Di malam yang tenang ini, Yuki tidak dapat tidur karena perasaan was-was yang mengganggunya. Ucapan Theresa tadi siang lah yang membuatnya seperti ini, entah Yuki yang terlalu berburuk sangka atau sesuatu yang buruk akan terjadi malam ini. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, perlahan mata Yuki terasa berat dan mulai tertidur namun dia kembali membuka matanya untuk tetap sadar.
Beberapa menit telah berlalu, sepertinya kecurigaan nya pada Theresa itu salah. Ternyata Theresa memang hanya ingin Yuki untuk beristirahat. Disaat Yuki memejamkan matanya, seseorang dengan zirah besi menerobos jendela kamarnya yang hancur akibat pedang yang dilempar Nero tadi pagi. Yuki langsung berdiri dan berhadapan dengan seseorang berzirah besi itu.
"Tidak perlu melawan, kau hanya perlu ikut denganku."
"Aku menolak!."
Yuki segera berlari ke arah pintu, namun entah bagaimana, pria dengan zirah besi itu dengan cepat memblokir satu-satunya akses Yuki untuk kabur. Pria itu langsung mencengkram leher Yuki dan melemparnya ke arah luar jendela.
Tubuh Yuki terhantam tanah dengan keras tapi dia berusaha berdiri dan berlari dari kejaran pria itu, disaat sedang berlari, terlempar sebuah pedang dan itu menancap tepat di bagian perut Yuki.
Yuki berteriak kesakitan namun suaranya tidak terdengar oleh para pelayan karena dia berada jauh di wilayah mansion dan masuk ke area perhutanan. Tak lama kemudian Yuki tersungkur dan mulai kehilangan kesadarannya, tepat sebelum kesadarannya benar-benar hilang, dia melihat pria berzirah itu menghampirinya lalu menyeretnya pergi menuju suatu tempat.
Di dalam sebuah ruangan, samar-samar terdengar suara orang berbicara. Yuki yang mulai mendapatkan kembali kesadarannya pun membuka matanya dan mendapati dirinya sedang diikat di sebuah kursi dengan tangan diborgol pada bagian belakang kursi itu dan tali yang mengikat seluruh bagian tubuhnya.
"Kamu sudah tersadar?."
Seorang pria paruh baya menghampirinya dari sudut ruangan yang gelap, pria itu menghisap rokok miliknya lalu menyemburkan asapnya ke wajah Yuki hingga membuatnya batuk. Lalu pria berzirah yang membawa Yuki kesini hadir didepan matanya.
"Sialan! Kenapa kau membawa ku kesini hah? Apa yang kalian mau?."
"Tenang dulu bocah jangan banyak bicara, luka mu belum pulih sepenuhnya."
Mendengar itu, Yuki ingat bahwa sebelum dia pingsan perutnya seperti tertusuk sesuatu. Benar saja, saat Yuki melihat ke arah perutnya dia melihat perutnya yang bolong dengan darah yang masih bercucuran. Melihat itu Yuki dengan reflek berteriak kesakitan.
"Huh, bukankah kubilang untuk tidak membuat luka fatal Aieon?."
"Maaf Al, tapi tenang saja, anak ini memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa."
Mendengar itu, pria paruh baya itu menggosok puntung rokok miliknya ke wajah Yuki dengan kasar dan hal itu membuat Yuki semakin berteriak menjadi-jadi.
"Aldrian bukankah itu berlebihan?."
Pria paruh baya bernama Aldrian itu menghentikan aksinya dan melihat proses regenerasi Yuki, perlahan luka bakar di wajahnya mulai sembuh dan itu membuat Aldrian sedikit terkesan.
"Bajingan, darimana kau mengetahui kemampuan regenerasi ku?!?."
Pria berzirah bernama Aieon itu hanya diam tidak menjawab pertanyaan Yuki. Perlahan Yuki sadar, mungkin ini semua adalah rencana Theresa, tetapi darimana Theresa mengetahui kemampuan miliknya. Setelah itu Yuki tersadar, satu-satunya orang yang mengetahui kemampuannya adalah Noelle, itu mungkin saja karena melihat kemampuannya yang tidak biasa membuat Noelle harus melaporkan hal ini pada kakaknya. Tapi mengapa mereka sampai membohongi nya dan membuat seolah tidak tahu apa-apa tentang dirinya.
"Apa wanita bernama Theresa itu yang memberitahukan nya pada kalian?."
Mendengar ucapan Yuki, keduanya nampak bingung dan tidak mengerti. Yuki yang melihat itu pun terkejut, karena wajah Aldrian yang tampak benar-benar tidak tahu siapa Theresa.
"Siapa Theresa?."
"Jangan berpura-pura bodoh, aku tanya sekali lagi apa wanita bernama Theresa itu yang memberitahu mu?."
Aldrian mencengkram kerah baju Yuki dengan kuat dan menatap matanya dengan tatapan yang mengintimidasi, tapi Yuki tidak merasakan takut sama sekali pada ancaman Aldrian.
"Dengar bocah, aku baru saja tiba di kota ini jadi aku tidak mengenal jalang yang kau sebut itu."
"Bagaimana orang baru di kota ini menculik bocah seperti ku di mansion seorang bangsawan?."
Mendengar itu Aldrian melepaskan cengkraman nya dan melihat ke arah Aieon seperti meminta untuk menjelaskan semua ini. Aieon menghela nafasnya di dalam helm besi miliknya itu dan mulai menjelaskan.
