Jalanan Yang Sibuk

Miao Miao melangkah keluar dari rumah dengan langkah ringan, merasakan kebahagiaan yang membuncah di dalam dadanya. Seiring dengan melangkah menuju garasi, ia bisa merasakan tatapan iri dari seseorang yang sudah pasti Miao Miao tau siapa itu. Namun, Miao Miao sama sekali tidak peduli. Ia lebih memilih untuk menikmati hari ini dan setiap kesempatan yang datang.

Ketika pintu garasi terbuka, matanya langsung tertuju pada mobil sport baru yang diberikan oleh Papa Chen. Tak lupa ia membunyikan mobil tersebut, takut salah ambil mobil. Mobil itu berkilau, warna perak yang memantulkan sinar matahari pagi, seolah menantang dunia. "Wow," gumamnya pelan, senyum tak bisa ia sembunyikan.

Miao Miao membuka pintu mobil, duduk dengan anggun, dan menyentuh stir mobilnya. Hatinya melompat kegirangan. "Hari ini, aku akan menjalani hari yang luar biasa!" pikirnya, lalu dengan cekatan, ia menghidupkan mesin dan melaju menuju sekolah.

Saat di perjalanan, ia merasakan angin yang berhembus lembut melalui jendela mobil yang sedikit terbuka. Setiap detik terasa sempurna, dan Miao Miao merasa seperti dunia ini miliknya. Namun, begitu sampai di lampu merah, pandangannya tertuju pada sebuah pemandangan yang membuat hatinya tergerak.

Di sisi jalan, ada seorang nenek bungkuk, dengan tongkat dan barang bawaannya, yang tampak ragu untuk menyeberang. Langkahnya lambat, dan ia tampak sedikit takut dengan kendaraan yang melintas. Miao Miao, yang biasa terjebak dalam rutinitas kesibukan pribadi, kini merasakan dorongan untuk membantu.

Ia menurunkan kaca mobil sedikit, menyentuh klakson dengan lembut, dan segera keluar dari mobilnya dengan langkah cepat dan penuh percaya diri. Miao Miao, dengan wajah cantik dan senyum memikat, membuat pengendara yang berada di sekitar sana terpesona. Pakaian seragam sekolah yang ia kenakan semakin menambah kesan anggun pada dirinya, sementara outfit outer mahal yang melengkapinya memberikan kesan elegan. Semua orang di sekitar tampak tertegun melihat kehadirannya.

"Permisi, Nenek," kata Miao Miao dengan suara lembut namun penuh karisma, mendekati sang nenek. "Saya akan membantu Anda menyeberang jalan."

Sang nenek memandang Miao Miao dengan tatapan bingung, namun setelah melihat senyum manis di wajah gadis itu, ia merasa sedikit tenang. "Ah, terima kasih, Nak," jawab nenek itu pelan.

Miao Miao memegang tangan sang nenek dengan lembut, dan membawa barang bawaan nya, kemudian melangkah perlahan menyamping bersama nenek tersebut. Tak lama kemudian, seorang cowok yang juga mengenakan seragam sekolah yang sama dengan Miao Miao, mendekat. Melihat apa yang terjadi, ia segera menawarkan bantuan. "Nenek, saya bantu juga," ujarnya dengan sopan, mencoba membantu menuntun sang nenek, dan mengambil barang yang dipegang oleh Miao Miao.

Tiba-tiba, beberapa pengendara lain yang berada di lampu merah ikut berhenti, meskipun lampu hijau sudah menyala di beberapa sisi. Mereka merasa tergerak oleh tindakan baik Miao Miao. Salah satu pengendara motor menghentikan motornya dan berteriak, "Ayo, bantu nenek ini menyeberang!"

Bukan hanya itu, beberapa mobil yang berada di belakang juga berhenti dan pengemudi mereka ikut memberikan jalan. Miao Miao merasa hangat di hatinya, menyadari betapa kebaikan kecil bisa membuat perbedaan besar di dunia ini.

