Bab 5: Jejak yang Terlupakan

Athena melangkah hati-hati melalui jalur sempit yang disarankan oleh Father Gideon. Hujan asam yang baru saja reda meninggalkan tanah yang licin dan berbau, seakan dunia ini terus mengingatkan dirinya tentang kehancuran yang pernah terjadi. Setiap langkah terasa berat, beban yang lebih dari sekadar perjalanan fisik; itu adalah beban harapan yang dipikulnya. Peta di tangannya kini menjadi satu-satunya petunjuk, satu-satunya harapan bahwa ia bisa menemukan Relic dan mengungkapkan kebenaran yang terkubur dalam legenda itu.

Jalur yang diberi Gideon itu berkelok-kelok melalui hutan yang lebat, jauh dari jalur utama. Athena merasakan perubahan suasana yang berbeda—bukan hanya karena jalannya yang lebih sulit, tetapi juga karena keheningan yang mengisi udara. Tidak ada suara binatang, hanya desahan angin yang berdesir di antara dedaunan yang layu. Ada sesuatu yang aneh di tempat ini, seperti dunia yang telah terlupakan oleh waktu.

---

Peta itu membimbing Athena ke sebuah lembah yang dalam, di mana batu-batu besar tergeletak seperti sisa-sisa kota purba. Sebuah reruntuhan besar berdiri di tengah lembah itu—sebuah struktur yang terlihat seperti kuil, namun telah dimakan waktu dan kehancuran. Tembok-temboknya retak, dan tanaman liar menjalar ke segala arah, menutupi sebagian besar pintu masuknya. Athena menatapnya sejenak, merasakan getaran aneh di dadanya. Tempat ini, entah mengapa, terasa familiar—seperti bagian dari masa lalu yang terlupakan.

Athena mendekati reruntuhan itu dengan hati-hati, matanya mengawasi setiap sudut. Dengan tekad, ia memanjat dinding yang retak itu, berusaha menemukan jalan masuk. Setelah beberapa menit, ia berhasil masuk ke dalam, menemukan dirinya berdiri di sebuah ruangan besar yang penuh dengan reruntuhan dan puing-puing dari masa lalu. Namun, di tengah-tengah ruangan, terdapat sebuah patung besar yang tampak seperti seseorang yang tengah mengangkat tangan ke langit—sebuah simbol harapan yang terukir di wajahnya.

Patung itu, meski rusak, memancarkan aura misterius, dan Athena merasa sebuah dorongan untuk mendekat. Ia berjalan menuju patung itu, menyentuh permukaan batu yang dingin dan kasar. Pada dasarnya, itu adalah patung wanita—dan sesuatu dalam dirinya mengingatkan Athena pada gambaran legenda The Mockingbird yang telah diceritakan kepadanya.

Tiba-tiba, sebuah suara berat menggema di ruangan itu.

"Jangan sentuh itu."

Athena terkejut dan menoleh. Dari bayangan, seorang pria besar muncul, mengenakan pelindung logam dan membawa senjata panjang yang terikat di punggungnya. Mata pria itu tajam dan penuh kecurigaan, seolah-olah ia telah menunggu kedatangan Athena.

"Siapa kau?" Athena bertanya dengan waspada.

"Aku yang menjaga tempat ini," jawab pria itu dengan suara serak, matanya tidak lepas dari patung yang sedang Athena amati. "Ini adalah tempat yang dilupakan oleh banyak orang, dan aku adalah satu-satunya yang tinggal untuk menjaga agar rahasia itu tidak bocor."

Athena mengerutkan kening. "Rahasia? Apa maksudmu?"

Pria itu mendekat, perlahan. "Kau mencari Relic, bukan? Kau pikir kau bisa menemukan kebangkitan di sini. Tapi kau salah. Ini bukan tempat untuk orang yang tidak tahu apa yang mereka cari."

---

Athena merasa ketegangan semakin meningkat. "Aku datang untuk mencari kebenaran. Puncak Relic—aku harus menemukannya. Itu adalah satu-satunya cara untuk membawa dunia ini kembali ke jalurnya."

Pria itu tertawa dingin. "Kebenaran? Kau tidak tahu apa yang kau katakan. Relic bukanlah tempat yang bisa membangkitkan harapan, itu adalah tempat kehancuran. Aku telah melihat banyak orang datang dan pergi, mencari sesuatu yang mereka tidak mengerti."

Athena merasakan dorongan untuk berbicara, untuk meyakinkan pria ini bahwa ia tidak salah, bahwa harapan masih bisa ditemukan di tempat yang gelap sekalipun. Namun, saat ia melangkah maju, pria itu mengangkat tangannya.

"Jika kau benar-benar ingin tahu, maka kau harus melewati ujian ini," katanya sambil menunjuk ke patung di tengah ruangan. "Patung itu adalah kunci, dan untuk melanjutkan perjalanan, kau harus mengungkapkan rahasia yang tersembunyi di dalamnya."

