Chapter 18 | Kedatangan Mertua

Dengan malas, Javas pergi ke kamar mandi untuk berganti baju karena sudah merasa tidak nyaman. Sedangkan Isvara yang merasa benar-benar lelah, terlebih gadis cantik itu tidak tidur semalaman karena harus memikirkan keputusan apa yang harus ia ambil.

Tidak perlu waktu lama, Javas sudah keluar dari kamar mandi. Pria dewasa yang ketampanannya tidak dapat diragukan lagi, baru saja selesai mandi terlihat dari ia hanya memakai handuk setengah badan dan rambutnya basah.

Orang-orang yang melihat, bisa saja mengira bahwa pasangan pengantin baru itu telah melaksanakan malam pertama, atau siang pertama lebih tepatnya karena sekarang sudah masuk siang.

Javas tidak langsung berganti baju, ia malah memandangi wajah cantik Isvara ketika gadis itu tengah tertidur lelap. Ada rasa kasian dihatinya pada gadis itu, ya Tiana sudah sedikit banyak bercerita tentang kehidupan Isvara yang tidak diperlakukan adil oleh keluarganya.

"Jika tidak terjadi pernikahan pura-pura ini, apa mungkin saya bisa menikahi gadis secantik kamu?" gumamnya pelan.

Javas sudah banyak bertemu perempuan cantik, baik yang diluar negri atau dalam negri. Namun, entah kenapa ia malah terpesona pada gadis yang ada di hadapannya.

Untuk mendapatkan perempuan yang masih gadis, dengan uangnya yang banyak tentu mudah sekali bagi Javas. Tetapi hanya Isvara, gadis yang bisa membuatnya merasa tertarik. Apa mungkin Javas sudah jatuh cinta pada pandangan pertama ke Isvara? Javas sendiri tidak yakin, sudah terlalu lama ia tidak merasakan cinta.

Selama ini, Tiana membebaskan Javas untuk menikah lagi atau menceraikan Kalila. Javas tidak melakukannya, karena merasa belum menemukan perempuan yang pas untuk ia jadikan istri. Tentu yang ia cintai juga.

Berbeda saat Tiana menyuruhnya menikah pura-pura dengan Isvara, entah dorongan dari mana Javas langsung setuju tanpa. Padahal pria tidak ingin menikah paksa untuk kedua kalinya, dengan alasan rasa sayangnya pada Tiana akhirnya Javas setuju. Padahal bukan itu yang sebenarnya, karena Javas sendiri tidak tahu alasannya kenapa bisa langsung setuju.

Sebuah ketukan pintu membuyarkan lamunan Javas, dengan malas pria itu langsung berjalan ke pintu untuk membukakan pintu. Sebelum itu, Javas memilih untuk bertanya terlebih dahulu. "Siapa?"

"Kalila," sahutnya dari luar kamar.

"Kenapa?" tanya Javas malas, bisa-bisanya wanita itu mengganggunya aktifitasnya saja. Walau tadi ia hanya memandangi Isvara yang tengah tidur, lalu pria itu melamun.

"Orang tua Isvara datang, untuk bertemu dengan Isvara. Mama meminta saya untuk memanggilnya, Anda dan Isvara diminta segera turun," ujar Kalila memberitahu suaminya, tetapi sangat formal bukan pembicaraan pasangan suami istri itu. Bahkan lebih terlihat seperti pembantu dengan Tuannya.

"Bilang sama Mama, sebentar lagi kami akan turun."

"Baik," sahut Kalila, setelah itu langsung pergi dari depan pintu kamar suaminya.

Di dalam kamar, pria itu yang sudah tahu jika mertua pura-puranya datang. Yang berarti dirinya akan berpura-pura menjadi menantu yang baik, dan suami idaman untuk Isvara.

Tidak ingin membuat mertuanya menunggu lama, Javas memutuskan untuk segera membangunkan Isvara. Tanpa perduli dirinya belum memakai pakaian dan hanya mengenakan handuk sepinggang.

