Ingatan Papa Chen dan Mama Fang

Xiang Yan melangkah cepat menuju koperasi sekolah. Di sana, ia membeli seragam baru lengkap untuk Xiao Yan, lalu segera kembali ke area kamar mandi. Tidak ingin langsung masuk dan membuat suasana semakin canggung, ia mencari seorang gadis yang terlihat sedang menunggu di dekat area tersebut.

Ia melihat seorang gadis berkacamata yang berjalan di depannya dan tampak kebingungan. Dengan ramah, Xiang Yan mendekatinya dan berkata, "Maaf, bisa bantu saya sebentar? Adik saya di dalam kamar mandi, dia butuh seragam ini. Tolong antarkan ini kepadanya."

Gadis berkacamata itu mengangguk sopan. "Tentu, saya akan memberikannya," jawabnya. Xiang Yan menyerahkan seragam tersebut sambil tersenyum singkat. "Terima kasih banyak," ucapnya sebelum melangkah pergi.

Setelah itu, Xiang Yan mengirimkan pesan singkat kepada Xiao Yan:

"Seragammu sudah kuantarkan lewat gadis berkacamata yang baru masuk. Aku ada urusan mendesak di kelas, jadi tidak bisa menunggumu. Jangan lama-lama."

Tanpa menunggu balasan, Xiang Yan segera berjalan menuju kelas. Kepalanya penuh dengan berbagai pikiran, terutama tentang sikap Xiao Yan yang mulai membuatnya khawatir. Namun, ia memutuskan untuk fokus pada pelajaran lebih dulu sebelum mengambil langkah berikutnya untuk menangani masalah ini.

Xiao Yan yang melihat pesan dari Xiang Yan segera membuka pintu bilik kamar mandi. Di depan pintu, berdiri seorang gadis berkacamata yang tampak sedikit gugup. Gadis itu menyerahkan seragam baru kepadanya sambil berkata pelan, "Ini seragammu. Kakakmu yang menitipkan."

Xiao Yan tersenyum manis, dengan sikap yang tiba-tiba sangat ramah. "Terima kasih banyak, kamu baik sekali sudah repot-repot membawakan ini untukku. Semoga harimu menyenangkan!" katanya dengan nada manis. Gadis itu hanya mengangguk kikuk, terkejut dengan perubahan sikap Xiao Yan yang tampak begitu sopan dan hangat.

Setelah gadis itu pergi, Xiao Yan menutup pintu bilik kembali. Ia segera melepas hoodie Xiang Yan dan menggantinya dengan seragam baru yang bersih. Pandangan wajahnya berubah, mencerminkan tekad baru. “Aku tidak akan kalah begitu saja,” gumamnya pelan sambil merapikan penampilannya di depan cermin kecil di kamar mandi.

Setelah memastikan dirinya terlihat rapi, Xiao Yan melangkah keluar dari kamar mandi dengan percaya diri. Ia berjalan menuju kelasnya, berusaha menenangkan diri sambil menyusun strategi baru dalam pikirannya.

Miao Miao yang masih duduk santai di meja kantin melirik jam dinding di ujung ruangan. Ia menyadari waktu istirahat hampir habis. Dengan senyum kecil, ia menoleh kepada kedua temannya yang sedang asyik mengobrol.

"Ayo, kita kembali ke kelas. Bel sebentar lagi berbunyi," ajaknya sambil merapikan meja dari sisa makanannya.

Kedua temannya mengangguk setuju. "Benar juga, jangan sampai terlambat lagi," kata Shen Ling sambil mengambil tasnya.

"Kalau terlambat, bisa-bisa kena omelan Guru Daiyu lagi," celetuk teman yang lain sambil tertawa kecil.

Miao Miao hanya tersenyum tipis. "Kita sudah cukup membuat drama hari ini. Jangan tambah masalah lagi," candanya ringan, membuat suasana semakin santai.

Ketiganya pun berjalan bersama menuju kelas, berbincang ringan sepanjang jalan, sementara Miao Miao tetap memasang sikap tenangnya, seolah-olah insiden di kantin tadi hanyalah kejadian kecil yang tidak berarti.

Di ruang tamu yang elegan, Tuan Chen duduk dengan serius, melipat tangan di atas meja. Nyonya Fang di sebelahnya tampak gelisah, memegang cangkir teh yang belum tersentuh.