Setelah beberapa detik, nenek tersebut akhirnya bisa melangkah aman di trotoar seberang. Miao Miao menundukkan kepala sebagai ucapan terima kasih kepada semua orang yang telah membantu dengan senyum yang semakin merekah.

Sebelum berlari kembali menuju mobilnya, ia menoleh sekali lagi ke arah sang nenek. "Semoga hari Anda menyenangkan, Nenek," ucapnya dengan tulus.

Sang nenek membalas dengan senyuman lebar, "Terima kasih, Nak. Kamu benar-benar baik hati."

Miao Miao berbalik, kembali masuk ke dalam mobil dan menutup pintu. Begitu lampu hijau menyala, ia segera melaju kembali, melanjutkan perjalanannya menuju sekolah. Namun, sebelum ia bisa melanjutkan, terdengar bunyi klakson yang sangat ramai.

Klakson itu berasal dari pengendara yang ada di lampu merah tempat Miao Miao berhenti tadi. Tidak hanya dari lampu merah tempat Miao Miao berada, namun juga dari lampu merah di seberang, orang-orang mulai memberi perhatian pada Miao Miao.

Beberapa pengendara, baik dari arah berlawanan maupun yang masih menunggu di belakang Miao Miao, mulai menyoraki dengan tepuk tangan ringan, menghargai kebaikan dan keramahan yang ditunjukkan oleh Miao Miao. Tindakan kecil itu, meskipun sepele, terasa sangat menyentuh hati banyak orang.

Miao Miao hanya tersenyum malu dan melambaikan tangan, tidak mengira bahwa tindakan kebaikannya akan mendapat perhatian sebesar itu. Ia merasa sedikit canggung, namun senyumannya tetap manis. Tak lama setelah itu, lampu merah berubah menjadi hijau, dan Miao Miao melanjutkan perjalanan ke sekolah dengan hati yang lebih ringan.

Di sepanjang jalan, meskipun perjalanan menuju sekolah terasa cukup biasa, Miao Miao merasa seperti dunia menyambutnya dengan cara yang baru. Ia tidak hanya membawa mobil sport baru, tetapi juga membawa sikap yang berbeda, jauh dari yang dulu. Hari ini, seolah semuanya berjalan dengan sempurna.

...****************...

Xiang Yan yang berada di sisi lampu merah yang berbeda, karena mengambil jalan kesekolah dengan berbeda dengan Miao Miao, sedikit lebih jauh dari Miao Miao, tidak bisa menahan rasa bangga yang tiba-tiba muncul di dalam hatinya. Ia menyaksikan dengan cermat bagaimana Miao Miao, yang selama ini terlihat sedikit tertutup dan cuek setelah di jemput dari Panti, kini menunjukkan sisi kelembutan dan perhatian terhadap orang lain. Ketika Miao Miao menolong nenek yang hendak menyeberang jalan, Xiang Yan bisa merasakan bahwa adiknya itu tidak hanya cantik luar biasa, tetapi juga memiliki hati yang mulia.

Dari kejauhan, Xiang Yan melihat Miao Miao yang dengan penuh percaya diri melangkah ke arah nenek tersebut, menolongnya dengan penuh perhatian, dan membuat banyak orang terkesan. Tanpa sadar, ia tersenyum bangga dan merasa hatinya sedikit tersentuh oleh aksi kecil itu. "Gadis kecilku mulai menunjukkan sisi lain," pikir Xiang Yan, merasa terharu.

Ia pun segera mengeluarkan ponselnya dari saku, mengarahkan kamera dan memotret adegan tersebut. Dalam gambar itu, Miao Miao tampak sempurna, senyum manisnya, penuh perhatian kepada sang nenek, dan tatapan penuh kasih. Setelah memastikan fotonya bagus, Xiang Yan mengirimkan foto tersebut ke grup keluarga mereka, yang terdiri dari Papa Chen, Mama Fang, Zhi Hao, dan Li Ming serta Xiao Yan.