Athena menatap patung itu dengan cermat. Ada sesuatu yang tersembunyi di dalam matanya, seolah-olah patung itu memandangnya. Kemudian, dengan suara rendah, pria itu berkata, "Untuk membuka rahasia Relic, kau harus mengingat kembali masa lalu, mengenali siapa dirimu sebelum dunia ini hancur. Apa yang kau cari bukan hanya kebangkitan, tetapi juga kebenaran tentang siapa yang bertanggung jawab atas kehancuran ini."

Athena terdiam. Kata-kata pria itu menembus dirinya seperti petir. Selama ini, ia berjuang dengan gagasan bahwa Relic bisa menyelamatkan dunia, tapi kini ia menyadari bahwa itu bukan hanya soal kebangkitan. Ini tentang menghadapi kebenaran yang menyakitkan, sesuatu yang lebih besar dari sekadar harapan.

---

Pria itu menatap Athena dengan tajam. "Apa yang akan kau lakukan sekarang? Akan teruskah kau berjalan meski tahu bahwa jalan yang kau pilih bisa membuatmu terperangkap dalam kegelapan yang lebih dalam?"

Athena merasa kebingungannya mulai terurai. “Aku tidak tahu apa yang akan aku temui, tetapi aku tahu bahwa aku tidak bisa mundur sekarang. Tidak setelah semuanya yang sudah terjadi.”

Pria itu mengangguk, seolah menyetujui keputusan Athena. "Baiklah. Jika kau siap, aku akan membantumu. Tapi ingatlah, ujian ini bukan tentang mengalahkan lawan, melainkan mengungkapkan kebenaran dalam dirimu sendiri."

Athena menarik napas dalam-dalam dan mendekatkan dirinya pada patung itu. Dengan hati yang berdebar, ia merasakan sesuatu yang aneh terjadi. Sebuah kekuatan misterius mengalir dari dalam patung, masuk ke dalam dirinya. Suatu gambar samar muncul di benaknya—gambar dunia sebelum kehancuran. Dunia yang penuh dengan harapan, teknologi, dan kebahagiaan. Dan dalam gambar itu, ia melihat dirinya—sebagai bagian dari masa lalu yang lebih besar, terhubung dengan sesuatu yang jauh lebih tua daripada apa yang ia bayangkan.

---

Tiba-tiba, ruangan itu berubah. Langit menjadi gelap, dan Athena terlempar ke dalam mimpi buruk masa lalu. Dia melihat ledakan besar, kehancuran dunia yang tidak dapat dipahami, dan di tengah-tengah itu, ia melihat sosok yang mengendalikan semuanya—sosok yang sangat familiar.

Athena terjatuh ke tanah, terbata-bata. Suara pria itu kembali terdengar di telinganya. "Inilah ujianmu. Hadapilah kebenaranmu, Athena. Hanya dengan itu, kau bisa melanjutkan perjalanan ini."

Athena merasa pusing, jantungnya berdebar hebat. Ia mencoba berdiri, menatap patung itu sekali lagi. Kini, patung itu memandangnya dengan mata yang lebih hidup, seolah menunggu jawabannya.

---

Athena tahu bahwa perjalanan ini tidak hanya akan mengungkap dunia yang hancur, tetapi juga dirinya sendiri. Kebenaran yang ia cari mungkin lebih berat dari apa yang ia bayangkan. Namun, satu hal yang pasti: ia tidak bisa mundur. Karena jalan yang penuh kegelapan ini, entah bagaimana, adalah satu-satunya cara untuk menemukan harapan yang tersembunyi di dalamnya.

