Chapter 11 | Bicara Dari Hari Ke Hati

Sejak kecil, Aina memang sangat jarang menyuapinya. Isvara masih terlalu kecil tetapi sudah memiliki adik. Jadi perhatian kedua orang tuanya, lebih banyak kepada Ineisha dibandingkan dirinya. Apalagi Ineisha juga sakit-sakitan sejak kecil, hingga membuat Isvara tersisihkan dan gadis itu di urus oleh babysitter.

"Kamu kenapa, menangis sayang. Jangan menangis ya, sayang. Anak Mama yang paling cantik," ujar Aina sambil mengusap air mata putrinya.

"Enggak papa, Ma. Aku cuma menangis bahagia, Ma. Terima kasih, udah masakin aku, suapi aku juga. Aku sangat bahagia, Ma." Kata-kata yang diucapkan oleh Isvara menusuk-nusuk hati Aina, perlakuannya pada sang putri adalah perlakuan yang sangat wajar dilakukan para ibu pada anaknya. Namun, dulu ia jarang melakukannya pada putri sulungnya. Hingga saat melakukannya, Isvara merasa sangat bahagia, bahkan sampai berterima kasih sampai segitunya.

"Kamu nggak perlu berterima kasih, sayang. Mama hanya melakukan kewajiban Mama sebagai Mama kamu, yang selama ini ternyata tidak Mama lakukan ke kamu. Maafin, Mama ya, sayang. Mama banyak sekali kurangnya sebagai Ibu kamu."

Isvara tidak tahu harus menjawab apalagi, karena di dalam hatinya tentu ada rasa kecewa kepada sang Mama. Namun, ia tidak mungkin mengatakannya. Gadis cantik itu malah semakin menangis

Aina langsung membawa Isvara ke dalam pelukannya, mereka berdua menangis bersama-sama. Setelah puas menangis, Aina baru teringat bahwa ia ingin berbicara dari hati ke hati tentang sesuatu yang penting.

"Kita ke kamar yuk, sayang. Biar bicaranya bisa lebih santai, walau sejak tadi kita berdua juga udah bicara banyak. Tapi ini Mama mau bahas hal lain dan penting sama kamu," ajaknya.

Saat hendak ke kamar Isvara, Ibu dan anak itu bergandengan sangat erat. Dalam hati Aina, wanita itu berjanji pada dirinya untuk berubah menjadi Mama yang lebih baik lagi bagi Isvara.

Mereka akhirnya sampai di kamar Isvara, Isvara langsung mengajak sang Mama untuk duduk di sofa yang ada di kamarnya.

"Mama mau bicara apa?" tanya Isvara tanpa basa-basi.

"Kamu mau tau 'kan Ineisha–adikmu akan menikah dengan Chio?" Isvara hanya mengangguk, jika ia tahu akan membahas hubungan sang adik dengan pria yang ia cintai. Gadis cantik itu jelas menolak berbicara dengan Mamanya.

"Mereka akan menikah dua minggu lagi, sedangkan untuk lamarannya dilakukan besok. Ini semua atas keputusan Omanya Chio, Mama, Papa dan Eyang kamu sudah setuju. Ineisha pun sama sekali tidak keberatan."

"Lalu?" tanyanya dengan malas.

"Karena Ineisha akan menikah lebih dulu dari kamu, yang berarti kamu akan dilangkahi oleh adik kamu, sayang. Mama mohon sekali sama kamu, kamu harus bisa ikhlas berikan restu untuk adik kamu. Harusnya Mama bicarakan ini sebelum Chio dan Oma Tiana datang ke rumah, karena dari awal Mama udah tahu niat mereka dari Ineisha."

"Mama sebenarnya enggak mau hal ini terjadi, tentu Mama ingin yang terbaik untuk kedua putri Mama. Tapi gimana lagi, Ineisha sudah ada jodohnya. Mereka juga sudah siap, nggak ada lagi yang harus ditunggu," lanjutnya.

Isvara menghela napas panjang, dirinya mulai mengerti arah pembicaraan sang Mama.

"Karena kamu dilangkahi, kamu bisa minta apapun sama Ineisha, adik kamu pasti akan memenuhinya."

"Ma..."

"Iya, Isvara sayang."

