WWK BAB 12

Helaan nafas pelan terdengar dari mulut Rayhan. "Dia Katherine, kekasih ku. Aku menjalin hubungan dengannya sudah lama, sebelum kita menikah. Jadi aku harap kamu mengerti."

"Terus?" Zevana penasaran apa yang akan Rayhan katakan lagi.

"Kamu tidak akan mengadu pada Kakek bukan?" Tanya Rayhan ingin memastikan perkataan Katherine tadi benar.

Zevana terkekeh pelan dengan senyum sinis sebelum akhirnya berucap, "Kamu tenang aja, Mas.. Rahasia mu aman ditangan ku. Kamu bebas berselingkuh, tapi aku ada permintaan."

Rayhan mengernyitkan dahinya, "Apa itu?"

Zevana mendongak kemudian menatap manik mata Rayhan dalam, "Ceraikan aku."

"DUARRR"

"Kenapa begitu? Kakek akan murka kalau sampai aku kabulkan." Rayhan masih menahan nadanya agar tidak terkesan emosi.

"Sekarang, aku tanya. Kenapa menikahi ku kalau kamu saja sudah punya tambatan hati? Mas Ray sadar tidak? Secara tidak langsung Mas Ray sudah anggap aku mati dengan selingkuh." Keluar sudah kalimat yang tertahan di benak Zevana. Rayhan bahkan tidak menyangka, wanita sekalem Zevana bisa bicara dengan tatapan nyalang seperti itu.

Rayhan mencoba menetralkan diri, dia baru tahu sisi Zevana yang ini. Tentu hal itu membuatnya terkejut.

"Kakek mengancam ku, aku tidak bisa berbuat apa-apa selain menurut." Ucap Rayhan lesu.

"Itu bukan alasan, Mas. Aku tidak mau tahu, aku tetap ingin bercerai. Aku tidak mempermasalahkan sikap mu yang dingin pada ku. Tapi kalau sudah perihal selingkuh, maaf aku tidak bisa mentolerir hal itu apapun alasannya." Zevana kembali berucap dan kali ini cukup tegas.

Rayhan mengepalkan tangannya kuat-kuat, "Apa kamu tidak sadar? Kamu adalah orang ketiga diantara aku dan Katherine."

Zevana beranjak dari duduknya, "Aku tidak meminta kalau kamu juga sadar. Agar aku tidak menjadi orang ketiga bagi kalian, ceraikan aku. Mudah bukan?"

Setelah mengucapkan hal itu, Zevana melenggang pergi dari hadapan Rayhan yang terpaku menatap kepergian Istrinya itu. Ahh, bagaimanapun juga Zevana tetap Istrinya. Sah di mata agama dan juga hukum.

Usai kepergian Zevana, Rayhan nampak mengacak-acak rambutnya frustasi. Kenapa semua jadi runyam? Ehh tunggu, bukankah benar yang dikatakan Zevana tadi? Agar dirinya tidak menjadi orang ketiga maka jalan satu-satunya adalah bercerai bukan? Tapi bagaimana dengan ucapan Kakeknya waktu itu? Kembali Rayhan teringat akan ucapan Kakek Panji sehari sebelum Ijab Qobul.

"Kamu memang menikahinya tanpa cinta dan juga terpaksa. Tapi Kakek berharap banyak pada mu, Zevana gadis yang baik. Kakek ingin keturunan William lebih agamis. Kamu beruntung karena lamaran mu diterima. Banyak laki-laki diluar sana yang menginginkan gadis itu. Mereka bahkan bukan dari kalangan biasa. Kalau Kakek sampai dengar kamu menyakitinya atau kamu masih berhubungan dengan ulet keket itu. Kakek tidak akan segan-segan membuat bisnis keluarga uler keket itu hancur dan kamu jangan harap dapat sepeser pun dari Kakek. Jangan harap juga kamu bisa gunakan marga William di belakang nama mu lagi. Tapi perlu kamu tahu pasti, diri mu akan menyesal kalau sampai menyia-nyiakan gadis seperti Zevana. Cam kan kata-kata Kakek."

Sungguh, ucapan Kakek kala itu benar-benar mengganggu pikiran Rayhan malam ini. Apa memang se-spesial itu Zevana? Hingga Kakeknya bisa jamin Rayhan akan menyesal kalau sampai menyia-nyiakan gadis itu. Kendati demikian, Rayhan lebih memilih berlalu kekamarnya.

Bagaimana dengan Zevana? Zevana sudah terlelap setelah membersihkan diri dan menunaikan sholat Isya' lengkap dengan Witir. Kebiasaan Zevana yang tidak pernah ditinggalkan.

