BAB 14

Airin yang melihat Anggi yang akan masuk ke dalam kelas pun segera melancarkan rencananya.

"Aduh..." Airin meringis kesakitan.

Anggi yang mendengar suara seseorang kesakitan, segera mencari sumber suara. Saat melihat ke arah belakang, terlihat Airin yang memegang kepalanya dan meringis kesakitan. Anggi segera berlari ke arah Airin untuk menolongnya.

"Airin, kamu baik-baik kan?" Anggi khawatir melihat Airin sepertinya sangat kesakitan

"Anggi, bisa antar saya ke UKS"

Saat akan membantu Airin berjalan, guru pengajar yang akan masuk ke dalam kelas mereka.

"Anggi, Airin itu kenapa?" tanya Bu Dina, guru biologi yang akan masuk ke dalam kelas mereka

"Itu Bu, Airin kesakitan tiba-tiba. Ini saya mau antar ke UKS, bu" jelas Anggi

Bu Dina yang melihat raut kesakitan Airin merasa tidak tega. Kemudian, dirinya tak sengaja melihat Rasya yang akan masuk ke dalam kelas pun langsung memanggilnya.

"Rasya, kemari" panggil Bu Dina

Saat Rasya sudah mendekat. Rasya terkejut melihat kondisi Airin. Rasya segera membantu Anggi untuk membopong Airin.

"Rasya, kamu bantu Anggi bawa Airin ke UKS ya" perintah Bu Dina

"Iya, bu. Saya bantu ke UKS" ujar Rasya

Bu Dina kemudian memilih masuk ke dalam kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran. Rasya yang melihat Bu Dina sudah pergi dan akan masuk ke kelas, Rasya segera menggendong Airin.

"Eh... eh... apa yang lo lakuin" lirih Airin

"Biar cepet ke UKS" ujar Rasya

Anggi terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Rasya. Dengan begitu mudahnya, dia mengangkat dan menggendong Airin.

"Anggi, ayo" ujar Rasya yang melihat Anggi masih terdiam di tempat

Anggi tersentak, dia tidak menyadari bahwa dia tertinggal. Lebih tepatnya ditinggal Rasya yang sepertinya sangat khawatir dengan Airin. Anggi berlari menyusul Rasya yang sudah di depan. Namun tiba-tiba...

Ceklek... Byurrr.... Bruk...

Anggi terkejut mendengar sesuatu barang jatuh dan menengok ke belakang. Terlihat Bu Dina yang menjadi basah kuyup dan ada ember terjatuh di samping Bu Dina.

Rasya yang melihat apa yang terjadi, tepat di depan matanya. Begitu pula dengan Airin, meskipun kesakitan dirinya melirik apa yang terjadi dan melihat apa yang dilihat Rasya dan Anggi.

Namun, Rasya lebih mengkhawatirkan Airin. Airin melihat wajah kekhawatiran dari Rasya sedikit merasa bersalah.

"Sya, jangan terlalu khawatir seperti ini. Gue baik, ko" ujar Airin

Rasya tidak menggubris ucapan Airin. Dirinya bergegas ke arah UKS berada. Anggi berjalan di belakang Rasya.

Sesampainya di UKS, Rasya segera meletakkan Airin di tempat tidur. Petugas piket UKS segera mendekat ke arah Rasya dan Anggi

"Kenapa dengannya" tanya dokter UKS

"Dia merasa sakit di kepalanya, takutnya itu karena cedera kepalanya bu" ujar Rasya

"Baiklah, saya periksa dulu"

Kemudian, dokter UKS itu memeriksa Airin dan menanyakan apa yang dirasakannya. Setelah mengetahui keadaan Airin, dokter itu memberikan obat.

"Dia hanya merasa pusing saja"

"Apa harus diam di UKS, bu?" tanya Rasya

"Ya, dia bisa tidur disini untuk sementara waktu" ujarnya " Baiklah, ibu pergi dulu"

Rasya yang melihat dokter UKS telah pergi meninggalkan ruang UKS, langsung mendekat ke arah Airin. Anggi yang sejak tadi menemani Airin pun menyingkir seolah tai bahwa Rasya ingin bersama dengan Airin.

"Gue, udah baik-baik aja. Santai, sya" ujar Airin

Rasya hanya mengangguk. Dia diam memperhatikan Airin yang juga diam menatap dirinya.

"Sya, kita sepertinya harus kembali ke kelas" ujar Anggi. Sebenarnya, Anggi tidak ingin mengganggu momen mereka berdua. Namun, mereka harus segera kembali ke kelas dan membiarkan Airin segera beristirahat.

"Ah, iya. Gue sama Anggi pergi ke kelas dulu" pamit Rasya yang diangguki oleh Airin

Setelah Rasya dan Anggi pergi, Airin merasa lega. Niat awalnya hanya berpura-pura malah menjadi dirinya yang repot.

