"Untuk hari ini Stage bagian belakang, inspector, packing 6 orang dari kalian akan lembur. Tolong persiapkan dan tetap semangat untuk hari ini!!."
"Oya untuk Fida hari ini sakit tidak bisa masuk, jadi akan ada orang pengganti di posisinya. Lyra tolong kmu perhatikan orang penggati nanti karna ia 1 bagian denganmu stage inspector," tambah mbak Dewi menutup meeting pagi ini.
Setelah meeting kami segera kembali ke posisi kami masing-masing, bersih-bersih dan mempersiapkan jig /apa bantu yang kami perlukan dalam pekerjaan kami.
"Lembur? dipastikan hari ini akan sangat melelahkan, di tambah Ka' Fida gak ada" lirihku.
Pak Dimas perlahan mendekati line kami.
Seperti biasa ia akan mengecek pekerjaan orang pengganti yang kini menggantikan posisi Kak Fida di sebelahku.
Aku berusaha tenang di sampingnya.
Karna menyadari pekerjaan bagianku tidaklah sembarang. Aku melakukan pengecekan akhir. tidak boleh ada kesalahan. Aku berusaha untuk tidak bertatap/menoleh ke arah dimana Pak Dimas berdiri, agar panik dan grogi ku gak muncul.
Tak ada komunikasi antaraku dan Pak Dimas saat itu. Cukup antara kami mengetahui kehadiran kami satu sama lain.
****Bel istirahat berbunyi****
Beberapa dari kami ada yang langsung menuju kantin dan ada pula yang memilih menjalankan ibadah zuhur dulu ke Masjid di bagian PT ini baru kemudian makan siang di kantin.
Aku memilih melangkahkan kakiku ke kantin karna perutku tak mampu menunggu lagi. Karna tadi pagi hampir saja aku kesiangan, terburu-buru dan tak sempat sarapan.
Tiba-tiba seseorang menepuk pundakku.
"Hay," sapa Pak Dimas yang ikut bergerak menyatukan langkahnya dengan langkahku menuju kantin.
"Pak Dimas?" lirihku kaget.
"Bareng yuk!" ujarnya sambil menatapku.
Dalam hati sangat malu beriringan dengannya. Aku hanya operator, sedang dia seorang enginering tentunya kehadiranku akan membuat banyak spekulasi orang yg melihat. Segera kupercepat langkahku. Mengabaikannya.
Lega rasanya sosok Pak Dimas sudah tak terlihat, batinku
Setelah nampan berisi nasi dan lauk kuperoleh. Segera kucari tempat duduk.
Meja di sudut tepat di samping jendela menjadi pilihanku. Hingga tak berselang lama, seseorang ikut duduk bersebelahan denganku.
"Ohh, Pak Dimas. Bagaimana Ia tau aku disini?" lirihku.
Telihat senyuman kecil dari bibirnya mendengar celotehku.
ku melahap makananku tanpa menghiraukannya, jantung lagi-lagi berdetak tak karuan menyadari sosok tersebut memperhatikanku.
"Kamu kayaknya laper banget ya?" Pak Dimas membuka obrolan padaku.
"I-ya Pak," ujarku sambil tersenyum malu padanya.
"Jangan panggil aku Bapak! kayaknya aku belum terlalu tua deh," ujarnya dengan tatapan yang tak membuang sedikitpun wajahku.
"Bapak kan atasan saya dan lebih tua."
"Panggil saya Mas saja jika tidak ada yg lain oke!!" ujarnya sambil mulai melahap makanannya.
"Bapak, eh Mas. Kenapa duduk disini? saya gak enak kalau ada yang melihat. Saya hanya operator produksi Pak. Eh Mas, nanti takut jadi omongan yang lain," ujarku sambil berpura tak melihatnya.
"Ohh, jadi tadi kamu menghilang takut dibicarakan orang ya berjalan bareng saya?"
Dia memperhatikan wajahku dengan seksama dan sangat dalam. Aku yang menyadari segera kupalingkan wajahku menghindari tatapannya.
"Jangan lihat saya seperti itu Pak, eh Mas!!"
"Lo bukannya kamu kemarin berusaha melihat saya?"
"Oh, yang kmarin. Iya, eh Maaf Pak."
"Stop panggil saya Pak, oke!!!" ujarnya memberi penekanan pada kalimatnya.
"Iya, oke Mas, maaf."
"Oya, aku belum tau siapa namamu??"
"Sayaa ....
Kulihat Jam sudah Pukul 12.30 saat ini sedang aku belum melaksanakan ibadah Zuhurku.
"Maaf Mas, saya duluan ya. Saya belum sholat takut nanti terlambat ke line," lirihku mencoba membiasakan panggilan baruku. Seketika kuangkat nampanku yang sudah kosong dan berlalu meninggalkannya.
●●●●
#Happy reading😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 257 Episodes
Comments
AIRIN🐤E𝆯⃟🚀
bacanya jadi ingat waktu keja di pabrik 😚😘
2021-11-21
2
Berdo'a saja
peka banget mas Dimas
2021-04-04
1
Riwid
mas Dimas kok tau ada yg salah tingkah
2021-01-10
2