Tok tok tok
" Yang Mulia, saya sudah membawa balasan dari Paduka Grand Duke."
Cekleek
" Masuk Gilman, coba mana suratnya."
Arinsa merasa tidak sabar. Ia langsung membuka surat yang diberikan oleh Gilman. Setelah mengirimkan Gilman ke kediaman Adentine. Arinsa terus berdoa agar Grand Duke Adentine menjawab sesuai apa yang dia inginkan.
Sreeek
" Oh syukurlah?"
" Maaf kalau saya lancang Yang Mulia. Apakah, balasan suratnya sesuai dengan apa yang Anda harapkan?"
" Ya. Benar Gilman, Paduka Grand Duke mengizinkanku bertemu setelah pesta dansa di istana nya. Kalau begitu, aku tidak perlu repot-repot untuk datang ke pesta dan mending langsung ke kediaman Beliau saja."
Gilman ikut merasa senang, meskipun sebenarnya dia tidak tahu apa rencana majikannya itu.
Gilman kemudian mengingat sesuatu. Ada satu surat lagi yang harus ia sampaikan.
" Tuan Putri, ada satu surat lagi. Itu dari Putri Adentine, yakni Yang mUlia Putri Glencia Heart Adentine. Dan yang tadi kita temui dijalan secara tidak sengaja adalah Paduka Grand Duchess Adentine dan putrinya."
" Astaga!"
Arinsa sangat terkejut, dia tidak menyangka bahwa para bangsawan yang tidak sengaja ia tabrak tadi adalah Grand Duchess. Entah ini sebuah keberuntungan atau bukan tapi yang pasti Arinsa senang karena sudah lebih dulu mengetahui wajah Grand Duchess beserta putrinya.
Sraak
Amplop surat langsung ia buka. Sebuah wangi seperti bunga aster menyeruak ketika kertas surat itu dibuka. Sungguh elegan sekali, khas seorang putri dari satu-satunya Grand Duke di kekaisaran Sein.
Arinsa membacanya dengan seksama. Dan sepertinya dia harus mengubah rencananya. Awalnya dia akan langsung datang ke kediaman Adentine, namun karena surat yang dikirimkan oleh Putri Adentine, membuat Arinsa akhirnya harus pergi ke pesta.
" Kita tetap akan pergi ke pesta, Gilman. Ini ada beberapa koin emas, tolong besok carikan sebuah kereta kuda yang layak untuk dipakai ke istana. Sekarang sudah malam, sebaiknya kita beristirahat."
" Baik Yang Mulia Putri. Kalau ada apa-apa, Anda bisa memanggil saya. Saya tepat berada di samping kamar Anda.
Gilman pamit undur diri. Sebenarnya dia tetap ingin menjaga Arinsa, namun oleh sang putri dilarang. Sudah beberapa hari ini Gilman sangat kurang istirahatnya, maka malam ini Gilman harus bisa istirahat penuh. Lagi pula ketika dia masuk ke penginapan ini, tidak ada seorang pun yang tahu dirinya adalah putri dari kerajaan Rou.
*
*
*
" Anda sangat cantik dan memukau, Tuan Putri."
" Terimakasih Gilman, aku jadi malu."
Sudah sejak dari sore Arinsa merias diri di sebuah butik. Seperti yang ia rencanakan, awalnya dia ingin mengenakan gaun pemberian Ratu. Namun ternyata gaun-gaun itu terlalu sederhana untuk ukuran sekala pesta istana kekaisaran. Pada akhirnya Arinsa memutuskan untuk menyewa. Dan beruntung dia mendapatkan harga murah serta dibantu dnegan riasan wajah dan rambut.
" Aku tidak menyangka di ibu kota harga sewa bajunya semurah ini."
" Anda beruntung Yang Mulia, Tuhan sedang membantu Anda."
Arinsa mengangguk sambil tersenyum. Gilman kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu Arinsa masuk ke dalam kereta. Meskipun sedikit merasa janggal karena semua yang dibutuhkan serba mudah dan murah, tali Gilman enggan berpikir terllau jauh. Ia menganggap semua itu adalah kemudahan dati Tuhan bagi tuan putrinya.
Gradak gradak gradak
Kereta kuda mulai berjalan meninggalkan butik. Setelah kereta kuda itu menjauh, seseorang muncul di butik dan bertanya sesuatu.
" Semua aman? Ini bayaranmu."
" Terimakasih Tuan, semua aman dan berjalan sesuai yang diinginkan."
Orang itu lalu pergi begitu saja. Si pemilik butik hanya menatap dengan heran, sebenarnya siapa mereka dan apa hubungannya. Kenapa tiba-tiba dia didatangi terus di suruh pura-pura memberi harga murah pada gaun yang disewa. Padahal harga gaun itu sangat mahal.
Di kereta kuda, Arinsa terus saja melihat ke luar sambil menggerakkan kipas yang ia terima dari pemilik butik. Katanya itu adalah sebuah hadiah.
Gilman yang melihat Arinsa, merasa bahwa sang tuan putri tengah gelisah.