Papa Chen membuka pembicaraan, "Kau lihat, sayang, Miao Miao sepertinya sengaja menelepon kita melalui video call tadi. Dan kau dengar apa yang dia katakan setelah kita menyapanya?"

Mama Fang mengangguk pelan, mencoba mengingat percakapan tadi. "Benar sekali. Dia bilang kita akan melihat sebuah pertunjukan. Aku merasa... dia tahu akan ada kejadian itu. Jangan-jangan..."

Keduanya saling menatap, ekspresi mereka penuh tanda tanya.

Lalu, hampir bersamaan, mereka berbicara dengan nada terkejut, "Apakah kamu mendengar kata hati Miao Miao?"

Sesaat sunyi meliputi ruangan. Perlahan, mereka mengangguk bersama, menyadari hal yang sama.

Mama Fang langsung menutup mulutnya dengan tangan, tampak tak percaya. "Bagaimana mungkin? Ini tidak masuk akal!"

Papa Chen menggelengkan kepalanya perlahan, mencoba mencerna semuanya. "Tapi jika benar... ini berarti ada sesuatu yang lebih besar tentang Miao Miao yang belum kita pahami."

Di ruang tamu, Mama Fang meletakkan cangkir tehnya dengan semangat, lalu menatap Papa Chen penuh antusias.

"Kau ingat saat kita menjemput Miao Miao di panti asuhan?" tanyanya. "Apakah kamu merasa dia terlihat sangat antusias dan matanya berbinar-binar ketika melihat kendaraan kita?"

Papa Chen mengangguk pelan. "Ya, aku ingat. Dia bahkan sempat bertanya banyak tentang kita dan rumah kita di perjalanan."

Mama Fang melanjutkan dengan nada serius, "Tapi setelah sampai di rumah, aku merasa dia berubah. Dia terlihat... berbeda. Tidak seantusias sebelumnya. Reaksinya terhadap rumah besar kita justru biasa saja, seperti ini bukan hal yang baru baginya."

Papa Chen mengerutkan kening, merenungkan kata-kata istrinya. "Hmm, benar juga. Aku sempat heran dengan sikapnya. Kukira mungkin dia sedang lelah atau gugup, tapi kau benar, itu tidak seperti ekspresi anak yang baru pertama kali melihat kemewahan."

Mama Fang menggigit bibirnya, ragu sejenak sebelum melanjutkan. "Dan tahu tidak? Saat itu juga, aku mendengar sesuatu... suara dalam hatinya."

Papa Chen menatapnya dengan tajam. "Maksudmu... kau mendengar kata hatinya untuk pertama kalinya saat itu?"

Mama Fang mengangguk perlahan. "Iya, aku mendengar sesuatu yang dia pikirkan. Tapi aku tidak yakin apa artinya. Ini seperti kemampuan aneh yang baru terjadi setelah Miao Miao kembali pada kita."

Papa Chen mengangguk pelan, lalu menatap Mama Fang dengan pandangan serius. "Iya, aku juga pertama kali mendengar suara dalam hati Miao Miao saat dia menginjakkan kaki di mansion kita."

Mama Fang yang penasaran langsung bertanya, "Apa yang kamu dengar, Pa?"

Papa Chen menghela napas panjang, mencoba mengingat dengan jelas. "Kalau tidak salah, Miao Miao bilang... 'Rumah ini adalah mimpi burukku.' Lalu dia juga menyebut sesuatu tentang... serigala putih di rumah ini."

Mama Fang menutup mulutnya dengan tangan, matanya melebar. "Hem, seperti Mama juga ingat. Pertama kali dia mengucapkan itu, Mama benar-benar syok dan tidak percaya."

Papa Chen menatap istrinya, mencoba menenangkan. "Saat itu aku juga tidak mengerti apa maksudnya. Tapi sekarang, semakin kupikirkan, rasanya ada sesuatu yang harus kita perhatikan lebih dalam. Miao Miao sepertinya tahu lebih banyak daripada yang dia tunjukkan."

Mama Fang mengangguk, ekspresinya penuh kebingungan dan kekhawatiran. "Ya, Pa. Kalau benar begitu, kita harus mencari tahu apa maksudnya serigala putih dan kenapa dia menyebut rumah ini mimpi buruk. Ini seperti ada sesuatu yang ingin dia sampaikan, tapi dia memilih untuk menyimpannya."

