Chapter 5 | Cara Eyang Reita

"Bisa kamu ceritakan apa yang sebenarnya terjadi hingga membuat kamu dan adik kamu bertengkar. menurut versi kamu, Isvara," pinta Rieta dengan suara pelan.

Isvara menghela nafas, sebelum akhirnya gadis cantik itu menceritakan semua tanpa ada yang ia tutup-tutupi. Setelah mendengarkan cerita dari cucu pertamanya, Rieta terdiam sejenak. Wanita paruh baya itu jelas sangat sadar, bahwa cerita versi Isvara dan versi Ineisha yang di ceritakan kepada Aina sangat amat berbeda.

"Ineisha, sekarang gantian kamu yang menceritakan versi kamu. Tapi Eyang minta kamu menceritakan apa yang benar-benar terjadi, tidak ada yang di tambah dan dikurangi. Bisa?"

Ineisha mengangguk. Lantas ia mulai menceritakan semuanya, tetapi kali ini gadis itu menceritakan yang sebenarnya. Tidak lagi ditambah atau dikurangi, karena takut pada Eyang–nya.

Rieta mengangguk, ia tersenyum menatap kedua cucunya secara bergantian. "Ineisha, Eyang sudah mendengar cerita kamu versi yang kamu ceritakan kepada Mama kamu. Kenapa ceritanya berbeda dengan apa yang kamu ceritakan sekarang?"

Bukannya menjawab, Ineisha malah menunduk. Wajahnya merah seperti tengah menahan tangis.

"Eyang sebenarnya sudah tau apa yang terjadi dari CCTV, tetapi Eyang ingin tahu siapa yang akan berbicara dengan jujur. Kalian berbicara jujur, Eyang sangat menghargainya. Tapi Eyang sedikit kecewa pada Ineisha, kenapa kamu harus menceritakan versi yang berbeda pada Mama kamu. Kamu menginginkan Kakak kandung kamu di marahi oleh mama kamu begitu? Atau kamu ingin mama kamu benci sama sama Isvara–Kakak kamu?"

Isvara hanya diam mendengarkan ucapan sang Eyang, ia sedikit terkejut dan tidak menyangka mengapa adiknya begitu tega padanya.

"Maaf, Eyang. Aku tau salah. Aku sama sekali nggak ada niat jahat sama Kak Isvara. Aku hanya tersinggung sama ucapan Omanya Kak Chio yang membandingkan Kakak sama aku," ujar Ineisha dengan wajah menyesal.

"Eyang tahu, kamu memang tidak berniat jahat. Tapi kamu tau, akibat dari kamu tidak jujur. Kakak kamu yang akan disalahkan oleh Mama dan Papa kamu. Eyang di sini nggak mau memojokkan kamu, Ineisha. Eyang hanya ingin kamu sadar, sayang. Apa yang kamu lakukan itu tidak baik. Kamu bukan anak kecil lagi yang tidak tahu mana yang salah, mana yang benar," nasehat Rieta panjang lebar pada Ineisha.

"Maaf, Eyang." Rieta memegang tangan Ineisha untuk menenangkan cucunya yang menangis. "Jangan diulangi ya, sayang. Itu merupakan sifat yang buruk, Eyang tidak mau kamu nanti malah jadi kebiasaan. Cucu Eyang anak baik," lanjutnya.

"Iya, Eyang. Aku paham. Aku janji nggak akan mengulanginya lagi."

"Kamu nggak benci sama Eyang 'kan, Ineisha? Mengira Eyang lebih membela Kakakmu?" Ineisha menggeleng pelan.

"Untuk masalah kamu tersinggung ucapan Oma Tiana, wajar kok. Bukan cuma kamu, Eyang, orang tua kamu bahkan Kakak kamu juga pasti tersinggung. Cuma kamu juga tetap salah sayang, dengan melampiaskannya sama Kakak kamu. Kakak kamu sama sekali nggak salah, apa kamu lihat Kakak kamu tertawa mengejek kamu. Atau mengatakan setuju dengan ucapan Oma Tiana? Enggak ada 'kan, sayang?"

Lagi-lagi, Ineisha menggeleng pelan. Ia kini sadar, dirinya terlalu tersinggung hingga membuat emosinya tersulut. Salahnya, karena melampiaskan emosinya pada Kakaknya sendiri. Sedangkan sang Kakak tentu tidak diam saja, saat disalahkan oleh adiknya. Hingga terjadilah pertengkaran itu.

