BAB 5

Hari ini adalah hari kedua mereka di tempat perkemahan. Kemarin mereka hanya melakukan kegiatan bersih-bersih dan beristirahat. Dan hari ini adalah dimulainya kegiatan seperti melakukan sebuah permainan dan malamnya akan kegiatan jelajah malam.

Pagi ini, sesuai dengan arahan kemarin malamnya bahwa awal hari dimulai dengan senam pagi bersama dan dilanjutkan kegiatan perlombaan memasak sesuai dengan bahan yang telah disiapkan oleh para guru.

Perlombaan memasak ini dilakukan secara berkelompok sesuai dengan anggota di dalam tenda.

Airin berkelompok dengan Anggita, Adella, Anna dan Jessika.

"Baiklah, kita harus membagi tugas siapa yang mencari kayu bakar, mengambil air dan mengambil bahan makanan. Ada yang punya ide bagaimana cara membaginya?" tanya Jessika

"Bagaimana dengan undian?" ujar anggi dengan pelan

Airin yang mendengar usulan dari Anggi mengangguk setuju, lalu berkata "Iya, dengan undian saja." Kemudian berlari memasuki tenda dan mengambil sebuah kertas dan pulpen. Airin segera membuat undian yang berisikan tugas yang harus mereka lakukan

"Nah, sudah jadi. Ayo ambil, satu anak satu kertas" ujar Airin. Satu per satu sudah mengambil gulungan kertas yang bertuliskan tugas yang harus mereka lakukan

Setelah mengambil kertas undian, Airin mendapatkan tugas untuk mencari kayu bakar. Sedangkan Jessika dan Anggi mendapatkan tugas mengambil air serta Ana dan Adella mendapatkan tugas mengambil bahan makanan.

"Sudah tau tugas masing-masing kan?" tanya Jessika

"Untuk alat masaknya?. Nggak mungkin kan masak tanpa alat masak" ujar Anna

Airin, Anggi dan Jessika terdiam setelah mendengar apa yang diucapkan oleh Anna.

"Begini nih kalau tidak pernah mendengarkan saat pengumuman" gumam Jessika

"Kemaren kan Pak Tio sudah mengatakan, untuk alat masak kita harus bawa pribadi. Dan gue udah bilang di grup untuk daftar bawaan alat masaknya kan?" ujar Jessika

"Ehh" Anna dan Adella kebingungan mendengar ucapan dari Jessika

"Jangan bilang, kalian...." Airin hanya bisa menghela nafas lelah

"Kalian nggak bawa daftar alat yang udah gue bikin ya" kesal Jessika. Jessika selaku ketua kelompok merasa kesal melihat 2 anggotanya yang begitu ceroboh

"Anuu... aku bawa alat-alatnya kok, Jes. Aku bawa wajan kecilnya" ujar Anggi

"Syukurlah... untung kamu bawa" Jessika menghela nafas lega, kemudian menatap tajam Anna dan Adella

"Untung Anggi bawa, kalau nggak habis kelompok kita" ujar Jessika dengan sangat kesal

"Sekarang lebih baik kalian lakukan tugas yang sudah ada" Jessika langsung pergi dan menarik Anggi ikut bersamanya

"Aku pergi dulu ya" Airin segera ikut pergi meninggalkan Anna dan Adella

Melihat kepergian teman-temannya Anna dan Adella menjadi sangat kesal, apalagi melihat tingkah Anggi yang dianggap sebagai pahlawan oleh mereka

"Kurang ajar banget si cupu, sok pahlawan banget " kesal Anna sambil melihat Anggi yang berjalan menjauh bersama Jessika dan Airin

"Cari perhatian banget si cupu, awas aja dia" Adella juga merasa kesal karena melihat tingkah Anggi dan mendapatkan tatapan kesal dari Jessika tadi

"Kita harus beri dia pelajaran" ujarnya lagi. Anna yang mendengar itu langsung menyeringai dan menyetujui ide dari Adella

...****************...

Airin yang mendapatkan tugas mencari kayu bakar sendirian, merasa sepi. Tanpa sengaja, saat mencari kayu bakar Airin melihat sesuatu yang mencurigakan dan bergerak sangat cepat. Melihat itu, Airin berniat untuk mengikuti bayangan itu. Namun saat akan berjalan mengikuti, tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangannya

"Kamu mau pergi kemana?" ujarnya dengan datar

Mendengar itu, Airin segera berbalik badan untuk melihat siapa yang menarik tangannya.

