Bab 20: Menghadapi Tantangan Baru

Bab 20: Menghadapi Tantangan Baru

Pagi yang Sibuk

Sabtu, 11 Februari 1984, pagi di rumah Arya terasa lebih ramai dari biasanya. Amanda sibuk bermain dengan mainan barunya di ruang tamu, sementara Arya menyusun rencana pengembangan lebih lanjut untuk DreamWorks di ruang belajar. Arya tahu, kompetisi dengan Dika akan semakin ketat, terutama setelah kabar bahwa Dika berkolaborasi dengan insinyur elektronik profesional.

Di ruang makan, Sulastri sedang berbicara dengan Nadya yang datang pagi itu membawa beberapa dokumen penting terkait pabrik yang hampir selesai dibangun.

"Bu Sulastri, pabrik sudah memasuki tahap akhir. Mesin-mesin akan mulai diuji minggu depan, dan tim teknisi sudah disiapkan," lapor Nadya.

Sulastri mengangguk sambil memeriksa dokumen tersebut. "Bagus, Mbak Nadya. Kalau pabrik sudah selesai, kita bisa memproduksi game elektronik dalam jumlah besar. Pastikan semua karyawan mendapat pelatihan terlebih dahulu."

Arya, yang mendengar pembicaraan itu, segera bergabung. “Bu, aku ingin pabrik ini juga bisa memproduksi dingdong dalam beberapa bulan ke depan. Dengan begitu, kita bisa bersaing dengan produk impor dari Jepang.”

“Itu ide bagus, Arya. Tapi kita harus pastikan semua game elektronik kita terjual lebih dulu,” ujar Sulastri.

***

Diskusi Strategi

Setelah sarapan, Arya, Nadya, dan Sulastri berkumpul di ruang belajar. Arya mulai menjelaskan rencana strategisnya untuk menghadapi persaingan.

“Dika memang memiliki sumber daya lebih besar, tetapi produk kita memiliki nilai yang unik. Game kita interaktif dan edukatif. Ini bisa menjadi keunggulan utama kita,” jelas Arya.

“Bagaimana dengan rencana distribusi?” tanya Nadya.

“Kita akan mulai dengan pasar lokal di Musi Banyuasin. Setelah itu, kita ekspansi ke kota-kota besar seperti Palembang dan Lampung. Aku juga ingin membuat strategi pemasaran kreatif, seperti demo game di pasar malam dan sekolah-sekolah,” jawab Arya.

Sulastri menambahkan, “Arya, ibu juga sedang mencari peluang kerja sama dengan distributor mainan di Jakarta. Kalau berhasil, produk kita bisa menjangkau pasar nasional lebih cepat.”

Arya mengangguk. “Itu langkah yang sangat baik, Bu. Kita harus memastikan bahwa DreamWorks dikenal sebagai pionir game elektronik lokal.”

***

Persaingan di Sekolah

Senin pagi, suasana sekolah terasa lebih riuh dari biasanya. Dika dan gengnya kembali membuka lapak penyewaan game elektronik di sudut lapangan. Kali ini, mereka membawa game baru yang lebih canggih, yaitu versi modifikasi dari game balapan mini. Permainan ini segera menarik perhatian banyak siswa.

Namun, Arya dan timnya tidak tinggal diam. Mereka mempersiapkan peluncuran game edukasi baru, seperti permainan teka-teki matematika dan kosa kata. Abdi dan Mitha sibuk mengatur lapak mereka, sementara Saka memastikan semua perangkat game berjalan dengan baik.

“Arya, lapak Dika ramai sekali. Apa kita perlu melakukan sesuatu?” tanya Abdi dengan nada cemas.

“Biarkan saja mereka. Fokus kita adalah memberikan pengalaman terbaik kepada pelanggan,” jawab Arya dengan tenang.

Ketika siswa mulai mencoba game edukasi buatan DreamWorks, tanggapan mereka sangat positif. Banyak guru yang tertarik dengan konsep edukasi yang ditawarkan oleh game tersebut.

***

Langkah Besar Menuju Distribusi

Sore harinya, Arya kembali bertemu dengan Nadya untuk membahas rencana distribusi. Nadya membawa kabar baik bahwa seorang distributor mainan dari Jakarta tertarik bekerja sama dengan DreamWorks.

