"Ly, kamu masih di posisi kmarin di stage depan yaa!" ucap Mbak Dewi setelah membubarkan meeting pagi ini.
Aku sudah nampak terbiasa dan cekatan dengan pekerjaan di posisi ini.
Dari jauh kulihat sosok Engineering bertopi putih yg kemarin, tampaknya ia sedang mengelilingi line untuk memantau setiap pekerjaan kami.
Dan lagi-lagi Ia berhenti di belakangku, mengawasiku tepatnya. Memang untuk orang pengganti di wajibkan menggunakan topi merah jadi terciri sekali kalau aku bukan operator asli dipekerjaan yang ku lakukan.
Dan lagi-lagi, jantungku berdetak kencang. kenapa slalu seperti ini? Jangan sampai Ia mendengar suara detakku? dan lagi-lagi screw screw ku selalu terjatuh ke lantai saat ku ingin mengambil dan memasangnya. Bagaimana ini?" Fikirku.
Kulirik kebelakang, hahh ... ternyata matanya juga tepat sedang menatapku, langsung kubalikkan kembali wajahku.
"Kamu ada masalah?" tanyanya.
"Nggak Pak," sambil kulanjut pekerjaanku.
"Kenapa kerja tengak tengok?"
"Gapapa Pak, lagi pegel aja nih leher saya," ujarku berdalih.
"Udah bisa cepet nih kayaknya?"
"I-ya Pak," jawabku berusaha tenang.
"Bener kamu gak ada masalah di rumah?" tanyanya lagi.
"Gak ada pak."
Ada masalahnya di Bapak, tolong jangan berdiri deket-deket saya, lirihku dalam hati.😉
"Kalo gak ada masalah kenapa itu screw pada di jatuh-jatuhin kebawah?"
Hahh ... jadi Pak Dimas melihat ku menjatuhkan screw-screw dilantai, langsung spontan ku injak setiap screw yg terlihat dengan sepatuku agar tak terlihat Pak Dimas.
Oh, malunya. bisikku dalam hati.
Tak terdengar lagi suara Pak Dimas, kulirik kebelakang sosoknya sudah tidak ada lagi di belakangku.
Hahhh ... lega. Akhirnya bisa bernafas dengan baik lagi aku. Langsung ku bersihkan semua secrew yang berserakan dilantai.
Kak Arin yang mendengar & memperhatikan obrolanku dengan Pak Dimas terlihat terkikik melihatku kelakuanku.😂
Ia pun membuka obrolan,
"Lo knapa sih Ly kayaknya gw perhatiin tiap ada Pak Dimas screw lo pada jatuh terus?" kak Arin membuka obrolan dengan berbisik.
"Ly grogi Ka, jantung kayaknya mau copot," jawabku lirih agar tak terdengar yang lain.
"Iya, gw tau. Keliatan tau?" ternyata tanyanya hanya menggodaku.
"Emang Kak?"
"Banget"
"Hahhh ..." kaget ternyata ka Arin mengetahui rasaku.
"Bingung gw tau darimana? jangankan gw noh screw-screw lo aja pada tau," ujarnya sambil tersenyum mencandaiku.
"Ah kaka," jawabku tersipu.
"Menurut kaka, Pak Dimas ngerasa gak ya?" tambahku lagi.
"Iyalahh ... Dan dia seneng tuh makannya sengaja dia lama-lama berdiri di belakang lo Ly."
"Pasti dia ksini karna aku pakai topi merah Kak? takut aku buat kesalahan," ujarku menyangkal prasangka kak Arin.
"Kemarin juga ada tuh yg pake topi merah gantiin yg gak masuk, tapi dilihat sekilas langsung pergi. Gak sampe lama kayak ngeliatin lo."
"HEMMMM ...." Suara Mbak Dew menghentikan obrolan kami.
Sedari tadi ternyata Mbak Dew memperhatikan kami yg sedang berbisik-bisik, entah ia tau atau tidak yg kami bicarakan.
Jadi malu ketauan, batinku.
●●●●
🌻Dikantin
"Ngapain sih senyum-senyum terus lo Ly?" kak Fida membuyarkan lamunanku.
"Kak, tau Engineering yang namanya Pak Dimas gak? ganteng ya kak?"
"Hmm ... iya Ly emang ganteng. Kenapa kok tiba-tiba nanyain dia?" tanyanya heran.
"Apa dia udah punya pacar Kak?"
"Kenapa tanya-tanya, lo mau jadi pacar dia?"
"Ih kakak, orang tanya doang juga," ucapku mengelak.
