Kemarahan

Suatu sore di rumah keluarga Anya, suasan begitu menegangkan saat Anya duduk di ruang tamu untuk menunggu kedatangan ibunya yang sedang belanja di pasar. Perasaannya saat ini sedang campur aduk dan sedikit rasa bersalah, ia tahu ibunya merupakan sosok yang sangat menyayanginya, dan kabar ia akan menikah dengan arga pasti akan mengagetkannya.

Pintu depan rumah terbuka, nampak ibu Anya memasuki rumah dengan membawa barang belanjaannya. Wajah bu sari yang saat itu ceria melihat putrinya berubah menjadi serius ketika putrinya terlihat tegang tanpa ekspresi.

Dengan nada penuh perhatian."Anya kamu kenapa? kamu tidak terlihat seperti biasanya, kamu baik baik saja?"

Anya menarik nafas berusaha untuk tenang dihadapan ibunya, ia mengumpulkan keberanian untuk memberitahu rencana pernikahannya dengan arga kepada ibunya.

"jadi begini bu, aku ada sesuatu yang ingin kubicarakan sama ibu."

Merasa ada yang tidak beres ekspresi wajah bu sari mengeras."Katakan saja nak, apa yang terjadi padamu."

Dengan nada sedikit gemetar. "Anya akan menikah dengan arga bu."

Sejenak waktu seperti terasa berhenti, seperti petir di siang bolong bu sari terkejut mendengar kata kata putrinya. "apa yang kamu katakan Anya? kamu mau menikah? Dengan Arga?"

Rasa kecewa bu sari kepada putrinya meluap, sebab ia kerap mendengar sepak terjang dari arga di dunia kriminal, ia tak menyangka bahwa putrinya jatuh cinta dengan seorang berandalan. Kabar itu benar benar mengguncang hatinya, gadis kecil yang selama ini dia lindungi dan dibesarkan jatuh cinta pada seorang berandalan."Anya apa yang kamu pikirkan nak? kamu tahu siapa arga? Dia itu berandalan nak!! Dimana kamu bertemu dengannya? bagaimana bisa kamu anak yang selama ini ibu besarkan dengan baik, penuh kasih sayang memilih hidup bersama dengan berandalan?"

Anya tersentak dengan emosi ibunya yang meluap, namun ia mengerti bahwa ibunya sangat mengkhawatirkan dirinya, oleh karena itu ia mencoba untuk menjelaskan dengan perlahan agar ibunya mau mengerti." ibu aku mengerti masa lalu arga, tapi dia sekarang sudah berubah bu... dia tidak seperti dulu lagi, kami saling mencintai bu, kami ingin hidup bersama."

Dengan ekspresi yang cukup kecewa bu sari berdiri dari kursi lalu mondar mandir, ia merasa bahwa putrinya telah melakukan kesalahan besar, dan lebih dari itu ia merasa kecewa karena tidak pernah diberitahu antara hubungan putrinya dengan arga.

"Anya!! apa kau sudah gila? apa ga ada pria lain selain arga? kenapa kamu harus memilih dia? kau bahkan tidak pernah memberitahu ibu tentang kamu telah tinggal bersama dengan dia!! sejak kapan kamu hidup seperti itu? siapa yang mengajarimu seperti itu? Apa yang telah dia lakukan sampai kamu mau hidup dengannya?"

Anya menundukkan kepalanya kebawah, matanya mulai berkaca kaca ia merasa bersalah pada ibunya karena ia tak jujur dari awal. "ibu, aku minta maaf karena tidak memberitahumu dari awal, tapi aku benar benar cinta dengan arga bu, arga benar benar sudah berubah, dia tidak seperti dulu lagi, kami bahkan saling mencintai bu, aku tahu ini mungkin sulit bagi ibu untuk menerimanya, tapi aku ingin ibu mengerti."

Bu sari menatap mata putrinya, didalam hatinya diselimuti ketakutan dan kekhawatiran tentang masa depan putrinya. Dia tidak mengerti dengan pilihan putrinya yang penuh resiko.

"Anya, aku mengerti hidup memang selalu ada resiko, namun aku tidak bisa membayangkan bagaimana dirimu bisa bahagia dengan hidup bersama pria itu, dia itu memiliki masa lalu yang sangat buruk dan dunia tempat dia hidup itu sangatlah berbahaya.

Anya bangkit dan memeluk ibunya, ia mencoba menenangkan ibunya,namun ia juga menyadari bahwa semua ini adalah hal yang sangat sulit bagi ibunya. "bu, aku tahu ibu ingin aku mendapatkan yang terbaik, namun aku saat ini sudah dewasa bu, aku bisa menentukan pilihanku sendiri, aku berharap ibu mengerti apa yang aku rasakan saat ini, aku sadar di jalan ini pasti sangat besar resikonya tapi aku yakin dengan pilihanku ini. "

Sang ibu menatap mata putrinya, disana ia melihat keteguhan hati putrinya, ia merasa bahwa putrinya sangat mencintai pria itu. meski terasa sulit ia akhirnya menyadari bahwa ia tidak bisa memaksa putrinya untuk berubah pikiran. Anya adalah putrinya dan meskipun ia tidak setuju dengan pemikiran Anya namun ia tetap tidak bisa membenci putrinya. "Anya kamu adalah darah dagingku, ibu hanya ingin kamu bahagia nak, jika memang ini adalah yang terbaik untukmu, ibu akan mencoba menerima kenyataan ini. tapi jika terjadi apa apa denganmu ibu minta kamu kembali ke rumah ini nak, karena ibu akan selalu ada untukmu."

Anya kembali meneteskan air mata, ia kemudian memeluk ibunya erat erat, ia merasakan cinta yang begitu besar dari seorang ibu yang selama ini telah membesarkannya."terima kasih ibu, sampai kapan pun aku juga tetap mencintaimu."

Sang ibu pun membalas pelukan putrinya, kini ia hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk anaknya.

________________

Keesokan Harinya Suasana di rumah Anya masih terasa begitu tegang, semalaman Anya tidak bisa tidur, kini ia duduk di dapur bersama ibunya. Meskipun percakapan kemarin sangatlah emosional, keduanya mencoba untuk berbicara lebih santai kali ini, hingga akhirnya terdengar suara ketukan pintu. Anya dan ibunya saling berpandangan, wajah Anya seketika menjadi tegang, bu sari yang penasaran pun berdiri dan bergegas membuka pintu.

Setelah pintu terbuka, kedua wanita itu terkejut, Arga dengan Kemejanya yang rapih nampak berdiri di ambang pintu. "Pagi, bu boleh saya masuk? " Dengan nada sopan.

Bu Sari mengangguk saja, seketika Perasaan Anya saat itu berubah menjadi campur aduk saat melihat kedatangan arga.

Setelah dipersilahkan masuk oleh bu sari arga melangkahkan kakinya ke dalam rumah itu, ia merasa suasan di rumah ini sangat hangat dan seperti penuh kenangan keluarga, sangat kontras dengan dunia kejahatan yang selama ini ia jalani di jalanan. Bu sari duduk di ruang tamu dengan tatapan yang masih tajam kepada arga, Arga pun juga merasakan hal itu, namun ia merasa bahwa hal inilah yang harus ia jalani demi mewujudkan cintanya kepada Anya.

Dengan Nada datar. "Jadi dia ini yang namanya arga? Yang sering disebut sebut Anya."

Arga tiba tiba merasakan beban yang cukup berat dari tatapan ibu Anya saat itu, meskipun ia sudah terbiasa berada di posisi yang sangat sulit, berhadapan dengan ibu Anya adalah hal yang berbeda, itu membuatnya gugup. "Bu sari, nama saya arga... saya mencintai putri ibu, saya datang kesini untuk meminta restu dari ibu karena kami sebentar lagi merencanakan pernikahan."

Bu sari menatap mata arga dengan cermat, ia berusaha membaca niat dari pemuda ini karena sejujurnya ia masih meragukan ketulusannya. Dengan nada tegas."Arga aku sudah banyak mendengarmu, masa lalumu sebagai anak berandalan tidak bisa diabaikan begitu saja, Anya adalah putriku, aku tidak bisa menyerahkannya padamu begitu saja tanpa tahu apakah kamu benar-benar bisa menjaganya atau membahagiakannya."

Arga mengangguk dan sepenuhnya ia memahami perasaannya bu sari, namun ia datang kesini dengan tekad yang kuat."Bu sari, saya mengerti kekhawatiran ibu, saya menyadari saya banyak melakukan kesalahan di masa lalu, saya menyadari begitu banyak dosa yang telah saya perbuat, tapi saya saat ini telah banyak berusaha untuk berubah dan Anya adalah alasan saya untuk berubah bu, saya mencintai Anya, dan saya berjanji kepada ibu bahwa saya akan benar benar menjaganya dan saya akan berusaha untuk membahagiakannya."

Ibu Anya tak sedikitpun mengendurkan matanya. "Arga, cinta saja tidak cukup, masalalu mu itu sangatlah berbahaya, aku tidak pernah membayangkan jika putriku akan hidup dengan ketakutan dimasa depan, bagaimana aku bisa tahu bahwa kamu benar benar bisa menjaganya?"

Arga berusaha meyakinkan bu sari. "bu, saya tahu saya bukan orang yang sempurna, tapi saya telah bertekad akan melindungi anya dari apapun yang bisa membahayakan dirinya, bahkan saya rela mengorbankan nyawa saya untuk melindunginya."

Anya Yang sedari tadi hanya terdiam, kini ia turut berbicaranya. "ibu, saat ini arga telah benar benar berubah, dia bukan lagi orang yang sama seperti dulu, aku harap ibu bisa menerimanya."

Bu sari menatap mata putrinya, ia merasa begitu keras kepalanya dia, namun ia juga menyadari bahwa ia juga tidak mungkin bisa untuk mengubah pikiran putrinya."jika ini sudah menjadi keputusan mu Anya, ibu akan berusaha menerimanya, tapi kamu harus ingat arga, tanggung jawabmu sangat besar, kamu harus benar-benar bisa melindungi putriku, jika saja terjadi sesuatu padanya ingatlah, aku tidak akan pernah memaafkanmu."

Arga merasa beban yang diterimanya sangat berat, ia merasa restu ini tidak diberikan dengan mudah, namun ia menghargai kepercayaan yang telah diberikan oleh ibu Anya. "terima kasih bu, aku berjanji akan menjaga anya."

Dengan Restu yang telah mereka dapatkan dari sang ibu , mereka sekarang semakin mantap menuju ke jenjang pernikahan, mereka berdua yakin pasti bisa melewati setiap tantangan yang akan mereka lalui.

Episodes
1 Pertemuan Pertama
2 Bayang Bayang Masa Lalu
3 Luka dibalik senyuman
4 Kesederhanaan Mengubah Keangkuhan
5 Hilang Tanpa Kabar
6 Kekacauan
7 Pengungkapan Masa Lalu
8 Pengakuan
9 Ujian Pertama
10 Kesialan
11 Harapan dalam keputusasaan
12 Patah Hati Yang Terungkap
13 Mencari Jalan
14 Perjuangan Masih Berlanjut
15 Keputusan Yang Tidak Mudah
16 Ancaman Kembali Datang
17 Persekutuan
18 Permintaan Yang Mengejutkan
19 Persiapan Menuju Kebahagiaan
20 Kemarahan
21 Persiapan Dan Ketegangan
22 Pernikahan Dan Malam Pertama
23 Perubahan
24 Hari Hari Menjelang Pertempuran
25 Sekutu Baru
26 Bayang Bayang Mendekat
27 Badai Besar
28 God Father
29 Bayang Bayang Dendam Masa Lalu
30 Pengkhianatan
31 Kabar Baik Atau Buruk?
32 Bahaya Kian Mendekat
33 Misteri
34 Kesedihan Mendalam
35 Mencari Dalang Yang Sesungguhnya
36 Semakin Dekat Dengan Kebenaran
37 Sisi Iblis
38 Semakin Tidak Terkendali
39 Pertarungan Sendiri
40 Cahaya Baru
41 Kembali
42 Penyesalan
43 Kesadaran
44 Perlindungan
45 Kecurigaan
46 Pengkhianatan Berujung Kematian
47 Munculnya Lorenzo
48 Kembalinya Pria Misterius
49 Rencana Busuk
50 Pelarian
51 Terungkap
52 Hal Besar
53 Mimpi Mengerikan
54 Petunjuk
55 Ancaman Terbuka
56 Jejak Samar
57 Bukti Yang Valid
58 Konfrontasi Tengah Malam
59 Pelarian
60 Perburuan
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Pertemuan Pertama
2
Bayang Bayang Masa Lalu
3
Luka dibalik senyuman
4
Kesederhanaan Mengubah Keangkuhan
5
Hilang Tanpa Kabar
6
Kekacauan
7
Pengungkapan Masa Lalu
8
Pengakuan
9
Ujian Pertama
10
Kesialan
11
Harapan dalam keputusasaan
12
Patah Hati Yang Terungkap
13
Mencari Jalan
14
Perjuangan Masih Berlanjut
15
Keputusan Yang Tidak Mudah
16
Ancaman Kembali Datang
17
Persekutuan
18
Permintaan Yang Mengejutkan
19
Persiapan Menuju Kebahagiaan
20
Kemarahan
21
Persiapan Dan Ketegangan
22
Pernikahan Dan Malam Pertama
23
Perubahan
24
Hari Hari Menjelang Pertempuran
25
Sekutu Baru
26
Bayang Bayang Mendekat
27
Badai Besar
28
God Father
29
Bayang Bayang Dendam Masa Lalu
30
Pengkhianatan
31
Kabar Baik Atau Buruk?
32
Bahaya Kian Mendekat
33
Misteri
34
Kesedihan Mendalam
35
Mencari Dalang Yang Sesungguhnya
36
Semakin Dekat Dengan Kebenaran
37
Sisi Iblis
38
Semakin Tidak Terkendali
39
Pertarungan Sendiri
40
Cahaya Baru
41
Kembali
42
Penyesalan
43
Kesadaran
44
Perlindungan
45
Kecurigaan
46
Pengkhianatan Berujung Kematian
47
Munculnya Lorenzo
48
Kembalinya Pria Misterius
49
Rencana Busuk
50
Pelarian
51
Terungkap
52
Hal Besar
53
Mimpi Mengerikan
54
Petunjuk
55
Ancaman Terbuka
56
Jejak Samar
57
Bukti Yang Valid
58
Konfrontasi Tengah Malam
59
Pelarian
60
Perburuan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!