Bab 16: Perpecahan di Tengah Api

Kota Alara masih diselimuti suasana tegang setelah serangan mereka ke gudang suplai Atlantis. Kehilangan banyak pejuang dalam pengejaran musuh membuat semangat sebagian pemberontak mulai goyah. Athena merasakan beban yang semakin berat di pundaknya, terutama ketika suara-suara sumbang mulai terdengar di antara rakyat.

“Berapa lama kita harus hidup seperti ini?” suara keras seorang pria paruh baya memecah keheningan dalam pertemuan malam itu. Namanya Raldo, salah satu pemimpin kelompok tambang yang merasa kehilangan banyak anak buahnya.

“Kita kehilangan terlalu banyak orang, dan apa yang kita dapatkan? Beberapa peti suplai yang bahkan tidak bisa kita bawa!” lanjutnya, sorot matanya tajam tertuju pada Athena.

“Kita sedang berperang, Raldo,” jawab Athena dengan nada tegas. “Perang membutuhkan pengorbanan. Kita tahu apa risikonya sejak awal.”

“Tapi ini bukan hanya tentang pengorbanan. Ini tentang arah! Apakah kita benar-benar tahu ke mana tujuan kita? Atau kita hanya membiarkan mereka membantai kita satu per satu?”

Perdebatan semakin memanas, dengan beberapa warga mendukung Raldo, sementara yang lain tetap setia pada Athena. Di tengah konflik itu, Kalen mencoba menenangkan keadaan.

“Semua ini tidak akan berarti jika kita terpecah,” katanya, suaranya serak tapi penuh wibawa. “Atlantis ingin kita saling menyalahkan. Jangan biarkan mereka menang.”

Ketegangan di Alara sedikit mereda ketika seorang kurir tiba membawa kabar dari Darek. Pesan yang dikirimkan Darek sangat singkat namun penuh arti:

"Ada celah. Tapi waktu kita sempit."

Pesan itu membuat Athena dan Sila berpikir keras. Jika Darek berhasil menjalin hubungan dengan teknisi di Kota Emas, itu berarti mereka memiliki kesempatan untuk mengetahui rencana besar Atlantis. Namun, Athena tahu bahwa setiap langkah ke depan harus diambil dengan hati-hati.

“Celah apa yang dia maksud?” tanya Sila.

“Aku tidak tahu,” jawab Athena. “Tapi jika Darek mengatakan ada peluang, kita harus memanfaatkannya.”

Athena memutuskan untuk mengirim tim kecil menuju Kota Emas untuk memastikan pesan Darek. Namun, perjalanan ke wilayah itu bukanlah hal mudah. Kota Emas adalah pusat pemerintahan Atlantis di wilayah Timur, dengan penjagaan yang jauh lebih ketat dibandingkan tempat lain.

Athena memilih tiga orang kepercayaannya—Sila, Kalen, dan seorang pemuda bernama Andar—untuk menemaninya dalam perjalanan ke Kota Emas. Mereka meninggalkan Alara di malam hari, menyusup melalui jalur-jalur tersembunyi di hutan untuk menghindari patroli Atlantis.

Perjalanan itu penuh bahaya. Di tengah malam, mereka hampir tertangkap ketika melewati sebuah pos pemeriksaan militer. Andar, yang masih muda dan kurang berpengalaman, tanpa sengaja menginjak ranting kering yang menyebabkan suara keras.

“Apa itu?” seru salah satu penjaga Atlantis.

Athena segera memberi isyarat untuk tiarap. Mereka bersembunyi di balik semak-semak, menahan napas sementara para penjaga berjalan mendekat.

Ketika salah satu penjaga hampir menemukan mereka, Sila dengan cepat melontarkan batu ke arah lain, menciptakan suara yang mengalihkan perhatian.

“Di sana!” seru penjaga, berlari menuju arah suara itu.

Dengan cepat, Athena dan timnya melanjutkan perjalanan, hati mereka masih berdegup kencang.

Ketika mereka akhirnya tiba di pinggiran Kota Emas, mereka terkejut melihat betapa megahnya tempat itu. Berbeda dengan kota-kota kecil yang telah dihancurkan dan diperbudak, Kota Emas berdiri megah dengan teknologi canggih yang jauh melampaui imajinasi Athena.

“Andaikan semua kota bisa seperti ini,” gumam Andar, matanya penuh kekaguman sekaligus kemarahan.

“Ini adalah bukti bagaimana mereka menggunakan hasil rampasan dari kita,” jawab Athena dingin. “Kekayaan ini dibangun di atas penderitaan rakyat.”

Di salah satu sudut kota, mereka berhasil bertemu dengan Darek. Pemuda itu terlihat lebih kurus dan lelah, tetapi matanya memancarkan semangat.

