Bab 10: Pertempuran di Hakar

Athena berdiri di tengah kerumunan pemberontak yang tegang. Mereka berada di alun-alun bawah tanah, tempat pertemuan rahasia diadakan. Udara terasa berat oleh aroma keringat dan ketakutan. Setelah aksi ledakan di jurang utara, pasukan Militer Timur tidak tinggal diam. Athena tahu, pembalasan besar-besaran sedang dalam perjalanan.

"Kita hanya punya waktu sedikit sebelum mereka datang," kata Karos, yang berdiri di sampingnya. Matanya merah, mungkin karena kurang tidur.

"Apa yang kita punya?" tanya Athena sambil menyapu pandangannya ke arah kelompok itu.

"Senjata seadanya, beberapa bahan peledak, dan semangat," jawab Varek dengan nada getir.

"Itu cukup," Athena berkata tegas. "Kita tidak butuh persenjataan canggih. Kita butuh strategi dan keberanian. Dan kita akan melawan."

--

Saat fajar menyingsing, awan debu terlihat di kejauhan. Dari menara pengintai, salah satu pemberontak berteriak, "Mereka datang!"

Athena memanjat ke atas menara dan melihatnya sendiri. Sebuah konvoi besar mendekat, terdiri dari kendaraan bersenjata, tank kecil, dan pasukan bersenjata lengkap. Bendera hitam Militer Timur berkibar di atas setiap kendaraan, simbol kekuasaan mereka yang menindas.

"Kita harus mempersiapkan jebakan sekarang," perintah Athena saat turun dari menara.

Mereka membagi diri ke dalam kelompok kecil, masing-masing bertanggung jawab atas area tertentu di kota. Athena memimpin kelompok utama yang akan bertempur di depan. Mereka telah memasang jebakan berupa ranjau rakitan di jalan utama dan bahan peledak di titik-titik strategis.

---

Saat pasukan Militer Timur memasuki kota, mereka disambut dengan keheningan yang mencurigakan. Tidak ada warga yang terlihat di jalan-jalan, hanya bangunan kosong dan bayangan.

"Ini jebakan," kata salah satu perwira, tetapi terlambat.

Ledakan besar mengguncang jalan utama, menghancurkan kendaraan pertama di konvoi. Pecahan logam berhamburan ke segala arah, menimbulkan kekacauan di antara pasukan. Sebelum mereka bisa bereaksi, tembakan dari pemberontak mulai menghujani mereka dari atap-atap bangunan.

Athena berada di garis depan, menembakkan senjatanya dengan presisi. Peluru-peluru bersarang di dada para prajurit musuh yang kebingungan. Namun, pasukan Militer Timur segera membalas.

Tank kecil di barisan belakang maju, menembakkan peluru meriam ke arah salah satu bangunan tempat para pemberontak bersembunyi. Bangunan itu runtuh dengan suara gemuruh, menimbulkan awan debu tebal.

"Kita harus menjatuhkan tank itu!" teriak Athena.

Sila, yang membawa peluncur roket rakitan, maju ke depan. Dengan keberanian luar biasa, ia membidik tank tersebut di tengah tembakan yang menghujani mereka. Roket meluncur dan menghantam sisi tank, meledakkannya menjadi bola api.

"Bagus!" teriak Athena, tetapi ia tahu bahwa mereka masih jauh dari kemenangan.

---

Militer Timur mulai mengerahkan taktik brutal. Mereka menembakkan granat asap ke jalan-jalan, menciptakan kabut yang menutupi pandangan para pemberontak. Dalam kekacauan itu, pasukan musuh mulai merangsek maju, memaksa para pemberontak untuk mundur ke area pertahanan berikutnya.

Athena berlari di antara reruntuhan, memberi perintah sambil menghindari peluru. Saat ia bersembunyi di balik dinding yang setengah runtuh, ia melihat seorang anak kecil terjebak di tengah jalan. Anak itu menangis, tubuhnya gemetar ketakutan.

Tanpa berpikir panjang, Athena melompat keluar dari persembunyiannya, berlari menuju anak itu di tengah hujan peluru.

"Ayo, cepat!" katanya sambil menarik anak itu ke pelukannya.

Peluru menghantam tanah di sekitarnya, tetapi Athena berhasil membawa anak itu ke tempat aman. Namun, sebuah ledakan kecil di dekatnya membuatnya terlempar ke belakang. Ia jatuh dengan keras, kepalanya berdenyut oleh rasa sakit.

---

Pasukan Militer Timur semakin mendekat ke pusat kota. Mereka menggunakan kendaraan lapis baja untuk menembus pertahanan terakhir pemberontak. Athena, yang masih mencoba memulihkan diri dari luka-lukanya, melihat situasi itu dengan rasa putus asa.

