WWK BAB 17

"Ck, makin banyak aja saingan ane. Gue tuh sampe heran, napa sih Dokter yang kerja di tempat enyak itu ganteng-ganteng? Nggak tahu ape nih anaknya jadi minder." Ucap Zevan yang membuat Mifyaz maupun Zevana menggeleng pelan.

Dilain sisi Rayhan tengah menghadiri acara kolega bisnisnya. Perayaan kelulusan anak kedua koleganya itu. Tadinya Rayhan menikmati acara itu hingga Katherine tiba. Wanita itu selalu mengekor kemana pun Rayhan pergi. Sungguh, Rayhan risi dengan kelakuan Katherine kali ini.

"Berhenti mengikuti ku, Kath." Ketus Rayhan pada akhirnya.

"Aku tidak akan berhenti sebelum kamu mau balikan dengan ku." Saut Katherine.

Rayhan menarik salah satu sudut bibirnya ke atas, "Dalam mimpi mu."

Katherine mencoba meraih tangan Rayhan walau terus di tepis. "Ku mohon maafkan aku. Aku begitu juga bukan murni salah ku. Kamu sendiri yang tidak mau menyentuh ku." Suara Katherine yang lirih seolah dia yang korban.

Rayhan mendengus sebal, "Kau tau? Aku begitu karena tidak ingin merusak mu. Itu artinya aku menghormati mu sebagai seorang wanita. Tapi nyatanya apa? Kamu sendiri yang merendahkan diri mu demi rasa nikmat. Jadi jangan mencoba melimpahkan kesalahan pada ku, Kath."

"Kau kemari bersama Istri mu bukan? Aku melihatnya tengah berbincang dengan putra Tuan Candra. Sepertinya mereka sangat dekat." Ucap Ketherine, Ia berharap Rayhan terpengaruh.

Sontak ucapan Ketherine membuat Rayhan mengadarkan pandangannya. Matanya menangkap sosok ayu yang beberapa hari ini tidak Ia temui. Sosok itu terlihat tengah mengobrol begitu akrab dengan seorang pria.

"Apa mereka saling kenal?" Begitulah pertanyaan Rayhan dalam benaknya.

Aneh, tidak mungkin ngobrol kalau tidak kenal. Sesaat kemudian giliran Zevan yang menangkap sosok Rayhan. Ia langsung berbisik di telinga kembarannya.

"Je, bukankah itu Bang Rayhan?" Bisik Zevan menatap lurus kearah Rayhan.

Zevana pun mengikuti kemana arah tatapan Zevan.

"DEGGG"

Rupanya Rayhan juga menghadiri acara ini. Ahh dirinya lupa, Papa Mifyaz kan seorang pebisnis yang cukup terkenal. Tentu kemungkinan Rayhan di undang juga ada. Mengingat suaminya itu termasuk dalam daftar pengusaha muda sukses.

"Je, siapa wanita yang bersama Bang Rayhan? Kaya akrab banget gitu." Tanya Zevan masih berbisik ditelinga kembarannya yang cantik itu.

Zevana sudah mengalihkan pandangannya, Ia tak ingin terlalu lama melihat kedekatan Rayhan dengan Katherine.

"Itu sekertaris atau asistennya mungkin." Jawab Zevana sekenanya yang mendapat lirikan meragukan dari Zevan.

"Ck, orang deket gitu. Gue liat tadi si cewek beberapa kali mau gandeng tangan Bang Ray." Ucap Zevan penasaran.

"Kalau penasaran, ente langsung tanya aja sana." Ketus Zevana yang hendak beranjak dari duduknya.

"Mau kemana?" Tanya Mifyaz.

Zevana tersenyum kikuk walau pandangannya menatap kebawah. "Mau ketoilet sebentar, Kak." Jawaban Zevana hanya di tanggapi Mifyaz dengan ber "oh" ria.

Sementara di tempat duduknya Zevan masih penasaran dengan wanita yang bersama dengan adik iparnya itu. Wanita berpenampilan s*xy dan tidak segan-segan meraih tangan adik iparnya, walau memang di tepis. Apa lagi melihat ekspresi Zevana. Sejurus itu Zevan langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celana dan mengirim pesan pada seseorang.

Sedangkan di toilet, Zevana tengah berperang dengan pikirannya.

"Ck, Bang Zevan bakalan cari tahu nggak ya? Aduh semoga saja tidak, aku ingin selesaikan semua ini sendiri. Kalau sampai ayah tahu dan ikut campur bahaya ini. Bakalan jadi huru-hara." Begitulah kiranya isi hati Zevana.

Zevana menatap pantulan dirinya di depan cermin. Wajahnya terlihat lebih segar setelah di basuh.

"Apa aku tidak cantik? Atau aku tidak s*xy? Ahh, aku lupa bagaimana terlihat s*xy orang pakaian aku longgar semua. Wanita itu nggak risi apa pake pakaian kurang bahan gitu. Mana tatapan lelaki disekitarnya kaya gitu. Aku aja merinding..." Celoteh Zevana sendirian didepan cermin toilet.