“Kalian datang,” katanya, senyum kecil muncul di wajahnya.

“Apa yang kita hadapi di sini, Darek?” tanya Athena.

Darek mengarahkan mereka ke sebuah tempat tersembunyi, jauh dari pandangan umum. Di sana, ia mulai menjelaskan bahwa teknisi yang ia temui, seorang pria bernama Lior, memiliki informasi penting tentang proyek besar Atlantis.

“Mereka sedang membangun sesuatu yang disebut Proyek Naga,” kata Darek. “Aku belum tahu pasti apa itu, tapi menurut Lior, proyek ini bisa mengubah jalannya perang. Mereka berencana meluncurkannya dalam beberapa bulan.”

Mendengar kabar itu, Athena menyadari bahwa mereka tidak punya banyak waktu. Proyek Naga bisa menjadi ancaman yang jauh lebih besar daripada yang mereka bayangkan, dan menghentikannya harus menjadi prioritas utama.

“Bagaimana kita bisa mendapatkan informasi lebih banyak tentang proyek ini?” tanya Sila.

“Lior bisa membantu,” jawab Darek. “Tapi dia membutuhkan jaminan bahwa kita bisa melindunginya jika dia tertangkap.”

Athena merenung sejenak. Membawa Lior ke pihak mereka berarti mengambil risiko besar, tetapi tanpa informasi darinya, mereka tidak akan bisa bergerak.

“Kita akan melindunginya,” kata Athena akhirnya. “Katakan padanya untuk bersiap.”

Athena dan timnya memutuskan untuk kembali ke Alara dengan membawa kabar ini, sementara Darek tetap tinggal di Kota Emas untuk menjaga hubungan dengan Lior.

Perjalanan pulang mereka tidak kalah berbahaya. Di tengah jalan, mereka bertemu dengan patroli militer Atlantis. Kali ini, mereka tidak bisa menghindar dan terpaksa bertarung.

Pertempuran itu singkat tapi brutal. Athena dan timnya berhasil melumpuhkan patroli tersebut, tetapi Kalen terluka parah. Dengan napas terengah-engah, ia berkata kepada Athena, “Jangan berhenti. Bawa perlawanan ini hingga akhir.”

Athena menggenggam tangannya erat, berjanji dalam hati bahwa perjuangan mereka tidak akan sia-sia.

Ketika mereka tiba kembali di Alara, Athena tahu bahwa perlawanan kini memasuki fase yang lebih berbahaya. Atlantis akan semakin kejam, tetapi harapan baru telah muncul. Dengan informasi tentang Proyek Naga, Athena yakin mereka memiliki peluang untuk membalikkan keadaan.

Namun, ia juga sadar bahwa jalan ke depan penuh dengan pengorbanan yang lebih besar. Perlawanan baru saja dimulai.