---

Episodes
1 Bab 1: Bayang-Bayang Reruntuhan
2 Bab 2: Jejak ke Puncak Relic
3 Bab 3: Jalan Berdarah ke Relic
4 Bab 4: Cahaya yang Pudar
5 Bab 5: Jejak yang Terlupakan
6 Bab 6: Faksi Militer dan Negara Atlantis yang Menindas
7 Bab 7: Bayang-bayang Penindasan
8 Bab 8: Api Perlawanan yang Mulai Berkobar
9 Bab 9: Di Ambang Harapan dan Ketakutan
10 Bab 10: Pertempuran di Hakar
11 Bab 11: Kekalahan yang Mematahkan semangat
12 Bab 12: Eksekusi di Bawah Langit Kelabu
13 Bab 13: Air Mata di Bawah Langit Kelam
14 Bab 14: Bara di Ibu Kota
15 Bab 15: Bara yang Menyala di Pelosok
16 Bab 16: Perpecahan di Tengah Api
17 Bab 17: Ruang Tahta Atlantis
18 Bab 18: Bara di Balik Gunung
19 Bab 19: Pertemuan yang Diganggu
20 Bab 20: Ikatan di Tengah Api
21 Bab 21: Genosida di Pulau Mistik
22 Bab 22: Api yang Tak Padam
23 Bab 23: Nyala Api Revolusi
24 Bab 24: Serangan Pertama
25 Bab 25: Propaganda Atlantis
26 Bab 26: Cahaya di Tengah Kegelapan
27 Bab 27: di Balik Tirai Kekuasaan
28 Bab 28: Nyala Api yang Semakin Membara
29 BAB 29 Perkenalan Tiga Jenderal Besar dan Jenderal Tertinggi Atlantis
30 Bab 30: Api yang Tidak Pernah Padam
31 Bab 31: Pertempuran Tak Terelakkan
32 Bab 32: Intervensi Atlantis
33 Bab 33: Di Ambang Kehancuran
34 Bab 34: Taktik Terakhir
35 Bab 35: Suara dari Timur
36 Bab 36: Bayangan Perang di Timur
37 Bab 37: Kabut Pengkhianatan
38 Bab 38: Langit Berdarah
39 Bab 39: Pelarian yang Membara
40 Bab 40: Nyali di Balik Pelarian
41 Bab 41: Kilatan di Tengah Malam
42 Bab 42: Neraka di Balik Kabut
43 Bab 43: Pertarungan di Perbatasan Bayangan
44 Bab 44: Bayangan Kematian
45 Bab 45: Bara di Tengah Kegelapan
46 Bab 46: Kobaran Api Revolusi
47 Bab 47: Jejak Darah di Tengah Konflik
48 Bab 48: Jejak Api di Bawah Langit Berdarah
49 Bab 49: Tanah yang Berlumur Darah
50 Bab 50: Kekacauan di Tepi Jurang
51 Bab 51: Neraka di Kaki Gunung Karst
52 Bab 52: Api di Tengah Kegelapan
53 Bab 53: Duel di Tengah Badai
54 Bab 54: Bara yang Tak Padam
55 Bab 55: Penyerbuan ke Jantung Atlantis
56 Bab 56: Amarah yang Membakar Langit
57 Bab 57: Badai Balas Dendam
58 Bab 58: Pertempuran Terakhir di Kegelapan Abadi
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1: Bayang-Bayang Reruntuhan
2
Bab 2: Jejak ke Puncak Relic
3
Bab 3: Jalan Berdarah ke Relic
4
Bab 4: Cahaya yang Pudar
5
Bab 5: Jejak yang Terlupakan
6
Bab 6: Faksi Militer dan Negara Atlantis yang Menindas
7
Bab 7: Bayang-bayang Penindasan
8
Bab 8: Api Perlawanan yang Mulai Berkobar
9
Bab 9: Di Ambang Harapan dan Ketakutan
10
Bab 10: Pertempuran di Hakar
11
Bab 11: Kekalahan yang Mematahkan semangat
12
Bab 12: Eksekusi di Bawah Langit Kelabu
13
Bab 13: Air Mata di Bawah Langit Kelam
14
Bab 14: Bara di Ibu Kota
15
Bab 15: Bara yang Menyala di Pelosok
16
Bab 16: Perpecahan di Tengah Api
17
Bab 17: Ruang Tahta Atlantis
18
Bab 18: Bara di Balik Gunung
19
Bab 19: Pertemuan yang Diganggu
20
Bab 20: Ikatan di Tengah Api
21
Bab 21: Genosida di Pulau Mistik
22
Bab 22: Api yang Tak Padam
23
Bab 23: Nyala Api Revolusi
24
Bab 24: Serangan Pertama
25
Bab 25: Propaganda Atlantis
26
Bab 26: Cahaya di Tengah Kegelapan
27
Bab 27: di Balik Tirai Kekuasaan
28
Bab 28: Nyala Api yang Semakin Membara
29
BAB 29 Perkenalan Tiga Jenderal Besar dan Jenderal Tertinggi Atlantis
30
Bab 30: Api yang Tidak Pernah Padam
31
Bab 31: Pertempuran Tak Terelakkan
32
Bab 32: Intervensi Atlantis
33
Bab 33: Di Ambang Kehancuran
34
Bab 34: Taktik Terakhir
35
Bab 35: Suara dari Timur
36
Bab 36: Bayangan Perang di Timur
37
Bab 37: Kabut Pengkhianatan
38
Bab 38: Langit Berdarah
39
Bab 39: Pelarian yang Membara
40
Bab 40: Nyali di Balik Pelarian
41
Bab 41: Kilatan di Tengah Malam
42
Bab 42: Neraka di Balik Kabut
43
Bab 43: Pertarungan di Perbatasan Bayangan
44
Bab 44: Bayangan Kematian
45
Bab 45: Bara di Tengah Kegelapan
46
Bab 46: Kobaran Api Revolusi
47
Bab 47: Jejak Darah di Tengah Konflik
48
Bab 48: Jejak Api di Bawah Langit Berdarah
49
Bab 49: Tanah yang Berlumur Darah
50
Bab 50: Kekacauan di Tepi Jurang
51
Bab 51: Neraka di Kaki Gunung Karst
52
Bab 52: Api di Tengah Kegelapan
53
Bab 53: Duel di Tengah Badai
54
Bab 54: Bara yang Tak Padam
55
Bab 55: Penyerbuan ke Jantung Atlantis
56
Bab 56: Amarah yang Membakar Langit
57
Bab 57: Badai Balas Dendam
58
Bab 58: Pertempuran Terakhir di Kegelapan Abadi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!