Haechan tersenyum melihat laptopnya, Jeno yang duduk di sampingnya terus memandang Haechan yang entah kenapa semakin menarik perhatiannya.
Ternyata Haechan jika dari dekat memiliki wangi yang manis dan juga wajah yang cantik, iya tak salah Haechan terlihat cantik di matanya.
Ini adalah pertemuan ke 4 dimana keduanya bertemu dengan sengaja atau secara tidak sengaja.
Apa pertemuan awalnya adalah takdir untuk keduanya? Jika bukan takdir jelas mereka tidak akan di pertemukan lagi dalam jangka waktu pendek.
Jeno
Jadi jurnal yang kamu maksud isinya bahan soal siaran?
Haechan
Iya, Jurnal itu sudah tiga kali di tolak atasan aku.
Haechan
Baru tadi di terima dan langsung di siarkan.
Jeno hanya mengangguk sebagai jawaban sementara Haechan sibuk merapihkan barang barangnya, sudah 2 jam keduanya habiskan disana.
Bahkan sudah beberapa potong kue yang Haechan makan yang sebelumnya Jeno sajikan untuk tamunya itu.
Haechan
Maaf, aku malah jadi ngerepotin.
Haechan menghadap Jeno dengan wajah yang terlihat menyesal karna melibatkan Jeno.
Padahal ia belum kenal lebih jauh dengan lelaki pirang itu.
Jeno
Tidak apa apa, Aku bahkan senang kamu disini.
Senyuman yang Jeno berikan membuat Haechan terpana, tampannya lelaki di hadapannya dengan rambut pirangnya yang entah kenapa semakin menambah kesan tampan di matanya.
Jeno
Perlu kita tukar nomor? Kamu bisa hubungi aku kalau ada perlu lain.
Haechan
Oh itu, boleh.
.....
Haechan kini sudah berada di kamarnya dengan laptop yang setia menyalah menampilkan isi dari wawancara tadi yang ia habiskan selama 2 jam.
Haechan
Oke, mari kita mulai tahap editnya.
Yang Haechan inginkan adalah mengambil cuti tahunannya, ia ingin berlibur dengan pekerjaan ini.
Ya, hanya libur beberapa hari sepertinya sangat menyenangkan.
Sementara Taeyong di luar menatap bingung pintu kamar Haechan, terlihat sepi tetapi ada Haechan di dalamnya.
Jaehyun juga kebetulan tengah berkunjung sehabis pulang dari dinasnya.
Taeyong
Itu karyawan kamu kenapa pada keras keras banget sih?
Taeyong
Haechan sampe harus kerja terus ga inget makan.
Jaehyun
Loh? Kok ke aku?
Jaehyun
Aku ga pegang kendali karyawan, sayang.
Jaehyun ini adalah pemilik dari perusahaan penyiar yang Haechan tempati, tetapi Haechan belum mengetahui jika Jaehyun pemiliknya.
Karna memang Taeyong yang tak ingin memberitahunya, memasuki perusahaan penyiar itu adalah impian Haechan sebelumnya.
Jika ia tau pemiliknya apa ia tak akan berfikir jika usahanya hanya karna ada orang dalam?
Itu adalah hal yang Taeyong takuti.
Taeyong
Kendaliin dong, awasi.
Taeyong
Kadang karyawan rendah juga sering main jabatan.
Taeyong berlalu dari ruang tamu berjalan menuju dapurnya meninggalkan Jaehyun yang terdiam bingung.
Jaehyun
Jadi salahku lagi?
Kini, Haechan sudah selesai dan sudah ia kirim melalui email kepada Umji, iapun keluar dari kamarnya dan melihat Jaehyun dan Taeyong tengah duduk berdua di sofa.
Haechan
Cepet banget dinasnya kak?
Jaehyun
Lagi kangen sama kakakmu soalnya, jadi cepet pulang.
Haechan hanya tertawa, ia berjalan menuju dapur untuk mengambil air minum, rasanya tenggorokannya mengering.
Taeyong
Kalo mau makan ada daging di meja.
Haechan
Nanti aja bareng, masih jam empat kok.
Taeyong
Yaudah, sini duduk.
Haechan langsung menurutinya dengan secangkir air di genggamannya, ia duduk di samping Taeyong yang kini menatapnya.
Taeyong
Gimana jurnalnya?
Haechan
Yang sebelumnya udah di siarin sama Chenle, sekarang baru lagi.
Taeyong
Lagi? Kenapa langsung di kasih?
Haechan
Katanya atasannya yang mau.
Taeyong langsung menoleh ke arah Jaehyun sementara Jaehyun hanya menatap bingung Taeyong.
Haechan
Tapi gapapa, ini jurnal terakhir aku sebelum ngajuin cuti.
Taeyong
Kamu belum ngambil cuti tahun ini?
Haechan
Belum, aku mau ambil semuanya nanti.
melihat semangatnya Haechan membuat rasa khawatir Taeyong berkurang, sebelumnya ia sangat khawatir karna Haechan benar benar bekerja tanpa memperdulikan hal lain.
Taeyong
Nanti kita jalan ya.
Haechan
Okee~
.....
Jeno terdiam setelah mengunci restorannya terlihat Jaemin tengah berada di hadapannya.
Perasaannya yang ringan kini kembali berat melihat Jaemin, Entahlah rasanya ia tak ingin terlibat apapun dengan Jaemin.
Meskipun ia tau jika Jaemin adalah calon suaminya.
Ah Jeno sangat tidak suka dengan fakta itu.
Jeno
Jangan terlalu keras.
Jaemin
Maksud kamu?
Jeno berjalan melewati Jaemin dan berjalan menuju basement restorannya, Jaemin jelas mengikutinya apalagi ia kesini tak membawa mobilnya.
Sengaja agar Jeno dapat mengantarkannya pulang.
Jaemin
Jeno, aku ga bawa mobil.
Jeno
Kesini pake apa?
Jaemin
Di anterin, kata ayah kamu aku harus sering pulang bareng sama kamu.
Jeno terdiam, ah ini yang paling Jeno tak suka, Si tua yang selalu mengaturnya.
Akhirnya Jaemin memasuki mobil Jeno dan kini keduanya mulai melaju membelah jalanan.
Sepinya malam dengan sepinya keadaan dalam mobil sangat sama, Jeno enggan memulai sementara Jaemin takut jika Jeno risih dengan pertanyaannya.
Jeno
Ayah jangan selalu kamu turuti.
Jaemin
Aku ga bisa.
Jeno
Ya terserah, mungkin kedepannya aku gabakal suka kalo kamu datang tanpa ngasih kabar.
Jaemin terdiam memahami perkataan Jeno itu, ia memang datang tanpa memberi kabar apapun kepada Jeno, karna Jaemin pikir Ia bisa datang tanpa harus bertanya terlebih dahulu.
oot, Seketika aku tersenyum dan ingat disini Chenle penyiar, mau bahas politik, mtk, hukum, akuntansi apapun itu kalau yang ngomong Chenle bakal ku dengerin sampai teler!😭
2025-01-31
1
𓆩Huang_Fox°𓆪
Tapi yang namanya takdir dan perasaan itu biasanya emang terhubung sih, jiwa kita bisa mengenal jodoh nya kita🥺
2025-01-31
1
𓆩Huang_Fox°𓆪
Suatu saat bakal ngeliat bulan, entar sakit hati Lo mas-mas matahari nya😭🙏🏻
Comments
𓆩Huang_Fox°𓆪
oot, Seketika aku tersenyum dan ingat disini Chenle penyiar, mau bahas politik, mtk, hukum, akuntansi apapun itu kalau yang ngomong Chenle bakal ku dengerin sampai teler!😭
2025-01-31
1
𓆩Huang_Fox°𓆪
Tapi yang namanya takdir dan perasaan itu biasanya emang terhubung sih, jiwa kita bisa mengenal jodoh nya kita🥺
2025-01-31
1
𓆩Huang_Fox°𓆪
Suatu saat bakal ngeliat bulan, entar sakit hati Lo mas-mas matahari nya😭🙏🏻
2025-01-31
2