Bab 18: Persaingan dan Peluang Baru

Bab 18: Persaingan dan Peluang Baru

kamis, 9 Februari 1984

Pagi di Sekolah

Hari Kamis pagi, Arya seperti biasa mengantar Amanda ke TK sebelum berangkat ke sekolah. Amanda terlihat ceria sambil membawa bekal makan siangnya, melambai kepada Arya sebelum masuk ke gerbang sekolah. Setelah memastikan adiknya aman, Arya mengayuh sepedanya menuju sekolah bersama Abdi dan Saka.

Saat mereka memasuki gerbang sekolah, Arya melihat Dika dan kelompoknya sibuk mendirikan sesuatu di sudut lapangan. Sebuah meja besar dengan papan kayu warna-warni dan kabel-kabel terlihat menghiasi stand mereka. Sekilas, Arya bisa menduga bahwa Dika sedang mempersiapkan sesuatu yang besar untuk menarik perhatian siswa-siswa lain.

“Sepertinya Dika punya rencana besar hari ini,” ujar Saka dengan nada penuh kewaspadaan.

“Iya, mereka terlihat sibuk sekali. Apa kamu pikir mereka akan meluncurkan sesuatu?” tambah Abdi.

Arya mengangguk. “Kita akan lihat nanti. Fokus saja pada rencana kita. Game baru kita harus tetap menarik perhatian hari ini.”

***

Rebutan Perhatian di Jam Istirahat

Ketika bel istirahat berbunyi, lapangan sekolah dipenuhi oleh siswa yang penasaran. Dika dan kelompoknya sudah siap dengan stand mereka yang dihiasi dengan papan tulisan besar: “Pinball Challenge – Seru dan Menantang!” Anak-anak segera berkumpul, tertarik dengan suara musik dan lampu-lampu yang berkedip-kedip dari mesin Pinball yang mereka buat.

Arya, Saka, dan Abdi mendekat untuk melihat. Ternyata, Dika telah berhasil membuat sebuah mesin pinball sederhana yang dihiasi dengan lampu warna-warni dan dilengkapi dengan efek suara setiap bola besi memukul bantalan. Desain Pinball itu terlihat sangat meriah.

“Ini lumayan kreatif,” gumam Arya sambil memperhatikan.

“Cara mainnya juga sederhana, tapi cukup seru,” tambah Saka. “Mereka bahkan sudah memasang slot koin untuk memulai permainan.”

Namun, Arya tidak terlalu terpengaruh. “Mesin ini memang menarik, tapi permainan seperti ini mudah membuat bosan. Kita tetap fokus saja pada game kita sendiri, Abdi bersiaplah untuk pengumuman.”

***

Pengumuman Game Baru DreamWorks

Abdi, yang bertugas sebagai pembicara tim, naik ke kursi di dekat lapangan. Dengan suara lantang, ia mengumumkan kepada semua siswa yang hadir:

“Teman-teman! Hari ini DreamWorks resmi meluncurkan dua game baru: Hit the Target dan Pong! Kami juga mulai menjual game lama kami, Tic-Tac-Toe dan Simon Says! Kalau kalian tertarik, bisa pesan sekarang, dan kami bawakan besok!”

Kerumunan siswa mulai berdatangan. Mitha dan Saka sibuk mencatat pesanan dari para siswa yang ingin membeli game lama, sementara beberapa anak mulai mencoba dua game baru yang disediakan untuk disewa.

Namun, perhatian siswa tetap terbagi. Stand Dika masih menarik perhatian lebih banyak siswa, terutama anak-anak laki-laki yang menyukai tantangan permainan Pinball.

“Kenapa stand kita kalah ramai?” tanya Abdi dengan nada khawatir.

Arya tersenyum kecil. “Tenang saja. Kita tidak perlu bersaing langsung. Fokus saja pada kualitas dan keberlanjutan game kita. Lihat saja nanti, siapa yang akan bertahan lebih lama.”

***

Setelah sekolah usai, Arya kembali ke rumah dan langsung bersiap-siap untuk belajar bahasa pemrograman bersama Saka. Namun, ketika mereka sedang asyik menulis kode di papan tulis, Sulastri masuk ke ruang belajar dengan membawa wajah ceria.

“Ibu sudah pulang dari Babat Toman,” katanya sambil duduk di kursi.

“Apa kabar kakek dan nenek? Kenapa mereka tidak ikut pulang?” tanya Arya sambil meletakkan spidolnya.

“Mereka masih ingin tinggal beberapa hari lagi di rumah kakek Juardi. Nenek Sky bilang, dia ingin menghabiskan waktu di sawah karena itu mengingatkannya pada masa kecilnya,” jawab Sulastri sambil tersenyum.

***

Peluang Teknologi di Perusahaan

Mata Sulastri tertarik pada tulisan aneh di papan tulis. “Arya, apa yang kamu pelajari? Tulisan itu seperti sandi rahasia.”

