Blaaak!
" Sial sial sial, dasar sialan! Kenapa bocah itu datang ke istana? Sudah lama dia tidak muncul, ku pikir dia sudah mati tapi tiba-tiba dia muncul begitu saja. Dan yang begitu menjengkelkan, Baginda tampak terpesona. Gadis sialan iyu benar-benar mirip seperti ibunya!
Ratu Beatrix berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Dengan alasan tidak enak badan, dia meninggalkan aula pesta lebih dulu. Dari tadi dia merasa sangat cemas. Kemunculan Arinsa sungguh membuatnya menjadi gelisah.
Entah mengapa Ratu Beatrix merasakan firasat yang tidak menyenangkan. Namun saat ini dia mencoba tenang meskipun sebenarnya dia sangat gusar.
Blaak!
" Ibu, bagaimna gadis bodoh itu bisa datang ke pestaku? Bedebah, gara-gara dia, aku jadi seperti orang bodoh di sana. Pura-pura menangis, cih! Dasar jalangg, benar-benar mirip seperti ibunya."
Pangeran Ariga masuk ke kamar Ratu Beatrix tanpa meminta izin lebih dulu. Untuk situasi seperti saat ini memang izin tidak diperlukan, karena memang jika hanya ada mereka berdua dan orang terdekat mereka, maka sikap formal dikesampingkan.
" Kamu juga bodoh, seharusnya kamu diam saja tadi."
" Bu, dia sangat menjengkelkan. Aku kesal."
" Ya, dan kekesalan mu itu membuat semuanya menjadi kacau. Ibu punya firasat buruk tentang ini. Sekarang kembali lah, jangan membuat tamu kebingungan. Bergaul dengan orang-orang yang sudah Ibu beritahukan kepada mu. Ingat itu."
Ariga keluar dari kamar Beatrix. Dia memang tidak boleh keluar lama-lama dari aula pesta karena dialah tokoh utamanya.
Sedangkan pesan dari ibunya tadi sebenarnya sulit untuk dilakukan. Bagaimana bisa dia mendekat, Kaisar Muda Carlo dan Duke Muda Glen seperti punya dunia sendiri. Mereka hanya asik bicara berdua. Saat ada orang yang mendekat mereka langung diam dan memasang wajah dinginnya.
" Haah, kenapa begitu sulit?" Keluh Ariga. Dia benar-benar kesulitan untuk melakukannya. Bahkan dia sudah menyerah untuk bisa berbicara banyak dengan dua orang itu.
Tap tap tap
" Kebetulan kita bertemu di sini, selamat ulang tahun Pangeran Ariga. Dan mohon pamit, aku harus pulang lebih dulu."
" Oh begitu, sayang sekali. Padahal saya masih ingin bicara dengan Anda, Baginda Kaisar. Tapi tidak pantas bagi saya untuk menghalangi Anda. Kalau begitu terimakasih sudah datang ke pesta saya, semoga kita bisa menjalin hubungan baik ke depannya."
Carlo hanya tersenyum simpul, sedangkan di sebelahnya berdiri Glen. Putra Adentine itu hanya diam tanpa ekspresi. Ariga juga merasa tidak nyaman saat ingin menyapa. Dan beruntung ada Carlo di sana sehingga suasana tidak terllau dingin.
Hiyaaa
" Kau beneran akan pulang?"
" Waah ini nih, kau beneran kurang ajar ya. Masa bicara sama Kaisar Aterna begitu, tidak ada sopan-sopannya."
Glen membuang nafasnya kasar. Carlo memang berusia lebih tua darinya, namun mereka sangat dekat. Itu semua karena hubungan antara Grand Duke Adentine dan Grand Duke Carrington sangat baik. Carlo yang ada dibawah pengawasan dan pelatihan dari Grand Duke Adentine sering bertemu dan akhirnya berteman dekat.
" Tck, jangan memulai."
" Hahaha, iya iya. Iya aku akan pulang. Kalau tidak segera pulang, Lilian akan mengomel. Kau tau betul itu."
Glen hanya mengangguk kecil. Dia juga mengenal siapa Lilian, putri dari Grand Duke Adentine sekaligus calon permaisuri. Meskipun mereka sudah bertunangan lama tapi belum ada kabar bahwa mereka akan menikah. Semua itu karena Lilian menundanya hingga satu tahun yang akan datang.
Namun jangan salah, hubungan antara Carlo dan Lilian sangat baik. Mereka bahkan terkenal romantis. Dan kaisar muda yang terkenal tegas serta berwibawa itu begitu menurut dengan calon istrinya.