Didalam grup itu Miao Miao belum pernah bergabung. Karena mereka belum punya nomor Miao Miao karena baru 3 hari, Miao Miao bersama, jadi mereka lupa. Namun, Xiang Yan merasa bahwa ini adalah momen yang tepat untuk memberitahukan keluarga tentang apa yang adiknya lakukan.

Ketika grup keluarga tersebut menerima pesan dari Xiang Yan, Papa Chen, Mama Fang, Zhi Hao, dan Li Ming mulai memperhatikan foto itu dengan rasa penasaran.

Papa Chen: "Xiang Yan, ini Miao Miao? Bagus sekali."

Mama Fang: "Aku tidak percaya ini adikmu, Xiang Yan. Begitu perhatian dan penuh kasih. Terharu Mama melihatnya."

Zhi Hao: "Apa? Miao Miao? Aku tidak tahu dia sebaik itu."

Li Ming: "Ini foto bagus."

Xiang Yan membaca pesan-pesan di grup keluarga tersebut dengan senyuman tipis di bibirnya. Ia merasa bangga dan lega karena keluarganya melihat sisi baik dari Miao Miao. Meskipun ia tahu Miao Miao baru di keluarga nya, ia merasa perlu dekat dengan Miao Miao.

Setelah itu, Xiang Yan melanjutkan perjalanannya ke sekolah, meninggalkan lampu merah yang telah berganti hijau. Namun, perasaan bangga dan senang itu tetap ada di dalam hatinya. Sambil mengendarai mobil, ia tidak bisa berhenti tersenyum, membayangkan bagaimana keluarga mereka akan semakin mengenal Miao Miao lebih baik.

...****************...

Sementara itu, di garasi, Xiao Yan masih berada di dalam mobilnya dengan wajah penuh amarah. Ia mengingat kejadian di ruang makan tadi, bagaimana Miao Miao mendapat perhatian penuh dari Papa Chen dan Mama Fang, bahkan mendapatkan hadiah berupa mobil sport mewah yang jauh lebih mahal dibanding mobil yang diberikan padanya.

"Kenapa selalu dia? Apa istimewanya dia sampai semua orang berlutut memujanya?" geram Xiao Yan dalam hati. Xiao Yan lupa jika ia telah dimanja oleh keluarga Chen selama ±11 tahun.

Tangannya mengepal kuat di kemudi, dan tanpa sadar ia menghentakkan kakinya ke pedal gas, menghasilkan suara mesin yang menggema di garasi. Nafasnya tersengal karena rasa marah yang tak terkendali. Ia merasa seperti berada di titik puncak kecemburuan dan kebencian terhadap Miao Miao.

Tak lama, ponselnya bergetar di dasbor, menandakan ada notifikasi masuk. Dengan kesal, Xiao Yan meraihnya dan membuka pesan tersebut. Itu adalah pesan dari grup keluarga mereka.

Ketika ia membuka pesan itu, jantungnya seperti ditusuk, pesan itu adalah kiriman foto dari Xiang Yan. Dalam foto tersebut, Miao Miao terlihat tengah menolong seorang nenek menyeberang jalan. Wajahnya terlihat begitu cantik dan anggun, sementara latar belakangnya penuh dengan pengendara yang tampak kagum.

Xiao Yan membaca pesan-pesan yang menyertai foto itu. Setiap kata pujian itu seperti belati yang menusuk hati Xiao Yan. Ia menggigit bibir bawahnya hingga hampir berdarah. "Apa-apaan ini? Miao Miao lagi, Miao Miao lagi! Bahkan kakak pertama yang biasanya netral sekarang ikut berkomentar. Apa mereka semua lupa, ada aku disini?!" pikirnya penuh dendam.

Tangannya bergetar saat menggenggam ponsel. "Lihat saja, akan aku balik keadaannya nanti" bisiknya penuh dendam. Pikirannya mulai dipenuhi rencana untuk menjatuhkan Miao Miao.

Ia melempar ponselnya ke jok samping, lalu menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. "Sabar, Xiao Yan. Tidak perlu terburu-buru," pikirnya dengan senyum manipulatif yang kembali menghiasi wajahnya.