"Isvara bangun!" panggil Javas sambil menggoyangkan tubuh istri mudanya. Sudah dipanggil beberapa kali, tetapi Isvara tidak juga bangun. Hingga membuat Javas frustasi, ia tidak biasa membangunkan orang. Jadi tidak tahu harus berbuat apalagi.

Tiba-tiba terlintas sebuah ide yang menurut Javas bagus, tidak ada salahnya ia mencobanya. Javas ingin menepuk wajah Isvara agar gadis itu segera bangun, karena mereka berdua sedang ditunggu banyak orang.

Saat hendak menepuk wajah Isvara, Javas memang berdiri di samping ranjang. Tidak jauh dari tempat Isvara tidur, Javas malah terpleset selimut dan membuatnya mencium pipi Isvara.

Isvara yang dicium pipinya, langsung saja membuka mata. Padahal tadi ia sedang berkelana di alam mimpi, tetapi harus terbangun karena merasa ada yang mencium pipinya. Gadis itu juga mendorong tubuh suaminya dengan kasar.

"Kurang ajar," ucap Isvara langsung menampar pipi kanan Javas dengan sangat kencang.

"Om emang nggak bisa dipercaya ya, padahal Oma udah pastiin Om enggak bakal macam-macam sama aku, tetapi Om dengan berani-beraninya cium pipi aku saat aku lagi tidur. Awas aja aku bakal adukan Om ke Oma Tiana, pokoknya aku nggak terima sama apa yang Om lakuin ke aku. Dasar Om-Om pedofil," marahnya sambil menangis, Isvara merasa pipinya ternoda akibat di cium Javas, langsung ia gosok dengan kasar.

"Kamu apaan sih, marah-marah nggak jelas gitu. Kamu itu salah paham sama saya, Isvara. Saya nggak ngelakuin apa yang tadi kamu tuduhkan, tadi itu murni nggak sengaja. Lagi pula saya juga nggak nafsu sama kamu, kamu itu masih kecil tau nggak," balas Javas dengan wajah kesal yang tidak dapat disembunyikan.

"Alah Om bohong aja."

"Terserah kamu aja, Isvara. Mau percaya silakan, nggak percaya yaudah. Nggak ngaruh sama hidup saya. Udah untung kamu saya bolehin tidur di kasur saya, saya juga udah bela-belain bangunin kamu. Karena di bawah ada kedua orang tua kamu, mereka nyariin kamu dan mau ketemu sama kamu. Harusnya kamu berterima kasih sama saya yang udah sebaik ini sama kamu," ucapnya dengan panjang lebar.

"Apa? Orang tua saya?" tanya Isvara yang masih mencoba mencerna ucapan Javas.

"Iya, orang tua kamu ada di sini, lebih tepatnya di bawah. Mereka datang untuk bertemu dengan kamu."

Gadis itu melotot, bola matanya seakan hendak keluar. Ia memang sudah tahu, akan tiba saatnya kedua orangnya akan datang. Namun, ia tidak menyangka akan secepat ini. Apalagi saat ia masih sangat lelah, dan ingin beristirahat.

Isvara bangkit dari tempat tidur, begitu juga Javas yang berusaha berdiri karena jatuh akibat didorong oleh istri mudanya. Barulah Isvara sadar dengan penampilan Javas, jelas langsung membuatnya berteriak dengan kencang. "Aaaa.... "Tidak lupa ia juga langsung menghadap belakang, untuk menyembunyikan wajahnya karena sudah melihat Javas yang hanya menggunakan handuk sepinggang.

"Kamu tuh Isvara, suka banget teriak-teriak enggak jelas. Berisik tau, bisa pecah lama-lama gendang telinga saya karena teriakan kamu itu." Javas sendiri belum tahu, mengapa Isvara sampai teriak sekencang itu.

"Gimana enggak teriak, Om Javas kenapa nggak pake baju sih? Om nggak malu apa, di kamar ini 'kan bukan cuma ada Om doang. Ada aku juga loh."

"Kamu aja yang lebay, ini saya masih pake handuk. Wajar saya kayak gini karena habis mandi, Isvara. Belum aja kamu lihat tubuh saya tanpa memakai apapun, pasti kamu akan tergila-gila."

