih memakai pelayang yang tidak jujur, melainkan saat ini dia sama sekali tidak punya pilihan lain. Orang yang berada di sisinya sekarang hanyalah Barina.
Namun Arinsa tidak serta merta menerima, dalam hal ini dia harus pura-pura tidak membutuhkan Barina.
" Cih, kau pikir aku percaya. Selama ini kau sudah mencuri dariku, aku pikir kau pun bisa saja mengkhianati ku. Aaah benar, kau bukan berasal dari kalangan bangsawan bukan? Lebih baik aku melaporkanmu saja, dan hukuman berat pasti akan kau dapatkan."
" Tidak! Jangan Tuan Putri, saya ... Saya tidak ingin mati. Tolong beri saya kesempatan satu kali lagi. Saya berjanji akan setia kepada Tuan Putri."
Tubuh dan suara yang bergetar sera sorot mata penuh ketakutan itu bisa dirasakan jelas oleh Arinsa. Dan memang harus begini, dia akan membuat perubahan yang mencengangkan.
" Baiklah, aku akan memberimu satu tugas. Jika kau berhasil maka aku akan membiarkanmu tetap berada di sisi ku."
" Baik Tuan Putri, saya akan berusaha. Terimakasih. Apa tugas yang Anda berikan."
" Jangan berterimakasih dulu, selesaikan tugas mu. Ku dengar akan diadakan pesta dansa di Istana kekaisaran Sein, dapatkan satu undangan untukku."
Duaaaaar
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
blh saya tanya thor apa ini ada kaitannya sama cerita Grand Duke Theodore dan Grand Dukeness Rubia Adentine dr kekaisaran Sein 🤔🤔 karna nama kekaisaran nya sama dngn cerita Theodore dan Rubia thor 🤭🤭
2025-03-04
1
GiZaNy
wahhh sepertinya ini bakalan jadi jodoh anaknya Theo Rubi yaa... hehehee 😁😁
2025-03-06
0