“Distributor ini memiliki jaringan luas di Jabodetabek dan beberapa kota besar lainnya. Mereka sangat tertarik dengan konsep game edukasi kita,” jelas Nadya.

“Bagus sekali, Mbak Nadya. Kita harus segera menyiapkan sampel game terbaik untuk mereka,” ujar Arya.

Arya juga mengusulkan untuk membuat brosur pemasaran yang menarik. Dengan bantuan Mitha, yang memiliki kemampuan menggambar yang baik, mereka mulai mendesain brosur yang penuh warna untuk mempromosikan produk DreamWorks.

***

Kejutan dari Dika

Namun, malam harinya, Arya menerima kabar mengejutkan dari Saka. Dika, dengan dukungan insinyur elektroniknya, telah mengajukan paten untuk salah satu game elektronik mereka.

“Arya, ini tidak bisa kita diamkan. Kalau mereka mendapatkan hak paten, kita akan kesulitan bersaing,” ujar Saka dengan nada khawatir.

Arya menghela napas panjang. “Kita harus bertindak cepat. Besok aku akan meminta Mbak Nadya membantu kita mendaftarkan hak paten untuk semua game yang sudah kita buat.”

***

Diskusi di Rumah

Malam itu, Arya berbicara dengan Sulastri mengenai situasi ini. Sulastri menyarankan untuk berkonsultasi dengan seorang pengacara yang berpengalaman dalam urusan hak cipta dan paten.

“Ibu kenal seorang pengacara di Jakarta yang bisa membantu. Namanya Pak Wijaya. Dia ahli dalam bidang ini,” kata Sulastri.

“Baik, Bu. Aku akan meminta Mbak Nadya mengatur pertemuan dengan Pak Wijaya secepatnya,” jawab Arya.

***

Harapan Baru

Meskipun tantangan semakin berat, Arya tetap optimis. Baginya, persaingan dengan Dika bukan hanya tentang siapa yang lebih sukses, tetapi juga tentang membangun tim yang solid dan beradaptasi dengan perubahan.

Dengan dukungan dari keluarga, teman-teman, dan timnya, Arya yakin bahwa DreamWorks akan terus berkembang dan menjadi pelopor dalam industri game elektronik lokal.

Malam itu, sebelum tidur, Arya menuliskan visi besar untuk DreamWorks di buku catatannya: "Kami tidak hanya membuat game. Kami menciptakan masa depan."

Episodes
1 Bab 1: Blackhole Misterius dan Kembali ke Masa Lalu
2 Bab 2: Kenangan Kecelakaan
3 Bab 3: Rahasia Keluarga dan Perubahan Fisik
4 Bab 4: Awal Kisah dan Rahasia Sang Ayah
5 Bab 5: Awal Kisah Sang Ibu dan Pertemuan dengan Ayah
6 Bab 6: Mengunjungi Perkebunan dan Pabrik CPO
7 Bab 7: Berkunjung ke Kantor Pusat Perusahaan dan Laporan Keuangan Tahun 1983
8 Bab 8: Strategi Menyembunyikan Kekayaan Keluarga
9 Bab 9: Peristiwa Masa Depan dan Strategi 10 Tahun
10 Bab 10: Kembali ke Sekolah dan Awal yang Baru
11 Bab 11: Awal Baru dan Pertemanan yang Kuat
12 Bab 12: Awal Mimpi Bersama - DreamWorks
13 Bab 13: Langkah Pertama Menuju Mimpi - Bagian Pertama
14 Bab 14: Langkah Pertama Menuju Mimpi - Bagian Kedua
15 Bab 15: Langkah Baru DreamWorks
16 Bab 16: Menelepon Ibu di Jakarta dan Dongeng Finding Nemo
17 Bab 17: Menjemput Sulastri Pulang dari Jakarta dan Tamu dari Belanda
18 Bab 18: Persaingan dan Peluang Baru
19 Bab 19: Langkah Baru untuk Masa Depan
20 Bab 20: Menghadapi Tantangan Baru
21 Bab 21: Pengadilan dan Kebenaran yang Terungkap
22 Bab 22: Kembali Menjadi Anak-anak
23 Bab 23: Rencana Westeros Corporation Dimulai
24 Bab 24: Strategi Pelabuhan dan Diplomasi Bisnis
25 Bab 25: Strategi Mendirikan Umbrella Future Holding
26 Bab 26: Material Tercanggih Abad 21
27 Bab 27: Pertandingan Tenis di Hari Minggu
28 Bab 28: Bayang-Bayang Masa Lalu dan Rencana Perusahaan Berjalan Lancar
29 Bab 29: Fondasi Masa Depan
30 Bab 30: Curiga dan Antusiasme
31 Bab 31: Kabar Gembira untuk Studio DreamWorks
32 Bab 32: Trauma yang Tak Pernah Luntur
33 Bab 33: Rencana Besar untuk Indonesia
34 Bab 34: Rencana Strategis untuk Masa Depan Indonesia
35 Bab 35: Merancang Strategi Besar
36 Bab 36: Menata Masa Depan di Karang Agung dan Batam
37 Bab 37: Misi Strategis di Jakarta
38 Bab 38: Persaingan Dimulai
39 Bab 39: Semangat Baru di Sungai Musi
40 Bab 40: Game Corner Dika dan Titan Claw Studio
41 Bab 41: Inspirasi Permainan Baru, Board Game
42 Bab 42: Merancang Board Game Legendaris
Episodes