" Apa Anda gugup, Yang Mulia."
" Bohong kalau aku bilang tidak. Aku sangat gugup sekarang, Gilman."
" Apa ini karena Anda khawatir akan bertemu dnegan Pangeran Mahkota Ariga?"
" Tidak, bukan karena si sialan itu. Aku tidak peduli dengannya. Aku hanya gugup karena ini pertama kalinya bagiku."
Tidak bisa dipungkiri, di kehidupan sebelumnya Arinsa juga sama sekali belum pernah mendatangi pesta besar. Dan skala pesta ini sungguh di luar pemikiran gadis itu.
" Bersikap lah layaknya Putri Kerajaan, Yang Mulia. Meskipun Rou adalah pekerjaan kecil, tapi tetap saja Rou merupakan sebuah kerajaan. Dan Anda, Anda adlah salah satu keturunan Raja Rou."
Tring!
Seperti disadarkan, kata-kata Gilman berhasil membuat Arinsa memahami kedudukannya. Dia tidak perlu takut ataupun ragu, dirinya jelas memiliki darah raja. Dan itu tidak bisa dipungkiri sama sekali.
" Kau benar Gilman, tidak ada yang perlu aku risaukan."
Arinsa menggenggam erat kipas miliknya, ia sudah punya tujuan dan itu harus berhasil. Jadi dia tidak boleh ragu dalam melakukan apapun untuk mewujudkan tujuannya itu.
" Hati-hati turunnya, Yang Mulia."
" Terimakasih Gilman. Sepertinya pesta sudah akan dimulai. Aku harus cepat sampai di tempat pesta."
" Mari saya antar."
Karena Arinsa tidak memiliki partner, maka mau tidak mau Gilman memang harus masuk bersama. Arinsa sungguh lupa bahwa dalam pesta, partner tidak kalah pentingnya.
Drap drap drap
" Tuan Putri Arinsa, apa benar Anda. Salam Tuan Putri."
" Astaga, Tuan Putri Glencia Heart Adentine? Saya memberi salam kepada Anda. Saya minta maaf karena waktu itu tidak mengenali Anda. Sa~"
" Tidak-tidak, jangan terlalu kaku. Bicara yang santai saja. Saya senang Anda langsung mengenali saya. Ehmmm, apa mau masuk bersamaku?"
Arinsa melihat ke arah Gilman, seolah meminta pendapat. Gilman pun langsung mengangguk, namun ia tetap akan ikut masuk bersama.
" Baik, mari kita masuk bersama Putri Glencia."
Penjaga pintu aula pesta membukakan pintu, setelah Arinsa memberikan undangan dan menyebutkan namanya, penjaga pintu itu pun mengumumkan kedatangan dua gadis tersebut.
" Tuan Putri Arinsa De Rouglas dan Tuan Putri Glencia Heart Adentine masuk ke aula pesta."
Doeeeeng
Semua mata menatap ke arah dua gadis itu. Jika Glencia mereka sudah pernah melihat, namun tetap saja mereka takjub dengan wajah cantik dari putri Grand Duke Adentine.
Namun Putri Arinsa, mereka terkejut karena belum prnah tahu. Dan mereka sekarang terkesima karena Arinsa memiliki kecantikan yang setara dnegan Glencia. Bisa dibilang mereka berdua adalah bunga yang paling cantik di taman. Jika disandingkan maka sulit akan memilih salah satunya.
" Mari kesini, aku akan mengenalkan pada ayah dan ibu."
Glencia menarik tangan Arinsa kearah Rubia dan Theodore. Dengan sopan Arinsa memberi salam.
" Saya memberi salam Paduka Grand Duke dan Grand Duchess,"
" Gadis yang cantik, astaga maafkan aku Yang Mulia Putri Arinsa De Rouglas. Selamat datang di Kekaisaran Sein," jawab Rubia dengan senyuman. Ia tampak senang melihat Arinsa.
" Sepertinya ada hal menarik yang Tuan Putri ingi bicarakan dengan ku."
" Betul Paduka, saya sungguh berterimakasih karena Paduka mengizinkan saya untuk bertemu Anda."
" Hmmm kalau begitu, apa kita lebih baik kembali saja. Anda tahu Tuan Putri, aku bosan dengan pesta semacam ini."
Ucapan Theodore sungguh membuat Arinsa terkejut, ia pikir Grand Duke Adentine adalah orang yang menyeramkan. Tapi ternyata tidak sama sekali. Arinsa menjadi tidak lagi was-was mengenai pembicaraannya dengan satu-satunya Grand Duke di kekaisaran Sein ini.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
Arinsa blm th aja gimana kelakuan absurd Grand Duke Theodore kl di depan istri dan anak"nya 😅🤭
2025-03-15
0
Rizky Fadillah
saya tunggu chap selanjutnya,dn klo bisa up lebih banyak thor nanggung soal nya hehehe
2025-03-16
0
marie_shitie💤💤
itulah Theo klo dah berperang dia lebih nyaman klo di acara pesta mana betah dia
2025-03-15
0