"Aku akan menjelaskan semuanya tapi sebelum itu izinkan aku memperkenalkan diriku, namaku Aieon Deulaegon, seorang tentara bayaran."
"Tidak perlu basa basi, langsung saja ceritakan bagaimana bisa kau memilih bocah seperti ini."
"Hah, seperti yang kau minta kau ingin seorang anak bangsawan untuk melakukan hal gila yang kau rencanakan. Sebuah kebetulan aku melihat bocah ini baru keluar dari Montery House bersama seorang wanita bangsawan dari keluarga Clorish."
"Jadi maksudmu bocah ini adalah budak yang diadopsi oleh keluarga bangsawan itu?."
"Benar, karena menurutku jika hanya kehilangan seorang anak angkat mungkin itu tidak akan berpengaruh bagi bangsawan, karena itulah aku mengincar anak ini sebagai target."
"Aieon sialan, aku menginginkan anak bangsawan asli bukan anak adopsi. Tapi melihat kemampuan regenerasi bocah ini, sepertinya dia akan cocok dengan rencananya ku."
"Bocah, aku ingin membuat kesepakatan denganmu."
Yuki masih syok mendengar ucapan dari Aieon, dia tidak menyangka bahwa dari awal dia telah diawasi dari awal. Yuki merasa bahwa mereka tahu dirinya dari masa depan dan mengawasinya lalu melihat seberapa jauh dia dapat merubah masa lalu, tentu saja kecurigaannya ini berasal dari serial televisi yang dimana sang protagonis kembali ke masa lalu kemudian ditangkap oleh organisasi yang mengaku sebagai penjaga garis waktu. Yuki menatap wajah Aldrian dengan sedikit rasa takut.
"Apa, apa kesepakatan yang kau inginkan?."
Aldrian pergi ke sebuah meja seperti sedang mencari sesuatu dan mengambil secarik kertas dan menunjukkan nya pada Yuki. Yuki memperhatikan gambar di kertas itu namun gagal untuk memahaminya.
"Apa itu?."
"Ini adalah salah satu inti dari kekuatan gerbang Nexus, batu ini ditemukan di mesir pada awal abad 19. Orang yang menemukan batu ini adalah seorang ilmuwan bernama Veltoria Chavez atau yang sekarang dikenal sebagai Ozymandias."
"Aku kurang mengerti, kau ingin mengambil batu yang menjadi inti gerbang Nexus untuk apa?."
"Batu itu memiliki fungsi lain, selain bisa mempercepat transportasi antar tempat, batu itu juga mengandung kekuatan yang tidak masuk akal dan itu dapat menjadi senjata yang berbahaya."
Mendengar hal itu Yuki langsung terbayang hal yang akan terjadi di masa depan. Salah satu penyebab hancurnya kota Nexus adalah karena seluruh bangsawan di kota ini memperebutkan kekuatan sejati dari inti Nexus ini. Jika dia membantu orang-orang ini mendapatkan batu itu, sama saja seperti dia membiarkan masa depan yang hancur akan terjadi. Yuki penuh dilema dengan situasinya saat ini, dia ingin menolak namun mereka pasti tidak akan membiarkannya pergi dengan selamat setelah mengetahui hal seperti ini.
"Sepertinya kau terlihat ingin menolak, tetapi jika kau menolak membantu setelah mendengar hal ini, keluarga yang kau sayangi mungkin akan mati di tangan kami jadi, keselamatan keluargamu ada di tangan mu."
Sebenarnya Yuki tidak peduli jika orang-orang ini membantai seluruh anggota keluarga Clorish, tetapi disisi lain dia mungkin akan merasa bersalah jika membiarkan keluarga Clorish tewas, mengingat mereka sangat baik padanya dan juga dia merasa sedikit bersalah karena telah menuduh Theresa yang melakukan hal ini padanya.
"Kau benar-benar pribadi yang buruk Yuki."
Ditengah kegelisahannya, Yuki akhirnya memutuskan untuk membantu mereka, tentu saja dia tidak akan membiarkan batu itu jatuh ke tangan orang yang salah dan membiarkan masa depan yang dia alami terjadi di masa ini.
"Baiklah aku setuju, tapi aku mempunyai satu syarat, aku tidak ingin orang-orang di keluarga Clorish terlibat dengan hal ini."
"Hah? Apa maksudmu? Justru aku menyuruh Aieon untuk membawa bocah bangsawan seperti mu supaya bisa menjadi pesan penghubung agar orang-orang bangsawan itu membantuku."
"Itu tidak perlu karena, aku sendiri saja cukup."
Dengan berat hati, Aldrian pun setuju dengan syarat yang diberikan oleh Yuki. Terlebih lagi Aldrian mendengar ucapannya dengan penuh percaya diri dan itu membuatnya tersenyum karena mengingatkan nya pada dirinya di masa lalu.
"Siapa namamu bocah?."
"Namaku adalah Yuki."
"Baiklah Yuki, besok pagi aku akan menjemputmu di mansion keluarga Clorish jadi sekarang pulang dan beristirahatlah karena besok kita akan meninggalkan negeri ini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments
MirotaEN
woi author, nana karakter itu harus huruf besar woi
2025-03-28
1
MirotaEN
lah gitu doang?😡
2025-03-28
1