"Uwekkk, jijik banget deh, Om. Nggak usah kepedean deh jadi orang, enggak bakal saya tergila-gila sama Om. Walaupun Om nggak pake apapun, saya akan biasa aja."

Terpopuler

Comments

kaila

kaila

lanjut

2024-11-26

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 | Dua Pengantin
2 Chapter 2 | Tamu Penting
3 Chapter 3 | Patah Hati
4 Chapter 4 | Tersinggung
5 Chapter 5 | Cara Eyang Reita
6 Chapter 6 | Berangkat Bareng
7 Chapter 7 | Pacar?
8 Chapter 8 | Sahabat Isvara
9 Chapter 9 | Curhat
10 Chapter 10 | Masakan Mama
11 Chapter 11 | Bicara Dari Hari Ke Hati
12 Chapter 12 | Apa Rahasia Ineisha?
13 Chapter 13 | Pilihan Yang Sulit
14 Chapter 14 | Keputusan Yang Isvara Ambil
15 Chapter 15 | Menikah?
16 Chapter 16 | Isvara Protes
17 Chapter 17 | Tidur Di Sofa
18 Chapter 18 | Kedatangan Mertua
19 Chapter 19 | Tamparan Darius
20 Chapter 20 | Kemarahan Darius
21 Chapter 21 | Putus Hubungan
22 Chapter 22 | Chilla
23 Chapter 23 | Peringatan Pertama
24 Chapter 24 | Kenapa aku, Oma?
25 Chapter 25 | Pagi Pertama
26 Chapter 26 | Sugar Daddy?
27 Chapter 27 | Memberitahu Sahabat
28 Chapter 28 | Benar-Benar Diblokir?
29 Chapter 29 | Belanja Banyak
30 Chapter 30 | Berkenalan
31 Chapter 31 | Kata- kata Chio Yang Menyakitkan
32 Chapter 32 | Pembelaan Kalila
33 Chapter 33 | Pilihan Untuk Ineisha
34 Chapter 34 | Bubur Buatan Isvara
35 Chapter 35 | Pujian Javas
36 Chapter 36 | Tersebar
37 Chapter 37 | Ulah Ineisha
38 Chapter 38 | Membuat Kekacauan
39 Chapter 39 | Teror
40 Chapter 40 | Berkat Tiana
41 Chapter 41 | 10M
42 Chapter 42 | Permintaan Maaf
43 Chapter 43 | Hukuman Untuk Pembully
44 Chapter 44 | Perbedaan Yang Mencolok
45 Chapter 45 | Resepsi
46 Chapter 46 | Resepsi 2
47 Chapter 47 | Adik Ipar?
48 Chapter 48 | Anak?
49 Chapter 49 | Selamanya ?
50 Chapter 50 | Main Di Kamar Javas
51 Chapter 51 | Afsheen Menangis
52 Chapter 52 | Ancaman Chio
53 Chapter 53 | Rumah Kamu Juga
54 Chapter 54 | Salah Paham Lagi
55 Chapter 55 | Chilla Terkejut
56 Chapter 56 | Pembelaan Javas
57 Chapter 57 | Memberi Pengertian
58 Chapter 58 | Jangan Kaya Mama
59 Chapter 59 | Namanya Ineisha
60 Chapter 60 | Terkurung
61 Chapter 61 | Menyalahkan Isvara
62 Chapter 62 | Aku Nggak Minta Tuh
63 Chapter 63 | Lupa Punya Istri
64 Chapter 64 | Tuduhan Ineisha
65 Chapter 65 | Racauan Chio
66 Chapter 66 | Firasat Semua Orang
67 Chapter 67 | Apartemen Siapa?
68 Chapter 68 | Berhasil
69 Chapter 69 | Adik atau Sahabat?
70 Chapter 70 | Penculikan
71 Chapter 71 | Tertembak
72 Chapter 72 | Dimana Isvara ?
73 Chapter 73 | Penyesalan Dion
74 Chapter 74 | Kekhawatiran Semua Orang
75 Chapter 75 | Polisi?
76 Chapter 76 | Kemarahan Dion
77 Chapter 77 | Dendam
78 Chapter 78 | Dendam 2
