17:20
Jum'at Sore
"Bapak udah dimana? Lyra sebentar lagi turun dari bis nih," ujarku pada Bapak yang hendak menjemputku.
Aku di cengkareng saat ini, tempat kediaman kedua orang tuaku. Berhubung di PT tempatku bekerja hari Sabtu dan Minggu libur maka pulang kerja jum'at sore ini aku langsung menuju tempat kelahiranku.
"Bapak udah disini Ly, di jembatan depan pasar."
"Oh, oke iya Bapak tunggu disitu àja nanti Lyra kesana."
Kulangkahkan kakiku dengan semangat. Tak terbendung rindu yang kurasa terhadap seluruh keluargaku.
Tak lama berselang.
Dari jauh kutatap pria paruh baya itu. Ia menggunakan kaos garis berkerah dengan celana pendek coklatnya. Bapak yang tampan menurutku. Tubuhnya yang tinggi besar dan gagah. Bapak yang selalu siap mengantar dan menjemput anaknya selama Ia sedang senggang dalam pekerjaannya. Bapak yang selalu memperlihatkan senyum khasnya.
Juga gaya bicaranya yang khas menurutku, seperti sambil menggoda...💗
Lelaki paruh baya itu mengangkat tangannya melambai kearahku. Mungkin agar ku mudah mencarinya. Padahal dari jauh pun aku sudah mampu mengenali Bapak.
Saat dekat kucium punggung tangan legamnya.
"Bapak lama nunggu Lyra?"
"Nggak ko, gimana ni kabar kamu?" sambil menepuk pundakku.
"Lyra baik Pak ... udah yuk pulang!" ucapku agar Bapak tak berlama menatapku, karna sungguh mata ini serasa tak bisa membendung kerinduanku pada orang-orang yang kusayangi. Ingin mengalir terus pancaraan air dari tiap sudut mataku.
Ku seka air mataku berkali-kali.
Aku harus kuat. Gak boleh menangis sampai di rumah nanti. Jangan sampai Bapak, ibu dan adik-adik melihat kesedihanku di rumah nanti, batinku**.
"Assalamu'alaikum buu,"
"Wa'alaikum salam, Alhamdulillah sampai juga kamu Lyra."
Kuciumi punggung tangan dan kedua pipi wanita paruh baya itu. Tampak kebahagiaan terpancar dimatanya melihat putri sulungnya ini kembali kesisinya.
°°Bagaimana ini air mataku sudah tak tertahan ingin keluar dari persembunyiannya? batinku.
"Lyra istirahat ke kamar dulu ya Buu," aku berlari sambil kuseka mataku yang basah.
Mereka gak boleh melihatku menangis, fikirku.
Waktu hampir magrib.
"Lyra... kamu ko gak keluar-keluar sih? Apa kamu tidur? Kamu ngapain sih? Ko jadi main sembunyi-sembunyian?" Ibu berkali-kali memanggilku.
"I-ya Bu, nanti Lyra keluar."
Aku berdiri mematung di sudut jendela kamarku yang tertutup. Entah sudah seperti apa sembap mataku. Akupun gak berani berkaca.
Akhirnya kuputuskan untuk keluar kamar.
Karna nanti-nantipun aku harus keluar juga bertemu mereka yang menanti banyak cerita dariku.
Kubuka perlahan pintu kamarku.
"Kamu langsung makan ya Ly! Lho, apa ini? kamu habis nangis ya Lyra?" ucap ibu terdengar oleh Bapak yang sedang bersantai memejamkan matanya di ruang tamu.
"Kenapa Nok? kamu dari tadi nangis ternyata gak keluar-keluar to? Apa kamu gak betah? Apa pekerjaan mu berat disana?" Ibu terus menerus bertanya padaku sambil menepuk2 pundakku.
Bapak hanya terdiam melihatku sambil mendengarkan ibu bicara.
Aku hanya menggeleng, lidahku kelu tak sanggup berkata.
Melihat kedua orang tuaku menatapku, air mataku semakin mengalir deras. Senang melihat mereka dan hati kecil ini sesungguhnya ingin selalu dekat dengan mereka.
"Kalau kamu begini, ibu jadi sedih Ly, kemarinkan kamu yang mantap pergi.
Setelah kami mengikhlaskan kamu, kenapa kamu terlihat seperti ini??"
"Kalau kamu ragu besok kamu ga usah balik ke Bekasi lagi Ly. Cari kerja dsini saja! Ibu jadi gak tenang ngeliat kamu begini," ucap ibu lirih
"Mohon maaf ya Bu, tangis Lyra membuat seluruh keluarga resah. Tapi Lyra gak akan mundur kebelakang," jawabku mantap.
"Makasi ya Nak, ibu bangga sama kamu," ujar ibu sambil menghambur memelukku.
Kulihat Bapak masih termangu entah apa yg di fikirkannya.
🌻POV BAPAK
Maafkan Bapak nak. Kamu jadi harus berfikir jauh dari kami. Terima kasih Ly, Bapak tau ini gak mudah nak dan kamu pasti sebetulnya ingin didekat kami. Tapi kamu menyampingkan egomu agar bisa membantu perekonomian keluarga yang harusnya hanya menjadi tanggung jawab Bapak.
•
•
•
🌻BEKASI, minggu pagi Pukul 08.00
Alhamdulillah.
Udara Bekasi kembali kuhirup.
Penuh semangat ku langkahkan kaki kembali ke kota ini.
Akan kukejar mimpiku.
Aku harus kuat.
°°Jam menunjukkan Pukul 19.00
"Mbak keluar dulu ya Lyra, mau main kerumah teman Mbak."
"Oh iya Mbak," saat libur pun Mbak Susi gak di rumah. Padahal pengen deh cerita-cerita dengan mbakku itu.
Setelah kulakukan ibadah Isyaku. Kurasakan kantuk luar biasa, kurebahkan diriku di kasur Mbak Susi hingga aku terlelap.
"Mbak Susi mana ya sudah jam 22.00 kok belum pulang," ujarku kembali terjaga khawatir dengan keadaan mbakku.
Hingga sesaat kemudian terdengar mbak Susi telah pulang namun ia tak sendiri. "Siapa yang mengantar Mbak Susi?" batinku.
●●●●
🌻Happy reading❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Chika£Hiats
Semangat Lyra💪💪
2021-12-10
1
Diani Retno
semangat lyra
2021-08-25
1
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
makin seru bacanya
2021-08-20
1