6 Tahun lalu ...
Namaku Lyra, lengkapnya Lyra Fariska usiaku 19 tahun kini. Aku anak pertama dari 3 bersaudara berjenis kelamin perempuan semua. Tentu Bapakku yang paling tampan di rumah. Keadaan perekonomian keluarga telah memaksaku mengambil keputusan yang sangat berat. Pergi jauh dari keluargaku.
●●●●
"Benar kamu mau ke Bekasi Ly?" sapa ibu lembut membuyarkan lamunanku.
"Iya Bu, Ibu tau sendiri kerja di tempat Lyra sekarang gajinya kecil mumpung ada kesempatan Bu," lirihku.
"Lyra dengar dari Mbak Susi kerja di Bekasi enak, gajinya sesuai UMR, banyak tunjangannya, ada anter jemputnya juga. Lyra mau bekerja disana bu!" ucapku lagi, berusaha tegar namun air mata tak dapat kubendung.
"Ingin ibu tentunya kamu bekerja tak jauh dari kami. Tapi jika itu sudah keputusanmu. Ibu akan selalu mendo'akan keberhasilanmu nak asalkan kamu selalu bisa menjaga dirimu. Selalu mengabari kondisimu dan jangan lupa seletih apapun pekerjaanmu ibadah tidak boleh kau tinggalkan nak!" lirih ibu sambil mengusap air matanya.
Tak lama Bapak pun menghampiri. "Kamu mantap Ly?" ujar Bapak dengan nada datarnya.
*Yahh, memang Bapak orang yg tegas dan bukan orang yg dengan mudah mengutarkan sayang.
Hanya perilaku yg sering ia gambarkan kepada kami anak-anaknya melalui perhatiannya. Raganya seakan tak pernah letih mengantar kami anak-anaknya ke sekolah. Kadang iapun menjemputku.
Setiap ada kesempatan selalu ia luangkan untuk mengajak kami jalan-jalan. Yahh walau sekedar hanya jalan-jalan, merasakan semilir angin ataupun melihat indahnya lampu jalan. Kami sudah sangat senang. Itulah bukti sayang Bapak untuk kami.
"iya Pak, Lyra mantap," jawabku tanpa bisa menatap mata Bapak. Aku tak boleh menangis dihadapan Bapak, batinku.
Tak lama Bapak meninggalkan kami.
Ku tahu Bapak berlalu agar akupun tak melihat kesedihannya untuk berpisah dengan gadis kecilnya yang kini telah beranjak dewasa dan telah merasa memiliki kewajiban meringankan beban orang tuanya.
Aku dan ibu berpelukan saling menguatkan.
Kedua adik manisku pun ikut membaur dengan air yg telah menetes dikedua pipi halusnya.
"Mbak jaga kesehatan disana ya!" ucap Sherly yg telah lebih dewasa membaur memeluk aku dan ibu.
"Mbak nanti jangan lupa Eca ya!" ucap adik bungsuku tak ingin kalah ikut mendekap sambil mengerucutkan bibir kecilnya.
"Nggak lah sayang, Eca mau mbak beliin apa kalo mbak pulang?" tanyaku. Kulepaskan pelukan ibu dan adikku Sherly.
"Eca mau boneka berbie mbak. Mbak bawain buat eca ya!" ujarnya padaku.
"Pasti sayang," ucapku sambil menciup kedua pipi mungilnya.
Kulihat Bapak ku tersenyum melihat kedekatan terakhir kami tersebut.
Mataku bepapasan dengan mata Bapak.
Aku senang melihat senyummu Pak. Walau kutahu kebimbangan sedang menyelimutimu, batinku.
●●●●
Cerah udara pagi ini.
Sepoi angin mengiringi keberangkatanku ke kota yg akan menjadi tempat tinggalku kelak.
Bekasi.
Walau pernah 2 tahun lalu aku kesini kerumah mbak Susi. Tapi semua terasa sangat asing. Pemandangan baru yang kelak akan menyimpan banyak memori tentang kehidupanku.