Setelah beberapa saat, Xiao Yan menghidupkan kembali mobilnya dan keluar dari garasi. Namun, hatinya tetap dipenuhi rencana jahat. Apa yang baru saja terjadi hanya mempertebal niatnya untuk menghancurkan Miao Miao. Lalu Xiao Yan sambil melaju menuju sekolah, dengan api dendam yang terus menyala di dalam dirinya.

Terpopuler

Comments

Setya

Setya

Enaknya di dunia fantasi tidak di realita, aku jg pernah bantu nenek2 kdang kakek2 nyberang jalan.
Boro2 banyak perhatian atau ada yg kagum mlahan bnyak yang gak mau berhenti atau maen nyelonong aja, ada jg yg bilang goblok ke kita. pdhal jelas2 kalo orang tua itu jlannya lambat, ya mbok ngalah kek bukannya goblok2in 😭😭
Intinya aku cm orang biasa dan tidak secantik sperti di novel ini 🤣🤣

2025-04-11

0

Tala Sakila

Tala Sakila

sepertinya zioyan punya orang tua,dia cama mau ngambil hartanya aja

2025-01-29

1

✨✨✨~*I'M ANTAGONIS*~✨✨✨

✨✨✨~*I'M ANTAGONIS*~✨✨✨

kerana dia tu anak kandung sedangkan lo cuma anak pungut 😌

2025-01-26

2

lihat semua
Episodes
1 Tragedi
2 Kembali Ke Titik Awal
3 Berbagi Kamar? Ogah!
4 Kunjungan Xiao Yan
5 Salah Lawan
6 Miao Miao Benar
7 Hangzhou International School
8 Masalah Di Kantin Sekolah
9 Perdebatan Di Mall
10 Tidak Perlu Malu
11 Renungan Malam
12 Penampilan Memukau
13 Jalanan Yang Sibuk
14 Hampir Lupa
15 Hasil Kerja Tim
16 Shick Shack Shock
17 Happy New Years 2025!
18 Balasan Untukmu
19 Ingatan Papa Chen dan Mama Fang
20 Keputusan
21 CM2
22 CEO Muda Zhenhua Innovations
23 Tertarik
24 Hukuman Untuk Xiao Yan
25 Mendengar Juga
26 Hari Libur
27 Kegiatan Miao Miao
28 Bertemu Zhan Zhao
29 Time Zone Berisik
30 Gosip Murahan
31 Fakta Pertama
32 Xiao Yan Terluka
33 Semoga Cepat Sadar
34 Selebriti Dadakan
35 Kekhawatiran Zhan Zhao
36 Berbagai Pemikiran
37 Live Music
38 Preman Bayaran
39 Kakak Gendeng, Ku jadikan Pepes
40 Keputusan Papa dan Mama Chen
41 Obat Vitamin untuk Papa dan Mama Chen
42 Tenggelam Dalam Pikiran
43 Masa Depan CEO Zhan Zhao
44 Perbincangan Asyik Nenek Zhan
45 Perjodohan Masa Kecil Keluarga Chen
46 Bom Meledak di Tengah Keheningan
47 Suasana Kediaman Chen Yang Sibuk
48 Hanya Ingin Menggodamu
49 Apakah Dia Mulai Gila?
50 Harapan Miao Miao Suatu Saat Nanti
51 Kilatan Iri di Mata nya
52 Membalikkan Keadaan
53 Semakin Lama Semakin Aneh
54 Kedatangan Zhan Zhao
55 Jadi Begitu....
56 Jangan Mudah Percaya
57 Berusaha Mencegah Chen Li Ming
58 Ada Sesuatu Yang Salah
59 Jangan Biarkan Dia Pergi
60 Kalian Datang Lebih Cepat
61 Kenapa Perlu Mempertimbangkan
62 Pertunangan Miao Miao dan Zhan Zhao
63 Penangkapan Xiao Yan dan Keluarganya
64 Akhir Xiao Yan dan Keluarganya
65 Kelulusan Miao Miao
66 Rencana Liburan
67 Terima Kasih, Sayang
68 Asyik Ciuman Pertama
69 Truth Or Dare
70 Hatiku Tak Akan Selamat
71 Kepompong Kecil
72 Melamar Di Kebun Buah
73 Ayo Masuk dan Istirahat
74 Genggaman Tangan Hangat
75 Matanya Membulat Penuh Kejutan
76 Terima Kasih Telah Menjadi...
77 Tanganku Tak Akan Lari
78 Sesuatu Penting
79 Hujan Romantis
80 Lamaran
81 Kamu Istriku dan Aku Suamimu
82 Hallo Pembaca Setia
Episodes

