RAP 003

" Waktumu dua hari, Barina. Jadi lakukan dengan benar."

" Ya? Aah baik Tuan Putri. Kalau begitu setelah saya membuatkan Anda sarapan saya akan langsung melakukan tugas itu."

Arinsa mengangguk pelan, ia benar-benar puas. Setidaknya ada alat yang bisa digunakan untuk saat ini. Tapi dia tidak boleh berpuas dengan itu. Masih ada banyak hal yang harus dilakukan untuk menggapai tujuannya.

" Ohoo Tuan Putri Arinsa, putri yang bodoh dan terbuang ini sudah lama tidak mengunjungi keluarganya bukan? Aah aku harus menunjukkan diri. Bagiamana pun aku harus menunjukkan bahwa aku ini adalah anak dan adik yang perhatian. Bukan begitu Ayahanda, ibunda dan Kak Ariga? Aku yakin kalian pun juga merindukanku."

Arinsa masuk ke dalam kamar. Jika tidak salah ingat, kastel yang ada di bagian utara kerajaan Rou ini sudah ditempatinya bahkan semenjak Arinsa masih dalam kandungan.

Semua itu adalah ulah dari Ratu Beatrix De Rouglas, ratu saat ini yang merupakan ibu tiri dari Arinsa. Ratu Beatrix langung memerintahkan ibu dari Arinsa untuk pergi ke kastel ini saat ketahuan dirinya hamil anak raja. Ratu jela tidak suka ada wanita lain yang mengandung anak dari suaminya karena hal tersebut akan mengancam suksesi dari sang putra mahkota yang tidak lain adalah anaknya sendiri, Pangeran Ariga De Rouglas.

Tapi saat yang terlahir itu adalah seorag putri, Ratu Beatrix tidak lagi memerhatikan nya. Atau bisa dibilang Ratu Beatrix tidak lagi peduli. Dan dia memutuskan untuk membiarkannya mereka berdua.

Namun nahas bagi ibu dari Arinsa, karena tidak mendapat pengobatan yang benar pasca melahirkan, kesehatannya lambat laun menurun dan pada akhirnya meninggal saat Arinsa berusia 1 tahun.

Air mata Arinsa tanpa sadar mengalir begitu saja saat mengingat itu semua. Ia sangat sedih mengetahui bagaimana perjuangan ibunya yang merupakan seroang pelayan dalam bertahan hidup.

" Kok aku bisa sangat sedih begini ya. Aah air mata ku bahkan tak mau berhenti. Fyuuuh."

Arinsa menyeka matanya, ia lalu membuka lemari dan menemukan sebuah gaun yang layak digunakan untuknya untuk mengunjungi ' ayah dan ibunya' di istana kerajaan Rou.

" Duh, mantel. Aku tidak memilikinya. Kalau aku keluar hanya dengan gaun begini, bisa mati bahkan sebelum sampai di Istana."

Sang Tuan Putri terdiam sejenak, dia memikirkan sesuatu yang sekiranya pasti ada. Ibunya berada di istana ini sejak hamil, pasti dia juga beberapa gaun dan mantel. Karena mengandung anak raja dia juga pasti memiliki anggaran karena hitungannya dirinya adalah selir.

" Barina!"

Drap drap drap

Sangat kebetulan sekali, ketika Barina telah selesai dengan makanan yang dibuatnya, Arinsa memanggilnya.

" Tuan putri, Anda ada di kamar?"

" Barina, baju milik ibu ku, apa kau juga menjualnya?"

" Ti-tidak Tuan Putri. Semua barang milik Nyonya masih ada di kamar beliau. Saya sama sekali tidak menyentuhnya."

Drap drap

Arinsa bergegas menuju ke kamar ibunya. Padahal dia belum pernah tahu bagaimana denah kastel itu. Akan tetapi tubuhnya seolah bergerak dan mengetahui segalanya.

Apa mungkin jiwaku sudah terkoneksi dengan tubuh ini seutuhnya, sehingga seolah-olah aku memang Arinsa yang asli?

Pertanyaan itu muncul dalam diri Arinsa. Namun ia mengabaikannya untuk saat ini. Yang penting apa yang ia cari harus ketemu karena itu akan jadi bekalnya untuk melakukan tahap lainnya dalam misi menghancurkan kerajaan Rou.

Braak

Klaak

Sraak

" Woaaah sungguh-sungguh masih ada. Hmmm, kenapa kau tidak mengambilnya?"

" Ya? Ehmm itu."

