Hari malam itu, Rasya selalu tersenyum dengan senang. Hal itu membuat Camelia menjadi terheran-heran. Tidak hanya Camelia, siswa yang lain juga menjadi terheran-heran dengan Rasya yang lebih hangat dibanding sebelumnya.
"Sya, kenapa selama beberapa hari ini lo kelihatan seneng banget?" tanya Camelia sambil membereskan kertas hasil hitungan uang kas minggu ini.
"Hanya merasa senang, karena mendapatkan hadiah"
"Hadiah?" Camelia bingung, dirinya tau bagaimana kehidupan Rasya jalani sehingga
dipercaya jika Rasya mendapatkan hadiah dari orang-orang di rumahnya
"Iya, hadiah dari Mama Ira" ujar Rasya
Syok, itulah yang saat ini dirasakan oleh Camelia. Dirinya tau bahwa Mama Ira sudah meninggal cukup lama, lalu bagaimana caranya Mama Ira memberikan hadiah ke Rasya. Itu adalah suatu yang tidak mungkin dan tidak masuk akal.
Rasya yang melihat wajah terkejut Camelia hanya terdiam. Dirinya sudah tau bahwa Camelia tidak akan percaya dengannya. Kemudian Rasya memilih pergi meninggalkan Camelia yang masih terdiam karena terkejut.
Di dalam kelas, Airin yang baru saja datang terkejut melihat Rasya tersenyum. Airin yang duduk disamping Rasya dan memperhatikan senyum manis milik Rasya yang selalu terpancar, apalagi saat dirinya melihat ponselnya selama beberapa hari ini.
"Sya, lo punya pacar ya?" tanya Airin
Rasya terkejut mendengar pertanyaan dari Airin. Dirinya langsung melihat ke arah Airin dan berkata dengan tegas, "Kau tidak punya kekasih, pacar atau semacamnya."
"Ah.. oke, Sya" Airin terkejut melihat respon yang diberikan Rasya kepadanya.
"Lalu, kenapa lo senyum-senyum sendiri seperti itu selama beberapa hari ini? Asal lo tau, lo jadi bahan pembicaraan semua orang. Mereka berpikir lo punya pacar, tapi takut buat tanya sama lo" ujar Airin sambil mencoba melirik ponsel milik Rasya.
Rasya yang melihat gerak gerik Airin segera menutup ponselnya. Kemudian duduk menghadap ke samping, tepat di hadapan Airin
"Gue nggak punya pacar. Gue tadi senyum karena senang aja karena mimpi indah gue. Gue dihampiri mama gue yang udah nggak ada lewat mimpi. Dan gue senyum saat lihat ponsel karena foto mama gue." jelasnya
Airin mengangguk mengerti. Meskipun kurang yakin dengan alasan yang diberikan Rasya, tapi dia percaya saja. Lagian itu bukan urusannya.
"Ohh... oke, Sya. Tapi kalau ternyata itu pacar lo, juga gapapa sih" ujar Airin sambil melihat bukunya
"Udah gue bilang, gue nggak punya pacar" kesal Rasya
"Iya.. iya. Jangan teriak dong"
"Ya lo nya sih"
"Iya... iya maaf ya Rasya. Iya tadi bukan pacar kamu tapi foto mama kamu, puas." Dan hal itu diangguki oleh Rasya
"Dasar pria aneh" batin Airin
...****************...
Hari ini adalah hari dimana siswa terasa bahagia. Yap! hari ini adalah hari sabtu, hari dimana para muda mudi merasa senang karena terkenal dengan malam minggunya.
Berbeda dengan pemuda pemudi lainnya, hari sabtu adalah hari kerja baginya. Rasya akan selalu bernyanyi di sebuah kafe setiap malam minggu. Dirinya bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Meskipun tau bahwa dirinya masih dipenuhi kebutuhannya oleh sang papa, namun kemungkinan besar suatu saat nanti uang itu akan terputus. Sehingga mau tidak mau, dirinya harus bersiap untuk keadaan terburuk.
Camelia selalu datang menemani Rasya bekerja di "Bow and Beat Cafe". Kafe ini begitu terlihat modern dengan banyak unsur aksesoris panahan di dalamnya. Bahkan, pemilik kafe menyediakan tempat latihan panahan bagi yang berminat dan sudah menyediakan pelatihnya.
Rasya yang melihat betapa ramainya kafe tersebut merasa senang. Kemudian dia pergi ke tempat manajer untuk meminta izin mulai bekerja. Camelia yang menunggu Rasya hanya duduk di tempat yang biasa gunakan, duduk di tempat tepat di depan panggung.
Rasya mulai bernyanyi diiringi dengan suara gitar. Suara nyanyian Rasya membuat para pengunjung menikmati suasana dalam kafe. Alunan dan suara merdu Rasya, membuat pengunjung merasa nyaman. Dan hal itu terlihat oleh manajer kafe. Dirinya merasa beruntung dapat menemukan Rasya dan membuat kafe ini semakin ramai, apalagi saat malam minggu seperti ini.
CRING....
Suara bel berbunyi, pertanda seseorang baru saja memasuki kafe. Rasya yang baru saja selesai menyanyikan lagu keduanya, melihat ke arah pintu masuk. Dapat dilihatnya Airin dan Aaron baru saja masuk ke dalam kafe.
Airin yang merasa diperhatikan pun melihat sekitar dan melihat Rasya sedang menatapnya. Airin dan Rasya saling tatap menatap, seolah waktu pun terhenti. Namun, saling tatap menatap itu tak berlangsung lama. Rasya segera memutus aksi saling pandang itu dan segera menyanyikan lagu ketiga.
