Bab 19

Perdebatan antara Yarni dan keempat putranya seperinya tidak menemukan titik temu. Keempat putra kekeh dengan keinginan awal mereka menjodohkan si bungsu. Begitu juga dengan Yarni kekeh dengan penolakannya.

"Mak sudah tidak mau mendengar kalian memaksa si bungsu lagi. Kalian tidak berhak mengatur hidup orang lain walaupun itu adik kandung kalian. Apa selama ini mak pernah ikut campur kehidupan rumah tangga kalian? " emosi Yarni tersulut gara - gara putranya tidak mau mendengarkan pendapat dirinya.

"Tapi mak, kami juga ingin si bungsu bahagia." celetuk Reza putus asa.

"Dengan memaksanya menikah dengan laki - laki yang belum tau kelakuannya seperti apa. Itu sama saja kalian mau menghancurkan masa depan adik kalian. Dimana hati nurani kalian sebagai seorang kakak yang tugasnya melindungi adik - adiknya." Sorot mata Yarni nyalang menatap putranya satu persatu.

Hanya Reza yang sedari tadi menjawab kata - kata yang dilontarkan ibunya sementara yang lain hanya jadi pendengar.

"Sudahlah mak sudh muak membahas ini,pokoknya mak tidak akan pernah mengijinkan kalian memaksa si bungsu. Titik. " Yarni bangun dari duduknya menarik si bungsu dan membawanya kekamar.

Keempat putranya hanya bisa menatap kepergian i u mereka tanpa berani melarang.

"Gimana ini,bang? Dua hari lagi kita harus memberi jawaban pada Herman. Sementara mak bersikeras melarang si bungsu kita jodohkan. Apa abang ada jalan yang lain?" tanya Dezi sendu.

"Abang juga bingung. Jika kita menolak bagaimana caranya kita mengembalikan pinjaman yang jumlahnya tidaklah sedikit." Reza menarik nafas kasar dan menghembuskannya.

"Gimana kalau si kakak saja yang mengantikan si bungsu?" ujar Aldi memberikan solusi.

"Herman maunya sama si bungsu bukan sama si kakak." sahut Dezi.

"Apa aku bilang,terbuktikan. Makanya dari awal aku sudah larang jangan pernah berhutang dengan Herman begini jadinya. Untung aku tidak ikut menikmati uang itu. Jadi aku tidak perlu pusing memikirkannya." Yos memang sedari awal tidak suka dengan niat saudara - saudaranya berhutang pada Herman hanya karna ingin di pandang kaya.

Usaha yang bermodalkan uang pinjaman tidak berjalan sesuai keinginan dan kemungkinan terancam gulung tikar.

Diantar putra Yarni hanya Yos yang tidak begitu terobsesi seperti saudara - saudaranya. Yos menikmati apa yang ia punya tanpa harus berhutang demi gengsi.

Si kakak yang sedari tadi menguping pembicaraan bergegas masuk kedalam kamarnya saat tidak ada lagi suara perdebatan. Ia merasa takut jika ia yang harus mengantikan si bungsu.

"Aku harus menghubungi mas Andar untuk segera melamar aku." gumam si kakak. Diraihnya ponsel yang tergeletak di nakas. Tanganya lincah mencari nama yang hendak ia hubungi.

"Mas." panggil Si kakak saat panggilkan terhubung.

"Ada apa,dek?" jawab suara dari sebrang kabel.

"Mas lagi dimana?" tanya si kakak.

"Di kamar. Ada apa? kayanya ada sesuatu yang serius." Andar bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres terjadi pada kekasihnya itu.

"Mas serius ga sama aku?" tanya Si kakak tiba - tiba.

"Serius dek."

"Kalau gitu mas harus secepatnya melamar aku." pinta Si kakak serius.

"Kenapa buru - buru dek, katakan ada apa sebenarnya?" tanya Andar mulai tidak tenang. Si kakak menceritakan apa yang ia dengar dari abang - abangnya. Ia juga tidak mau mengantikan Si bungsu.

Akankah kekasihnya memenuhi keinginannya si kakak atau ia memilih melepaskan si kakak. Tunggu kelanjutannya di bab berikutnya.

Terpopuler

Comments

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

reza yg paling egois ngapain hutang2 klo mesti ade x yg jd jaminan hidup makmur dgn istri tp istri x tak.sudi dgn.klga x gioiran bayar hutang ade x yg di tumbalkan bayar lah sendiri hutang2 mu

2024-12-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!