Ineisha menatap kakaknya dengan tatapan penuh dengan rasa bersalah, ia menghela nafas sebelum berbicara. "Kak Isva, maafin aku. Aku tau aku salah, aku nggak seharusnya nyalahin Kakak, lampiaskan amarahku ke Kakak. Padahal Kakak sama sekali nggak salah. Aku juga ngaku salah, udah cerita bohong sama Mama. Biar Mama belain aku dibandingkan Kakak."

Isvara menarik napas dalam-dalam, bohong jika dirinya tidak kecewa pada adiknya. Bahkan saking kecewanya, ia tidak tahu harus bersikap apa lagi. Tidak mungkin ia tidak memaafkan sang adik, apalagi adiknya terlihat sangat menyesal sekali.

"Kakak maafin kamu, Nei. Tapi kamu harus janji jangan mengulanginya lagi. Kakak nggak mau adik kakak jadi orang jahat," balas Isvara terpaksa memaafkan kesalahan adiknya, walau hatinya masih sangat sakit dan kekecewaannya juga begitu dalam.

Ineisha langsung memeluk sang kakak yang memang duduk di sampingnya sejak tadi, Isvara jelas membalas pelukan adiknya.

Rieta tersenyum melihat kedua cucunya yang awalnya bertengkar bahkan saling menghindar kini keduanya sudah berbaikan bahkan sekarang sedang berpelukan.

"Ineisha, Eyang minta nanti juga kamu jelaskan yang sebenarnya sama Mama dan Papa kamu, agar tidak ada lagi kesalahpahaman antara mereka dengan Kakak kamu," ujarnya mengingatkan Ineisha.

"Siap, Eyang."

Wanita paruh baya itu bahagia sekali caranya mendamaikan kedua cucunya berhasil. Ia merasa bangga dengan kedua cucunya, pada Isvara yang dengan lapang mau memaafkan kesalahan adiknya. Dan Ineisha yang berani meminta maaf serta mengakui kesalahannya.

"Ayo kalian pesan makanan, kita ngobrol aja dari tadi sampai lupa makan siang. Padahal Eyang 'kan ingin makan siang bareng sama kalian cucu-cucu Eyang uang cantik-cantik," titahnya.

Tidak ingin menunggu lama, Isvara memanggil pelayan lalu memesan makanan untuk dirinya sendiri. Tentu saja sang Eyang serta adiknya bisa memesan sendiri makanan mereka.

Sambil menunggu makanannya datang, Isvara mengajak sang adik mengobrol berdua. Walau Rieta tetap di sana, tetapi wanita paruh baya itu tidak ingin ikut campur dengan obrolan kedua cucunya, karena ia yakin cucu-cucunya bicarakan pasti pembicaraan anak muda.

"Nei, kalo Kakak boleh tau, sejak kapan kamu berhubungan sama Chio? Bukankah kalian baru kenal nggak sampe satu tahun, apalagi Kakak 'kan yang memperkenalkan kalian berdua." Dari pada Isvara mati penasaran, gadis cantik itu akhirnya berani menanyakan tentang hubungan sang adik dengan Chio. Walau ia tidak tahu akan mendapatkan jawaban atau tidak, setidaknya ia sudah memberanikan diri untuk bertanya.

Dengan wajah malu-malu, Ineisha menjawab. "Belum lama sih, kira kira baru sebulanan lah kita pacaran. Kalo deketnya udah beberapa bulan, Kakak tahu nggak ternyata Kak Chio itu satu tongkrongan sama aku dan teman-temanku. Di sanalah kita semakin dekat."

Isvara mengangguk paham, jika Ineisha pandai bergaul dan punya banyak teman. Sedangkan Isvara hanya bergaul dengan sahabat-sahabatnya saja yaitu Amara, Friska serta Dion. Mereka berempat bersahabat sejak kecil.

Keempat sahabat itu memang jarang sekali nongkrong atau pesta, karena mereka sadar Isvara tidak terlalu suka. Selain itu Isvara juga cukup sibuk kuliah dan belajar di kantor milik keluarganya.

Namun, mereka tetap menyempatkan waktu untuk bertemu walau memang hanya seminggu sekali. Saat mereka berempat tidak dalam keadaan sibuk.