"Kayaknya sih gak ada. Lo tau Mbak Fris temennya mbak Dewi yang leader juga itu. Dia ngejar-ngejar pak Dimas tapi gak di tanggepin kasihan dia," ujar kak Fida.
"Oya," tandasku biasa, tapi entah mengapa ada rasa senang dalam hati ini jika Pak Dimas memang belum memiliki kekasih.
●●●●
🌻Esoknya,
"Mbak Dew, aku masih di stage depankan?" tanyaku pada Mbak Dewi dengan penuh harap dan gak sabar untuk melihat sosok bertopi putih itu.
"Nggak Ly untuk stage yang kemarin kamu gantiin udah ada penggantinya."
Terselip kecewa aku mendengar jawaban Mbak Dew😕
"Tapi kamu tetep ikut mbak, Ly! Sekarang Stage Panel yang orangnya lagi gak masuk. Kamu disana ya, nanti mbak akan ajari apa yg harus kamu kerjakan," ujar mbak Dewi.
"Siap mbak," okelah gpp yang penting aku bisa membantu mbak Dewi.
Kembali kupakai topi merah sebagai tanda Orang Pengganti, tersebut.
Kuperhatikan setiap detail dan point-point yang diajari Mbak Dewi.
Yah, untuk seorang Inspector sepertiku (dengan pekerjaanku yg di anggap paling sulit) memang gak sulit untuk belajar operator stage. Pekerjaan yang terlihat mata, intinya sama "ketelitian dan kecepatan agar mencapai target." Dengan mudahpun aku mampu mengerjakan pekerjaan ini dengan baik tanpa ada meja temanku yang kosong.
Karna kuanggap ini mudah, aku bawa enjoy diriku. Aku mengerjakan pekerjaan sambil berbisik-bisik canda dengan rekan disebelahku.
"HEMMM ...."
Suara ituuu? Suara lelaki yang gak asing rasanya. Terdengar sangat dekat, segera kupalingkan wajahku.
"Hahhh, Pak Dimas," entah sejak kapan Ia berdiri disana fikirku.
"Ohhh ... malunya aku"
Sesaat kmudian produk telah di geser, saatnya ku kerjakan produk yg baru ku terima.
Dan lagi-lagi. Kenapa ini? Kenapa panel ini sulit dipasang? gak masuk-masuk. Kok susah banget sih?
Bingung aku, Tenang- tenang, ujarku dalam hati. Semakin kurasa sosok itu memperhatikanku. Semakin kacau yang kulakukan karena semakin berdebar jantung ini.
Lyra tenang!! bisikku lagi dalam hati.
Dan sosok itu semakin mendekat.
"Ada masalah kamu?" tanya Pak Dimas.
"Hmmm ... susah masangnya Pak," jawabku lirih.
"Sini coba!." Dan benar sajaa 'Klik' langsung terpasang sekali tekan.
"Mana yang susah?" ujarnya lagi.
Yang susah bernafas didekat Bapak, ucapku dalam hati😑.
"Oya ... Jangan sampai Panel ini kamu tutupi dengan sepatumu ya!!" Bisiknya sebelum meninggalkanku.
Oh ternyata Pak Dimas masih mengingat kejadian kemarin. Akupun tersipu sendiri.
Lyraa, apa yang terjadi denganmu? lirihku mengumpat diri yg selalu terlihat bodoh di depan Pak Dimas.
Dan dari kejauhan kulihat di stage depan seseorang menggeleng-geleng menatapku.
Akupun tersadar.
Ia yang lagi-lagi menjadi saksi kebodohanku... "Kak Arin."
°°Stage : bagian
Panel : 1 papan berisi tombol2 untuk menyalakan/mengoperasikan produk elektronik.
operator : orang yang mengerjakan stage tertentu dalam perusahaan
Screw : Mur/baut
●●●●
🌻Ikuti terus episode selanjutnya ya😍😍
🌻Happy reading❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
Rizkha Nelvida
jadi teringat masa masa kerja jd operator 12 th yg lalu pernah juga sebentar jd leader,, dulu kerja di 3 pabrik yg berbeda,, terakhir di OSRAM,, rindu masa masa kerja,,nasib baik sekarang teknologi udah canggih HP jadi penyambung silahturahmi,, yg jauh jd dekat,, temanan di FB,, tukar tukaran kabar,, 😊😊😊😊😊
2021-10-21
0
Febriyanti
jd ikut grogi jg serasa dibelakang ada dimas hahahahallluuu
2021-09-06
0
Diani Retno
lanjut thor👍
2021-08-25
1