79 Chapter 79 | Membongkar Semuanya
80 Chapter 80 | Kembali Ke Luar Negri
81 Season Dua?
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Chapter 1 | Dua Pengantin
2
Chapter 2 | Tamu Penting
3
Chapter 3 | Patah Hati
4
Chapter 4 | Tersinggung
5
Chapter 5 | Cara Eyang Reita
6
Chapter 6 | Berangkat Bareng
7
Chapter 7 | Pacar?
8
Chapter 8 | Sahabat Isvara
9
Chapter 9 | Curhat
10
Chapter 10 | Masakan Mama
11
Chapter 11 | Bicara Dari Hari Ke Hati
12
Chapter 12 | Apa Rahasia Ineisha?
13
Chapter 13 | Pilihan Yang Sulit
14
Chapter 14 | Keputusan Yang Isvara Ambil
15
Chapter 15 | Menikah?
16
Chapter 16 | Isvara Protes
17
Chapter 17 | Tidur Di Sofa
18
Chapter 18 | Kedatangan Mertua
19
Chapter 19 | Tamparan Darius
20
Chapter 20 | Kemarahan Darius
21
Chapter 21 | Putus Hubungan
22
Chapter 22 | Chilla
23
Chapter 23 | Peringatan Pertama
24
Chapter 24 | Kenapa aku, Oma?
25
Chapter 25 | Pagi Pertama
26
Chapter 26 | Sugar Daddy?
27
Chapter 27 | Memberitahu Sahabat
28
Chapter 28 | Benar-Benar Diblokir?
29
Chapter 29 | Belanja Banyak
30
Chapter 30 | Berkenalan
31
Chapter 31 | Kata- kata Chio Yang Menyakitkan
32
Chapter 32 | Pembelaan Kalila
33
Chapter 33 | Pilihan Untuk Ineisha
34
Chapter 34 | Bubur Buatan Isvara
35
Chapter 35 | Pujian Javas
36
Chapter 36 | Tersebar
37
Chapter 37 | Ulah Ineisha
38
Chapter 38 | Membuat Kekacauan
39
Chapter 39 | Teror
40
Chapter 40 | Berkat Tiana
41
Chapter 41 | 10M
42
Chapter 42 | Permintaan Maaf
43
Chapter 43 | Hukuman Untuk Pembully
44
Chapter 44 | Perbedaan Yang Mencolok
45
Chapter 45 | Resepsi
46
Chapter 46 | Resepsi 2
47
Chapter 47 | Adik Ipar?
48
Chapter 48 | Anak?
49
Chapter 49 | Selamanya ?
50
Chapter 50 | Main Di Kamar Javas
51
Chapter 51 | Afsheen Menangis
52
Chapter 52 | Ancaman Chio
53
Chapter 53 | Rumah Kamu Juga
54
Chapter 54 | Salah Paham Lagi
55
Chapter 55 | Chilla Terkejut
56
Chapter 56 | Pembelaan Javas
57
Chapter 57 | Memberi Pengertian
58
Chapter 58 | Jangan Kaya Mama
59
Chapter 59 | Namanya Ineisha
60
Chapter 60 | Terkurung
61
Chapter 61 | Menyalahkan Isvara
62
Chapter 62 | Aku Nggak Minta Tuh
63
Chapter 63 | Lupa Punya Istri
64
Chapter 64 | Tuduhan Ineisha
65
Chapter 65 | Racauan Chio
66
Chapter 66 | Firasat Semua Orang
67
Chapter 67 | Apartemen Siapa?
68
Chapter 68 | Berhasil
69
Chapter 69 | Adik atau Sahabat?
70
Chapter 70 | Penculikan
71
Chapter 71 | Tertembak
72
Chapter 72 | Dimana Isvara ?
73
Chapter 73 | Penyesalan Dion
74
Chapter 74 | Kekhawatiran Semua Orang
75
Chapter 75 | Polisi?
76
Chapter 76 | Kemarahan Dion
77
Chapter 77 | Dendam
78
Chapter 78 | Dendam 2
79
Chapter 79 | Membongkar Semuanya
80
Chapter 80 | Kembali Ke Luar Negri
81
Season Dua?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!