BAB 18

"Yang kami inginkan...."

"Wahh.... gadis kecil ini sungguh berani menanyakan apa yang kita inginkan, bro" ujar pencuri bertopeng coklat

"Airin... gue harus nyari celah buat nyelametin dia" batin seseorang. Airin yang mendengar suara hati itu segera mencari dimana asal suara itu melalui ekor matanya. Terlihat seseorang berjaket hitam, tampak sangat misterius sedang berusaha mencari sesuatu dalam tasnya secara sembunyi-sembunyi.

"Kami ingin harta keluarga Sanjaya, apakah boleh?" tanya pencuri bertopeng abu-abu

"Boleh, kalau kalian mau" Airin menjawab dengan tenang dan tak lupa dengan senyumannya

"Wahh... boleh bro" sorak gembira para pencuri itu. Namun ada seseorang yang terpana akan paras milik Airin. Pencuri bertopeng hitam terpesona melihat senyuman dari seorang Airin.

"Kalau saya, saya ingin kamu. Bagaimana?" tanya pencuri bertopeng hitam

Ucapan pencuri itu membuat semua orang terkejut. Mereka tak menyangka seorang pencuri berniat memiliki seorang gadis dari keluarga kaya, dan mereka yakin bahwa usia pencuri berbeda jauh dengan Airin.

Melihat kondisi dan keadaan, Rasya membisikkan sesuatu ke Camelia.

"Mel, lo bisa hentikan waktu sekarang" bisik Rasya yang diangguki oleh Camelia

"Oke, kalau ada kesempatan dan kode dari gue. Lo gunain kemampuan lo, ngerti?" Dan Camelia mengangguk mengerti maksud dari Rasya.

"Gue bakalan nyelametin lo, Rin" batin Rasya

Airin

"Punya nyali berapa kamu menginginkan saya"

Merasa karena diremehkan, pencuri itu segera menodongkan senjata miliknya. "Lo itu sandera. Tapi besar juga nyali lo, bocah" ujar pencuri bertopeng coklat.

"Kenapa tidak...."

"Kenapa saya harus takut dengan kalian" ujar Airin sambil melirik ke arah kanan. Terlihat seseorang berjaket hitam seperti ingin melakukan sesuatu.

"Lo..." teriak kesal pencuri bertopeng coklat.

Tiba-tiba ada bola yang menggelinding di sekitar mereka semua. Dan...

BOOOM

Keluarlah asap yang begitu tebal dan dapat menghalangi pandangan mereka. Adanya kesempatan itu, Aaron segera menarik Airin untuk menyelamatkannya.

Rasya yang melihat Airin sudah ditarik oleh Aaron. Rasya mengode ke Camelia untuk menggunakan kekuatannya.

Camelia segera menghentikan waktu di kafe itu. Setelah membekukan waktu, Rasya segera memindahkan satu per satu para pencuri itu dan mengikatnya ke kursi. Setelah semua sudah siap. Mereka segera memukul tengkuk para pencuri itu agar pingsan. Setelah semua sudah selesai, Camelia merubah waktu menjadi semestinya.

Kemudian, Rasya dan Camelia berjalan kearah Airin yang masih di pelukan Aaron. Semua pengunjung yang melihat bahwa para pencuri telah pingsan dan diikat di kursi dapat bernafas dengan lega.

Saat semua telah kembali, tiba-tiba saja sekelompok orang berpakaian hitam masuk dan bergerak ke arah Aaron. Rasya dan Camelia yang melihat itu segera bersikap waspada takut-takut ternyata itu adalah komplotan pencuri yang mereka ringkus. Para pengunjung juga mulai ketakutan, takut bahwa kelompok itu adalah teman dari para pencuri.

Dirinya yang masih memeluk Airin tanpa memandang siapa yang datang berkata dengan dingin, "Kau terlambat, Garen."

"Maafkan saya tuan muda." Pria yang dipanggil Garen itu menunduk dan mengucapkan maaf. Aaron hanya diam saja dan tak memberi tanggapan.

Akhirnya mereka tau bahwa itu adalah kelompok pengawal yang mengawal Airin dan Aaron.

"Santai aja, mereka pengawal gue sama Arin, bukan komplotan pencuri" jelas Aaron yang tau isi pikiran mereka semua.

Kemudian datanglah polisi ke tempat kejadian. Polisi itu segera meringkus para pencuri itu. Namun, saat akan di bawa oleh polisi, pencuri itu tiba-tiba sadar dan kebingungan.