"Rasya, kamu ngapain disini?" ujar Airin

"Tentu saja mencari kayu bakar, dan kamu. Kamu belum menjawab pertanyaanku, kamu mau kemana?" tanyanya lagi

"Anu.. itu... mungkin di sebelah sana ada banyak kayu bakar. Jadi aku mau lihat kesana" ujar Airin memberi alasan

"Kau yakin?" Rasya merasa ragu dengan alasan yang diberikan oleh Airin

"Tak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya" batin Airin. Airin hanya mengangguk sebagai jawaban

"Ya sudahlah, lebih baik kita kembali" Rasya segera mengajak Airin untuk kembali. Rasya memperhatikan Airin yang berjalan di depannya. Dirinya merasa ada yang disembunyikan oleh Airin.

Perlombaan memasak dibuat menjadi 2 sesi yaitu siang dan malam. Hal tersebut dilakukan karena menu masakan yang dibuat setiap kelompok akan dijadikan sebagai menu makan siang maupun makan malam nantinya. Selama perlombaan memasak, setiap kelompok membuat satu hidangan.

Dan penilaian utama dilakukan oleh juri yaitu 2 guru seni, kepala sekolah serta semua murid.

Setelah acara lomba memasak sesi 1 selesai, Airin segera pergi menuju tenda sang kakak untuk membicarakan mengenai apa yang dia lihat tadi.

"Kak, bisa kita bicara berdua." Airin ingin segera menginformasikan dengan apa yang dia lihat dan rasakan.

Aaron yang melihat raut wajah adiknya yang kurang gelisah lun menyetujui keinginan adiknya itu dan segera mengajak adiknya ke tempat sepi.

"Ada apa, Airin? Apakah ada yang mengganggumu?" tanya Aaron yang khawatir

Airin yang ditanyai seperti hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Aaron, ada yang ingin aku katakan mengenai hutan terlarang" ujar Airin dengan nada serius

"Hutan terlarang? Ada apa dengan hutan itu?

"Itu... saat aku mencari kayu bakar, aku tak sengaja berada dekat dengan pintu masuk hutan. Hutan itu begitu mengerikan..." Airin menjeda ceritanya dan ingin melihat respon Aaron berikan.

"Aku melihat bayangan hitam seperti sebuah asap. Namun yang mengerikan bukan apa yang kulihat tapi yang kurasakan. Asap itu membawa negatif dan itu sangatlah gelap." ujar Airin

"Begitu ya, tapi dek, kakak harus masuk ke dalam hutan itu" ujar Aaron secara tiba-tiba

Airin terdiam, dirinya ingin mendengar alasan kakak kembarnya itu ingin masuk ke dalam hutan itu.

"Kakak harus memeriksa sesuatu di hutan itu,"

"Aku ikut kak" ujar Airin setelah berpikir keras mengenai apa yang sudah terjadi

"Kau yakin, bukankah kau ada kegiatan yang lain." ujar Aaron

"Mengenai anak itu, aku bisa melaporkannya ke Rasya selaku ketos. Bukankah hal itu bukan masalah" ujar Airin

"Ya udah, terserah kau saja. Aku harus ke Anita meminta barang yang kuperlukan untuk nanti" Aaron meninggalkan Airin sendirian.

"Tapi tunggu, darimana kakak tau kalau ada yang harus kulakukan" teriak Airin penasaran

"Kamu lupa kalau ini kembar. Selain itu, kamu tidak bisa menyembunyikan apapun dengan raut wajahmu yang seperti itu" ujar Aaron tanpa mendengarkan teriakan kekesalan Airin

"Lebih baik aku ke Rasya dan melaporkan apa yang ku dengar tadi" Airin segera mencari keberadaan Rasya

...****************...

Malam ini terdapat agenda jelajah malam, dimana setiap siswa akan menjelajahi hutan sesuai dengan ketentuan dan petunjuk yang ditinggalkan oleh para guru.

"Selamat malam, anak-anak" ujar Pak Tio

"Selamat malam, pak" jawab semua anak-anak secara serentak

"Baiklah, acara malam ini dilanjutkan dengan jelajah malam. Bapak dan Ibu sudah memberikan petunjuk jalan dan peta agar kalian tidak tersesat..." Semua siswa memperhatikan setiap ucapan dari Pak Tio

"Selain itu, acara jelajah ini akan secara berpasangan. Untuk pasangan, kalian bisa menentukan sendiri" ujat Pak Tio

Setelah mendengar hal itu, setiap siswa segera mencari pasangan mereka masing-masing. Rasya yang ingin mengajak Airin untuk berpasangan dengannya, namun ia urungkan karena melihat bahwa Airin ingin bersama Aaron. Kemudian dia teringat dengan penuturan Airin mengenai rencana dari T4 dan Beauty Bee segera menghampiri Riko dan Anggi.