"Boleh, aku bicara?" ucap Isvara lembut, Aina mengangguk pelan, tentu ia dengan senang hati mengizinkan putri sulungnya untuk berbicara.

"Aku sama sekali nggak masalah kalo harus dilangkahi oleh, Ineisha. Aku juga nggak akan minta apa-apa, jika harus minta aku janji nggak akan minta yang memberatkan." Wajah Aina langsung sumringah ketika mendengar ucapan Isvara, ia tahu Isvara bukanlah Kakak yang jahat, karena tidak ingin dilangkahi malah berusaha menggagalkan pernikahan adiknya.

"Tapi apa Mama yakin Chio itu adalah laki-laki yang tepat buat Ineisha, Ineisha baru berusia 18 tahun, Ma? Apa mereka nggak terlalu buru-buru ingin menikah? Apalagi aku baru tahu dari Ineisha, mereka berhubungan baru satu bulan. Apa mereka nggak butuh waktu untuk penjajakan lagi?"

Isvara memberikan pertanyaan dengan bertubi-tubi kepada mamanya.

"Ini bukan soal aku, Ma. Tapi soal Ineisha, apa mentalnya sudah siap? Aku sangat takut kalau sampai Ineisha tidak bahagia di dalam pernikahannya, sedangkan pernikahan itu bukan pacaran yang bisa putus nyambung. Ineisha juga terlihat masih sangat labil, Ma. Perihal pernikahan tidak bisa diputuskan dengan mendadak, harus dibicarakan dengan pelan-pelan dan kelapa dingin. Maafin, aku, Ma. Bukan maksudku untuk menggurui, Mama," ujar Isvara panjang lebar.

Kali ini Isvara serius bicara demi kebaikan Ineisha, ia sangat menyayangi adiknya. Bukan sengaja berbicara hanya demi menggagalkan pernikahan Ineisha dengan laki-laki yang ia cintai.

Aina tampak diam merenungi ucapan putri sulungnya, yang sebenarnya tidaklah salah. Bukan hanya Isvara saja yang bicara tentang hal itu padanya dan sang suami, saudara-saudaranya juga banyak yang tidak setuju Ineisha menikah muda dengan Chio. Saat ia dan suaminya memberitahukan kabar baik itu pasa mereka. Karena pertimbangan umur keduanya yang memang masih sangat muda.

Namun, sebagai saudara Darius maupun saudara Aina. Mereka hanya bisa berpendapat, keputusan pernikahan Ineisha dan Chio jelas ada di tangan kedua orang tua Ineisha. Jadi jika Darius serta Aina sudah memutuskan untuk tetap menikahkan Ineisha mereka bisa apa?

"Terima kasih, sayang. Semua yang kamu bilang itu benar kok, nanti biar Mama coba diskusikan lagi sama Papa. Mama tahu maksud kamu itu baik, Mama bangga sama kamu Isvara berani bicara demi kebaikan adik kamu."

"Sama-sama, Ma."

"Mama mau ke bawah ya, sepertinya Papa kamu sebentar lagi akan pulang," pamitnya.

***

Dua minggu kemudian....

Isvara sudah berbicara panjang lebar, sama sekali tidak di dengar. Pernikahan Ineisha bahkan sudah akan terjadi besok, persiapannya sudah selesai.

Sudah banyak yang menentang pernikahannya diadakan secepat itu, tetapi karena kemauan pihak keluarga Chio yang sama sekali tidak ingin ada penundaan atau lebih baik dibatalkan. Tentu saja Ineisha yang memang menginginkan pernikahannya tetap terjadi, sekalipun banyak yang menentang. Memaksa pernikahannya tetap terjadi tanpa perduli apapun.

Untuk pelangkah yang Ineisha berikan kepada Isvara, walaupun Isvara tidak memintanya. Ineisha memberikan sebuah mobil sport terbaru. Tentu saja membelinya menggunakan uang Darius, Ineisha tidak mungkin rela menggunakan uangnya untuk membelikan Isvara mobil.

Isvara sendiri, lebih memilih untuk berdiam diri di kamar dibandingkan membantu persiapan pernikahan Ineisha dan Chio yang memang diadakan di kediaman Heksatama akad nikahnya.

