Pagi itu setelah Joko selesai bersiap-siap,
Joko menemui Pakdenya di depan rumah.
"De, jadi lho." Pinta Joko.
Ternyata Pakdenya sudah siap dengan motor bebek miliknya. Setelah berpamitan dengan ibu dan Kakeknya. Joko segera membonceng motor Pakdenya.
Sambil tangan joko menyodorkan uang lima puluh ribuan dari belakang.
"De ini uang bensin." Kata Joko. "Ga usah, simpan saja uangnya buat kamu pegangan."
Pakde menghentikan motornya. Dan mengambil sesuatu dari tasnya.
"Ko ini uang dari Pak Mahmud. Tadi pas kamu mandi beliau datang titip ini," Sambil menyodorkan amplop coklat ke Joko.
"Oh iya de,
makasih ya de,"
Joko mengambil amplop itu dan memasukan ke tas miliknya.
"Uang padi sawah kita kemarin kamu ga usah minta ya ko. Semuanya laku sebelas juta, ini separonya biar tak kasih ibumu buat kebutuhan kakek. Yang separo lagi buat modal nanem lagi."
"Ow gitu, ya udah terserah Pakde aja, ya udah yuk jalan lagi."Motor bebek kembali di jalankan Pakde
dengan santai. Menuju ke kota Y.
jarak desa S ke kota Y tidak terlalu jauh hanya sekitar sepuluh kilo meter.
Joko melihat jam tangan yang ia pakai dan menunjukkan jam setengah delapan pagi.
"De, di situ aja De, di emper ruko itu," kata Joko.
Pakde menghentikan motornya. Kemudian Joko turun dari motornya, Dan langsung menjabat tangan Pakde terus menciumnya.
"Makasih ya De,
titip Ibu dan Kakek." Joko memohon. "Ya kamu juga hati-hati, Pakde pulang ya."
"Ya, Pakde hati-hati juga."
Joko terus jalan kaki menuju ke tempat Mbak Rani. Dari ruko tersebut Joko masih berjalan menyeberang ring road.
Joko sengaja turun di sebrang jalan ring road.
Agar pakdenya tidak harus muterin jalan ring road.
Rumah Mbak Rani
termasuk kawasan dekat kampus Universitas.
Jaraknya cuma puluhan meter dari kampus kota Y.
Bahkan tembok rumah belakang Mbak Rani termasuk bagian beteng Universitas tersebut.
Tembok yang setinggi sekitar lima meteran.
Samping rumah Mbak Rani sebelah kanan ada sungai yang agak besar.
Sedangkan sebelah kiri ada
gedung olahraga.
Milik Universitas tersebut.
Sedangkan depan rumah Mbak Rani ada kosan bertingkat yang menghadap ke ring road.
Jadi walupun tanah Mbak Rani luas tapi tidak terlihat dari arah ring road.
Setelah menyebrang ring road, Joko berjalan ke arah sebelah kosan, jalan seluas tiga meter ini adalah jalannya Mbak Rani satu-satunya.
Tak lupa Joko melihat-lihat kosan yang dulu pernah ia tempati. Tampaknya tidak ada yg berbeda sama yang dulu.Joko juga berjalan sambil melihat-lihat sungai,
pepohonan, yang tampak terlihat lebih rindang dari yang dulu.
Akhirnya terlihat juga rumah Mbak Rani dan Mas Parmin yang sedang mengikat barang di atas motornya.
"Woi...! Mas Parmin,"
Seketika Parmin menoleh dan terlihat terkejut.
"Woi Ko, dah datang.." Parmin menyambut Joko dengan hangat.
"Iya mas, lha ini malah mau kemana ini mas, kok kaya mau pergi?
Mbak Rani mana?," ungkap Joko.
"Biasa Ko bapakmu, dapat proyek baru, kayaknya ini agak lama ini Ko, kalau ga salah buat perumahan dari nol.
Lho ini lho smsnya, bapakmu." Parmin berjalan menuju meja dan mengambil handphone dan memperlihatkannya ke Joko.
"Sebenarnya kamu juga di ajak Ko sama bapakmu,
Tapi kayaknya kamu mau di kasih kerjaan sama Mbak Rani, jadinya ya aku sms bapakmu kalu kamu ga bisa," kata Parmin.
"Ow gitu, lha Mbak Rani nya mana ini Mas? Kok kaya sepi." Tanya Joko.
"Mbak Rani baru antar Elsa sekolah." Jawab Parmin
"Ow emangnya Elsa masih sekolah mas?" tanya Joko.
"Iya Ko, SMA kelas tiga tapi kayaknya sudah hampir lulus." Parmin menjawab.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
🏹💕mycupidaneko💘🐈
Terima kasih untuk cerita yang luar biasa, tolong jangan berhenti!
2025-02-07
0