Dia kebingungan di kamar UKS ini, tidak ada yang bisa dia lakukan. Merasa kantuk telah datang, mau tidak mau dirinya harus tidur.

Tak lama, Airin pun tertidur pulas karena obat yang di minumnya.

...****************...

Di kelas, terjadi kericuhan akibat perbuatan Adella dan Anna. Karena ulah jahil mereka dan yang menjadi korbannya adalah guru pengajar, membuat mereka harus berurusan dengan ruang BK.

"ADELLA..... FIRANA....." teriak Bu Dina dengan kesalnya

"Kalian berdua ikut ibu ke ruang BK. Sekarang"

"Dan untuk yang lain, kalian kerjakan tugas halaman 34. Mengerti kalian?"

"Baik bu" ujar para siswa serempak

Bu Dina segera membawa Adella dan Anna ke ruang BK. Dirinya akan melaporkan kejadian hari ini.

Setelah dari ruang BK, Adella dan Anna mendapatkan hukuman membersihkan kamar mandi dan halaman.

"Kenapa malah Bu Dina sih yang kena, bukan Anggi " keluh Adella

"Lo yang gimana, katanya Anggi mau masuk. Jadi ya yang buka pintu pasti Anggi dong" elak Anna

"Sial banget" Adella tidak terima dengan keadaan

Niat nya adalah membuat Anggi jera. Dirinya tak terima di skorsing karena Anggi, melihat kedekatan Anggi dengan Aaron dan sekarang dirinya bertambah kesal karena mendapatkan hukuman gara-gara Anggi lagi.

"Gue bakal bales. Gue bakal buat lo jera dan nggak bakalan berani deket sama Aaron" batin Adella

...****************...

Bel pulang sekolah berbunyi. Aaron datang ke kelas Airin untuk menjemputnya.

Terlihat Airin yang masih sibuk membereskan barang-barangnya, Aaron dengan santai masuk ke dalam kelas Airin.

"Dek, hari ini kamu pulang dengan Kak Fitri ya. Kakak sudah hubungi dia tadi" ujar Aaron

"Loh, kenapa? kakak mau kemana?" tanya beruntun Airin

"Kakak harus ke kantor buat gantiin kakak yang sekarang sedang diluar kota, kalau kamu lupa"

"Ah, Ya udah deh"

"Ya udah, ayo kita pulang. Kak Fitri sudah ada di parkiran"

"Kak Fitri... Apa Kak Fitri yang aku kenal?" batin Rasya

Airin yang mendengar suara hati Rasya pun ikut bingung. Apakah Rasya mengenal Kak Fitri, pikirnya

Namun, dirinya tak bisa bertanya ke Rasya karena dirinya dan Aaron sepakat untuk menyembunyikan kemampuan mereka. Jika dia bertanya, kemungkinan besar Rasya akan curiga dengannya

"Dek, kenapa melamun?" tanya Aaron. Aaron takut bahwa Airin masih merasakan sakit di kepalanya.

"Tidak kak, tidak ada apa-apa. Ayo pergi"

Saat di koridor, mereka tak sengaja melihat bayangan hitam yang bergerak keluar dari ruang musik. Airin dan Aaron saling pandang, mereka bingung dengan apa yang mereka lihat.

Rasya yang melihat gelagat aneh dari Aaron dan Airin segera menghampiri mereka. Dia menepuk pundak keduanya dan memanggil mereka.

Aaron dan Airin yang terkejut pun menjadi tersentak dan melihat ke belakang.

"Kalian berdua, kenapa?" tanya Rasya

"Tidak apa-apa. Ayo segera pulang" ajak Aaron dan diangguki oleh Airin

Rasya tidak percaya dengan mereka, namun dirinya tidak ingin menperpanjang dan mencecar mereka dengan pertanyaan. Akhirnya, mereka bertiga pergi ke area parkir sekolah bersama-sama.

Saat di parkiran, terlihat seseorang dengan pakaian formal seperti sedang menunggu seseorang.

"Kak Fitri" teriak Airin dari kejauhan

Fitri yang merasa dipanggil pun menengok ke arah sumber suara. Namun alangkah terkejutnya melihat seseorang yang berjalan bersama dengan junjungannya.

Dirinya mengenal pemuda yang jalan bersama junjungannya. Namun, dirinya tak bisa berbuat apa-apa.

"Kak, maaf ya menunggu lama" ujar Airin

"Tidak apa-apa nona, sudah kewajiban saya"

"Kak Fitri, apa kabar?" ujar Rasya. Sapaan yang dilontarkan Rasya membuat Airin, Aaron dan Fitri terkejut.

Fitri melihat wajah kebingungan Airin dan Aaron. Mereka menatap Fitri seolah bertanya, apakah dirinya mengenal pemuda yang ikut bersama mereka.

"Kabar saya baik, tuan muda Indrawijaya"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!