"Kapan lanjut spesialisnya?" Tanya Rama mengalihkan topik.
Zevana melirik sekilas ke arah suaminya, "Tunggu acc dari Mas Rayhan dulu, Pah." Jawab Zevana.
"Lohh, Ray.. Kenapa memangnya? Kamu nggak support Zevana lanjut spesialis?" Kini Rama menatap Putra sulungnya lekat-lekat.
Rayhan terdiam sejenak sebelum berkata, "Kalau lanjut spesialis lama, Pah. Rayhan fikir akan lebih baik kalau jadwal Zevana tidak terlalu padat. Kami juga baru saja menikah, sementara ini Rayhan ingin fokus pendekatan dengan Zevana." Papar Rayhan panjang lebar.
Tentu penjelasan Rayhan tadi membuat Zevana tersenyum sinis. Tapi sayang, seyum itu Ia sembunyikan di balik wajahnya yang tertunduk.
Rama manggut-manggut, "Begitu rupanya, baiklah."
Tiba-tiba seorang anak lelaki berlari kearah Zevana.
"Ateuuu, mau yah jadi pacal Usup?" Ucap anak kecil yang sering di sapa Yusuf itu setelah berhasil melingkarkan kedua tangan di leher Zevana.
Zevana yang mendapati serangan tiba-tiba tentu tubuhnya agak oleng. Apa lagi saat ini dirinya masih memangku Giselle. Mata Zevana mengerjap beberapa kali. Apa katanya tadi? Anak semungil itu ingin Zevana menjadi pacarnya? Mereka yang diruang tengah pun dibuat melongo dengan ucapan anak berusia tiga tahun itu.
Tunggu, tadi anak ini belum ada. Dimana anak ini tadi? Kenapa baru muncul langsung bikin kehebohan?
Tak berselang lama seorang wanita datang, "Aduh maaf ya Ana, Yusuf excited banget waktu lihat kamu pertama kali di akad waktu itu." Ujar Yasmin yang tak lain adalah Ibu dari Yusuf. Yasmin juga termasuk dalam jajaran sepupu Rayhan.
"Sampai rumah saja masih ngreog, pengen main sama kamu. Tadi aja dia udah semangat nungguin kamu dateng. Ehh taunya malah ketiduran." Yasmin berucap kembali.
Kini Yasmin beralih menatap Putra tampannya. "Sayang, ayo makan dulu. Cuman kamu yang belum makan, kamu bilang mau nungguin ateu. Ayeuna ateu udah disini, makan ya?"
Yusuf melirik Mamanya sekilas, "Usup mau makan di temani ateu cantik."
"Eihh, Yusuf.. Jangan gitu, ateu cantik lagi ngobrol disini. Sama Mama aja yah?" Yasmin mencoba untuk bernegosiasi dengan Putranya.
Yusuf menggeleng pelan, "Ndak mau yah.."
"Ck, yolo Ucup... Kak Zevana udah Giselle pinjem. Sana, makan dulu sama Mama mu." Saut Giselle dengan wajah cemberutnya.
"Kak Icel, ateu cantik ini pacal Usup ya." Ucap Yusuf sembari menyadarkan kepala di pundak Zevana.
"Nggak ada ya, Kak Zevana itu punya Bang Willie Salim." Saut Giselle dengan nada yang sudah tidak bersahabat.
"Willie Salim?" Tanya Zevana dalam benaknya. Pertanyaan yang sama pun ada dalam benak Rayhan.
Sementara itu, Zevana yang diperebutkan pun hanya mengulum senyum. Tentu semua itu tak lepas dari perhatian Rayhan maupun Hanif.
"Sudah.. Sudah.." Akhirnya Zevana melerai kedua bocil itu.
"Yusuf, memangnya Yusuf tahu apa itu pacaran?" Tanya Zevana dengan wajah sedikit miring demi melihat wajah tampan Yusuf.
"Emm, laki-laki dan pelempuan temenan gitu kan? Telus main baleng." Jawab Yusuf dengan manik mata yang melihat keatas seolah tengah berfikir.
Zevana terkekeh mendengar jawaban Yusuf, "Kurang lebih begitu. Tapi Yusuf, Allah nggak suka kalau Yusuf pacaran. Pacaran itu dilarang sama Allah, dosa. Kecuali kalau pacarannya seperti Ayah dan Ibu Yusuf, nah itu boleh. Maksudnya harus menikah, nanti kalau Yusuf sudah besar, pasti paham." Zevana menjelaskan secara singkat karena memang dirinya bingung bagaimana menjelaskannya. Ia juga takut justru malah Yusuf salah mengartikan ucapan dirinya.
"Ya udah, sekarang Yusuf makan ya? Ateu temenin." Ujar Zevana kembali dengan senyum hangatnya.
Akhirnya Zevana beranjak sembari menggandeng tangan mungil Yusuf. Giselle yang tak mau jauh dari Zevana pun ikut mengekor dibelakang. Sontak pemandangan itu membuat mereka yang di ruang tengah tersenyum seraya geleng-geleng kepala. Pasalnya Giselle dan Yusuf baru bertemu beberapa kali, tapi Zevana sudah mampu menarik perhatian mereka berdua.