Arya tersenyum. “Ini bahasa pemrograman komputer, Bu. Digunakan untuk membuat aplikasi atau perangkat lunak. Kalau dikembangkan dengan benar, teknologi seperti ini bisa membantu perusahaan kita lebih efisien.”

Sulastri mengangkat alisnya. “Bisa membantu perusahaan? Bagaimana caranya?”

Arya menjelaskan dengan sabar. “Banyak aplikasi yang bisa dibuat, Bu. Misalnya, untuk menyusun laporan keuangan, mengelola data karyawan, atau bahkan memantau produksi di pabrik. Dengan teknologi ini, semua pekerjaan manual bisa digantikan oleh komputer. Lebih cepat, akurat, dan hemat tenaga.”

“Menarik sekali. Kalau kamu bisa membuat aplikasi seperti itu, ibu ingin kamu mengajarkannya ke karyawan di kantor pusat kita,” kata Sulastri dengan antusias.

Arya mengangguk. “Aku akan mencoba membuat prototipe sederhana dulu. Kalau berhasil, kita bisa mulai menerapkannya di kantor pusat sebagai pilot project.”

-***

Sulastri terlihat kagum dengan kemampuan putranya. “Arya, ibu masih penasaran. Apa rencana besar kamu dengan DreamWorks?”

Arya menjelaskan rencananya dengan detail. “DreamWorks akan menjadi pelopor dalam industri game elektronik di Indonesia. Selain memproduksi game sederhana, aku ingin perusahaan ini mulai membuat video game yang kompatibel dengan konsol seperti Nintendo dan Sega. Target pasar kita adalah Asia Tenggara.”

“Bagaimana caranya?” tanya Sulastri penasaran.

“Kita akan mendirikan perusahaan cangkang di Singapura sebagai distributor internasional. Dari sana, kita bisa menjual game-game DreamWorks ke luar negeri. Selain itu, aku juga berencana memproduksi mesin dingdong di masa depan dan selain dingdong aku juga berencana memasarkan game-game kita dalam bentuk floppy disk untuk komputer pribadi.”

Sulastri mengangguk sambil tersenyum. “Kamu sudah memikirkan semuanya, Arya. Ibu bangga dengan visi kamu.”

***

Arya kemudian beralih ke topik lain. “Selain itu, Bu, aku ingin mempercepat program agroforestri dengan menanam pohon gaharu di lahan Inti-Plasma kita.”

“Gaharu lagi?” Sulastri tertawa kecil. “Apa kamu sudah benar-benar yakin dengan rencana ini?”

Arya menjelaskan. “Bu, pasar internasional untuk resin gaharu sangat besar. Kita bisa memulai dengan 5.000 hektar sebagai pilot project. Dengan harga resin yang mencapai 10 juta rupiah per kilogram, hasilnya akan sangat menguntungkan untuk jangka panjang.”

“Baiklah, ibu akan mendukung rencana ini. Ibu juga akan mencari bibit gaharu terbaik di Jakarta,” kata Sulastri.

***

Malam harinya, setelah makan malam bersama keluarga, Arya dan saka kembali ke ruang belajarnya untuk menyelesaikan prototipe aplikasi sederhana yang akan ditunjukkan kepada Sulastri. Saka, yang masih berada di rumah Arya, membantu menguji beberapa kode yang mereka tulis bersama.

“Arya, kenapa kamu selalu sibuk?” tanya Saka sambil tersenyum.

Arya tertawa kecil. “Aku ingin memanfaatkan waktu sebaik mungkin, Sak. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan.”

Saka mengangguk, memahami semangat sahabatnya. Malam itu, mereka bekerja hingga larut, memastikan setiap rencana mereka berjalan lancar. Babak baru untuk DreamWorks dan Perkasa Group telah dimulai, dan Arya yakin bahwa masa depan yang cerah sedang menanti mereka.