Updated 82 Episodes

1
Tragedi
2
Kembali Ke Titik Awal
3
Berbagi Kamar? Ogah!
4
Kunjungan Xiao Yan
5
Salah Lawan
6
Miao Miao Benar
7
Hangzhou International School
8
Masalah Di Kantin Sekolah
9
Perdebatan Di Mall
10
Tidak Perlu Malu
11
Renungan Malam
12
Penampilan Memukau
13
Jalanan Yang Sibuk
14
Hampir Lupa
15
Hasil Kerja Tim
16
Shick Shack Shock
17
Happy New Years 2025!
18
Balasan Untukmu
19
Ingatan Papa Chen dan Mama Fang
20
Keputusan
21
CM2
22
CEO Muda Zhenhua Innovations
23
Tertarik
24
Hukuman Untuk Xiao Yan
25
Mendengar Juga
26
Hari Libur
27
Kegiatan Miao Miao
28
Bertemu Zhan Zhao
29
Time Zone Berisik
30
Gosip Murahan
31
Fakta Pertama
32
Xiao Yan Terluka
33
Semoga Cepat Sadar
34
Selebriti Dadakan
35
Kekhawatiran Zhan Zhao
36
Berbagai Pemikiran
37
Live Music
38
Preman Bayaran
39
Kakak Gendeng, Ku jadikan Pepes
40
Keputusan Papa dan Mama Chen
41
Obat Vitamin untuk Papa dan Mama Chen
42
Tenggelam Dalam Pikiran
43
Masa Depan CEO Zhan Zhao
44
Perbincangan Asyik Nenek Zhan
45
Perjodohan Masa Kecil Keluarga Chen
46
Bom Meledak di Tengah Keheningan
47
Suasana Kediaman Chen Yang Sibuk
48
Hanya Ingin Menggodamu
49
Apakah Dia Mulai Gila?
50
Harapan Miao Miao Suatu Saat Nanti
51
Kilatan Iri di Mata nya
52
Membalikkan Keadaan
53
Semakin Lama Semakin Aneh
54
Kedatangan Zhan Zhao
55
Jadi Begitu....
56
Jangan Mudah Percaya
57
Berusaha Mencegah Chen Li Ming
58
Ada Sesuatu Yang Salah
59
Jangan Biarkan Dia Pergi
60
Kalian Datang Lebih Cepat
61
Kenapa Perlu Mempertimbangkan
62
Pertunangan Miao Miao dan Zhan Zhao
63
Penangkapan Xiao Yan dan Keluarganya
64
Akhir Xiao Yan dan Keluarganya
65
Kelulusan Miao Miao
66
Rencana Liburan
67
Terima Kasih, Sayang
68
Asyik Ciuman Pertama
69
Truth Or Dare
70
Hatiku Tak Akan Selamat
71
Kepompong Kecil
72
Melamar Di Kebun Buah
73
Ayo Masuk dan Istirahat
74
Genggaman Tangan Hangat
75
Matanya Membulat Penuh Kejutan
76
Terima Kasih Telah Menjadi...
77
Tanganku Tak Akan Lari
78
Sesuatu Penting
79
Hujan Romantis
80
Lamaran
81
Kamu Istriku dan Aku Suamimu
82
Hallo Pembaca Setia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!