Episodes
1 Bab 1: Bayang-Bayang Reruntuhan
2 Bab 2: Jejak ke Puncak Relic
3 Bab 3: Jalan Berdarah ke Relic
4 Bab 4: Cahaya yang Pudar
5 Bab 5: Jejak yang Terlupakan
6 Bab 6: Faksi Militer dan Negara Atlantis yang Menindas
7 Bab 7: Bayang-bayang Penindasan
8 Bab 8: Api Perlawanan yang Mulai Berkobar
9 Bab 9: Di Ambang Harapan dan Ketakutan
10 Bab 10: Pertempuran di Hakar
11 Bab 11: Kekalahan yang Mematahkan semangat
12 Bab 12: Eksekusi di Bawah Langit Kelabu
13 Bab 13: Air Mata di Bawah Langit Kelam
14 Bab 14: Bara di Ibu Kota
15 Bab 15: Bara yang Menyala di Pelosok
16 Bab 16: Perpecahan di Tengah Api
17 Bab 17: Ruang Tahta Atlantis
18 Bab 18: Bara di Balik Gunung
19 Bab 19: Pertemuan yang Diganggu
20 Bab 20: Ikatan di Tengah Api
21 Bab 21: Genosida di Pulau Mistik
22 Bab 22: Api yang Tak Padam
23 Bab 23: Nyala Api Revolusi
24 Bab 24: Serangan Pertama
25 Bab 25: Propaganda Atlantis
26 Bab 26: Cahaya di Tengah Kegelapan
27 Bab 27: di Balik Tirai Kekuasaan
28 Bab 28: Nyala Api yang Semakin Membara
29 BAB 29 Perkenalan Tiga Jenderal Besar dan Jenderal Tertinggi Atlantis
30 Bab 30: Api yang Tidak Pernah Padam
31 Bab 31: Pertempuran Tak Terelakkan
32 Bab 32: Intervensi Atlantis
33 Bab 33: Di Ambang Kehancuran
34 Bab 34: Taktik Terakhir
35 Bab 35: Suara dari Timur
36 Bab 36: Bayangan Perang di Timur
37 Bab 37: Kabut Pengkhianatan
38 Bab 38: Langit Berdarah
39 Bab 39: Pelarian yang Membara
40 Bab 40: Nyali di Balik Pelarian
41 Bab 41: Kilatan di Tengah Malam
42 Bab 42: Neraka di Balik Kabut
43 Bab 43: Pertarungan di Perbatasan Bayangan
44 Bab 44: Bayangan Kematian
45 Bab 45: Bara di Tengah Kegelapan
46 Bab 46: Kobaran Api Revolusi
47 Bab 47: Jejak Darah di Tengah Konflik
48 Bab 48: Jejak Api di Bawah Langit Berdarah
49 Bab 49: Tanah yang Berlumur Darah
50 Bab 50: Kekacauan di Tepi Jurang
51 Bab 51: Neraka di Kaki Gunung Karst
52 Bab 52: Api di Tengah Kegelapan
53 Bab 53: Duel di Tengah Badai
54 Bab 54: Bara yang Tak Padam
55 Bab 55: Penyerbuan ke Jantung Atlantis
56 Bab 56: Amarah yang Membakar Langit
57 Bab 57: Badai Balas Dendam
58 Bab 58: Pertempuran Terakhir di Kegelapan Abadi
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1: Bayang-Bayang Reruntuhan
2
Bab 2: Jejak ke Puncak Relic
3
Bab 3: Jalan Berdarah ke Relic
4
Bab 4: Cahaya yang Pudar
5
Bab 5: Jejak yang Terlupakan
6
Bab 6: Faksi Militer dan Negara Atlantis yang Menindas
7
Bab 7: Bayang-bayang Penindasan
8
Bab 8: Api Perlawanan yang Mulai Berkobar
9
Bab 9: Di Ambang Harapan dan Ketakutan
10
Bab 10: Pertempuran di Hakar
11
Bab 11: Kekalahan yang Mematahkan semangat
12
Bab 12: Eksekusi di Bawah Langit Kelabu
13
Bab 13: Air Mata di Bawah Langit Kelam
14
Bab 14: Bara di Ibu Kota
15
Bab 15: Bara yang Menyala di Pelosok
16
Bab 16: Perpecahan di Tengah Api
17
Bab 17: Ruang Tahta Atlantis
18
Bab 18: Bara di Balik Gunung
19
Bab 19: Pertemuan yang Diganggu
20
Bab 20: Ikatan di Tengah Api
21
Bab 21: Genosida di Pulau Mistik
22
Bab 22: Api yang Tak Padam
23
Bab 23: Nyala Api Revolusi
24
Bab 24: Serangan Pertama
25
Bab 25: Propaganda Atlantis
26
Bab 26: Cahaya di Tengah Kegelapan
27
Bab 27: di Balik Tirai Kekuasaan
28
Bab 28: Nyala Api yang Semakin Membara
29
BAB 29 Perkenalan Tiga Jenderal Besar dan Jenderal Tertinggi Atlantis
30
Bab 30: Api yang Tidak Pernah Padam
31
Bab 31: Pertempuran Tak Terelakkan
32
Bab 32: Intervensi Atlantis
33
Bab 33: Di Ambang Kehancuran
34
Bab 34: Taktik Terakhir
35
Bab 35: Suara dari Timur
36
Bab 36: Bayangan Perang di Timur
37
Bab 37: Kabut Pengkhianatan
38
Bab 38: Langit Berdarah
39
Bab 39: Pelarian yang Membara
40
Bab 40: Nyali di Balik Pelarian
41
Bab 41: Kilatan di Tengah Malam
42
Bab 42: Neraka di Balik Kabut
43
Bab 43: Pertarungan di Perbatasan Bayangan
44
Bab 44: Bayangan Kematian
45
Bab 45: Bara di Tengah Kegelapan
46
Bab 46: Kobaran Api Revolusi
47
Bab 47: Jejak Darah di Tengah Konflik
48
Bab 48: Jejak Api di Bawah Langit Berdarah
49
Bab 49: Tanah yang Berlumur Darah
50
Bab 50: Kekacauan di Tepi Jurang
51
Bab 51: Neraka di Kaki Gunung Karst
52
Bab 52: Api di Tengah Kegelapan
53
Bab 53: Duel di Tengah Badai
54
Bab 54: Bara yang Tak Padam
55
Bab 55: Penyerbuan ke Jantung Atlantis
56
Bab 56: Amarah yang Membakar Langit
57
Bab 57: Badai Balas Dendam
58
Bab 58: Pertempuran Terakhir di Kegelapan Abadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!