Sedang asyik bermain game di ponselnya, tiba-tiba ia mendapatkan notifikasi pesan dari nomor yang tidak dikenal.

087xxxx

Jika kamu ingin tau sebuah rahasia yang berhubungan dengan adik kamu, segera temui saya di taman anggrek. Jam 9 malam nanti.

Episodes
1 Chapter 1 | Dua Pengantin
2 Chapter 2 | Tamu Penting
3 Chapter 3 | Patah Hati
4 Chapter 4 | Tersinggung
5 Chapter 5 | Cara Eyang Reita
6 Chapter 6 | Berangkat Bareng
7 Chapter 7 | Pacar?
8 Chapter 8 | Sahabat Isvara
9 Chapter 9 | Curhat
10 Chapter 10 | Masakan Mama
11 Chapter 11 | Bicara Dari Hari Ke Hati
12 Chapter 12 | Apa Rahasia Ineisha?
13 Chapter 13 | Pilihan Yang Sulit
14 Chapter 14 | Keputusan Yang Isvara Ambil
15 Chapter 15 | Menikah?
16 Chapter 16 | Isvara Protes
17 Chapter 17 | Tidur Di Sofa
18 Chapter 18 | Kedatangan Mertua
19 Chapter 19 | Tamparan Darius
20 Chapter 20 | Kemarahan Darius
21 Chapter 21 | Putus Hubungan
22 Chapter 22 | Chilla
23 Chapter 23 | Peringatan Pertama
24 Chapter 24 | Kenapa aku, Oma?
25 Chapter 25 | Pagi Pertama
26 Chapter 26 | Sugar Daddy?
27 Chapter 27 | Memberitahu Sahabat
28 Chapter 28 | Benar-Benar Diblokir?
29 Chapter 29 | Belanja Banyak
30 Chapter 30 | Berkenalan
31 Chapter 31 | Kata- kata Chio Yang Menyakitkan
32 Chapter 32 | Pembelaan Kalila
33 Chapter 33 | Pilihan Untuk Ineisha
34 Chapter 34 | Bubur Buatan Isvara
35 Chapter 35 | Pujian Javas
36 Chapter 36 | Tersebar
37 Chapter 37 | Ulah Ineisha
38 Chapter 38 | Membuat Kekacauan
39 Chapter 39 | Teror
40 Chapter 40 | Berkat Tiana
41 Chapter 41 | 10M
42 Chapter 42 | Permintaan Maaf
43 Chapter 43 | Hukuman Untuk Pembully
44 Chapter 44 | Perbedaan Yang Mencolok
45 Chapter 45 | Resepsi
46 Chapter 46 | Resepsi 2
47 Chapter 47 | Adik Ipar?
48 Chapter 48 | Anak?
49 Chapter 49 | Selamanya ?
50 Chapter 50 | Main Di Kamar Javas
51 Chapter 51 | Afsheen Menangis
52 Chapter 52 | Ancaman Chio
53 Chapter 53 | Rumah Kamu Juga
54 Chapter 54 | Salah Paham Lagi
55 Chapter 55 | Chilla Terkejut
56 Chapter 56 | Pembelaan Javas
57 Chapter 57 | Memberi Pengertian
58 Chapter 58 | Jangan Kaya Mama
59 Chapter 59 | Namanya Ineisha
60 Chapter 60 | Terkurung
61 Chapter 61 | Menyalahkan Isvara
62 Chapter 62 | Aku Nggak Minta Tuh
63 Chapter 63 | Lupa Punya Istri
64 Chapter 64 | Tuduhan Ineisha
65 Chapter 65 | Racauan Chio
66 Chapter 66 | Firasat Semua Orang
67 Chapter 67 | Apartemen Siapa?
68 Chapter 68 | Berhasil
69 Chapter 69 | Adik atau Sahabat?
70 Chapter 70 | Penculikan
71 Chapter 71 | Tertembak
72 Chapter 72 | Dimana Isvara ?
73 Chapter 73 | Penyesalan Dion
74 Chapter 74 | Kekhawatiran Semua Orang
75 Chapter 75 | Polisi?
76 Chapter 76 | Kemarahan Dion
77 Chapter 77 | Dendam
78 Chapter 78 | Dendam 2