"Riko, Anggi kalian udah tau mau berpasangan dengan siapa?" tanya Rasya setelah menemukan keduanya

Mendengar pertanyaan Rasya, mereka berdua hanya menjawab dengan menggelengkan kepalanya saja. Rasya yang mendengar itu bernafas lega karena dirinya belum terlambat. Namun kelegaan itu menghilang setelah mendengar ucapan dari Alvaro

"Riko akan berpasangan denganku dan Anggi bersama Anna, Sya" ujarnya yang tiba-tiba datang dan merangkul bahu Riko

"Ya kan, sobat" ujar Alvaro

Rasya yang melihat perlakuan Alvaro terhadap Riko merasa tidak yakin. Apalagi melihat raut ketakutan dari keduanya.

"Riko, lo milih sama Al atau sama gue" tawar Rasya. Rasya berharap, Riko mau memilihnya dan dirinya bisa melindunginya dari rencana jahat T4 dam Beauty Bee.

"Maaf sya, aku lupa kalau udah janjian dengan Alvaro" ujar Riko dengan terbata-bata karena ketakutan dan merasakan sakit di bahunya akibat remasan kuat dari Alvaro

"Lo denger sendirikan, bro"

Melihat itu, Rasya segera pergi dari tempat itu dan memilih mengamati dari kejauhan. Camelia yang melihat Rasya sendirian pun mencoba mendekati Rasya dan mengajaknya sebagai partner jelajah malam ini.

"Sya, lo sama gue ya" ajak Camelia. Mendengar itu hanya mengangguk dan terus memperhatikan tingkah T4 dan Beauty bee.

Camelia yang terus memperhatikan pandangan dari Rasya merasa heran, "Lo kenapa liatin mereka, lo suka salah satu anggota Beauty Bee?" ujarnya

"Bukan, gue lagi jaga Riko sama Anggi" jawab Rasya dengan dinginnya

"Jaga? Ngapain lo jaga mereka berdua. Kurang kerjaan banget" Camelia keheranan dengan alasan Rasya

"Mereka mau bully Riko sama Anggi, gue tadi udah cegah tapi gue gagal. Jadi yang gue bisa cuma jaga mereka dari ke jangan" jelas Rasya

"Ohhh... Oke. Gue bantu lo" ujarnya sambil ikut memperhatikan T4 dan Beauty Bee

"Bagaimana anak-anak, sudah dalat pasangan kalian?" tanya Pak Tio memastikan

"Sudah pak" jawab semua siswa

"Baiklah, ayo kita mulai acara jelajah malamnya. Dimulai dari kelompok Nanda" Pak Tio segera memulai acara jelajah malamnya

...****************...

"Hei, Riko. Lo ikut kita, kita buat tantangan yang menarik buat lo sama si cupu satu itu" ujar Alvaro

"Tapi Al, kita kan harus mengikuti petunjuk yang ada sesuai peta" gelagap Riko

"Udahlah, lo ikut kita aja. Ini lebih menarik dibanding sama acara sekolah" ujar Fero

"Udah sih ikut aja, gitu aja repot" Anna segera menarik Anggi untuk ikut dengannya. Yang lain pun ikut, Riko pun langsung ditarik Brian untuk ikut dengannya.

"Lo lihat hutan itu?" Alvaro menunjuk sebuah hutan yang begitu gelap. Yap! itu adalah hutan terlarang

"Kita ngapain disini Al" Anna mulai ketakutan. Dirinya tau, hutan apa yang ditunjuk oleh Alvaro

"Gue kasih lo berdua tantangan. Gue udah naruh sebuah kain di salah satu pohon di dalam hutan itu. Dan lo berdua harus ambil kain itu" ujar Alvaro

"Kalau kita nggak mau ngelakuin itu, gimana?" tanya Riko

"Lo mau nantangin gue?" Alvaro menarik kerah baju Riko, dirinya merasa kesal karena perintahnya dibantah

"Mending kalian masuk kesana deh, lebih cepat lebih baik kan?" ujar Kia yang kemudian mendorong Anggi untuk segera masuk ke dalam hutan. Begitu pula dengan Fero yang langsung mendorong Riko.

...****************...

"Sya, lo tau darimana rencana mereka buat ngerjain Riko sama Anggi" tanya Camelia

"Dari Airin" jawab Rasya sambil fokus memperhatikan kemana T4, Beauty Bee, Riko dan Anggi pergi

"Airin? " Camelia berpikir bagaimana bisa seorang anak baru bisa mendapatkan info yang terbaru dan terkini

Rasya yang tau bahwa Camelia penasaran bagaimana Airin mendapatkan informasi itu pun segera menceritakannya

FLASHBACK

RASYA POV

"Sya, boleh aku minta tolong?" tanya Airin yang tiba-tiba saja datang saat dirinya sibuk memperhatikan buku agenda kegiatan perkemahan

Rasya pun menoleh kearah Airin, dirinya bertanya-tanya apa yang dia inginkan. "Bantuan apa?"