"Ray, kamu nggak ada niat cepet-cepet bikin bini lu hamidun?" Tanya Yasmin mengalihkan atensi.
Rayhan yang ditanya hanya menatap dingin sepupunya itu. Tapi sedetik kemudian dirinya menjawab, "Do'ain aja." Singkat sekali jawaban lelaki kulkas satu ini.
Akhirnya mereka kembali mengobrol, Rama dengan Rayhan membicarakan bisnis. Para wanita dengan gosip dan kawan-kawannya. Sisanya hanya mengobrol hal-hal random.
Lain halnya dengan Zevana yang tengah sibuk menyuapi Yusuf. Yah, anak itu meminta Zevana menyuapinya. Dengan telaten Zevana menyuapi anak itu, sesekali Ia akan menjawab pertanyaan yang terlontar dari bibir mungil Yusuf maupun Giselle.
"Ehh, Giselle... Kamu tadi bilang Willie Salim? Giselle kenal?" Tanya Zevana tiba-tiba seraya menatap wajah gadis kecil itu.
"Tentu, Bang Willie baik buangettt. Cocok sama Kak Zevana, dari pada Bang Rayhan." Jawaban Giselle membuat Zevana mengernyitkan dahi.
"Apa Kak Zevana sudah pernah bertemu dengannya?" Tanya Zevana kembali.
Giselle mengendikan bahunya, "Mungkin, maaf Kak ini rahasia ku dengan Bang Willie." Ucap Giselle di akhiri cengiran khas anak kelas lima sekolah dasar.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam semakin larut, mereka yang datang di kediaman utama William satu persatu undur diri. Namun tidak dengan Rayhan dan Zevana. Rama dan Lydia meminta keduanya untuk menginap.
Akhirnya mau tidak mau disinilah kini Zevana berada. Dikamar milik Rayhan, ini pertama kalinya Zevana masuk kedalam kamar suaminya. Yahh, itu karena setelah akad Zevana langsung diboyong oleh Rayhan ke apartemen bukan rumah utama.
Sejenak Zevana mengamati setiap sudut kamar Rayhan. Pandangannya berhenti di nakas, ada sebuah foto yang di bingkai begitu epik disana. Bukan foto dirinya, namun foto Rayhan dengan Katherine. Ahh, Zevana jadi ingat akan pertemuan dengan wanitanya Rayhan. Mengingat hal itu membuat hatinya berdenyut nyeri. Segera Zevana menepis ingatan itu dan memilih masuk kesebuah ruangan yang Ia yakini kamar mandi.
Dimanakah Rayhan? Dia kini berada di ruang kerja milik Kakeknya. Disana ada Rama, Rayhan, dan juga Kakek Panji.
"SRAAKKK"
Kakek Panji melempar beberapa foto diatas meja kerjanya.
Kakek Panji menatap cucunya dengan tajam, "Apa ini Rayhan?"
"Kakek sudah peringatkan untuk jauhi Katherine. Uler keket itu tidak baik untuk mu." Kakek Panji menarik nafas sejenak kemudian berucap. "Kakek fikir kamu pintar, tapi rupanya Kakek salah. Kamu terlalu percaya dengan wanita licik itu."
Kakek Panji kemudian mengambil sebuah amplop coklat di laci dan melemparkannya di atas foto-foto tadi.
"Ambil itu biar mata kamu terbuka lebar. Mana berlian dan mana batu kerikil. Kalau sampai Kakek masih dengar kamu berhubungan dengan uler keket itu lagi. Terpaksa, Kakek yang akan mengembalikan Zevana ke orangtuanya secara langsung." Tukas Kakek Panji seraya beranjak dari kursinya hendak keluar dari ruangan itu.
Setelah sedari tadi Rama diam, akhirnya kini dirinya bersuara. "Papa kecewa dengan mu Rayhan. Kalau sampai Yai Halim tahu akan hal ini, mau di taruh dimana muka Papa nanti!."
Rama menjeda ucapannya sejenak lalu, "Kamu memang dipaksa menikah, tapi tidak seharusnya seperti ini. Kamu seharusnya berfikir, Kakek mu tidak mungkin mengambil tindakan ini kalau dia tidak punya alasan. Selama ini bukankah Kakek dan Papa selalu membebaskan mu?" Imbuhnya menatap kecewa kepada Putra sulungnya.
"Diam-diam Kakek mencari tahu latar belakang Katherine dan kehidupannya. Setelah tahu bagaimana kehidupan wanita itu, tentu Kakek tidak tinggal diam. Kakek tidak mau masa depan kamu hancur karena kamu yang salah memilih pendamping. Tapi apa yang malah kamu lakukan sekarang?"
"Renungkan setelah kamu membuka amplop itu." Tukas Rama seraya keluar dari ruangan itu.
Rayhan meraih amplop coklat diatas meja dan menatapnya lekat-lekat sebelum akhirnya membawa pergi amplop itu.
To Be Continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
🌷💚SITI.R💚🌷
pasti reyhan ga akan percaya sm bukti² yg ada krn sdh di butakn sm si keket itu
2025-02-08
1