Episodes
1 Bab 1: Blackhole Misterius dan Kembali ke Masa Lalu
2 Bab 2: Kenangan Kecelakaan
3 Bab 3: Rahasia Keluarga dan Perubahan Fisik
4 Bab 4: Awal Kisah dan Rahasia Sang Ayah
5 Bab 5: Awal Kisah Sang Ibu dan Pertemuan dengan Ayah
6 Bab 6: Mengunjungi Perkebunan dan Pabrik CPO
7 Bab 7: Berkunjung ke Kantor Pusat Perusahaan dan Laporan Keuangan Tahun 1983
8 Bab 8: Strategi Menyembunyikan Kekayaan Keluarga
9 Bab 9: Peristiwa Masa Depan dan Strategi 10 Tahun
10 Bab 10: Kembali ke Sekolah dan Awal yang Baru
11 Bab 11: Awal Baru dan Pertemanan yang Kuat
12 Bab 12: Awal Mimpi Bersama - DreamWorks
13 Bab 13: Langkah Pertama Menuju Mimpi - Bagian Pertama
14 Bab 14: Langkah Pertama Menuju Mimpi - Bagian Kedua
15 Bab 15: Langkah Baru DreamWorks
16 Bab 16: Menelepon Ibu di Jakarta dan Dongeng Finding Nemo
17 Bab 17: Menjemput Sulastri Pulang dari Jakarta dan Tamu dari Belanda
18 Bab 18: Persaingan dan Peluang Baru
19 Bab 19: Langkah Baru untuk Masa Depan
20 Bab 20: Menghadapi Tantangan Baru
21 Bab 21: Pengadilan dan Kebenaran yang Terungkap
22 Bab 22: Kembali Menjadi Anak-anak
23 Bab 23: Rencana Westeros Corporation Dimulai
24 Bab 24: Strategi Pelabuhan dan Diplomasi Bisnis
25 Bab 25: Strategi Mendirikan Umbrella Future Holding
26 Bab 26: Material Tercanggih Abad 21
27 Bab 27: Pertandingan Tenis di Hari Minggu
28 Bab 28: Bayang-Bayang Masa Lalu dan Rencana Perusahaan Berjalan Lancar
29 Bab 29: Fondasi Masa Depan
30 Bab 30: Curiga dan Antusiasme
31 Bab 31: Kabar Gembira untuk Studio DreamWorks
32 Bab 32: Trauma yang Tak Pernah Luntur
33 Bab 33: Rencana Besar untuk Indonesia
34 Bab 34: Rencana Strategis untuk Masa Depan Indonesia
35 Bab 35: Merancang Strategi Besar
36 Bab 36: Menata Masa Depan di Karang Agung dan Batam
37 Bab 37: Misi Strategis di Jakarta
38 Bab 38: Persaingan Dimulai
39 Bab 39: Semangat Baru di Sungai Musi
40 Bab 40: Game Corner Dika dan Titan Claw Studio
41 Bab 41: Inspirasi Permainan Baru, Board Game
42 Bab 42: Merancang Board Game Legendaris
Episodes

Updated 42 Episodes

1
Bab 1: Blackhole Misterius dan Kembali ke Masa Lalu
2
Bab 2: Kenangan Kecelakaan
3
Bab 3: Rahasia Keluarga dan Perubahan Fisik
4
Bab 4: Awal Kisah dan Rahasia Sang Ayah
5
Bab 5: Awal Kisah Sang Ibu dan Pertemuan dengan Ayah
6
Bab 6: Mengunjungi Perkebunan dan Pabrik CPO
7
Bab 7: Berkunjung ke Kantor Pusat Perusahaan dan Laporan Keuangan Tahun 1983
8
Bab 8: Strategi Menyembunyikan Kekayaan Keluarga
9
Bab 9: Peristiwa Masa Depan dan Strategi 10 Tahun
10
Bab 10: Kembali ke Sekolah dan Awal yang Baru
11
Bab 11: Awal Baru dan Pertemanan yang Kuat
12
Bab 12: Awal Mimpi Bersama - DreamWorks
13
Bab 13: Langkah Pertama Menuju Mimpi - Bagian Pertama
14
Bab 14: Langkah Pertama Menuju Mimpi - Bagian Kedua
15
Bab 15: Langkah Baru DreamWorks
16
Bab 16: Menelepon Ibu di Jakarta dan Dongeng Finding Nemo
17
Bab 17: Menjemput Sulastri Pulang dari Jakarta dan Tamu dari Belanda
18
Bab 18: Persaingan dan Peluang Baru
19
Bab 19: Langkah Baru untuk Masa Depan
20
Bab 20: Menghadapi Tantangan Baru
21
Bab 21: Pengadilan dan Kebenaran yang Terungkap
22
Bab 22: Kembali Menjadi Anak-anak
23
Bab 23: Rencana Westeros Corporation Dimulai
24
Bab 24: Strategi Pelabuhan dan Diplomasi Bisnis
25
Bab 25: Strategi Mendirikan Umbrella Future Holding
26
Bab 26: Material Tercanggih Abad 21
27
Bab 27: Pertandingan Tenis di Hari Minggu
28
Bab 28: Bayang-Bayang Masa Lalu dan Rencana Perusahaan Berjalan Lancar
29
Bab 29: Fondasi Masa Depan
30
Bab 30: Curiga dan Antusiasme
31
Bab 31: Kabar Gembira untuk Studio DreamWorks
32
Bab 32: Trauma yang Tak Pernah Luntur
33
Bab 33: Rencana Besar untuk Indonesia
34
Bab 34: Rencana Strategis untuk Masa Depan Indonesia
35
Bab 35: Merancang Strategi Besar
36
Bab 36: Menata Masa Depan di Karang Agung dan Batam
37
Bab 37: Misi Strategis di Jakarta
38
Bab 38: Persaingan Dimulai
39
Bab 39: Semangat Baru di Sungai Musi
40
Bab 40: Game Corner Dika dan Titan Claw Studio
41
Bab 41: Inspirasi Permainan Baru, Board Game
42
Bab 42: Merancang Board Game Legendaris

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!