Arinsa memicingkan matanya ketika melihat ekspresi takut pada Barina. Ia yakin pasti pelayannya itu menyembunyikan sesuatu.

" Katakan?"

" Itu, soalnya barang peninggalan Nyonya tidak ada yang mau membelinya."

" Alasannya?"

" Karena semua orang meyakini bahwa Nyonya menggoda Yang Mulia Raja untuk bisa naik ke ranjang beliau dan semua itu dilakukan untuk mengangkat status sosialnya.

Grrrrrt

Rasa marah menyelimuti hati Arinsa. Padahal yang dibicarakan bukan ibunya, melainkan ibu dari pemilik tubuh. Akan tetapi dia sungguh sangat marah sekali. Dan Arinsa yakin bahwa ibunya tidak lah seperti itu. Dia memiliki keyakinan penuh bahwa ibunya bukan wanita jalangg yang menggoda suami orang lain, bahkan jika itu raja sekalipun.

Itu pasti perbuatan Ratu Beatrix.

Arinsa menggumamkan nama ratu kerajaan Rou. Dengan keyakinan sepenuh hati, ia merasa bahwa semua itu pasti perbuatan Ratu. Dia membenci ibu dari tuan putri karena dianggap rival. Terlebih wanita itu hanyalah pelayan yang berasal dari rakyat biasa. Dimana dia tidak memiliki keluarga yang berpengaruh dibelakangnya.

Konspirasi yang terpikirkan oleh Arinsa yakni, jika ibunya hamil seorang anak laki-laki, maka anak itu memiliki hak suksesi tahta kerajaan Rou. Tentu saja Ratu tidak mau, sehingga dia menyebar rumor buruk tentang ibunya Arinsa.

" Ya aku yakin seperi itu, semua itu banyak terjadi di film-film ataupun di novel yang pernah aku baca. Aah sial, semakin geram saja aku ini dibuatnya. Hmmm sekarang bukan waktunya marah, aku harus segera menemukan mantel yang bagus untuk pergi ke istana. Aah jika perlu aku akan menggunakan gaun milik ibu, itu akan membuat sebuah kejutan lagi bukan?"

" Tu-tuan Putri mau pergi ke istana? Kenapa tiba-tiba begini."

" Ya aku akan pergi setelah makan, jadi bersiaplah Barina. Dan itu pun bagus buatmu, karena kamu bisa melakukan tugas pertama yang kuberikan.x

Gluph!

Barina sangat terkejut mendengar Arinsa yang ingin pergi ke istana. Seumur-umur dia menjadi pelayan dari putri bodoh dan terbuang ini, baru sekarang dia mendengar keinginan seperti ini.

Namun Barina tersenyum, dia senang juga jika bisa menginjakkan kaki ke Istana. Sudah lama sekali sejak terakhir dia datang ke Istana. Yakni saat dia di terima kerja sebagai pelayan. Namun itu tidak bertahan lama karena Barina langsung di kirim ke kastel ini untuk melayani Arinsa.

" Kenapa kamu senyum-senyum begitu?"

" Aah tidak Tuan Putri, saya senang akhirnya Anda akan bertemu dengan keluarga Anda. Selama ini saya tidak pernah mendengar keinginan Anda yang seperti itu. Bagaimanapun pasti Anda rindu bukan? Katanya dulu sesekali Anda akan datang ke Istana untuk menghadiri acara ulang tahun Putra Mahkota Ariga. Tapi saya tidak tahu mengapa Anda sudah tidak pernah datang lagi sejak usia Anda 12 tahun. Ehmmm iyu berarti sejak 6 tahun yang lalu."

" Hmm lama ya, baiklah setelah makan bantu aku bersiap. Benar aku merindukan keluargaku, dan aku yakin mereka pun juga merindukanku."

Arinsa menyunggingkan senyum atau lebih tepatnya seringai. Sebuah seringai tentang bayangan kehebohan yang akan terjadi nantinya.

Ada alasan mengapa Arinsa berhenti datang ke istana saat perayaan ulang tahun Ariga, yakni karena dia selalu dibilang bodoh dan juga putri haram. Dia juga mendapat hinaan yang membuatnya sedih.

" Ya kita lihat saja nanti, apa yang akan terjadi. Arinsa yang sekarang bukanlah Arinsa yang dulu."

TBC

Terpopuler

Comments

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕

saya tunggu kejutan dan gebrakan apa yg akan kamu tunjukan Arinsa 😏😏

2025-03-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!