Waktu menunjukkan Pukul 08.00
ketika kaki ku menginjakkan tempat baru ini.
"Assalamu'alaikumm," ucap ku ragu karna pernah sekali aku kesini dan itu sudah 2 tahun lalu.
"Wa'alaikumussalam, sebentar," terdengar suara perempuan dari balik ruangan tertutup dihadapanku.
Pintupun terbuka.
Alhamdulillah benar sosok mbak Susi dihadapanku. Ia adalah sepupuku. Anak dari kakak Bapak. Sosok berusia 24 tahun dengan tubuh sedikit berisi dan tidak terlalu tinggi itu tak pernah berubah.
"Hai Ly, ayo masuk!! Gimana perjalananmu? macet gak? Ko gak ngabarin mbak kalau sdh dekat, kamu nyasar gak kesini?" ujar mbak Susi padaku.
"Alhamdulillah lancar mbak, tadinya sempat ragu dan mengingat-ingat tapi alhamdulillah benar ini kontrakan mbak. Bapak gak bisa nganter karna gak bisa libur sama atasannya," ucapku sambil memperhatikan kontrakan 3 petak yang akan menjadi kediamanku selama bekerja di Bekasi nanti.
"Hmm.. oya, kamu nanti tes jam berapa? biar dianter temen mbak, kamu kan blm tau daerah sini," ujarnya.
"Jam 9 mbak."
"Yaudah, siap2 sana! kemeja putih dan celana hitamnya bawa kan?."
"Iya bawa mbak," jawabku
Selanjutnya kudengar sayup-sayup mbak Susi menghubungi seseorang.
"Mas Rhino, tolong antar adekku ke PT.XX ya,
mas libur kan sekarang??" ucap mbak Susi.
"Okee, aku tunggu di rumah ya!" mbak Susi menutup teleponnya.
Kulihat wajahku di cermin, kuberi pelembab wajah dan lipstik berwarna nude di wajahku.
Memang aku tak begitu suka berdandan, hanya agar tak terlihat pucat saja.
*Oya.. Thorr lupa memberi tahu.
Lyra menggunakan hijab ya😉
Memang masih hanging hijab belum syar'i tapi ia berusaha menjalankan perintah agamanya. Walau bukan dari keluarga islami sepenuhnya, waktu SMK ia pernah mengikuti ekskul Rohis yang sedikit menyentil imannya akan ada aturan berhijab dalam agamanya.
Paling tidak saat ini aku keluar rumah menggunakan hijab. Menjaga pandangan buruk terhadapku, batinku.
•
•
"Sus..."
"Eh mas Rhino, ini kenalkan adekku Lyra."
Kulihat sosok yg tiba-tiba hadir di depan pintu. Sosok tinggi 170cm dengan badan kurusnya, kutatap wajah asing itu.
Terlihat laki-laki yg baik dan cukup dewasa, sekitar usia 28 tahunan.
"Ayo Mas antar, kamu tenang aja Mas teman mbak Susi, jadi anggap seperti kakak mu juga," ucapnya lembut serasa tau ketidaknyamanan ku akan berboncengan dengan lelaki asing itu.
"Sudah sampai ya Ly, mau mas tunggu atau nanti kamu hubungi mas kalau tesnya sudah selesai, biar Mas jemput?"
"Gak usah Mas, nanti aku juga kenalan dengan teman-teman disini. Aku akan tanya alamat mbak Susi, kalau aku kesulitan baru aku hubungi mas."
°°Aku memang sosok mandiri. Setidaknya dari luar terlihat pemberani walau sebetulnya aku sosok yg mudah melow😉
●●●●
🌻Salam Cinta❤dari thor semoga karya pertama thor ini bisa di terima😊..Mohon like dan komen nya ya..biar thor semangat up nya😊😊
🌻happy reading❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Bundanya Pandu Pharamadina
nunggu berbuka puasa baca Lyra
❤❤
2023-04-12
0
Nana
selalu ku like tiap part
2022-05-07
0
Chika£Hiats
Mampir sini, sudah di fav kan...
makasih Thor 😘
2021-12-09
1