79 Chapter 79 | Membongkar Semuanya
80 Chapter 80 | Kembali Ke Luar Negri
81 Season Dua?
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Chapter 1 | Dua Pengantin
2
Chapter 2 | Tamu Penting
3
Chapter 3 | Patah Hati
4
Chapter 4 | Tersinggung
5
Chapter 5 | Cara Eyang Reita
6
Chapter 6 | Berangkat Bareng
7
Chapter 7 | Pacar?
8
Chapter 8 | Sahabat Isvara
9
Chapter 9 | Curhat
10
Chapter 10 | Masakan Mama
11
Chapter 11 | Bicara Dari Hari Ke Hati
12
Chapter 12 | Apa Rahasia Ineisha?
13
Chapter 13 | Pilihan Yang Sulit
14
Chapter 14 | Keputusan Yang Isvara Ambil
15
Chapter 15 | Menikah?
16
Chapter 16 | Isvara Protes
17
Chapter 17 | Tidur Di Sofa
18
Chapter 18 | Kedatangan Mertua
19
Chapter 19 | Tamparan Darius
20
Chapter 20 | Kemarahan Darius
21
Chapter 21 | Putus Hubungan
22
Chapter 22 | Chilla
23
Chapter 23 | Peringatan Pertama
24
Chapter 24 | Kenapa aku, Oma?
25
Chapter 25 | Pagi Pertama
26
Chapter 26 | Sugar Daddy?
27
Chapter 27 | Memberitahu Sahabat
28
Chapter 28 | Benar-Benar Diblokir?
29
Chapter 29 | Belanja Banyak
30
Chapter 30 | Berkenalan
31
Chapter 31 | Kata- kata Chio Yang Menyakitkan
32
Chapter 32 | Pembelaan Kalila
33
Chapter 33 | Pilihan Untuk Ineisha
34
Chapter 34 | Bubur Buatan Isvara
35
Chapter 35 | Pujian Javas
36
Chapter 36 | Tersebar
37
Chapter 37 | Ulah Ineisha
38
Chapter 38 | Membuat Kekacauan
39
Chapter 39 | Teror
40
Chapter 40 | Berkat Tiana
41
Chapter 41 | 10M
42
Chapter 42 | Permintaan Maaf
43
Chapter 43 | Hukuman Untuk Pembully
44
Chapter 44 | Perbedaan Yang Mencolok
45
Chapter 45 | Resepsi
46
Chapter 46 | Resepsi 2
47
Chapter 47 | Adik Ipar?
48
Chapter 48 | Anak?
49
Chapter 49 | Selamanya ?
50
Chapter 50 | Main Di Kamar Javas
51
Chapter 51 | Afsheen Menangis
52
Chapter 52 | Ancaman Chio
53
Chapter 53 | Rumah Kamu Juga
54
Chapter 54 | Salah Paham Lagi
55
Chapter 55 | Chilla Terkejut
56
Chapter 56 | Pembelaan Javas
57
Chapter 57 | Memberi Pengertian
58
Chapter 58 | Jangan Kaya Mama
59
Chapter 59 | Namanya Ineisha
60
Chapter 60 | Terkurung
61
Chapter 61 | Menyalahkan Isvara
62
Chapter 62 | Aku Nggak Minta Tuh
63
Chapter 63 | Lupa Punya Istri
64
Chapter 64 | Tuduhan Ineisha
65
Chapter 65 | Racauan Chio
66
Chapter 66 | Firasat Semua Orang
67
Chapter 67 | Apartemen Siapa?
68
Chapter 68 | Berhasil
69
Chapter 69 | Adik atau Sahabat?
70
Chapter 70 | Penculikan
71
Chapter 71 | Tertembak
72
Chapter 72 | Dimana Isvara ?
73
Chapter 73 | Penyesalan Dion
74
Chapter 74 | Kekhawatiran Semua Orang
75
Chapter 75 | Polisi?
76
Chapter 76 | Kemarahan Dion
77
Chapter 77 | Dendam
78
Chapter 78 | Dendam 2
79
Chapter 79 | Membongkar Semuanya
80
Chapter 80 | Kembali Ke Luar Negri
81
Season Dua?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!