"Untuk apa?."
"Perkataan ku tadi cukup menghina mu, karena itu aku ingin minta maaf."
Yuki tidak menyangka bahwa Noelle berani untuk meminta maaf karena perkataannya. Sangat jarang seorang putri bangsawan meminta maaf pada orang kelas bawah seperti dirinya. Noelle berdiri dari duduknya kemudian berjalan perlahan ke arah Yuki dengan tangan dibelakang. Tanpa peringatan apapun Noelle menyerang Yuki menggunakan pisau dan melukai area dada Yuki. Noelle menutup mulut Yuki agar tidak berteriak namun karena perbedaan kekuatan, Yuki berhasil melepaskan dirinya dari Noelle.
"Apa yang kau lakukan?."
Yuki bertanya sambil memegang dada nya dan merintih kesakitan. Noelle tidak menjawab lalu mengambil posisi untuk menyerang kembali Yuki. Dengan cepat Noelle kembali menyerang Yuki dengan brutal, Yuki yang tidak memiliki pengalaman bela diri sama sekali tidak dapat melawan dan membiarkan dirinya terluka parah hingga membanjiri lantai dengan darahnya.
"Kenapa? Kau... tidak mati juga?."
"Karena aku tidak bisa!!."
Noelle terkejut dengan perkataan Yuki, pisau yang dia pegang di tangannya terjatuh ke lantai yang penuh oleh darah Yuki. Noelle tersungkur dan perlahan mengeluarkan air mata.
"Apa maksudmu tidak bisa?."
"Harusnya aku yang bertanya terlebih dahulu, kenapa kau menyerang ku?."
Noelle mengambil nafas panjang, dia menghapus air mata yang keluar membasahi wajahnya dan berusaha untuk berbicara dengan tenang.
"Karena kau terlihat mencurigakan dengan benda aneh yang kau sembunyikan itu."
Yuki terkejut dengan apa yang dikatakan Noelle, benda aneh yang dimaksudnya mungkin adalah alat yang membawanya kembali ke masa lalu.
"Tenang saja itu tidak akan melukai siapapun."
Noelle mengambil kembali pisau miliknya di lantai dan dengan cepat menusuknya ke kaki Yuki dan membuatnya berteriak kesakitan.
"Pembohong."
"Sekarang jelaskan apa maksud dari perkataan mu yang tidak bisa itu."
Yuki menahan rasa sakit yang dialaminya, dia telah kehilangan banyak darah namun dia tidak kunjung mati. Padahal jika orang biasa yang tertusuk pisau berkali-kali saja bisa mati dalam hitungan detik justru tidak berlaku untuk Yuki.
"Aku tidak tahu, setiap luka yang aku alami selalu saja pulih, terus saja begitu."
"Apa maksudmu? Apa kau juga seorang penyihir?."
"Tentu saja tidak, aku sama sekali tidak mengerti sihir sedikitpun."
Noelle hanya terdiam mendengar ucapan Yuki, dia bangkit dan berjalan pergi meninggalkan Yuki sendirian. Sebelum keluar, dia menyuruh Yuki untuk membersihkan dirinya kemudian pergi. Luka yang dialami Yuki perlahan pulih dan menutup seluruh luka gores yang dialaminya, namun tidak bisa menyembunyikan baju biru tua nya yang dipenuhi darah.
Yuki berjalan ke arah kamar mandi dan mulai membersihkan dirinya, saat mandi Yuki merenungkan perbuatan Noelle padanya tadi. Mungkin dia mengalami trauma pada orang asing dan berusaha melindungi keluarganya, namun itu hanyalah asumsi Yuki belaka. Dia tidak pernah tahu masa lalu yang dialami oleh Noelle.
Setelah keluar dari kamar mandi, Yuki membuka lemari untuk melihat apakah ada pakaian yang dapat dia gunakan. Dia melihat dengan cermat satu persatu baju yang tergantung di sana. Tidak ada yang cocok dengan seleranya hingga pada akhirnya dia mengambil sebuah kemeja putih dan mengenakannya.
Yuki keluar dan menutup pintu kamarnya dengan waspada agar tidak ada orang yang curiga lalu pergi berkeliling mansion. Disaat dia baru berjalan beberapa langkah dia bertemu dengan Theresa yang hendak pergi ke kamar Yuki.
"Wah kebetulan sekali Yuki, padahal aku baru saja ingin memanggilmu. Nah sekarang ayo kita makan siang bersama."
Yuki mengiyakan Theresa dan keduanya berjalan ke ruang makan. Disaat sampai, Yuki melihat banyak sekali pelayan yang sibuk menyiapkan makanan untuk makan siang ini. Ditengah kesibukan para pelayan, Yuki melihat seorang pria yang duduk disebuah kursi menatapnya dengan tatapan tajam, dan disampingnya terlihat Noelle yang berusaha menghindari kontak dari Yuki.