" Ku hanya heran, kenapa Sang Kaisar ini yang tidak takut musuh dan monster namun begitu tunduk kepada seorang Lilian. Ku lihat-lihat kau bahkan takut dengannya."
" Eiii, ini namanya cinta tau. Aku sangat mencintai Lilian, dan aku ingin melakukan apapun yang terbaik bagi dia."
Glen memutar bola matanya malas jika Carlo mulai membicarakan tentang cinta. Dia bahkan terkesan enggan, apalagi dia tahu betul bahwa Carlo begitu tergila-gila dengan Lilian.
" Jangan memasang wajah begitu, kau akan merasakan sendiri jika sudah mengenal wanita yang merebut hatimu."
" Heh? Itu tidak mungkin."
" Lihat saja nanti, jika itu terjadi yakinlah kau akan menjadi seperti aku."
Hiyaaa
Glen melajukan kudanya lebih cepat. Carlo yang ada di belakang hanya terkekeh geli, setelah keluar dari gerbang istana, semua pengawal baik milik Carlo maupun milik Glen keluar. Mereka lalu menuju ke tempat gate teleportasi yang sudah di siapkan. Gate nya memang satu namun tujuan berbeda. Satu ke kekaisaran Sein satunya ke Aterna.
" Kita berpisah di sini, Glen. Sampai bertemu lain waktu. Aaah jangan lupa apa yang ku katakan tadi."
" Tck, cerewet. Sana pergilah."
Syuuuung
Rombongan Carlo meninggalkan kerajaan Rou lalu di susul oleh rombongan Glen. Gate yang dipasang lansung sampai di depan kastel Grand Duke Adentine.
" Kalian sudah bekerja keras. Sekarang istirahatlah. Aku yang akan melapor pada ayah."
" Baik Yang Mulia Duke."
Semua kesatria Adentine kembali ke kamar mereka. Ini memang waktunya istirahat. Dan besok pagi mereka sudah harus siap untuk latihan pagi.
Tak tak tak
" Glen, sudah pulang? Kok cepat sekali."
" Hai Bu, iya. Bosan lah. Aku ,emang tidak cocok dengan pesta seperti itu. Rasanya wajahku kaku sekali."
Rubia hanya tersenyum, putranya ini memang snagaet anti dengan perkumpulan. Ya kalau di runut, dia memang sangat mirip dengan sang ayah. Theodore juga saat masih muda tidak suka dengan perkumpulan sosial bangsawan.
Duk!
Glen meletakkan kepalanya di bahu Rubia, dan Rubia pun mengusap lembut rambut putranya itu. Meksipun usianya sudah 22 tahun namun jika tengah bersama sang ibu, Glen bersikap layaknya seorang bocah 5 tahun.
" Hei! Lepaskan istriku! Cari istri sana, jangan peluk-peluk istri orang."
" Oh astaga, pawang ibu keluar. Oh ayolah Yah, ini juga ibuku."
Bukannya melepaskan, Glen malah semakin erat memeluk Rubia. Terang saja Theodore kesal dengan ulah manja putranya itu.
" Waah ini anak."
" Sudah sudah, sekarang kalian bicara lah. Aku akan kembali ke kamar."
Rubia melerai pelukan Glen, dia kemudian berjalan menghampiri suaminya lalu melabuhkan ciuman di pipi. Glen yang melihat hanya berdecak kesal. Pernikahan mereka sudah lebih dari 20 tahun namun hawa romantis tetaplah masih awet hingga saat ini.
" Jadi, apa yang kamu dapat, Glen?"
" Raja Rou, dia memiliki putri yang tersembunyi. Konon rumor ya putri itu bodoh, tapi setelah ku lihat, dia tidak bodoh. Malah bisa dikatakan cerdas. Dan sepertinya dia anak haram."
" Hmm, selama ini memang Ayah mendengar tentang itu, tapi Ayah pikir putri kerjaan itu sudah mati. Sungguh hal yang menarik."
" Betul Yah, aku juga berpikir demikian."
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
saya doakan Glen kepo sama Arinsa jd dia nyari th tentang Arinsa dan akhirnya bisa bawa pergi Arinsa dr sana 💪💪🤭🤭
2025-03-09
0
marie_shitie💤💤
karena mreka berdua tau mana yg tulus mana yg modus
2025-03-10
0
Inay
Liliana putri dari Grand Duke Carington.
2025-03-09
0