Mama Fang menghela napas panjang sambil mengingat kembali. "Oh, aku baru ingat, beberapa kali Miao Miao menyebutkan tentang kehidupan sebelumnya atau kehidupan kedua."

Papa Chen memandang istrinya dengan penuh rasa ingin tahu. "Apakah mungkin putri kita, Miao Miao, mengalami reinkarnasi atau mengulang kehidupan, sayang?"

Mama Fang tampak berpikir keras sebelum menjawab. "Bisa jadi. Kau tahu kejadian saat Xiao Yan bilang kehilangan perhiasannya?"

Papa Chen mengangguk. "Ya, sebelum itu aku mendengar Miao Miao seolah tahu apa yang akan terjadi. Dia berkata dalam hati kalau Xiao Yan akan menjebaknya dan kita berdua akan menghukumnya."

Mama Fang menambahkan, suaranya penuh keyakinan. "Tapi kemudian perhiasan itu ditemukan oleh maid kita. Itu bukan kebetulan, kan? Seolah-olah dia tahu apa yang akan terjadi. Ia membalikkan keadaan atas ketidak salah nya."

Papa Chen mengangguk setuju. "Iya, dia seperti tahu masa depan. Kalau benar seperti itu, kita harus lebih waspada, sayang. Miao Miao mungkin memiliki alasan kuat kenapa dia melakukan semua ini."

Mama Fang tersenyum tipis, meski matanya menunjukkan kekhawatiran. "Benar, Pa. Kita harus melindungi Miao Miao, apapun yang sebenarnya terjadi."

Terpopuler

Comments

Minartin Tikurano

Minartin Tikurano

karna manusia berburu domba adalah anak angkat yg ta tw terimah kasih,

2025-01-22

1

DN

DN

Alhamdulillah....akhirnya ortu nya sadar jg.