"Tadi aku denger kalau Alvaro, Kia dan teman-temannya ingin ngerjain anak Anggi dan anak yang bernama Riko. Mereka ingin melakukan sesuatu di hutan terlarang. Dan itu pasti bukan hal yang baik" ujar Airin

Mendengar cerita Airin, Rasya hanya diam dan mendengarkan. Dirinya hanya fokus mendengarkan dan melihat buku catatan agenda miliknya

"Jadi kamu bisa bantu mereka berdua kan?" tanya Airin setelah selesai bercerita

Rasya terdiam. Dirinya merasa heran, melihat Airin merasa yakin bahwa dirinya akan membantunya, "Kenapa harus aku?"

"Bukankah kau ketua OSIS. Jadi kamu bisa membantu mereka kan?" Airin yakin bahwa Rasya adalah pribadi yang bertanggung jawab

"Kita lihat kondisi dulu. Jika memungkinkan aku bisa bantu, jika tidak ya tidak bisa" ujar Rasya dengan santai

"Mengapa begitu?" Airin heran melihat Rasya begitu santai dalam menanggapi masalah yang ada. Apalagi ini mengenai keselamatan teman-teman sekolahnya

"Aku hanya ingin sekolah dengan damai, hanya itu. Dan kau juga lebih baik tidak perlu terlalu ikut campur mengenai urusan mereka. Mereka keluarga yang berada" ujar Rasya dengan cueknya

"Jadi ini hanya karena status kelurga ya" gumam Airin. Gumaman Airin meskipun pelan, namun masih dalat terdengar oleh Rasya

"Tidak ada yang bisa menganggu keturunan keluarga Sanjaya dan Altezza" ujar Airin yang kemudian pergi meninggalkan Rasya sendirian

Setelah berjalan cukup jauh, Airin berbalik dan mengatakan, "Dan untukmu Rasya, aku ingatkan kamu. Kamu adalah seorang Ketos. Dan sebagai Ketos, bukankah membantu teman-teman sekolah juga adalah tanggung jawabmu. Jika tidak ingin berurusan dengan mereka, jangan jadi Ketos." Setelah mengatakan itu dirinya berlari menjauh dan pergi.

"Kau tak pernah berubah ya, Arin" Rasya memandang ke arah Airin pergi hingga tak terlihat seujung pun.

RASYA POV END

FLASHBACK OFF

"Dia cukup perhatian rupanya" ujar Camelia setelah mendengar cerita Rasya

"Mel, lebih baik kita sembunyi di balik pohon itu" ujar Rasya sambil menunjuk sebuah pohon besar tak jauh dari mereka dan terletak cukup dekat dengan T4 dan yang lainnya.

"Kita samperin mereka?" tanya Camelia

"Kita lihat dulu, Mel. Kita kan belum tau apa yang mereka lakuin" Rasya fokus pandangannya hanya ke arah depan

"Lo lihat hutan itu?" Alvaro menunjuk sebuah hutan yang begitu gelap. Yap! itu adalah hutan terlarang

"Kita ngapain disini Al" Anna mulai ketakutan. Dirinya tau, hutan apa yang ditunjuk oleh Alvaro

"Gue kasih lo berdua tantangan. Gue udah naruh sebuah kain di salah satu pohon di dalam hutan itu. Dan lo berdua harus ambil kain itu" ujar Alvaro

"Kalau kita nggak mau ngelakuin itu, gimana?" tanya Riko

"Lo mau nantangin gue?" Alvaro menarik kerah baju Riko, dirinya merasa kesal karena perintahnya dibantah

"Keterlaluan banget mereka" kesal Camelia melihat adegan kekerasan di depan ma tanya. Camelia sangat ingin maju dan menghajar muka Alvaro dan teman-temannya

"Tenang, Mel. Kita lihat sikon. Kalau sudah memungkinkan, kita tarik Riko sama Anggi keluar" ujar Rasya

"Kelamaan, sya" Camelia begitu kesal, apalagi setelah mendengar rencana Rasya

"Kamu lupa, kita berhadapan dengan keluarga donatur sekolah. Susah untuk ngelawan" ujar Rasya tenang

"Terserah " Camelia berusaha menenangkan dirinya agar tidak segera maju dan merusak rencana yang sudah disusun Rasya.

"Mending kalian masuk kesana deh, lebih cepat lebih baik kan?" ujar Kia yang kemudian mendorong Anggi untuk segera masuk ke dalam hutan. Begitu pula dengan Fero yang langsung mendorong Riko.

"Sya, lihat mereka pergi. Ayo kita ikutin mereka" ujar Camelia setelah melihat kepergian T4 dan yang lainnya masuk ke dalam hutan

Camelia dan Rasya segera mengikuti ke arah mana mereka pergi.

Terpopuler

Comments

Sylvia Rosyta

Sylvia Rosyta

lanjut kak, terima kasih sudah saling support ☺️🙏

2025-03-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!