Updated 42 Episodes

1
Bab 1: Blackhole Misterius dan Kembali ke Masa Lalu
2
Bab 2: Kenangan Kecelakaan
3
Bab 3: Rahasia Keluarga dan Perubahan Fisik
4
Bab 4: Awal Kisah dan Rahasia Sang Ayah
5
Bab 5: Awal Kisah Sang Ibu dan Pertemuan dengan Ayah
6
Bab 6: Mengunjungi Perkebunan dan Pabrik CPO
7
Bab 7: Berkunjung ke Kantor Pusat Perusahaan dan Laporan Keuangan Tahun 1983
8
Bab 8: Strategi Menyembunyikan Kekayaan Keluarga
9
Bab 9: Peristiwa Masa Depan dan Strategi 10 Tahun
10
Bab 10: Kembali ke Sekolah dan Awal yang Baru
11
Bab 11: Awal Baru dan Pertemanan yang Kuat
12
Bab 12: Awal Mimpi Bersama - DreamWorks
13
Bab 13: Langkah Pertama Menuju Mimpi - Bagian Pertama
14
Bab 14: Langkah Pertama Menuju Mimpi - Bagian Kedua
15
Bab 15: Langkah Baru DreamWorks
16
Bab 16: Menelepon Ibu di Jakarta dan Dongeng Finding Nemo
17
Bab 17: Menjemput Sulastri Pulang dari Jakarta dan Tamu dari Belanda
18
Bab 18: Persaingan dan Peluang Baru
19
Bab 19: Langkah Baru untuk Masa Depan
20
Bab 20: Menghadapi Tantangan Baru
21
Bab 21: Pengadilan dan Kebenaran yang Terungkap
22
Bab 22: Kembali Menjadi Anak-anak
23
Bab 23: Rencana Westeros Corporation Dimulai
24
Bab 24: Strategi Pelabuhan dan Diplomasi Bisnis
25
Bab 25: Strategi Mendirikan Umbrella Future Holding
26
Bab 26: Material Tercanggih Abad 21
27
Bab 27: Pertandingan Tenis di Hari Minggu
28
Bab 28: Bayang-Bayang Masa Lalu dan Rencana Perusahaan Berjalan Lancar
29
Bab 29: Fondasi Masa Depan
30
Bab 30: Curiga dan Antusiasme
31
Bab 31: Kabar Gembira untuk Studio DreamWorks
32
Bab 32: Trauma yang Tak Pernah Luntur
33
Bab 33: Rencana Besar untuk Indonesia
34
Bab 34: Rencana Strategis untuk Masa Depan Indonesia
35
Bab 35: Merancang Strategi Besar
36
Bab 36: Menata Masa Depan di Karang Agung dan Batam
37
Bab 37: Misi Strategis di Jakarta
38
Bab 38: Persaingan Dimulai
39
Bab 39: Semangat Baru di Sungai Musi
40
Bab 40: Game Corner Dika dan Titan Claw Studio
41
Bab 41: Inspirasi Permainan Baru, Board Game
42
Bab 42: Merancang Board Game Legendaris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!