2025-01-08

0

mardhia ika

mardhia ika

ini nih yg di tunggu ortuny akhirny sadr

2025-01-02

0

lihat semua
Episodes
1 Tragedi
2 Kembali Ke Titik Awal
3 Berbagi Kamar? Ogah!
4 Kunjungan Xiao Yan
5 Salah Lawan
6 Miao Miao Benar
7 Hangzhou International School
8 Masalah Di Kantin Sekolah
9 Perdebatan Di Mall
10 Tidak Perlu Malu
11 Renungan Malam
12 Penampilan Memukau
13 Jalanan Yang Sibuk
14 Hampir Lupa
15 Hasil Kerja Tim
16 Shick Shack Shock
17 Happy New Years 2025!
18 Balasan Untukmu
19 Ingatan Papa Chen dan Mama Fang
20 Keputusan
21 CM2
22 CEO Muda Zhenhua Innovations
23 Tertarik
24 Hukuman Untuk Xiao Yan
25 Mendengar Juga
26 Hari Libur
27 Kegiatan Miao Miao
28 Bertemu Zhan Zhao
29 Time Zone Berisik
30 Gosip Murahan
31 Fakta Pertama
32 Xiao Yan Terluka
33 Semoga Cepat Sadar
34 Selebriti Dadakan
35 Kekhawatiran Zhan Zhao
36 Berbagai Pemikiran
37 Live Music
38 Preman Bayaran
39 Kakak Gendeng, Ku jadikan Pepes
40 Keputusan Papa dan Mama Chen
41 Obat Vitamin untuk Papa dan Mama Chen
42 Tenggelam Dalam Pikiran
43 Masa Depan CEO Zhan Zhao
44 Perbincangan Asyik Nenek Zhan
45 Perjodohan Masa Kecil Keluarga Chen
46 Bom Meledak di Tengah Keheningan
47 Suasana Kediaman Chen Yang Sibuk
48 Hanya Ingin Menggodamu
49 Apakah Dia Mulai Gila?
50 Harapan Miao Miao Suatu Saat Nanti
51 Kilatan Iri di Mata nya
52 Membalikkan Keadaan
53 Semakin Lama Semakin Aneh
54 Kedatangan Zhan Zhao
55 Jadi Begitu....
56 Jangan Mudah Percaya
57 Berusaha Mencegah Chen Li Ming
58 Ada Sesuatu Yang Salah
59 Jangan Biarkan Dia Pergi
60 Kalian Datang Lebih Cepat
61 Kenapa Perlu Mempertimbangkan
62 Pertunangan Miao Miao dan Zhan Zhao
63 Penangkapan Xiao Yan dan Keluarganya
64 Akhir Xiao Yan dan Keluarganya
65 Kelulusan Miao Miao
66 Rencana Liburan
67 Terima Kasih, Sayang
68 Asyik Ciuman Pertama
69 Truth Or Dare
70 Hatiku Tak Akan Selamat
71 Kepompong Kecil
72 Melamar Di Kebun Buah
73 Ayo Masuk dan Istirahat
74 Genggaman Tangan Hangat
75 Matanya Membulat Penuh Kejutan
76 Terima Kasih Telah Menjadi...
77 Tanganku Tak Akan Lari
78 Sesuatu Penting
79 Hujan Romantis
80 Lamaran
81 Kamu Istriku dan Aku Suamimu
82 Hallo Pembaca Setia
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Tragedi
2
Kembali Ke Titik Awal
3
Berbagi Kamar? Ogah!
4
Kunjungan Xiao Yan
5
Salah Lawan
6
Miao Miao Benar
7
Hangzhou International School
8
Masalah Di Kantin Sekolah
9
Perdebatan Di Mall
10
Tidak Perlu Malu
11
Renungan Malam
12
Penampilan Memukau
13
Jalanan Yang Sibuk
14
Hampir Lupa
15
Hasil Kerja Tim
16
Shick Shack Shock
17
Happy New Years 2025!
18
Balasan Untukmu
19
Ingatan Papa Chen dan Mama Fang
20
Keputusan
21
CM2
22
CEO Muda Zhenhua Innovations
23
Tertarik
24
Hukuman Untuk Xiao Yan
25
Mendengar Juga
26
Hari Libur
27
Kegiatan Miao Miao
28
Bertemu Zhan Zhao
29
Time Zone Berisik
30
Gosip Murahan
31
Fakta Pertama
32
Xiao Yan Terluka
33
Semoga Cepat Sadar
34
Selebriti Dadakan
35
Kekhawatiran Zhan Zhao
36
Berbagai Pemikiran
37
Live Music
38
Preman Bayaran
39
Kakak Gendeng, Ku jadikan Pepes
40
Keputusan Papa dan Mama Chen
41
Obat Vitamin untuk Papa dan Mama Chen
42
Tenggelam Dalam Pikiran
43
Masa Depan CEO Zhan Zhao
44
Perbincangan Asyik Nenek Zhan
45
Perjodohan Masa Kecil Keluarga Chen
46
Bom Meledak di Tengah Keheningan
47
Suasana Kediaman Chen Yang Sibuk
48
Hanya Ingin Menggodamu
49
Apakah Dia Mulai Gila?
50
Harapan Miao Miao Suatu Saat Nanti
51
Kilatan Iri di Mata nya
52
Membalikkan Keadaan
53
Semakin Lama Semakin Aneh
54
Kedatangan Zhan Zhao
55
Jadi Begitu....
56
Jangan Mudah Percaya
57
Berusaha Mencegah Chen Li Ming
58
Ada Sesuatu Yang Salah
59
Jangan Biarkan Dia Pergi
60
Kalian Datang Lebih Cepat
61
Kenapa Perlu Mempertimbangkan
62
Pertunangan Miao Miao dan Zhan Zhao
63
Penangkapan Xiao Yan dan Keluarganya
64
Akhir Xiao Yan dan Keluarganya
65
Kelulusan Miao Miao
66
Rencana Liburan
67
Terima Kasih, Sayang
68
Asyik Ciuman Pertama
69
Truth Or Dare
70
Hatiku Tak Akan Selamat
71
Kepompong Kecil
72
Melamar Di Kebun Buah
73
Ayo Masuk dan Istirahat
74
Genggaman Tangan Hangat
75
Matanya Membulat Penuh Kejutan
76
Terima Kasih Telah Menjadi...
77
Tanganku Tak Akan Lari
78
Sesuatu Penting
79
Hujan Romantis
80
Lamaran
81
Kamu Istriku dan Aku Suamimu
82
Hallo Pembaca Setia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!