Tak ingin berlama-lama di toilet, Zevana gegas kembali ke mejanya. Pandangannya kembali menengadar mencari sosok Rayhan.

"Ahh, mungkin pergi dengan wanita itu." Batin Zevana kala tidak mendapati sosok yang Ia cari.

Kembali dirinya terlibat dalam obrolan Zevan dan Mifyaz. Sesekali Zevana tersenyum bahkan tertawa karena banyolan kembarannya. Tak berhenti disana, lama tidak bertemu rupanya Mifyaz berubah menjadi sosok yang humoris.

Tidak mereka nyana interaksi ketiganya di perhatikan oleh sepasang mata dari kejauhan. Entah setan mana yang merasuki orang itu hingga dirinya menegak habis minuman yang dibawa pelayan tanpa melihat. Kakinya melangkah panjang menuju arah meja yang di tempati Zevana.

Zevan dan Mifyaz menatap seseorang itu dengan tatapan aneh. Zevana pun akhirnya ikut mendongak, dan betapa terkejutnya dia kala melihat Rayhan sudah berada di sampingnya.

"Ma.. Mas Rayhan." Sebut Zevana terbata yang membuat Mifyaz mengalihkan pandangannya kepada Dokter cantik itu.

"Mas? Ada hubungan apa Zevana dengan Rayhan?" Gumam Mifyaz dalam hatinya.

Tentu dirinya belum tahu perihal pernikahan Rayhan dengan Zevana. Karena memang hanya acara ijab qobul dan makan bersama keluarga besar kedua belah pihak.

Rayhan sendiri adalah teman bisnis Papa Mifyaz. Beberapa kali Mifyaz pernah bertemu dengannya. Tapi sepertinya dulu Rayhan mengenalkan wanita lain sebagai calon istri. Ahh, sudahlah tidak penting juga.

Rayhan menatap Zevana dingin, "Ikut aku pulang, sekarang." Ucap Rayhan menekan akhir katanya.

Rayhan langsung menarik tangan Zevana setelah berpamitan dengan tuan rumah.

"Maaf, saya ada perlu dengan ISTRI saya. Selamat atas kelulusan anda, Tuan Muda Segara. Saya permisi..." Ucap Rayhan menatap Mifyaz dengan menundukkan kepalanya sekilas, Ia juga menekan kata "ISTRI". Lalu beralih menatap saudari kembar Istrinya.

"Aku duluan, Zevan." Ucap Rayhan tanpa senyum di wajahnya.

"I.. Iya Bang." Saut Zevan keki.

Zevan maupun Mifyaz hanya menatap kepergian Zevana dengan tatapan aneh.

"Zevan, beneran mereka suami istri?" Tanya Mifyaz setelah melihat Zevana dan Rayhan menghilang di balik pintu.

"Hmm.." Saut Zevan.

"Ck, keduluan dong. Kenapa nggak di cegah sih?" Sinis Mifyaz.

"Yee, mana ane tau... Emang ada ente ngajuin proposal ke Babe?" Tanya Zevan tak kalah sinis yang mendapati gelengan oleh Mifyaz.

"Salah ente sendiri, tapi kalau pun udah juga nggak akan ngaruh. Nana tetep bakalan nikah sama Bang Ray. Sohib ane yang udah jadi kandidat kuat aja terhempas." Papar Zevan seraya menyeruput lemon tea.

Sisi lain, Zevana tengah terheran-heran dengan sikap aneh Rayhan. Beberapa kali Zevana melirik ke arah Rayhan saat itu juga dirinya melihat Rayhan seperti tengah menahan sesuatu. Ia juga melihat keringat bercucuran di dahi Rayhan. Sesekali Zevana juga mendengar Rayhan mendesis.

Akhrinya Zevana memberanikan diri untuk bertanya, "Mas Ray baik-baik aja kan?" Zevana menatap Rayhan yang menyetir di sampingnya.

Rayhan menoleh sekilas kearah Istrinya, "Entahlah, aku merasa aneh dengan tubuh ku." Jawab Rayhan yang berusaha fokus mengemudi.

"Ha.. Hah? Memangnya apa yang Mas Ray rasakan saat ini?" Tanya Zevana kembali.

Rayhan menghela nafasnya kasar, "Kepala ku sakit, pusing, terus seperti mau muntah, paling menyiksa badan ku serasa panas." Jelas Rayhan

Zevana terdiam sejenak, sembari memikirkan gejala yang di sebutkan Rayhan.

"Mas Ray tadi ada minum apa?" Tanya Zevana memastikan diagnosisnya.

Rayhan nampak berfikir, "Aku tadi minum..." Ucapan Rayhan terputus.

Rayhan menoleh kearah Zevana, "Jangan bilang..." Kembali ucapan Rayhan menggantung.

To Be Continued...

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

nah kan pasti tuh si rey minum racun yg di kasih sm ulst keket

2025-02-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!