Seperti janji Yarni , Setelah sahur ia mengajak Dezi ngobrol sebentar sembari menunggu waktu subuh.
"Gimana usaha kamu?" tanya Yarni m3mbauka obrolan.
"Parah,mak."
"Parah gimana?"
"Usahku terancam gulung tikar karna ga ada tambahan modal."
"Kok bisa,bukanya selama ini usaha kamu baik- baik saja?"
"Aku habis kena tipu mak."
"Apa ?" Ujar Yarni terkejut.
"Itu yang membuat aku pusing mak, sebenarnya aku ga mau mudik tahun ini karna keuangan aku sedang goncang dan aku juga mau ngomong sesuatu kepada mak."
"Ada seseorang yang mau membantu memberikan pinjaman agar usaha aku dan Yos kembali bangkit tapi orang itu meminta sesuatu sebagai gantinya." Dezi memandang wajah ibunya takut - takut.
"Apa?" tanya Yarni penasaran.
"Ia mau kami mengijinkan ia menikahi Si bungsu jadi istrinya."
"Apa." Terik Yarni kaget mendengar ucapan putranya. Jadi ini duduk persoalan yang di ceritakan oleh si bungsu semalam.
"Jadi kamu mau mengorbankan si bungsu demi kebangkitan usaha kalian. " Tebak Yarni.
"Habis jalan sudah buntu mak, kalau ga kami mau ngasih nafkah bagaimana lagi buat keluarga."
"Tega kamu,pokoknya mak ga setuju. Nafkah itu urusan kalian jangan coba - coba dikorbankan adik kalian. " ancam Yarni marah.
"Tapi kami juga ga bakal sanggup biayai sekolahnya si bungsu mak."
"Si bungsu urusan mak,ga usah kalian pikirkan bagaimana biaya sekolahnya. Mak masih punya dia tangan untuk mencari nafkah. Jangan Si bungsu kalian semuanya aja mak sanggup hidupku." emosi Yarni makin tak terbendung. Hatinya hancur mendengar penjelasan dari putranya.
Enam anak tanpa suami mampu ia hidup walau tak bisa memberi kemewahan apalagi hanya si bungsu yang tinggal sedikit lagi juga sudah selesai sekolahnya.
Yarni beranjak dari duduknya tanpa berkata apa - apa. Ia bergegas pergi ke mesjid untuk sholat jamaah daripada di rumah lama - lama emosinya akan semakin tidak terkontrol.
Dezi hanya bisa menatap punggung ibunya tanpa mampu berkata apapun. Hatinya sebenarnya juga tidak rela tapi keadaan yang memaksa ia melakukan ini semua.
Mengorbankan situmorang demi orang banyak menurut dirinya adalah sesuatu yang wajar. Hitung - hitung balas jasa si bungsu karna sudah di beri kehidupan yang cukup selama ini.
Ditengah lamunannya ponsel Dezi berdering,ia melihat layar ponsel dan tertera nama abangnya , Reza.
"Assalamualaikum, bang. Ada apa bang?" tanya Dezi saat ponselnya terhubung.
"Kamu sudah dapat kepastian belum? biar abang bisa memberi jawaban sama Hermawan. Soalnya ia nanyain terus. Apalagi Kita juga sangat membutuhkan bantuan dia" terdengar helaan nafas Reza.
"Barusan baru aku bahas sama mak, mak sangat marah dan tidak mengijinin,bang. Aku takut bang,jika harus melawan mak." jawab Dezi mengutarakan ketakutannya.
"Kamu tenang aja,yang penting kamu sudah ngomong sama mak. Urusan yang lainya biar abang sendiri yang urus. Kita itu harus bisa tegas, mengorbankan satu orang demi banyak orang abang rasa itu hal yang wajar. Masa di bungsu ga mau berkorban untuk kita yang sudah banyak berkorban juga untuk dirinya. Anggaplah ia bakal jasa sama kita." ungkap Reza tanpa berpikir hati adiknya yang akan terluka oleh perbuatannya.
...****************...
Pagi kk,ayo amanat untuk beraktivitas hari ini. Terimaksih sudah menunggu dan supportnya ,jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya😘😘🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments
Ita Xiaomi
Aduh seharusnya kalian tuh yg bertobat udah buat emak bersedih. Punya istri pd ndak punya hati. Makanya usaha jd mandek gitu.
2024-12-16
2
Yuliana Tunru
ayo mak enak bgt mau korban kan si bungsu dgn kata bls jasa suruh mak jg bls jasa sdh membesarkan mrk..
2024-12-16
1