"Kalian baru pacaran sebulan, tapi kalian sudah memutuskan untuk menikah? Apakah kalian sudah benar-benar yakin? Masalah pernikahan enggak bisa dianggap enteng loh, kamu juga masih terlalu muda." Respon yang diberikan oleh Isvara adalah respon yang sangat wajar, karena ia hanya ingin yang terbaik untuk adiknya.

"Kakak tenang aja, kami sudah sangat yakin kok. Lagian semuanya juga setuju, beberapa hari lagi bahkan kami akan lamaran. Aku memang masih muda, tapi Kakak bisa percaya sama aku. Aku bakal bisa jadi istri yang baik buat Kak Chio."

Isvara hanya bisa pasrah, jika memang semua sudah setuju ia bisa apa. Walaupun dalam hatinya tidak setuju pernikahan itu terjadi, karena ia belum ikhlas pria yang ia cintai, pria yang ia kenal lebih dulu menikah dengan adiknya sendiri.

Episodes
1 Chapter 1 | Dua Pengantin
2 Chapter 2 | Tamu Penting
3 Chapter 3 | Patah Hati
4 Chapter 4 | Tersinggung
5 Chapter 5 | Cara Eyang Reita
6 Chapter 6 | Berangkat Bareng
7 Chapter 7 | Pacar?
8 Chapter 8 | Sahabat Isvara
9 Chapter 9 | Curhat
10 Chapter 10 | Masakan Mama
11 Chapter 11 | Bicara Dari Hari Ke Hati
12 Chapter 12 | Apa Rahasia Ineisha?
13 Chapter 13 | Pilihan Yang Sulit
14 Chapter 14 | Keputusan Yang Isvara Ambil
15 Chapter 15 | Menikah?
16 Chapter 16 | Isvara Protes
17 Chapter 17 | Tidur Di Sofa
18 Chapter 18 | Kedatangan Mertua
19 Chapter 19 | Tamparan Darius
20 Chapter 20 | Kemarahan Darius
21 Chapter 21 | Putus Hubungan
22 Chapter 22 | Chilla
23 Chapter 23 | Peringatan Pertama
24 Chapter 24 | Kenapa aku, Oma?
25 Chapter 25 | Pagi Pertama
26 Chapter 26 | Sugar Daddy?
27 Chapter 27 | Memberitahu Sahabat
28 Chapter 28 | Benar-Benar Diblokir?
29 Chapter 29 | Belanja Banyak
30 Chapter 30 | Berkenalan
31 Chapter 31 | Kata- kata Chio Yang Menyakitkan
32 Chapter 32 | Pembelaan Kalila
33 Chapter 33 | Pilihan Untuk Ineisha
34 Chapter 34 | Bubur Buatan Isvara
35 Chapter 35 | Pujian Javas
36 Chapter 36 | Tersebar
37 Chapter 37 | Ulah Ineisha
38 Chapter 38 | Membuat Kekacauan
39 Chapter 39 | Teror
40 Chapter 40 | Berkat Tiana
41 Chapter 41 | 10M
42 Chapter 42 | Permintaan Maaf
43 Chapter 43 | Hukuman Untuk Pembully
44 Chapter 44 | Perbedaan Yang Mencolok
45 Chapter 45 | Resepsi
46 Chapter 46 | Resepsi 2
47 Chapter 47 | Adik Ipar?
48 Chapter 48 | Anak?
49 Chapter 49 | Selamanya ?
50 Chapter 50 | Main Di Kamar Javas
51 Chapter 51 | Afsheen Menangis
52 Chapter 52 | Ancaman Chio
53 Chapter 53 | Rumah Kamu Juga
54 Chapter 54 | Salah Paham Lagi
55 Chapter 55 | Chilla Terkejut
56 Chapter 56 | Pembelaan Javas
57 Chapter 57 | Memberi Pengertian
58 Chapter 58 | Jangan Kaya Mama
59 Chapter 59 | Namanya Ineisha
60 Chapter 60 | Terkurung
61 Chapter 61 | Menyalahkan Isvara
62 Chapter 62 | Aku Nggak Minta Tuh
63 Chapter 63 | Lupa Punya Istri
64 Chapter 64 | Tuduhan Ineisha
65 Chapter 65 | Racauan Chio
66 Chapter 66 | Firasat Semua Orang
67 Chapter 67 | Apartemen Siapa?
68 Chapter 68 | Berhasil
69 Chapter 69 | Adik atau Sahabat?