Waktu terus berputar hingga pagi menyapa. Bulir air di ujung dedaunan serta kabut tipis menyelimuti Ibu Kota pagi ini setelah pukul 03.00 dini hari tadi hujan turun begitu deras. Seperti hari-hari sebelumnya, usai menyiapkan sarapan untuk dirinya sendiri Zevana langsung bersiap untuk dinas.

Saat keluar dari kamar, Zevana mendapati Rayhan sudah duduk di meja makan. Dengan langkah berat, Zevana menyeret kakinya ke meja makan. Sesampainya disana Zevana mendaratkan pantatnya di kursi dan segera meraih nasi goreng seafood yang Ia buat tadi. Hening beberapa saat, karena Zevana tidak menganggap Rayhan ada disana.

"Nanti malam jangan lupa, pulang lebih awal dan berangkat bersama ku." Ucap Rayhan memecah keheningan.

Zevana menjeda sarapannya sejenak, "Aku berangkat sendiri, ada meeting sore ini dan tidak bisa di tinggalkan." Jelas dokter cantik yang duduk bersebrangan dengan Rayhan.

"Oke kalau begitu." Rayhan beranjak dari kursinya dan melenggang pergi.

Setelah kepergian Rayhan, Zevana bernafas lega. Entah mengapa sesak selalu menghampiri ketika dirinya berdua saja dengan Rayhan. Apa karena sikap dingin Rayhan yang membuat suasana menjadi tegang? Yah, mungkin karena itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Zevana melihat jam yang melingkar ditangannya. Sudah pukul tujuh malam, tapi belum ada tanda-tanda meeting akan usai. Zevan yang melihat wajah kembarannya sudah persis seperti dikejar setan pun bertanya.

"Kenapa, Je?" Zevan sedikit mencondongkan tubuhnya miring hingga dekat di telinga Zevana.

Zevana melirik sekilas ke arah kembarannya, "Ada acara di rumah utama keluarga William. Ini kapan beresnya?"

"Lahh kocak nih bocah, napa elu ikut kalau ada acara?" Ucap Zevan.

"Mana tahu kalau bakalan lama." Zevana menimpali dengan bibir yang maju beberapa mili.

"Ente lupa? Ini akhir bulan, meetingnya pasti lama. Apalagi ada kasus minggu lalu." Saut Zevan.

"Terus gimana dong?" Zevana meminta saran dari kembarannya itu.

"Interupsi sana, enyak pasti izinin." Jawab Zevan.

Mau tidak mau akhirnya Zevana meminta izin kepada Ibunya. Sejurus itu, Zevana langsung melesat pergi. Dijalan pun jangan tanya bagaimana dirinya membawa mobil. Bahkan tak jarang pengendara lain mengumpat karena terkejut. Tentu hal itu tidak bisa Zevana dengar.

"Astagfirullah, buru-buru amat tuh mobil." Gumam seorang pemuda yang melihat cara menyetir Zevana.

Sesampainya di kediaman utama, Zevana langsung turun dari mobil. Untung saja Ia sempat berganti pakaian dan men touch up wajahnya. Segera Ia memasuki rumah megah itu. Rupanya disana sudah ramai orang. Semua adalah trah William, dan Zevana belum mengenal semuanya.

"Assalaamu'alaikum, maaf Zevana terlambat." Ucap Zevana setelah menginjakkan kaki di ruang tengah.

Mereka yang ada disana pun mengalihkan perhatian ke arah Zevana. "Wa'alaikumsallam.... Cucu mantu kesayangan, Kakek. Nggak apa-apa, Nduk... Kata Rayhan kamu ada meeting penting. Sini nimbrung biar tambah akrab. Masih kurang satu personil sebelum makan malam di mulai." Papar Kakek Panji dengan senyuman hangatnya.

Zevana pun akhirnya duduk bersebelahan dengan Rayhan. Canggung adalah kata yang tepat untuk apa yang Zevana rasakan saat ini. Hingga tiba-tiba...

"Assalaamu'alaikum, itu mobil sport warna hitam dope punya siapa?" Ucap seorang pemuda yang baru masuk hunian.

Zevana yang merasa memiliki mobil dengan ciri-ciri itupun langsung menoleh kearah sumber suara seraya mengangkat tangannya. "Wa'alaikumsalam, itu punya ku." Jawab Zevana dengan mata membola sempurna melihat siapa pemuda yang baru saja tiba.

To Be Continued...

Terpopuler

Comments

Anisah Maftuhah

Anisah Maftuhah

please thor... ending'y zivana jangan Ama Reyhan yak...biar tau rasa si Reyhan....

2025-02-02

2

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

thoor biarin zeva pisah sm rey biar sm adeky aja ya..kasian zeva di hianatin

2025-02-08

1

Jihanisa Jihan

Jihanisa Jihan

hanif kh. adik tiri Rayhan

2025-02-10

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!