"Kita tidak bisa menahan mereka lebih lama lagi!" teriak Karos.

"Tidak," jawab Athena dengan tegas. "Kita belum kalah."

Ia melihat ke arah menara pengintai, tempat bahan peledak terakhir dipasang. Jika mereka bisa meledakkannya, mereka bisa menghancurkan sebagian besar pasukan musuh yang sudah berada di pusat kota.

"Kita harus mengorbankan menara," kata Athena.

"Menara itu satu-satunya tempat yang tersisa untuk perlindungan," protes Sila.

"Kalau kita tidak melakukannya, kita semua mati," balas Athena.

---

Athena dan Sila berlari menuju menara, diikuti oleh beberapa pemberontak lainnya. Mereka menghindari tembakan musuh dengan susah payah, memanjat reruntuhan untuk mencapai bahan peledak yang telah dipasang.

Namun, pasukan Militer Timur melihat pergerakan mereka dan mulai menembak ke arah menara. Satu per satu, pemberontak di sekitar Athena jatuh terkena tembakan.

"Terus maju!" teriak Athena, meskipun rasa kehilangan semakin menghantamnya.

Ketika mereka akhirnya mencapai bahan peledak, Sila berkata, "Aku akan menyalakannya."

"Tidak," jawab Athena. "Ini tugasku."

Sebelum Sila sempat protes, Athena menyalakan sumbu dan mendorong Sila menjauh. "Pergi sekarang!"

Ledakan besar mengguncang seluruh kota. Menara itu runtuh, menimpa pasukan Militer Timur yang berada di bawahnya. Jeritan dan suara kehancuran memenuhi udara.

Athena berhasil melompat keluar dari menara sebelum ledakan terjadi, tetapi ia jatuh keras ke tanah. Tubuhnya penuh luka, darah mengalir dari dahinya.

Ketika debu mulai mereda, Athena melihat hasil dari pengorbanannya. Sebagian besar pasukan Militer Timur telah dihancurkan, dan yang tersisa mundur dengan panik.

Penduduk Hakar keluar dari tempat persembunyian mereka, menatap dengan kagum pada Athena yang berdiri di tengah reruntuhan, terluka tetapi tidak menyerah.

"Kita menang," bisik Sila sambil membantu Athena berdiri.

"Ini bukan kemenangan," jawab Athena dengan suara serak. "Ini hanya permulaan."

Athena yang berdiri di atas reruntuhan, menyadari bahwa perjuangan mereka melawan Militer Timur dan Atlantis baru saja dimulai. Meskipun mereka berhasil mempertahankan Hakar, harga yang harus dibayar sangat mahal. Namun, di tengah kehancuran itu, semangat perlawanan semakin menyala, menjadi api yang tidak akan padam.

