Hujan turun rintik - rintik membaut udara terasa sangat dingin. Cuaca tidak bisa diprediksi,kadang paman tiba - tiba turun hujan.
Si bungsu dan Yarni sibuk mengolah bahan - bahan yang kemaren mereka beli. Si bungsu yang sudah terbiasa membantu ibunya bekerja sangat cekatan. Tidak butuh waktu lama semua mas kan sudah rapi di meja.
"Mak aku mau mandi dulu ya." ujar si bungsu yang merasa tubuhnya lengke.
"Iya, habis itu maka juga mau mandi juga."
Si bungsu bergegas membersihkan tubuhnya dan memakai pakaian yang agak pantas karna sebentar lagi abang - abangnya aka datang.
Setelah Si bungsu rapi giliran Yarni yang bersih - bersih.
"Mak kata abang sebentar lagi mau nyampai." Si bungsu memberitahu Yarni bahwa putra - putranya tak lama lagi sampai.
Yarni menunggu di teras rumah. Matanya tertuju ke luar pagar berharap putra - putranya sudah berdiri di hadapannya.
Sepuluh menit Yarni menunggu denagn mata yang tak putus - putusnya melihat jalanan yang di tunggu akhirnya nampak juga.
"Assalamualaikum, mak." satu persatu putranya mencium tangan Yarni dan memeluk wanitanya itu sekilas.
"Waalaikumsalam. " Yarni terharu akhirnya keluarganya bisa berkumpul juga.
Yarni mempersilahkan keempat putranya untuk mengisi perut mereka terlebih dahulu baru bicara. Masakan Yarni selalu jadi makanan kesukaan anak - anaknya.
Setelah makan semua berkumpul diruang tengah. Dan kebetulan Si kakak juga sudah pulang dari rumah temanya.
"Gimana perjalan kalian tadi?" tanya Yarni dengan senyum selalu tersungging di sudut bibirnya.
"Alhamdulillah lancar mak. Maaf baru sempat pulang mak." uajr Reza.
"Ga apa - apa, mak senang akhirnya kita bisa lagi berkumpul sepeti dulu dalam formasi lengkap." ujar Yarni semakin terharu.
"Mak Aku mau ngomong sesuatu boleh." ijin Reza pada Yarni denagn wajah sedikit tegang.
"Silahkan. "
"Jadi gini mak, seperti yang sudah pernah Dezi katakan pada mak mengenai si bungsu. Kami berharap si bungsu menerima lamaran itu. Masa depan Si bungsu akan sangat cerah. Ga perlu bekerja semua sudah terjamin." ungkap Reza mencoba merayu ibunya agar memberi restu.
"Jadi kalian pulang kesini hanya untuk mengatakan itu?" tanya Yarni menahan amarah.
Ga gitu juga mak, kami itu pulang yang pasti karna rindu sama mak. Sekali mendayung perahu dua tiga pulau terlampaui." ujar Reza berkilah.
"Kalian kenapa begitu egois terhadap adik kalian. Apa kalian tidak memikirkan bagaimana mental adik kalian kelak." ujar Yarni lantang.
"Bukan begitu mak,Si bungsu adalah harapan kami saru - satunya agar bisa bangkit kembali. Lagian ya mak itung - itung balas budi si bungsu sama kami - Kamu ini." Reza kembali meratu Yarni agar memberi ijin.
"Balas budi. Bagus kalian, jika mak yang itung - itung sama kalian bagaimana?" tantang Yarni.
"Ini beda mak." celetuk Aldi.
"Beda gimana?"tong kamu jelaskan biar mak paham." ujar Yarni dengan senyum miring.
"Mak maksud kami gini lho, selama ini kami sudah banyak bantu kehidupan si bungsu tidak salah jika meminta ia untuk berkorban sedikit mak,itu juga bukan buat aku pribadi tapi demi keluarga besar kita mak."
"Apapun kata kalian mak tidak akan pernah setuju" tegas Yarni membuat semua anak - anaknya terdiam. Tidak ada yang berani mengeluarkan sepatah katapun.
...****************...
Malam km,maaf telat upnya. Terimaksih sudh menunggu dan terimaksih supportnya kk. Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😊😘😘🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Yuliana Tunru
mau hitung2 an ya biar mak mu yg hitung balik..kok bisa mau korbankan adik x demi hqrtq mereka klo hidup adik x sengsara siapa yg tanggung jawab dulu z mrk bisa pilih2 jodoh s3ndiri skrg main paksa2
2024-12-20
0