"Ayah! Ini dia penjaga baru untuk Noelle."
Theresa menarik Yuki ke arah meja makan dan menyuruhnya untuk duduk disampingnya Noelle. Dengan suasana tegang, Yuki terus berusaha menenangkan pikirannya. Sesekali dia melirik Noelle yang dingin dan tidak ingin melihatnya sama sekali, selain itu pria yang duduk di dekat Noelle adalah pemimpin keluarga Clorish, Duke Ryuumi Clorish.
"Apa kau benar-benar seorang penjaga? Kau terlihat lemah."
Perkataan Ryuumi menusuk hati Yuki. Memanf benar, Yuki sangatlah lemah, dia sama sekali tidak bisa bertarung. Kemampuan yang dimiliki olehnya hanyalah regenerasi misterius yang dimiliknya.
"Duh ayah kok begitu, meskipun lemah jika dia terus latihan mungkin dia bisa setara dengan Nero."
"Yeah kamu benar juga, tapi aku penasaran kenapa kamu memilih anak ini sebagai penjaga Noelle? Bukankah seharusnya kamu memilih orang yang lebih berpengalaman?."
Theresa tertawa mendengar pernyataan ayahnya itu, sementara Yuki dan Noelle hanya diam mendengarkan pembicaraan mereka berdua.
"Itu karena aku melihat Yuki cocok dengan Noelle karena mereka terlihat seumuran. Lagian Noelle sudah dilatih oleh Nero untuk bela diri, dan juga dia sudah kulatih sihir, bukankah itu cukup untuk menjaga dirinya sendiri?."
"Cukup masuk akal, ngomong-ngomong nama mu Yuki kan? Berapa usia mu?."
"Usia ku.... 18 tahun."
Theresa memukul meja dengan gembira dan tertawa, Ryuumi memegang dagunya kemudian tersenyum ke arah Yuki dan melirik Noelle.
"Kalian seumuran, mungkin aku bisa--"
"Cukup! Aku ingin pergi mencari udara segar."
Noelle menggebrak meja kemudian pergi meninggalkan mereka bertiga. Ryuumi tidak jadi melanjutkan perkataannya dan memilih untuk lanjut makan. Yuki pun memberanikan diri untuk bertanya sesuatu pada mereka.
"Apa sikap nona Noelle selalu seperti itu?."
Mereka berdua terdiam tidak menjawab pertanyaan Yuki. Yuki yang sadar atas pertanyaannya itupun meminta maaf dan menarik kembali pertanyaannya, namun Theresa akhirnya menjawab pertanyaan Yuki.
"Noelle dulu sangat imut dan ramah pada semua orang. Namun semenjak kematian ibunda, dia menjadi sangat sensitif. Terutama kepada orang asing."
Jawaban Theresa akhirnya menjawab apa yang selama ini dipikirkan Yuki. Alasan tadi Noelle menyerangnya adalah salah satu bentuk perlindungan diri dari orang asing. Yuki tidak bisa menyalahkan Noelle karena tindakannya tadi, karena semua orang pasti akan waspada terhadap orang asing.
"Kematian ibunya membuat Noelle sangat terpukul. Bagaimana tidak, dia melihat ibunya dibunuh tepat didepan matanya."
Ucapan Ryuumi membuat Yuki penasaran dengan apa yang terjadi pada keluarga ini. Disaat Yuki meminta untuk menjelaskan lebih detail, Ryuumi menolak dan mengatakan bahwa Yuki tidak ada hubungannya dengan yang terjadi.
Setelah selesai makan, Ryuumi pergi meninggalkan Yuki dan Theresa di ruang makan. Theresa mendekat pada Yuki dan menyuruh untuk berbicara pada Noelle. Yuki terkejut dengan permintaan dari Theresa, bagaimana mungkin mereka dapat berbicara jika tadi Noelle berusaha untuk membunuhnya, tentu saja suasana akan terasa canggung. Tapi karena Theresa terus mendesaknya, Yuki akhirnya menyetujuinya dan pergi menuju tempat kesukaan Noelle yaitu dibawah pohon besar di taman belakang mansion.
Yuki berjalan dan melihat Noelle duduk dibawah pohon itu sambil memegang sebuah buku yang terlihat seperti sebuah album foto. Yuki menghampiri Noelle dan duduk di sebelahnya, keduanya tidak saling bicara dan hanya diam dan sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Setelah beberapa saat, Noelle akhirnya mulai membuka suara.
"Kau disini karena permintaan Theresa kan? Pergilah dan katakan padanya aku tidak apa-apa."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments