Haechan mengangguk, sebenarnya ia malas menyerahkan langsung jurnal itu tetapi Umji selalu menyuruhnya untuk sekalian datang saja.
Dan lihat, ini adalah hal yang paling Haechan malas.
Umji
Ini banyak typo, dan beberapa kata juga ga sesuai.
Umji
revisi lagi, saya tunggu sampe besok.
Umji
Kalau besok masih begini saya ga bisa bantu kamu lagi disini.
Haechan menghela nafasnya saat Umji pergi dari hadapannya, memang ia tengah tahap untuk naik jabatan tetapi melihat bagaimana atasannya itu membuat niat Haechan urung.
Ia lebih baik keluar di bandingkan terus bekerja disini.
Tetapi ia sangat menyukai pekerjaannya.
Ia keluar dengan wajah kesalnya, begitu pintu terbuka terlihat seorang lelaki baru saja keluar dari ruang siaran.
Haechan
Baru beres?
Chenle
Iya nih, Kakak abis ngapain disana?
Haechan
Biasa.
Chenle yang paham hanya mengangguk dan kini ia merangkul Haechan dan mengajaknya keluar.
Chenle
Ayo kita cari makan.
Umji
CHENLE!!
Chenle menghela nafasnya mendengar Umji memanggilnya, ia reflek menoleh dan terlihat Umji tengah melambaikan tangannya untuk menyuruh Chenle kesana.
Chenle
Kayaknya lain waktu kak.
Haechan
Iya sana, Kalo ga di samperin bisa bisa gedung ini di bakar.
Chenle
Bercandanya ya.
Chenle tertawa dan langsung pergi menuju ruangan dimana Umji berada meninggalkan Haechan yang kembali lesu.
Sial, ia malas untuk merevisi jurnalnya.
•Flashback off•
.....
Saat ini Haechan turun dari mobilnya setelah memperbaiki moodnya di cafe tadi dengan bercerita dengan Jeno.
Begitu masuk ia terkejut dengan Taeyong yang tengah duduk di pangkuan kekasihnya, Ah Haechan dengan cepat kembali menutup pintunya dengan kencang.
BRAK!
Taeyong
HAECHAN!!
Haechan
KAKAK NGAPAIN?!!!
Taeyong bangkit dan berjalan cepat menuju pintu, begitu ia ingin membukanya jelas Haechan menahannya di luar.
Taeyong
Buka!
Haechan
Gamau, aku gamau liat!
Taeyong
Udah selesai, buru buka!
Haechan membuka pintunya dan terlihat Taeyong yang menatapnya terkejut.
Taeyong
Kaget tau, kamu langsung tutup pintu kenceng banget.
Haechan
Maaf, habisnya aku lebih kaget.
Haechan menatap kekasih kakaknya yang masih duduk di sofa jelas itu terlihat di pintu depan.
Haechan
Halo kak Jae!
Haechan melambai, jelas kekasih Taeyong membalas lambaian si manis.
Taeyong
Kita mau makan malam di luar, kamu mau ikut?
Haechan
Engga, aku harus revisi jurnal.
Taeyong
Lagi?
Haechan
Iya, Kalian aja aku engga ikut.
Haechan berjalan lesu menuju kamarnya, padahal moodnya tadi lumayan baik tapi setelah mendengar kata jurnal entah kenapa moodnya langsung menciut.
Taeyong terdiam menatap kekasihnya sejenak dan langsung menutup pintunya.
Memang bukan hal biasa Haechan akan menghabiskan harinya dengan jurnalnya meskipun berakhir dengan revisi.
Taeyong
Masih mau makan di luar? tapi aku ga tega ninggalin Haechan sendirian.
Bukan hanya tak tega, Taeyong khawatir jika Haechan akan melewati makan malamnya, bahkan mau sarapan atau makan siangpun Haechan harus di ingatkan oleh Taeyong.
Itulah resiko sibuk kerja tapi yang ingetin makan gaada.
Miris sekali Haechan.
Jaehyun
Yaudah kita makan malam disini aja.
.....
Jeno memasuki unitnya begitu masuk ia melihat sepasang sepatu di sana, bisa ia yakini jika seseorang baru saja memasuki unitnya.
Siapa lagi kalau bukan—
Jaemin
Makan malam udah aku siapin, mau makan sekarang atau nanti?
Jaemin memang sering berkunjung ke unit Jeno atas suruhan dari ayah Jeno, sering sering berkunjung agar keduanya saling mengenal lebih dalam.
Meskipun Jeno masih terlihat enggan.
Ia berjalan melewati Jaemin dan berkata pelan sebelum memasuki kamarnya.
Jeno
Makan duluan aja.
Hanya itu dan setelahnya Jeno memasuki kamarnya meninggalkan Jaemin yang terdiam mendengar suara berat Jeno.
Jaemin terdiam menatap pintu kamar Jeno yang kembali rapat dan terkunci.
Jaemin sebenarnya tak masalah dengan hubungannya ini tetapi ia terlalu banyak tuntutan mengharuskan dirinya membuat Jeno luluh padanya.
Meskipun ia tak tau lebih banyak latar hidup Jeno sebelum dirinya datang.
Ia hanya ingin menjadi anak yang berbakti bagi kedua orang tuanya.
Ia berjalan menuju pintu kamar Jeno dan mengetuknya perlahan.
Tok!
Tok!
Jaemin
Jen, tadi aku ke restoran kamu tapi malah tutup.
Jaemin
Kamu kemana aja hari ini?
Jeno tak menjawab, ia membuka pintunya dan terlihat pakaiannya sudah mengenakan pakaian santai.
Jeno
Mau makan malam kan?
Jeno
Ayo.
Jaemin tersenyum, melupakan pertanyaan yang sebelumnya ia tanyakan, ia paling menyukai ketika Jeno memakan masakannya.
Melihat bagaimana lahapnya calon suaminya itu membuat Jaemin semakin semangat.
Jaemin
Gimana, Enak?
Jeno
Lumayan.
Jaemin tersenyum senang sebari memakan masakannya itu, inilah yang selalu Jaemin suka dari Jeno.
Jeno selalu melakukan hal yang Jaemin suka meskipun sebelumnya ia di buat kesal terlebih dahulu.
Jaemin
Restoran kamu setiap Senin selalu tutup?
Jeno
Iya, sengaja.
Jaemin
Padahal itu bisa jadi peluang.
Jeno
Aku buka restoran bukan buat cari keuntungan.
Jaemin terdiam mendengar nada dingin Jeno, ia kembali melanjutkan makannya mengabaikan lagi pertanyaan yang ingin muncul di benaknya.
Comments
𓆩Huang_Fox°𓆪
Sebenernya ngga berat kalau upnya seminggu sekali😭✌🏻
2025-01-26
2
𓆩Huang_Fox°𓆪
Gimanapun dia tetap manusia, dia punya hati walaupun bukan untukmu🤧😔
2025-01-26
2
𓆩Huang_Fox°𓆪
Lah terusss?
2025-01-26
2