Camelia yang menyadari Rasya yang tiba-tiba berhenti pun, ikut melihat kehadiran Airin dan Aaron.
Dirinya merasa bahwa memang Rasya jatuh hati kepada Airin. Dapat dilihatnya tatapan Rasya yang berbeda terhadap Airin.
"Baiklah semuanya, kali ini saya akan menyanyikan lagu milik Anji, yang berjudul menunggu kamu. Semoga para pengunjung dapat menikmatinya"
Rasya mulai memetik gitar dan mulai bernyanyi.
Ku selalu mencoba
Untuk menguatkan hati
Dari kamu yang belum juga kembali
Ada satu keyakinan
Yang membuatku bertahan
Penantian ini kan terbayar pasti
Lihat aku sayang
Yang sudah berjuang
Menunggumu datang
Menjemputmu pulang
Dirinya bernyanyi sambil menatap Airin yang duduk tak jauh dari panggung. Dirinya senang, karena malam ini dapat bertemu dengan Airin.
Camelia yang menyadari senyuman Rasya yang susah sekali dia lihat, malam ini dapat dilihatnya dengan mudah. Dirinya mengetahui apa yang menyebabkan senyuman Rasya datang saat ini. Meskipun bukan karena dirinya, itu sudah cukup hanya dengan melihat senyumannya.
Saat selesai bernyanyi, Rasya berpamitan untuk beristirahat sebentar.
Setelah turun dari panggung, Rasya berjalan ke arah tempat duduk milik Airin dan Aaron. Airin dan Aaron menyambut baik kehadiran dari Rasya dan juga Camelia yang mengikuti Rasya sejak Rasya turun dari panggung
"Hai, tak menyangka kita dalat bertemu disini" sapa Camelia
"Iya, tak menyangka kita akan bertemu disini" ujar Airin dengan senyum manisnya
"Nyanyian yang bagus" puji Aaron pada Rasya
"Terima kasih.."
"Boleh kami duduk sini?" tanya Rasya
"Tentu saja, silahkan" Aaron mempersilahkan Rasya dan Camelia duduk.
Kemudian mereka berbincang bersama. Mereka membicarakan mengenai banyak hal, mulai dari pengalaman Airin dan Aaron pertama kali setelah sekian lama datang ke Indonesia dan cerita awal mereka bertemu dengan Rasya hingga membahas agenda OSIS yang akan diadakan 2 bulan lagi.
Saat mereka asyik mengobrol, tiba-tiba ada perampok yang ingin menjarah kafe.
DOR.. DORR...
Terdengar suara tembakan ke udara, membuat para pengunjung terkejut, panik dan berteriak.
Begitu juga dengan Airin, dirinya secara spontan memegang tangan Rasya karena terkejut mendengar suara tembakan.
"Apa yang terjadi? " Airin kebingungan, melihat begitu banyak orang memakai pakaian serba hitam masuk ke dalam kafe.
"Semuanya angkat tangan dan serahkan barang bawaan milik kalian" teriak salah satu penjahat.
Ya, mereka adalah kelompok pencuri yang beranggotakan 4 orang. Mereka mengenakan topeng dengan berbagai warna yaitu hitam, abu-abu, navy dan coklat.
"Letakkan barang bawaan kalian ke atas meja dan kalian semua jongkok di bawah meja, cepat" teriak pencuri bertopeng navy sambil menodongkan pistol yang dibawanya ke arah salah satu pengunjung.
Mereka semua mengikuti keinginan para pencuri itu. Semua orang meletakkan barang bawaan mereka dan segera berjongkok ke bawah meja.
"Gawat, ada pencuri" batin seseorang
"Gue harus ngelakuin sesuatu, gue harus buat celah. Apalagi ada Rasya dan Camelia, pasti bisa" batinnya lagi.
Dan suara hati orang itu dapat terdengar oleh Airin. "Siapa dia? Mengapa mengenal Rasya dan Camelia? Apa maksudnya Rasya dan Camelia bisa bantu?" batin Airin. Dirinya bingung dengan maksud darinya.
Para pencuri itu segera mengambil dan melihat-lihat barang bawaan dari lara pengunjung. Kemudian, salah satu ke arah kasir untuk mengambil uang dalam mesin kasir.
"Cepet, berikan uangnya" ujar pencuri bertopeng hitam sambil menodongkan pistolnya. Mau tidak mau, pegawai kasir itu mengikuti keinginan dari pencuri itu.
Airin dan Aaron saling pandang melihat situasi yang sedang terjadi. Saat akan memberi isyarat pada seseorang, Aaron terhenti karena sesuatu
"Wahh, tidak menyangka kita akan bertemu dengan keturunan keluarga Sanjaya yang super kaya" ujar pencuri bertopeng coklat saat melihat wajah Airin dan Aaron.
Pencuri itu segera mendongakkan wajah Airin dengan mengangkat dagu Airin. "Putri Sanjaya memang sangat cantik" ujar pencuri itu.
Pencuri mengambil Airin dan menyanderanya. Dia memanggil rekannya, untuk melihat tangkapan besar yang baru saja dia dapatkan.
"Wah... malam ini kita sungguh beruntung" ujar pencuri bertopeng hitam sambil mengusir pipi Airin.
"Gawat, Airin" batin Rasya, Aaron dan Camelia. Mereka khawatir dengan Airin yang disandera oleh para pencuri itu. Apalagi melihat pencuri itu sepertinya ingin melecehkan Airin.
"Apa mau kalian?" tanya Airin. Airin berencana membuat para pencuri ini lengah sehingga dia bisa membantu orang misterius yang sudah membuat rencana itu beraksi
"Yang kami inginkan...."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments