" Mawar, maukah kamu menikah dengan ku ?" tanya Ikhsan sambil berlutut di hadapan Mawar wanita yang iya cintai selama lebih dari satu tahun.
" tapi apa ibumu mau menerima ku ?" tanya Mawar yang memang menjalin hubungan secara sembunyi dari ibunya Ikhsan.
" ibuku wanita baik dan aku yakin seiring berjalannya waktu ibu pasti akan bisa menerima hubungan ini dan kita akan berjuang sama sama untuk meluluhkan hati ibu " ucap Ikhsan terus berusaha meyakinkan Mawar kekasihnya.
" Mawar... mana makan siangnya !! " Mawar tersadar dari lamunannya saat mendengar teriakan ibu mertuanya.
" iya Bu sebentar lagi selesai " ucap Mawar setelah menghampiri Bu Teri yang saat ini ada di ruang keluarga bersama seorang wanita yang baru saja Mawar lihat.
" lelet sekali sih kamu ini " ucap Bu Teri sinis.
" cepat selesaikan masakannya karena kami sangat lapar " ucap Bu Teri seolah Mawar bukanlah menantunya tapi pembantunya.
Deg
Andai ucapan itu yang di ucapkan Bu Teri di hadapannya mungkin Mawar tak terlalu sakit hati tapi Bu Teri mengatakan itu di hadapan orang luar dan hal itu semakin membuat Mawar merasa tak di hargai.
Tak ingin terus di permalukan di hadapan wanita asing membuat Mawar memilih melanjutkan memasaknya dan menganggap Bu Teri tak mengatakan apapun pada nya.
" siapa sebenarnya wanita itu ? "
" kenapa aku merasa akan ada sesuatu yang terjadi ? "
" tapi apa ?" Berbagai pikiran terus berkecamuk dalam pikiran Mawar saat melihat kedekatan antara ibu mertuanya dengan wanita yang sampai saat ini belum Mawar ketahui siapa namanya dan maksud kedatangannya ke rumah ini.
Mawar Khairunnisa dan Ikhsan Pratama menikah sudah satu tahun dan selama satu tahun pernikahan mereka tinggal di rumah orang tua Ikhsan atas permintaan Bu Teri.
" ah akhirnya selesai juga " ucap Mawar yang baru saja selesai meletakan masakan terakhirnya di atas meja makan dan ternyata berbarengan dengan kedatangan Bu Teri dan wanita yang masih belum Mawar ketahui siapa namanya.
" ayo Sisil kita makan " ucap Bu Teri yang berhasil membuat Mawar menatap ke arah wanita yang kini sudah duduk di samping Bu Teri.
" Sisil ? Kenapa aku merasa tak asing dengan nama itu ?" gumam Mawar sambil menarik kursi untuknya duduk untuk menikmati makan siang yang sudah iya masak sendiri.
" kamu mau apa ?" tanya Bu Teri masih dengan tatapan tak sukanya pada Mawar.
" maksud ibu ?" tanya Mawar yang sangat yakin Bu Teri tau apa yang akan iya lakukan jika ingin duduk di meja makan.
" kami akan makan berdua sebaiknya kamu makan nanti setelah kami " ucap Bu Teri yang tak memperdulikan perasaan Mawar saat di perlakukan seperti itu.
" ayo Sisil makan, maaf ya hanya makanan sederhana " ucap Bu Teri mempersilahkan wanita muda di sampingnya untuk mulai menikmati makan siang yang sudah Mawar siapkan.
" tapi Bu,apa kita tak menunggu kak Ikhsan dulu ?" tanya Sesil yang sepertinya tak menganggap kehadiran Mawar di antara mereka.
Bu Teri melihat sekilas ke arah Mawar yang masih berdiri di dekat meja makan seolah Mawar begitu penasaran dengan percakapan dirinya dan wanita muda itu.
" sampai kapan kamu berdiri di situ ?"
" lebih baik kamu pergi ke dapur dan bersihkan peralatan bekas kamu memasak " ucap Bu Teri lagi.
Mawar yang tak ingin membuat keributan dengan ibu mertuanya apalagi di depan tamu kembali memilih mengalah, tapi tak lama setelah itu terdengar derap langkah yang mulai mendekat ke ruang makan dimana Bu Teri dan Sesil yang sedang menikmati makan siang.
" Ikhsan kamu sudah pulang " ucap Bu Teri cukup terkejut dengan kedatangan putranya.
" iya Bu " ucap Ikhsan singkat sambil menyisir ruang makan tapi tak menemukan Mawar di sana.
" dimana Mawar Bu ?"
" kenapa Mawar tak ikut makan siang bersama ibu dan ..." Ikhsan kembali terdiam saat melihat mantan kekasihnya yang kini sudah ada di hadapannya setalah menghilang dua tahun lalu.
" hai San, apa kabar " sapa Sesil yang kini sudah bangkit dari duduknya sambil berjalan menghampiri Ikhsan yang sepertinya masih tak percaya dengan kehadiran dirinya saat ini.
" aku baik " ucap Ikhsan setelah berhasil menguasai kekagetannya.
" dimana Mawar Bu ?" tanya Ikhsan yang ingin segera bertemu dengan istrinya dan juga penyembuh luka yang Sesil tinggalkan dua tahun lalu.
Tak ingin Ikhsan tau perlakuannya pada Mawar saat Ikhsan tak ada di rumah, Bu Teri menyuruh putranya duduk di samping Sesil yang masih berdiri di samping Ikhsan.
" Duduklah dan temani Sesil di sini biar ibu yang memanggil Mawar yang sedang mengambil buah untuk di meja makan " ucap Bu Teri mencari alasan.
" Sesil temani Ikhsan dulu ya " ucap Bu Teri sambil memberi kode pada Sesil dengan mengedipkan matanya yang langsung dapat di pahami oleh Sesil.
Bu Teri pun berjalan menuju dapur untuk menjemput Mawar seperti yang iya katakan pada Ikhsan putranya.
" Mawar " panggil Bu Teri dengan suara pelan agar Ikhsan tak mendengar pembicaraan dirinya dengan Mawar.
" Ikhsan sudah datang "
" jangan membuat Ikhsan berpikiran buruk sama ibu jika tidak lihat apa yang bisa ibu lakukan untuk memisahkan kalian berdua " ucap Bu Teri sedikit mengancam Mawar.
Mawar hanya bisa menghela nafas mendengar ancaman yang sering kali Bu Teri katakan, bukan Mawar tak pernah mengadukan perlakuan ibu mertuanya pada Ikhsan tapi tiap kali Mawar bercerita Bu Teri bisa dengan mudah memutar balikkan fakta di hadapan Ikhsan yang mana malah menyusutkan dirinya.
" cepat, Ikhsan sudah menunggu kita " ucap Bu Teri yang sudah berjalan lebih dulu tapi saat hendak sampai di pintu antara dapur dan ruang makan Bu Teri teringat alasannya menyusul Mawar ke dapur.
" bawa buah itu dan simpan di atas meja makan " ucap Bu Teri yang kini sudah kembali berjalan meninggalkan Mawar yang hanya bisa menghela nafas melihat sikap Bu Teri yang seperti bunglon.
Tak ingin membuat Ikhsan menunggu Mawar pun membawa buah yang sudah iya cuci lebih dulu untuk di letakkan di atas meja makan, tapi apa yang iya lihat membuatnya semakin yakin jika memang wanita mudah yang sejak tadi ada di rumahnya di kenal oleh Ikhsan suaminya.
" kamu duduk dekat ibu ya " ucap Bu Teri sambil menepuk kursi di sampingnya agar Mawar tak mengganggu Sesil yang saat ini sudah duduk di samping Ikhsan suaminya.
" tidak, ibu yang duduk disini karena Ikhsan akan duduk dengan Mawar " ucap Ikhsan yang sudah berdiri dari duduknya.
" kamu disini saja " ucap Sesil sambil menggenggam lengan Ikhsan tepat di hadapan Mawar.
" Sesil benar, sebaiknya jangan memperdebatkan dimana kita duduk "
" lebih baik kita nikmati makan siang yang sudah Mawar siapkan " ucap Bu Teri yang tentu saja jika Bu Teri sudah berbicara Ikhsan tak akan mungkin membantahnya.
✍️✍️✍️ hai hai hai... Ketemu lagi sama R-kha...
Siapkan hati dan jiwa untuk menemani kehidupan Mawar yang bukan hanya menghadapi ibu mertua yang masih belum bisa menerima dirinya sepenuh hati tapi menghadapi wanita masa lalu suaminya yang kembali hadir diantara mereka.
Bagaimana kisah kehidupan rumah tangga Mawar dan Ikhsan ? Apakah Mawar dan Ikhsan bisa melewati setiap ujian rumah tangga mereka atau kah ada pilihan lain agar mereka semua bisa bahagia ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya.
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘 😘 😘
Menghadapi Bu Teri yang bermuka dua saja sudah membuat Mawar selalu menghela nafas kini hadir seorang wanita yang Mawar rasa bukan hanya sekedar berkunjung tapi memiliki niat tak baik dalam rumah tangganya bersama Ikhsan.
" kamu mau sama apa mas ?" tanya Mawar yang memang selalu menyiapkan nasi beserta lauk untuk Ikhsan suaminya.
" Sesil yang akan mengambilkan makanan untuk Ikhsan siang ini, kan Sesil lebih dekat duduknya dengan Ikhsan " ucap Bu Teri tanpa memperdulikan perasaan Mawar sedangkan Ikhsan yang notabene seorang anak penurut memilih diam dan membiarkan ibunya memutuskan segala hal dalam hidupnya.
Melihat Ikhsan tak membantah ibunya membuat Mawar hanya bisa menghela nafas meredam rasa kecewa yang semakin hari semakin menggunung.
Hingga selesai makan siang sikap yang Sesil tunjukan seolah dirinya lah istri dari Ikhsan meski Ikhsan terlihat risih tapi Ikhsan tak menolak apa yang Sesil lakukan pada dirinya yang bahkan di lakukan di hadapannya istrinya sendiri.
" Ikhsan kembali ke kantor " ucap Ikhsan yang memang terbiasa makan siang di rumah baru setelah itu kembali ke kantor yang memang tak begitu jauh dari rumahnya.
" mas bisa kita bicara sebentar " ucap Mawar yang ingin menanyakan satu hal.
" nanti saja ya setelah mas pulang kerja "
" mas sudah sangat terlambat " ucap Ikhsan.
" hanya sebentar Mawar janji " ucap Mawar yang tak bisa menunggu lebih lama lagi.
" apa kamu tak mengerti jika Ikhsan berkata nanti ?" tanya Bu Teri mencoba menghentikan Mawar.
" San, aku ikut dengan mu ya " ucap Sesil yang yakin ikhsan tak mungkin menolak dirinya.
" ikutlah, Ikhsan tak mungkin menolak mu" ucap Bu Teri yang membuat Mawar semakin merasa curiga siapa sebenarnya sosok Sesil ini.
Ikhsan yang tak mengatakan apapun membuat Mawar kembali kecewa tapi ada hal yang lebih membuatnya penasaran kenapa sikap ibu mertuanya begitu baik pada Sesil.
" Ikhsan berangkat ya Bu " pamit Ikhsan pada ibunya sedangkan Mawar memilih pergi menuju dapur demi menutupi rasa kecewanya hari ini yang terasa begitu bertubi tubi.
Bu Teri hanya melihat sekilas ke arah Mawar tapi tatapan sinis bercampur puas membuat senyum itu terlihat menyeramkan.
" sebenarnya siapa Sesil Bu ?" tanya Mawar memberanikan diri bertanya pada Bu Teri.
" apa kamu yakin ingin tau siapa Sesil ?" tanya Bu Teri yang kini sudah duduk di ruang keluarga dengan gaya angkuhnya, Mawar hanya mengangguk karena mawar tak ingin karena rasa penasaran nya membuatnya malah berpikir yang tidak tidak.
" dia mantan Ikhsan " ucap Bu Teri.
" mantan pacar ?" tanya ulang Mawar memastikan jika yang iya dengan tidak lah salah.
" ya, dia mantan pacar "
" oh salah salah bukan mantan pacar tapi masih menjadi pacar Ikhsan karena seingat ibu diantara Ikhsan dan Sesil tak pernah ada kata putus " ucap Bu Teri seolah apa yang iya ucapkan bukan lah sesuatu yang salah.
" maksud ibu apa ?"
" mas Ikhsan sudah menikah dengan Mawar jadi bagaimana bisa mas Ikhsan masih menjadi kekasih wanita lain ?" tanya Mawar yang tak ingin termakan hasutan yang belum tentu seperti yang Ikhsan pikirkan.
" karena memang tak pernah ada kata putus yang terucap dari mulut keduanya " ucap Bu Teri.
" dan jika kamu masih ingin menjadi istri Ikhsan dan bisa tinggal disini lebih baik kamu terima jika Ikhsan dan Sesil akan sering menghabiskan waktu bersama mulai saat ini " ucap Bu Teri.
" Bu... Bagaimana bisa ibu berkata seperti itu ?" tanya Mawar yang sudah tak bisa lagi menutupi rasa kecewanya pada sikap ibu mertuanya kali ini.
" apa ibu pernah berpikir jika ibu ada di posisi Mawar saat ini, apa ibu akan terima jika suami yang ibu nikahi dan ibu cintai menjalin kedekatan dengan wanita dari masa lalunya ?" tanya Mawar yang malah membuat Bu Teri marah dengan sikap lancang Mawar kali ini.
" apa ibu akan terima jika ayah dekat dengan wanita lain ?" tanya Mawar yang hanya ingin Bu Teri memikirkan perasaan nya sekali saja.
" diam kamu !!"
" jangan pernah bandingkan saya dengan kamu karena kita berdua berbeda "
" saya bisa mengendalikan suami dan anak saya tapi kamu !!" tunjuk Bu Teri tepat di wajah mawar.
" kamu tak akan pernah bisa mengendalikan anak saya, ingat itu " ucap Bu Teri yang kini sudah bangkit dari duduknya.
" dan satu lagi jika Sesil bersedia menjadi istri Ikhsan kamu tak boleh melarang Ikhsan, ingat itu " ucap Bu Teri yang kini membuat kemarahan yang selama ini Mawar pendam akhirnya meledak tak terkendali.
" tidak... !!"
" Mawar tak akan pernah mengijinkan mas Ikhsan menikah lagi dan Mawar juga yakin jika mas Ikhsan sudah tak memiliki perasaan apapun lagi untuk wanita itu !!" teriak Mawar penuh amarah.
" lancang kamu !!"
" kamu lupa dengan siapa kamu berbicara ?" tanya Bu Teri sambil menjambak rambut Mawar yang tentu saja berhasil membuat Mawar meringis kesakitan di buatnya.
" Mawar ingat dan Mawar tau siapa wanita di hadapan Mawar saat ini " ucap Mawar sambil meringis kesakitan sedangkan tangan kanannya mencoba menahan tarikan Bu Teri pada rambutnya.
" jika kamu tau harusnya kamu bisa menjaga ucapan mu " ucap Bu Teri sambil menghempaskan kepala mawar begitu kencang.
" harusnya bukan hanya Mawar yang harus menjaga lisan dan pikirannya tapi juga ibu " ucap Mawar.
" kita memang sama sama perempuan tapi ibu ingin menjerumuskan Mawar demi membuat mas ikhsan kembali dengan wanita itu " ucap Mawar yang hanya ingin mempertahankan haknya sebagai seorang istri.
" baiklah, kita lihat nanti apa Ikhsan akan membela kamu atau seperti biasa Ikhsan akan setuju dengan apa yang ibu katakan " ucap Bu Teri yang sepertinya sudah memiliki cara untuk bisa meyakinkan Ikhsan agar setuju dengan apa yang iya katakan tanpa harus membantah.
" cepat bereskan sisa makan siang tadi dan jangan sampai dapur terlihat kotor " ucap Bu Teri memerintah tapi bukan seperti pada menantu tapi memerintah pada seorang pembantu.
Lain halnya dengan yang terjadi di dalam mobil sejak meninggalkan rumah Bu Teri, baik Ikhsan dan Sesil sama sama diam hingga akhirnya Sesil buka suara yang malah membuat Ikhsan tiba tiba saja menghentikan laju mobilnya.
" apa kamu tak merindukan ku ?" tanya Sesil sambil memegang lengan Ikhsan yang sedang fokus mengemudikan mobilnya.
Ckittt
Mobil yang tiba tiba saja di hentikan mendadak oleh Ikhsan membuat Sesil cukup terkejut tapi malah di jadikan kesempatan oleh Sesil agar Ikhsan kembali pada dirinya.
" auh... " ucap Sesil yang malah sengaja mencondongkan tubuhnya tepat di lengan Ikhsan yang tentu saja membuat pepaya Bangkok Sesil menempel sempurna di lengan Ikhsan.
" maaf " ucap Ikhsan sambil menarik lengannya sedangkan Sesil kembali membenarkan posisinya.
" aku menyesal tapi aku memiliki alasan kenapa aku tiba tiba menghilang tanpa kabar" ucap Sesil yang dengan sangat berani menggenggam tangan Ikhsan begitu kencang hingga Ikhsan tak bisa dengan mudah menarik tangannya dari genggaman Sesil.
" tapi apapun alasan yang akan kamu katakan tak akan merubah jika saat ini aku sudah menikah "
" pernikahan kamu hanya sebuah pelarian dari rasa frustasi yang kamu alami karena kamu tak bisa menemukan ku "
" tapi kini aku telah kembali dan aku yakin ibu juga akan setuju jika kita kembali bersama " ucap Sesil sambil menatap penuh cinta ke arah Ikhsan.
" kita kembali ?" tanya Sesil yang kini sudah menggenggam kedua tangan ikhsan.
✍️✍️✍️ apa Ikhsan akan menerima ajakan Sesil untuk kembali bersama ? Atau Ikhsan akan menolak Sesil dan tetap menjaga janji sucinya untuk Mawar ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘 😘 😘
Katanya apapun ujian dalam rumah tangga selagi sang suami masih berada di pihak kita dan selalu mendukung kita semuanya akan baik baik saja.
" kenapa mas Ikhsan belum pulang juga !" tanya Mawar yang begitu khawatir apalagi sejak tadi siang Ikhsan tak mengirim pesan sama sekali lewat ponselnya.
" apa mungkin terjadi sesuatu pada mas Ikhsan dan wanita itu ?" pikiran buruk semakin berkecamuk di pikiran Mawar terlebih ini sudah satu jam lebih lama dari jam biasanya Ikhsan sampai ke rumah setelah pulang kerja.
" tidak tidak, mas ikhsan tak mungkin seperti yang ibu katakan "
" mas Ikhsan sangat mencintaiku dan aku yakin mas Ikhsan akan memegang janji cintanya untuk ku, ya hanya untuk ku " ucap Mawar meyakinkan dirinya sendiri.
" lebih baik kamu siapkan makan malam, Ikhsan pasti sedang makan malam dengan Sesil " ucap Bu Teri asal.
" Bu... Mawar mohon hargai sedikit saja perasaan Mawar Bu " ucap Mawar yang tak ingin pikirannya semakin tak karuan karena ucapan ibu mertua yang semakin hari semakin menunjukan ketidak sukaan nya pada dirinya.
" kenapa ? Apa kamu tak yakin pada cinta kamu untuk Ikhsan dan juga cinta Ikhsan untuk kamu ?" tanya Bu Teri yang entah kenapa dan karena alasan apa sampai bersikap seperti itu pada Mawar.
" tapi ya, Sesil jauh lebih baik dari kamu dan ibu yakin lambat Laun Ikhsan akan menyadari kesalahannya karena sudah menikahi wanita seperti mu " ucap Bu Teri semakin memeras perasaan Mawar.
" malam Bu ... " sapa Sesil yang baru saja masuk bersamaan dengan Ikhsan.
" Ikhsan masuk dulu ke kamar Bu " ucap Ikhsan yang langsung di ikuti oleh Mawar yang juga melihat kedatangan suaminya dengan wanita yang tadi siang datang berkunjung ke rumahnya.
" mas, kenapa kamu pulang terlambat ?" tanya Mawar setelah menutup pintu kamarnya.
" banyak pekerjaan di kantor dan maaf mas ngga sempat menghubungi kamu " ucap Ikhsan tapi saat mengatakan itu sikap Ikhsan terasa dingin.
" tapi kenapa mas dan wanita itu bisa bersamaan datangnya ?" tanya Mawar yang tak bisa menunggu lebih lama lagi untuk menanyakan hal yang menurutnya sangat ganjal dan tak pantas.
" apa kamu curiga sama mas ?" tanya Ikhsan yang tiba tiba saja marah dan tak terima saat mendengar pertanyaan Mawar yang lebih seperti tuduhan.
" kenapa kamu harus marah ?"
" jika memang kamu dan wanita itu tak ada hubungan atau kamu tak memiliki kesalahan dengan wanita itu harusnya kamu tak perlu marah " ucap Mawar yang hanya ingin suaminya jujur.
" lalu apa jika mas bilang jika mas tak sengaja bertemu Sesil apa kamu akan percaya ?" tanya Ikhsan.
" sudah lah mas capek dan mas ingin mandi untuk menyegarkan tubuh mas " ucap Ikhsan yang langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuh lengket nya karena seharian bekerja.
" kenapa aku merasa jika kamu sedang menyembunyikan sesuatu mas ?" gumam Mawar sambil terus melihat ke arah Ikhsan yang kini sudah kilang di balik pintu kamar mandi.
Tak ingin masalah semakin memburuk akhirnya Mawar memilih untuk menyiapkan makan malam dan Mawar tak menganggap kehadiran Sesil bahkan menyapa pun tidak.
" Bu, malam ini boleh Sesil menginap disini ?"
" Sesil belum mendapatkan rumah kontrakan" ucap Sesil yang memang selama dua tahun ini tinggal di luar kota dan rumah yang iya miliki di kota ini sudah lama di jual oleh orang tua Sesil.
" kenapa harus mengontrak "
" kamu bisa tinggal di sini " ucap Bu Teri yang tak menyadari jika Mawar mendengar apa yang ibu mertuanya katakan.
Prakkk
Piring yang Mawar bawa terlepas begitu saja dari tangan Mawar sehingga membuat kegaduhan dan juga membuat Bu Teri dan Sesil melihat ke arahnya.
" jangan pernah melarang siapa yang boleh dan tidak boleh tinggal di rumah ini karena ini rumah ku !!" ucap Bu Teri sedangkan Sesil tersenyum penuh kemenangan karena memang hanya dengan menggunakan Bu Teri dirinya bisa tinggal di rumah ini tanpa ada yang bisa melarangnya.
Mawar bergegas masuk ke dalam kamar hingga tanpa sadar menabrak Ikhsan yang baru saja hendak keluar dari kamarnya.
" Mawar kamu kenapa lari lari seperti ini ?" tanya Ikhsan yang tentu saja terdorong ke belakang karena Mawar langsung memeluknya dan baru Ikhsan sadari jika saat ini Mawar sedang menangis di dadanya.
" Mawar kamu menangis ?"
" tapi kenapa ?" tanya Ikhsan yang tak menyadari jika ini semua ada andil dirinya hingga akhirnya Mawar menumpahkan semua rasa sesaknya hari ini di dada Ikhsan.
" sebenarnya siapa wanita itu mas ?" tanya Mawar di sela sela Isak tangisnya.
" kenapa dia harus tinggal di rumah ini ?" tanya Mawar yang membuat Ikhsan mengerti kenapa Mawar sampai menangis seperti ini.
" memang siapa yang bilang jika Sesil akan tinggal di sini ?" tanya Ikhsan yang memang tak pernah membahas hal itu dengan Sesil.
" siapa dia ?" tanya Mawar yang hanya ingin melihat apakah Ikhsan jujur pada dirinya atau tidak.
" jawab mas siapa dia ?"
" kenapa ibu begitu membela dan memperdulikan dirinya di banding Mawar yang jelas jelas menantunya " tanya Mawar.
" kenapa kamu begitu lebay menanggapi Sesil " ucap Ikhsan yang malah membuat Mawar tak percaya dengan apa yang baru saja Ikhsan ucapkan.
" jika dia memang bukan siapa siapa ya jelaskan dia itu siapa ?" tanya Mawar yang hanya ingin melihat apakah Ikhsan masih menghargai pernikahan mereka atau tidak.
" kenapa ? Apa karena dia mantan pacar mas jadi mas tak ingin mengakuinya ?"
" atau jangan jangan mas masih memiliki perasaan pada wanita itu hingga saat tau ibu mengizinkannya tinggal disini mas jadi sangat senang tapi mas coba menutupinya dari Mawar, benar kan " tanya Mawar.
" kenapa kamu semakin ngelantur seperti itu !!"
" jangan menuduh hal yang bahkan tidak mas lakukan !" ucap Ikhsan ketus.
" kenapa kamu kasar seperti ini mas ?" tanya Mawar yang mana baru kali ini setelah satu tahun mereka menikah Ikhsan bersikap kasar seperti ini.
Air mata Mawar tiba tiba saja mengalir deras di kedua pipinya melihat sikap Ikhsan yang begitu drastis perubahannya.
" sudah lah jangan memperpanjang masalah yang sebenarnya hanya ada dalam pikiran mu saja "
" ayo makan, mas lapar " ucap Ikhsan yang kini sudah berlalu meninggalkan Mawar yang semakin tak mengerti dengan perubahan yang begitu drastis dari Ikhsan.
" dan satu lagi, jika ibu sudah memutuskan lebih baik kamu menerimanya karena ibu pasti punya alasan yang tepat kenapa mengizinkan Sesil tinggal di rumah ini " ucap Ikhsan.
" tunggu, sebenarnya siapa mawar bagi mas ?"
" apa wanita itu lebih penting untuk tetap tinggal di rumah ini dari pada Mawar ?" tanya Mawar yang hanya ingin menanyakan arti dirinya bagi Ikhsan.
" biar ibu yang jawab arti kamu di rumah ini " ucap Bu Teri yang tiba tiba saja sudah ada di antara Ikhsan dan Mawar.
✍️✍️✍️ sebenarnya apa tujuan Sesil kembali hadir di kehidupan Ikhsan ? Dan apakah perubahan sikap Ikhsan ada hubungannya dengan tawaran Sesil tadi siang ?
Pantengin terus ya ceritanya biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Jangan lupa like dan tinggalkan jejak biar R-kha lebih semangat lagi update nya
Love you moreee 😘 😘 😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!