"Eh ada apa ini. Mengapa saya ditangkap polisi? Sejak kapan polisi datang?" Para pencuri itu meronta-ronta saat dibawa oleh para polisi.

"Eh iya ya, kenapa tiba-tiba pencuri itu bisa diikat di kursi? Lalu siapa yang menghubungi polisi ya?" Airin baru saja tersadar bahwa kejadian barusan begitu tiba-tiba dan aneh.

"Ahh, gue tadi sama Rasya ringkus tuh pencuri sadar lo ditarik sama Aron. Lagian tadi ada asap tebel kan, nah mungkin waktu ringkus tuh pencuri nggak kelihatan, ya kan Sya?" jelas Camelia.

"Iya, mungkin karena asap kalian nggak lihat apa yang terjadi"

"Terus, polisi? Siapa yang hubungi polisi ya?" tanya Airin

"Nah kalau itu, kita juga nggak tau" Mereka semua kebingungan dengan kehadiran polisi yang secara tiba-tiba

"Garen, kamu yang...." Aaron mencoba bertanya ke arah Garen, sang pengawal

"Bukan tuan muda, kami sejak tadi tidak ada yang menghubungi polisi" jelasnya

"Ya sudahlah, lebih kita pulang. Ayo Arin" ajak Aaron. Dirinya takut ada kejadian berbahaya lagi.

"Oke kak..."

"Rasya, Meli kita pulang dulu ya" pamit Airin

 "Iya hati-hati di jalan" ujar Camelia.

Sedangkan Rasya lebih memperhatikan sosok berjubah putih yang sedang mengintip di balik jendela luar kafe. Rasya yang melihat bahwa orang itu akan pergi, dia langsung berlari keluar untuk mengejarnya.

Saat keluar untuk mengejar, Rasya kehilangan jejak dari orang berjubah putih itu. Dirinya yakin bahwa orang itulah yang selama ini mengikutinya.

Camelia yang mengejar Rasya, dirinya bingung melihat Rasya begitu panik keluar dan saat diluar malah terlihat kebingungan.

"Kenapa lo?" tanya Camelia

"Gje tadi lihat ada orang pakai jubah putih yang sama kayak mimpi kita setelah dari goa itu. Tadi berdiri dekat jendela kafe seolah dia lagi ngamati kita."

" Perasan lo aja kali, nggak ada apa-apa buktinya"

Rasya hanya diam, kemudian kembali masuk untuk membantu membersikan kekacauan yang disebabkan oleh kelompok pencuri.

...****************...

Berbeda dengan semua orang yang ada di kota pada malam ini yang terlihat senang, sedih maupun emosi lainnya.

Di sebuah hutan yang gelap, ada sekelompok orang memakai jubah hitam. Mereka seperti sedang mencari keberadaan sesuatu.

"Lo yakin, disini goanya?" tanya seseorang

"Yakin, sesuai dengan petunjuk yang ada di buku pusaka keluarga gue. Disini hutan ini goanya."

"Sialan banget sih, jauh banget tuh goa" keluh seseorang

"Diam aja deh lo Van, Den"

"Capek banget gue, Rio"

"Yang capek bukan lo doang Deni, gue sama Rio juga capek"

"Bisa kalian diam. Lihatlah ke depan, itu adalah goa yang kita tuju"

"Vandi, Rio, Deni kalian siapkan barang-barang yang akan kita gunakan saat di goa itu nanti"

"Siap Pak Andro." Vandi, Rio dan Deni menyiapkan perlengkapan yang aneh. Mereka membawa kembang tujuh rupa, sebotol air, lilin dan sebuah kerta dengan tulisan aneh yaitu Ελευθερία yang berarti bebas.

Mereka masuk ke dalam goa itu, dan terlihat ada sebuah batu besar yang terikat banyak tali dan kertas yang bertuliskan Δεσμεύω yang berarti terkurung.

Vandi, Rio dan Deni kebingungan dengan apa yang mereka lihat. Namun mereka tetap diam, yang mereka inginkan hanya kekuasaan saat ini karena itulah mereka mengikuti Pak Andro.

"Pak, apa yang akan kita lakukan sekarang?" tanya Vandi

"Nyalakan lilinnya, siapkan bunga dan kertas yang kita bawa tadi" perintah Pak Andro.