70 Chapter 70 | Penculikan
71 Chapter 71 | Tertembak
72 Chapter 72 | Dimana Isvara ?
73 Chapter 73 | Penyesalan Dion
74 Chapter 74 | Kekhawatiran Semua Orang
75 Chapter 75 | Polisi?
76 Chapter 76 | Kemarahan Dion
77 Chapter 77 | Dendam
78 Chapter 78 | Dendam 2
79 Chapter 79 | Membongkar Semuanya
80 Chapter 80 | Kembali Ke Luar Negri
81 Season Dua?
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Chapter 1 | Dua Pengantin
2
Chapter 2 | Tamu Penting
3
Chapter 3 | Patah Hati
4
Chapter 4 | Tersinggung
5
Chapter 5 | Cara Eyang Reita
6
Chapter 6 | Berangkat Bareng
7
Chapter 7 | Pacar?
8
Chapter 8 | Sahabat Isvara
9
Chapter 9 | Curhat
10
Chapter 10 | Masakan Mama
11
Chapter 11 | Bicara Dari Hari Ke Hati
12
Chapter 12 | Apa Rahasia Ineisha?
13
Chapter 13 | Pilihan Yang Sulit
14
Chapter 14 | Keputusan Yang Isvara Ambil
15
Chapter 15 | Menikah?
16
Chapter 16 | Isvara Protes
17
Chapter 17 | Tidur Di Sofa
18
Chapter 18 | Kedatangan Mertua
19
Chapter 19 | Tamparan Darius
20
Chapter 20 | Kemarahan Darius
21
Chapter 21 | Putus Hubungan
22
Chapter 22 | Chilla
23
Chapter 23 | Peringatan Pertama
24
Chapter 24 | Kenapa aku, Oma?
25
Chapter 25 | Pagi Pertama
26
Chapter 26 | Sugar Daddy?
27
Chapter 27 | Memberitahu Sahabat
28
Chapter 28 | Benar-Benar Diblokir?
29
Chapter 29 | Belanja Banyak
30
Chapter 30 | Berkenalan
31
Chapter 31 | Kata- kata Chio Yang Menyakitkan
32
Chapter 32 | Pembelaan Kalila
33
Chapter 33 | Pilihan Untuk Ineisha
34
Chapter 34 | Bubur Buatan Isvara
35
Chapter 35 | Pujian Javas
36
Chapter 36 | Tersebar
37
Chapter 37 | Ulah Ineisha
38
Chapter 38 | Membuat Kekacauan
39
Chapter 39 | Teror
40
Chapter 40 | Berkat Tiana
41
Chapter 41 | 10M
42
Chapter 42 | Permintaan Maaf
43
Chapter 43 | Hukuman Untuk Pembully
44
Chapter 44 | Perbedaan Yang Mencolok
45
Chapter 45 | Resepsi
46
Chapter 46 | Resepsi 2
47
Chapter 47 | Adik Ipar?
48
Chapter 48 | Anak?
49
Chapter 49 | Selamanya ?
50
Chapter 50 | Main Di Kamar Javas
51
Chapter 51 | Afsheen Menangis
52
Chapter 52 | Ancaman Chio
53
Chapter 53 | Rumah Kamu Juga
54
Chapter 54 | Salah Paham Lagi
55
Chapter 55 | Chilla Terkejut
56
Chapter 56 | Pembelaan Javas
57
Chapter 57 | Memberi Pengertian
58
Chapter 58 | Jangan Kaya Mama
59
Chapter 59 | Namanya Ineisha
60
Chapter 60 | Terkurung
61
Chapter 61 | Menyalahkan Isvara
62
Chapter 62 | Aku Nggak Minta Tuh
63
Chapter 63 | Lupa Punya Istri
64
Chapter 64 | Tuduhan Ineisha
65
Chapter 65 | Racauan Chio
66
Chapter 66 | Firasat Semua Orang
67
Chapter 67 | Apartemen Siapa?
68
Chapter 68 | Berhasil
69
Chapter 69 | Adik atau Sahabat?
70
Chapter 70 | Penculikan
71
Chapter 71 | Tertembak
72
Chapter 72 | Dimana Isvara ?
73
Chapter 73 | Penyesalan Dion
74
Chapter 74 | Kekhawatiran Semua Orang
75
Chapter 75 | Polisi?
76
Chapter 76 | Kemarahan Dion
77
Chapter 77 | Dendam
78
Chapter 78 | Dendam 2
79
Chapter 79 | Membongkar Semuanya
80
Chapter 80 | Kembali Ke Luar Negri
81
Season Dua?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!