Bab 11

Terdengar suara muazin dari tua mesjid membangunkan hambanya untuk menunaikan kewajibannya. Yarni yang sudah terbiasa selalu bangun sebelum subuh membangunkan si bungsu untuk sholat subuh berjamaah.

"Bangun nak,udah subuh."

"Iya mak." si bungsu yang masih mengantuk perlahan duduk dan membuka matanya yang masih sepet. Turun dari ranjang menuju kamar mandi. Air terasa dingin saat mengenai kulitnya. Biasanya tidak sedingin ini mungkin karna diluar hujan makanya terasa dingin.

Selesai mandi Si bungsu berpakain dan sholat subuh dua rakaat baru merapikan barang - barang yang akan ia bawa nantinya.

Ibu dan istrinya bang Dezi sudah selesai membuat sarapan dan bekal untuk di bawa nantinya. Semua sudah berkumpul dan sarapan bersama sebelum ibu dan Si bungsu pulang.

"Aldi udah datang belum Yos?" tanya Dezi.

"Belum."

"Katanya ia mau anterin mak,tapi jam segini belum datang juga. "

"Mungkin lagi di jalan bang, tunggu bentar lagi kalau ga biar nanti aku pesan taxi aja buat anter mak."

Baru juga mereka omongin yang di omongin langsung datang.

"Maaf agak lama,tadi isi bensin dulu." kekeh Aldi menyalami mak dan semuanya yang ada disana.

"Kamu udah sarapan belum? kalau belum ayo sekalian gabung. " ajak istrinya Dezi mengambilkan piring untuk iparnya itu.

"Iya kak, makasih. Tadi aku udah sarapan di rumah." jawab Aldi menolak piring dari iparnya.

Selesai sarapan barang - barang bawaan mak pun sudah dinaikkan ke dalam mobil. Si bungsu dan ibu juga sudah rapi dan siap untuk berangkat.

"Kita berangkat sekarang mumpung belum macet." ujar Aldi.

"Reza mana katanya ia mau kesini. Apa ia lupa atau gimana ya?" wajah ibu nampak gelisah.

Dezi mencoba menghubungi abangnya itu tapi tidak ada yang mengangkat.

"Udah ga usah di tungguin, mungkin abang lupa atau ketiduran. Udah Aldi jalan aja sekarang." perintah Dezi.

"Tapi..." Ibu tidak melanjutkan kata - katanya membuat putranya penasaran.

"Tapi kenapa,mak?" tanya Yos.

"Ga jadi, ayo jalan sekarang. "

Aldi menyalakan mesin mobil dan menyuruh ibu dan Si bungsu masuk. Yos dan Dezi juga ikut mengantar ibu ke terminal.

"Kenapa mak?" tanya Yos yang duduk di sebelah ibunya.

"Ga napa - napa." ibu mencoba tersenyum tapi Yos bisa merasakan ada sesuatu yang mengganjal pikiran ibunya.

"Mak,ga usah mikirin abang ya. Biarkan saja ia begitu,di sini masih ada kami anak - anak mak." Ibu merasa terharu mendengar perkataan Yos. Ibu tersenyum dan memeluk putranya itu.

Dua puluh menit berlalu,tak terasa mobil sudah memasuki terminal. Barang - barang ibu sudah di pindahkan ke bus yang akan membawa ibu kembali ke kampung bersama si bungsu.

"Mak hati - hati dijalan." satu persatu putranya memeluk ibu dan Si bungsu bergantian. Ada perasaan tak rela berpisah dengan ibu.

Rasanya baru kemaren bersama sekarang harus berpisah kembali.

"Kalian baik - baik di negeri orang,saling menjaga dan mengingatkan sesama saudara. Jangan bertengkar lagi ya." pesan mak sebelum naik bus.

"Baik mak,adek jagain mak." Dezi menyuruh adik bungsunya untuk menjaga ibu selama dalam perjalanan.

Yarni memperhatikan putranya dari dalam bus. Ada kesedihan saat akan berpisah, entah kapan lagi mereka bisa bertemu dan berkumpul kembali. Jarak juga yang memisahkan mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Malam.kk,thor udh up ya. Terimakasih sudh menunggu dan terimaksih supportnya kk. Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😊😘😘🙏🙏

Terpopuler

Comments

Ita Xiaomi

Ita Xiaomi

Jd sedih😢

2024-12-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!