Mereka menyiapkan ritualnya dan menyalakan banyak lilin. Setelah menyalakan semua lilin, menyiapkan bunga dan kertasnya mereka duduk tepat di belakang Pak Andro.

Setelah semua siap, Pak Andro memulai ritual. Sebuah ritual yang akan membebaskan tuan dari keluarganya. Ritual ini akan mengubah banyak hal dan menyebabkan banyak bencana.

"Baiklah mari kita mulai. Kalian bertiga harus menutup mata kalian selama ritual ini berlangsung. Ingat, jika kalian ingin uang dan kekuasaan kalian harus dengarkan instruksi saya, mengerti?"

"Baik pak, demi uang kita akan lakuin apapun" ujar mereka serempak

Pak Andro yang melihat bahwa waktunya telah tiba, melihat bahwa bulan purnama telah berada tepat diatas kepalanya berarti bulan purnama berada dipuncak langit. Dengan segera Pak Andro membaca mantra

Αφήστε το κακό να είναι ελεύθερο, το σκοτάδι είναι ελεύθερο, ανοίξτε τις πύλες του σκότους με το φως της πανσελήνου ως μεσάζοντα. Απορροφήστε τη σκοτεινή αύρα που κουβαλάω. Ελευθερώστε τη βασίλισσα του σκότους

Setelah membaca mantra, cuaca berubah menjadi gelap, banyak petir yang menyambar di langit dan angin badai datang secara tiba-tiba. Suara gongongan anjing bersahutan membuat suasana menjadi lebih menyeramkan.

Batu besar itu bergetar. Kertas-kertas yang berada di sekitar batu itu terbakar. Kemudian Vandi, Deni dan Rio berteriak kesakitan dan aura hitam muncul di sekitar mereka. Aura yang berasal dari mereka masuk ke dalam batu tersebut dengan cahaya bulan yang menyinari batu tersebut. Setelah aura itu masuk ke dalam batu besar, Vandi, Deni dan Rio pingsan.

Seketika tali yang mengikat batu tersebut terlepas dan batu itu terangkat. Keluarlah asap-asap hitam keluar dari bawah batu itu. Setelah asap hitam itu keluar, munculah seorang wanita berbaju hitam, baju layaknya seorang ratu eropa dengan perhiasan serba hitam.

"Yang mulia ratu, selamat datang kembali" ujar Pak Andro

"Kamu siapa?"

"Saya adalah Andro keturunan dari Akasana, pelayan ratu"

Wanita itu tersenyum melihat siapa sosok yang ada di depannya.

"Akasana... pelayan setiaku. Dimana dia sekarang?"

"Tuan Akasana sudah meninggal ratusan tahun yang lalu. Namun, tuan Akasana membuat buku yang menceritakan mengenai anda dan cara membebaskan anda"

Wanita itu tersenyum dengan anggunnya setelah mendengarkan cerita dari keturunan pelayanan setianya, "Sudah ratusan tahun aku terkurung disini"

"Sebelumnya saya meminta maaf karena baru berhasil membebaskan yang mulia...."

"Saya meminta ampun pada yang mulia ratu atas kekurangan hamba"

"Sudahlah, aku tau tidak mudah menemukan cara apalagi menemukan pengorbanan yang tepat untuk membebaskanku"

"Jadi... apakah mereka bertiga sumber hitam yang kau temukan?"

"Benar yang mulia. Mereka haus akan kekuasaan, kekayaan dan kehormatan."

Mendengar itu, ratu kegelapan tertawa senang, " Hahahaha... ternyata meskipun sudah ratusan tahun berlalu kegelapan masih menguasai dunia"

Kemudian ratu kegelapan mendekati 3 orang itu untuk melihat rupa mereka. "Aku akan memberikan kekuasaan, kekayaan dan kehormatan yang mereka inginkan."

Setelah melihat mereka, ratu kegelapan seperti mengeluarkan kekuatannya dan aura hitam menyelimuti mereka.

Seketika mereka terbangun dan menyembah ratu kegelapan. "Wahai ratu, kami adalah pelayan anda" ujar mereka

"Hahaha, aku akan membuat kerusuhan di dunia ini. Aku akan membuat perhitungan ke klan putih karena berani-beraninya mereka menyegelku"

Pak Andro tersenyum mendengar apa yang telah diucapkan oleh sang ratu.

"Andro, mari kita keluar dan nanti bantu mereka bertiga untuk menjadi pelayan kegelapan yang hebat"

"Baik ratu" Andro membungkuk seperti layaknya pelayan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!