Penglihatan yang Mengerikan

Theresa kembali ke kamarnya ditemani oleh pelayan pribadinya, Theresa melihat ke arah cermin sambil tersenyum dengan wajah yang terlihat mencurigakan.

"Berbohong demi melindungi adikku, sepertinya aku menemukan mainan yang menarik untuk membantu rencana ku."

Pelayan itu hanya diam memperhatikan Theresa. Theresa yang menyadari bahwa pelayan pribadinya masih ada di kamarnya dengan cepat mengubah sifatnya dan meminta pelayannya untuk pergi meninggalkannya sendiri. Bagaimanapun juga tidak ada orang yang boleh tahu rencananya meskipun orang itu adalah keluarganya sendiri.

Malam hari telah tiba, Yuki kembali ke kamarnya dan langsung berbaring di kasurnya yang empuk. Menatap langit-langit kamarnya itu, dia tersadar bahwa dia harus melakukan sesuatu untuk mengubah masa depan yang akan terjadi.

"Bagaimana? Aku tidak memiliki petunjuk satu pun, bagaimanapun juga sekarang aku tidak lebih dari seorang budak dari keluarga bangsawan ini."

Yuki yang hanyut dalam pikirannya perlahan tertidur. Dalam tidurnya dia bermimpi melihat kota Nexus hancur karena pertempuran. Yuki yang bingung pun berlari menyusuri kota Nexus yang benar-benar tidak layak huni, ditengah perjalanan nya dia melihat kepala Nero yang digantung di atas sebuah tiang. Yuki sedikit syok melihatnya namun dia terus berjalan menyusuri jalanan kota yang semakin berkabut.

Ditengah kabut dia melihat sesosok wanita yang sedang memangku seseorang. Yuki berjalan untuk melihat lebih jelas dan betapa terkejutnya bahwa yang dia lihat adalah Noelle yang sedang memangku Theresa yang sudah tak bernyawa. Noelle menangis tersedu-sedu dan berteriak tanpa henti, Yuki berlari untuk menghampiri Noelle namun dirinya seperti ditarik oleh sesuatu dan melemparnya dengan keras. Tiba-tiba Yuki berada di dalam sebuah penjara yang dingin, dia perlahan berjalan melihat sel tahanan dengan pintu terbuka. Semua nya terlihat tidak berpenghuni kecuali salah satu sel yang ditutup rapat dengan seseorang di dalamnya.

Seorang pria berambut gondrong dengan berbagai macam benda tajam ditusukkan pada tubuhnya. Sebuah rantai yang mengikat tangan, kaki dan juga leher nya.

"Lemah."

Ucapan pria itu sontak membuat Yuki kaget. Bagaimana pria itu tahu bahwa dia sedang diawasi dari jauh. Yuki pun berjalan mendekat menuju sel nya.

"Apa maksudmu?."

"Lemah, ini semua terjadi karena kau lemah, Nagumo Yuki."

Yuki menjadi tambah kaget saat pria itu mengetahui namanya, terlebih lagi dia memanggil namanya dengan nama lengkap. Seharusnya tidak ada yang mengetahui itu kecuali ayahnya sendiri.

"Bagaimana kau tahu namaku? Siapa sebenarnya kau?."

Pria itu mengangkat kepalanya dan menghadap ke arah Yuki. Yuki tidak tahu harus berkata apa melihat pria yang ada di depannya ini adalah dirinya sendiri.

"Karena aku adalah kau, Nagumo Yuki."

Yuki terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tidak teratur. Dia memegang kepalanya yang sakit dan berusaha untuk melupakan apa yang dialami olehnya.

"Mimpi? Kurasa begitu, tapi itu terlihat sangat nyata."

"Apakah itu sebuah penglihatan? Sesuatu yang akan terjadi di masa depan."

"Aku melihat kota Nexus hancur, Nero dan Theresa tewas. Tapi yang membuatku pusing adalah pria yang ada dalam sel itu, adalah aku?."

Yuki terlalu memaksakan diri untuk mengingat semua kejadian yang terjadi di mimpinya dan dia memilih untuk melanjutkan tidurnya.

"Besok adalah hari yang lain."

Keesokan paginya jendela kamar Yuki pecah oleh sesuatu, Yuki yang terkejut pun langsung terbangun dari tidurnya dan melihat sekelilingnya. Yuki melihat sebuah pedang besi berada di bawah lantai kamarnya, dia mengambil pedang tersebut dan melihat ke arah jendela.

"Mau sampai kapan kau tidur Yuki?."

Suara yang familiar terdengar oleh Yuki. Yuki berlari ke arah jendela dan melihat keluar, ternyata orang yang melempar pedang tersebut adalah Nero, dan dia juga bersama dengan Noelle yang juga memiliki pedang besi yang sama dengannya.

"Hei bodoh mau sampai kapan kau malas-malasan?."

Mendengar Noelle berteriak, Yuki langsung melompat keluar jendela dan menghampiri mereka berdua. Terlihat tidak sopan, tapi itu adalah cara yang efisien, terlebih lagi jendela itu tidak terlalu tinggi untuk dilewati.

"Tuan Nero, apa kamu setiap pagi selalu kesini?."

"Tentu saja, Theresa memintaku untuk melatih Noelle mengayunkan pedang, dan hari ini aku ingin kalian berdua untuk berlatih bertarung."

Yuki pun langsung terkejut mendengar ucapan Nero. Bagaimana mungkin Yuki yang tidak pernah memegang pedang seumur hidupnya langsung disuruh berlatih bertarung dengan Noelle yang selalu dilatih Nero setiap pagi.

"Tuan Nero apa tidak bisa aku untuk berlatih dasar berpedang lebih dulu?."

"Apa maksudmu Yuki? Justru lebih baik langsung bertarung barulah kita mempelajari dasar berpedang. Karena saat bertarung pasti kau akan menemukan gaya bertarung lawan mu dan bisa mempelajari sedikit gerakannya."

Yuki tidak bisa membantah lagi, dia melihat Noelle yang sudah siap dengan pedangnya terlihat menunggu Yuki untuk siap. Tanpa bisa berkompromi lagi, Yuki pun mengangkat pedangnya dan mengarahkannya pada Noelle.

"Mohon bantuannya, nona Noelle."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!