Episodes
1 Bab 1: Bayang-Bayang Reruntuhan
2 Bab 2: Jejak ke Puncak Relic
3 Bab 3: Jalan Berdarah ke Relic
4 Bab 4: Cahaya yang Pudar
5 Bab 5: Jejak yang Terlupakan
6 Bab 6: Faksi Militer dan Negara Atlantis yang Menindas
7 Bab 7: Bayang-bayang Penindasan
8 Bab 8: Api Perlawanan yang Mulai Berkobar
9 Bab 9: Di Ambang Harapan dan Ketakutan
10 Bab 10: Pertempuran di Hakar
11 Bab 11: Kekalahan yang Mematahkan semangat
12 Bab 12: Eksekusi di Bawah Langit Kelabu
13 Bab 13: Air Mata di Bawah Langit Kelam
14 Bab 14: Bara di Ibu Kota
15 Bab 15: Bara yang Menyala di Pelosok
16 Bab 16: Perpecahan di Tengah Api
17 Bab 17: Ruang Tahta Atlantis
18 Bab 18: Bara di Balik Gunung
19 Bab 19: Pertemuan yang Diganggu
20 Bab 20: Ikatan di Tengah Api
21 Bab 21: Genosida di Pulau Mistik
22 Bab 22: Api yang Tak Padam
23 Bab 23: Nyala Api Revolusi
24 Bab 24: Serangan Pertama
25 Bab 25: Propaganda Atlantis
26 Bab 26: Cahaya di Tengah Kegelapan
27 Bab 27: di Balik Tirai Kekuasaan
28 Bab 28: Nyala Api yang Semakin Membara
29 BAB 29 Perkenalan Tiga Jenderal Besar dan Jenderal Tertinggi Atlantis
30 Bab 30: Api yang Tidak Pernah Padam
31 Bab 31: Pertempuran Tak Terelakkan
32 Bab 32: Intervensi Atlantis
33 Bab 33: Di Ambang Kehancuran
34 Bab 34: Taktik Terakhir
35 Bab 35: Suara dari Timur
36 Bab 36: Bayangan Perang di Timur
37 Bab 37: Kabut Pengkhianatan
38 Bab 38: Langit Berdarah
39 Bab 39: Pelarian yang Membara
40 Bab 40: Nyali di Balik Pelarian
41 Bab 41: Kilatan di Tengah Malam
42 Bab 42: Neraka di Balik Kabut
43 Bab 43: Pertarungan di Perbatasan Bayangan
44 Bab 44: Bayangan Kematian
45 Bab 45: Bara di Tengah Kegelapan
46 Bab 46: Kobaran Api Revolusi
47 Bab 47: Jejak Darah di Tengah Konflik
48 Bab 48: Jejak Api di Bawah Langit Berdarah
49 Bab 49: Tanah yang Berlumur Darah
50 Bab 50: Kekacauan di Tepi Jurang
51 Bab 51: Neraka di Kaki Gunung Karst
52 Bab 52: Api di Tengah Kegelapan
53 Bab 53: Duel di Tengah Badai
54 Bab 54: Bara yang Tak Padam
55 Bab 55: Penyerbuan ke Jantung Atlantis
56 Bab 56: Amarah yang Membakar Langit
57 Bab 57: Badai Balas Dendam
58 Bab 58: Pertempuran Terakhir di Kegelapan Abadi
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1: Bayang-Bayang Reruntuhan
2
Bab 2: Jejak ke Puncak Relic
3
Bab 3: Jalan Berdarah ke Relic
4
Bab 4: Cahaya yang Pudar
5
Bab 5: Jejak yang Terlupakan
6
Bab 6: Faksi Militer dan Negara Atlantis yang Menindas
7
Bab 7: Bayang-bayang Penindasan
8
Bab 8: Api Perlawanan yang Mulai Berkobar
9
Bab 9: Di Ambang Harapan dan Ketakutan
10
Bab 10: Pertempuran di Hakar
11
Bab 11: Kekalahan yang Mematahkan semangat
12
Bab 12: Eksekusi di Bawah Langit Kelabu
13
Bab 13: Air Mata di Bawah Langit Kelam
14
Bab 14: Bara di Ibu Kota
15
Bab 15: Bara yang Menyala di Pelosok
16
Bab 16: Perpecahan di Tengah Api
17
Bab 17: Ruang Tahta Atlantis
18
Bab 18: Bara di Balik Gunung
19
Bab 19: Pertemuan yang Diganggu
20
Bab 20: Ikatan di Tengah Api
21
Bab 21: Genosida di Pulau Mistik
22
Bab 22: Api yang Tak Padam
23
Bab 23: Nyala Api Revolusi
24
Bab 24: Serangan Pertama
25
Bab 25: Propaganda Atlantis
26
Bab 26: Cahaya di Tengah Kegelapan
27
Bab 27: di Balik Tirai Kekuasaan
28
Bab 28: Nyala Api yang Semakin Membara
29
BAB 29 Perkenalan Tiga Jenderal Besar dan Jenderal Tertinggi Atlantis
30
Bab 30: Api yang Tidak Pernah Padam
31
Bab 31: Pertempuran Tak Terelakkan
32
Bab 32: Intervensi Atlantis
33
Bab 33: Di Ambang Kehancuran
34
Bab 34: Taktik Terakhir
35
Bab 35: Suara dari Timur
36
Bab 36: Bayangan Perang di Timur
37
Bab 37: Kabut Pengkhianatan
38
Bab 38: Langit Berdarah
39
Bab 39: Pelarian yang Membara
40
Bab 40: Nyali di Balik Pelarian
41
Bab 41: Kilatan di Tengah Malam
42
Bab 42: Neraka di Balik Kabut
43
Bab 43: Pertarungan di Perbatasan Bayangan
44
Bab 44: Bayangan Kematian
45
Bab 45: Bara di Tengah Kegelapan
46
Bab 46: Kobaran Api Revolusi
47
Bab 47: Jejak Darah di Tengah Konflik
48
Bab 48: Jejak Api di Bawah Langit Berdarah
49
Bab 49: Tanah yang Berlumur Darah
50
Bab 50: Kekacauan di Tepi Jurang
51
Bab 51: Neraka di Kaki Gunung Karst
52
Bab 52: Api di Tengah Kegelapan
53
Bab 53: Duel di Tengah Badai
54
Bab 54: Bara yang Tak Padam
55
Bab 55: Penyerbuan ke Jantung Atlantis
56
Bab 56: Amarah yang Membakar Langit
57
Bab 57: Badai Balas Dendam
58
Bab 58: Pertempuran Terakhir di Kegelapan Abadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!